You are on page 1of 39

PENGARUH MEDIA TANAM TERHADAP PERKECAMBAHAN Zea mays dan Vigna radita

Disusun oleh : Fathony Teguh Irawan XII IPA 4 / 12 SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Kata Pengantar Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Pengaruh media tanam terhadap perkecambahan Zea mays dan Vigna radita. Dalam penulisan karya ilmiah yang saya susun berjudul Pengaruh media tanam terhadap perkecambahan Zea mays dan Vigna radita akan membahas tentang penanaman biji jagung dan biji kacang hijau pada media tanam yang berbeda-beda antara lain campuran brikat dengan pasir, brikat dengan kompos, brikat dengan tanah lempung, dan brikat saja untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan perkecambahan disetiap media tanam yang berbeda. Semoga makalah yang telah saya susun dapat menambah wawasan serta berguna bagi penulis maupun pembaca. Makalah ini disusun tidak terlepas dari banyak pihak yang membantu menulis baik secara moril maupun materil, dan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. 2. 3. 4. 5. Bapak Hidayatullah, selaku kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Ibu Ida Fitria, selaku guru biologi dan wali kelas XII IPA 4 Bapak dan Ibu Guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Orang tua tercinta Teman-teman sekalian

Saya selaku penyusun sadar didalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dikarenakan oleh keterbatasan ilmu, waktu, dan ruang. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan.

Sidoarjo, 6 Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Hipotesis 1.4 Tujuan 1.5 Manfaat BAB II Kerangka Teori 2.1 Pengertian perkecambahan 2.2 Tahap perkembangan dan pertumbuhan perkecambahan 2.3 Ragam media tanam BAB III Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian 3.2 Metode Penelitian BAB IV Analisis Penelitian 4.1 Hasil Penelitian 4.2 Data Hasil Tes BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Setiap mahluk hidup akan mengalami perubahan dari waktu kewaktu. perubahan tersebut dibagi menjadi 2, yaitu perubahan yang bersifat kualitatif yang biasa kita sebut dengan perkembangan dan yang bersifat kuantitatif yang biasa kita sebut dengan pertumbuhan. Saat mahluk hidup itu lahir kedunia mereka terlahir dengan ukuran yang kecil yang seiring dengan berjalannya waktu akan mengalalami perubahan bentuk seperti bertambah tinggi, bertambah lebar, bertambah besar, dan bertambah berat, Pertambahan volume dan jumlah sel yang iriversible (tidak dapat kembali kebentuk semula) ini yang di namakan dengan pertumbuhan. Sedangkan proses menuju dewasa menuju mahluk hidup yang matang ini dinamakan dengan perkembangan. Perkembangan dan pertumbuhan yang di alami oleh mahluk hidup berjalan dengan bersamaan. Dalam penelitian ini penulis ingin membandingkan antara media tanam yang satu dengan yang lain untuk mengetahui kesuburan perkecambahan yang di lekatakan di media tanam yang berbeda, oleh karena itu penulis mengambil judul Pengaruh media tanam terhadap perkecambahan zea mays dan vigna radiata karena sesuai dengan tugas praktikum. 1.2 RUMUSAN MASALAH Apakah bij kacang hijau dan biji jagung dapat tumbuh dengan media tanam yang berbeda-beda ? Apakah ada pengaruh media tanam yang berbeda terhadap pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau dan biji jagung ? Bagaimana perlakuan terhadap biji jagung dan biji kacang hijau agar seluruh biji yang di tanam dapat tumbuh seluruhnya ?

1.3 HIPOTESIS Biji kacang hijau dan biji jagung dapat tumbuh dengan media tanam yang berbeda Kandungan setiap media tanam berbeda sehingga berpengaruh terhadap pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jangung Perlakuan terhadap biji sebelum di tanamkan kemedia tanam memiliki pengaruh terhadap tumbuhnya biji-bijian

1.4 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat kesuburan biji kacang hujau dan biji jagung dengan media tanam yang berbeda

2. Mengetahui media tanam yang paling cocok untuk penanaman biji jagung dan biji kacang hijau 3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan biji jagung dan biji kacang hijau 4. Membandingkan perkembangan dan pertumbuhan biji jagung dan biji kacang hijau 1.5 MANFAAT Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan tentang bercocok tanam yang baik dan benar 2. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan biji jagung dan biji kacang hijau 3. Menambah wawasan tatacara penanaman biji jagung dan biji kacang hijau 4. Menambah wawasan tentang proses perkecambahan yang bagus.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 PENGERTIAN PERKECAMBAHAN Sebelum mengenal pengertian perkecambahan mari kita bahas terlebih dahulu pengertian dari pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan Peristiwa perubahan biologi yang terjadi pada makhluk hidup yang berupa pertambahan ukuran (volume, massa, dan tinggi). Pertumbuhan bersifat Irreversibel atau tidak kembali ke asal dapat diukur serta dinyatakan secara kuantitatif. Suatu alat untuk mengukur pertumbuhan memanjang suatu tanaman, yang terdiri atas sistem kontrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala atau jarum yang dapat menggaris pada silinder pemutar adalah auksanometer. Perkembangan Proses menuju tercapainya kedewasaan atau tingkat yang lebih sempurna (kompleks). Sel-sel berdiferensiasi pada tahap ini. Peristiwa diferensiasi menghasilkan perbedaan yang tampak pada struktur dan fungsi masing-masing organ, sehingga perubahan yang terjadi pada organisme tersebut semakin kompleks.Proses ini berlangsung secara kualitatif. 2.2 TAHAP-TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PADA TUMBUHAN TAHAP AWAL PERTUMBUHAN 1. Mula-mula biji melakukan imbibisi atau penyerapan air sampai ukuran bijinya bertambah dan menjadi lunak. 2. Saat air masuk ke dalam biji, enzim-enzim mulai aktif sehingga menghasilkan berbagai reaksi kimia. 3. Kerja enzim ini antara lain, mengaktifkan metabolisme di dalam biji dengan mensintesis cadangan makanan sebagai persediaan cadangan makanan pada saat perkecambahan berlangsung. PERKECAMBAHAN Perkecambahan terjadi karena pertumbuhan radikula (calon akar) dan pertumbuhan plumula (calon batang). Faktor yang memengaruhi perkecambahan adalah air, kelembapan, oksigen, dan suhu. Perkecambahan biji ada dua macam, yaitu:

a. Tipe perkecambahan di atas tanah (Epigeal) Epigeal yaitu hipokotil yang tumbuh memanjang yang mengakibatkan kotiledon dan plumula terdorong ke permukaan tanah. Epigeal terjadi pada kacang hijau, kacang tanah, dan jarak.

b. Tipe perkecambahan di bawah tanah (hipogeal) Hypogeal yaitu terjadi pertumbuhan memanjang dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas tanah dan kotiledon tetap di dalam tanah. Hipogeal terjadi pada kacang kapri dan jagung.

PERTUMBUHAN PRIMER Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya aktivitas meristem primer.Pertumbuhan ini disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh primer yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio. Ciri-ciri jaringan meristem ini adalah mempunyai dinding sel yang tipis, bervakuola kecil atau tidak bervakuola, sitoplasma pekat dan sel-selnya belum berspesialisasi.Jaringan meristem ada dua jenis, yaitu: a. Jaringan meristem apical Jaringan ini terdapat pada ujung akar dan batang, yang berfungsi untuk mewujudkan pertumbuhan primer.

b. Jaringan meristem literal Jaringan ini dapat membentuk pertumbuhan sekunder. Contoh yang sering kita temukan adalah kambium, jaringan ini dapat menumbuhkan pertumbuhan lateral atau menambah diameter dari bagian tumbuhan.Kambium didapatkan pada tumbuhan dikotil dan Gymnospermae. Contoh yang lain adalah kambium gabus yang terdapat pada batang dan akar tumbuhan berkayu atau pada bagian tumbuhan yang kena luka.

PERTUMBUHAN SEKUNDER Pertumbuhan ini terjadi pada tumbuhan Dikotiledon dan Gymnospermae. Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder, yang meliputi: a. Kambium gabus (felogen) Pertumbuhan felogen menghasilkan jaringan gabus. Jaringan gabus berperan sebagai pelindung, yaitu menggantikan fungsi epidermis yang mati dan terkelupas, juga merupakan bagian dari jaringan sekunder yang disebut periderm.

b. Kambium fasis (vasikuler) Berperan membentuk xilem sekunder ke arah dalam dan membentuk floem sekunder ke arah luar, selain itu juga menghasilkan sel-sel hidup yang berderet-deret menurut arah jarijari dari bagian xilem ke bagian floem yang disebut jari-jari empulur. Bagian xilem lebih tebal daripada bagian floem karena kegiatan kambium ke arah dalam lebih besar daripada kegiatan ke arah luar. c. Kambium interfasis (intervasikuler) Merupakan kambium yang membentuk jari-jari empulur. Tumbuhan monokotil yang tidak mempunyai kambium, tumbuh dengan cara penebalan. Tetapi pada umumnya, pertumbuhan terjadi karena adanya peningkatan banyaknya dan ukuran sel. Pertumbuhan pada tumbuhan dikotil yang berkayu menyangkut kedua aktivitas tersebut, sel-sel baru yang kecil yang dihasilkan kambium dan meristem apikal, kemudian sel-sel ini membesar dan berdifferensiasi. (Kimball, 1992: 411)

PERTUMBUHAN TERMINAL Pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang sedang aktif tumbuh, terdapat tiga daerah pertumbuhan dan perkembangan. Ketiga daerah tersebut adalah daerah pembelahan, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi.

1. Daerah Pembelahan Daerah pembelahan merupakan daerah yang paling ujung. Pada daerah ini terutama terjadi pembentukan sel-sel baru melalui pembelahan sel. Sel-sel di daerah pembelahan memiliki inti sel yang relatif besar, berdinding tipis, dan aktif membelah diri. Daerah pembelahan disebut pula daerah merismatik. 2. Daerah Pemanjangan Daerah pemanjangan merupakan hasil pembelahan sel-sel meristem di daerah pembelahan. Sel-sel hasil pembelahan tersebut akan bertambah besar ukurannya, sehingga membentuk daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini berukuran jauh lebih besar dibandingkan sel-sel meristem. 3. Daerah Diferensiasi Daerah diferensiasi terletak di belakang daerah pemanjangan. Sel-sel di daerah ini telah berubah bentuk sesuai fungsinya. Sebagian sel mengalami diferensiasi menjadi epidermis, korteks, empulur, xilem, dan floem. Sebagian sel lagi mengalami diferensiasi menjadi jaringan parenkim (jaringan dasar), jaringan penunjang seperti kolenkim dan sklerenkim, dan sebagainya. Dengan terjadinya diferensiasi sel, maka terbentuklah berbagai jaringan tumbuhan yang menyusun organ tumbuhan. Faktor-faktor pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan 1. Faktor Internal Faktor internal adalah segala pengaruh/faktor yang berasal dari tanaman itu sendiri yaitu meliputi gen dan hormon.

a. Gen Gen merupakan dasar faktor internal yang paling tidak bisa ditawar karene setiap mahluk hidup tentu saja memiliki gen yang berbeda satu sama lain. Gen merupakan unit pewarisan sifat bagi organisme hidup. Bentuk fisiknya adalah urutan DNA menyandi protein, polipeptida atau seuntaian DNA yang memiliki fungsi bagi organisme yang memilikinya. Batasan modern gen adalah suatu lokasi tertentu pada genom yang berhubungan dengan pewarisan sifat dan dapat dihubungkan dengan fungsi sebagai regulator (pengendali), sasaran transkripsi, atau peran-peran fungsional lainnya. Tentu saja dalam DNA ini telah disandi sebagaimana rupa yang menentukan bentuk dan pewarisan sifa dari induknya. Jadi begini Sahabat Blogger kalau yang mengontrol seluruh pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ini. b. Hormon Hormon adalah pembawa pesan kimiawi antarsel atau antarkelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan memproduksi hormon. Dalam pertumbuhan ini peran hormon ini sangatlah penting. berikut adalah daftar hormon yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. berikut adalah beberapa hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman: 1. Auksin Ada beberapa janis auksin, antara lain adalah auksin A dan auksin B. Sebenarnya auksin A itu serupa dengan auksin B hanya berbeda pada kandungan airnya. Auksin A memeliki kandungan air yang lebih banyak yaitu sekitar 1 mol air leih banyak dari pada auksin B. Selain itu, ada zat yang disebut dengan heteroauksin yang kemudian di ketahui sebagai asam indol asetat (IAA). Semakin jauh dari ujung tumbuhan konsentrasi auksin ini akan semakin menyusut. 2. Giberilin Giberilin di temukan oleh Eiichi Kurosawa pada tahun 1926. Giberilin merupakan suatu zat yang diperoleh dari suatu jenis jamur yang hidup sebagai parasit pada padi di Jepang, yaitu jamur Gibberella fujikkuroi. Tanaman padi yang terserang oleh jamur tersebut mengalami pertumbuhan yang abnormal. 3. Asam traumalin Pertama kali dipelajari oleh Haberland. Pada percobaan yang dia lakukan, jaringan tanaman dilukai kemudian di cuci bersih, ternyata bekas bidang luka tidak membentuk jaringan baru. Pada jaringan luka tersebut yang dibiarkan akan terbentuk jaringa baru di dekat luka tersebut.

4. Kalin Hormon kalin dibedakan menjadi 4 macam: a. Rizokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan akar, identik dengan vitamin B. b. Kaulokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan batang. c. Filokalin yaitu hormon yang merangsang pembentukan daun. d. Antokalin yaitu hormon yang merangsang pertumbuhan pada bunga. 5. Asam absisat Asam Abscisat (ABA) adalah penghambat (inhibitor) pertumbuhan merupakanlawan dari giberelin dan auksin. Hormon ini memaksa dormansi, mencegah biji dariperkecambahan dan menyebabkan rontoknya daun, bunga dan buah. Secara alamitingginya konsentrasi asam abscisat ini dipicu oleh adanya stress oleh lingkunganmisalnya kekeringan. Hormon ini dibentuk pada daun-daun dewasa. 6. Gas Etilen Buah-buahan terutama yang sudah tua melepaskan gas yang disebut etilen. Etilendisintesis oleh tumbuhan dan menyebabkan proses pemasakan yang lebih cepat. Selainetilen yang dihasilkan oleh tumbuhan, terdapat etilen sintetik, yaitu etepon (asam 2kloroetifosfonat). Etilen sintetik ini sering di gunakan para pedagang untuk mempercepat pemasakan buah. Oleh karena itu buah yang tua sering diletakkan ditempat tertutup (diperam) agar cepat masak. Etilen merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai dalam bentuk gas. senyawaini memaksa pematangan buah, menyebabkan daun tanggal dan merangsang penuaan.Tanaman sering meningkatkan produksi etilen sebagai respon terhadap stress dansebelum mati. Konsentrasi etilen fluktuasi terhadap musim untuk mengatur kapanwaktu menumbuhkan daun dan kapan mematangkan buah.Selain memacu pematangan, etilen juga memacu perkecambahan biji, menebalkanbatang, mendorong gugurnya daun, dan menghambat pemanjangan batang kecambah.Selain itu, etilen menunda pembungaan, menurunkan dominansi apikal dan inisiasiakar, dan menghambat pemanjangan batang kecambah. 2. Faktor Eksternal Faktor eksternal merupakan sesuatu yang mempengaruhi/faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu dari lingkungan atau ekosistem. Ada beberapa faktor ekstrenal yang mempengaruhi pertumbuhand an perkembangan tumbuhan yaitu air, cahaya, kelembapan, makanan(nutrisi), suhu.

a. Makanan Makanan adalah sumber energi dan sumber materi untuk mensintesis berbagai komponen sel. Tidak hanya karbondioksida dan air saja yang dibutuhkan tumbuhan untuk bisa tumbuh dengan baik tetapi juga beberapa unsur unsur minerel. Adapun menurut jumlah yang di butuhkan oleh tubuh, unsur mineral ini dibedakan menjadi 2: Makroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalam jumlah banyak. Makroelemen ini meliputi oksigen, carbon, hidrogen, sulfur, nitrogen, fosfor, kallium, kalsium dan magnesium. Mikroelemen yaitu golongan unsur-unsur mineral yang dibutuhkan dalm jumlah sedikit. Mikroelemen ini meliputi besi, klorin, tembaga, seng, molibddenum, boron dan nikel. Mikro elemen ini betfungsi sebagai kofaktor yaitu reaksi enzimatik dalam tumbuhan.

Jika kekurangan nutrisi maka tumbuhan tersebuat akan mengalami difisiensi. Difisiensi ini menyebabkan pertumbuhan tanaman terganggu. b. Air Tanpa air, tumbuhan tidaklah dapat tumbuh. Air termasuk senyawa yang dibutuhkan tumbuhan. Air berfungsi anatara lain sebagai fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzim ezimatik, menjaga kelembapan dan membengtu perkecambahan pada biji. c. Suhu Pada umumnya, tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh. Suhu dimana tumbuhan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik dan maksimal disebut dengan suhu optimum. Suhu paling rendah yang masih memungkinkan suatu tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu minimum sedangkan suhu tertinggi yang masih memungkinkan tumbuhan untuk tumbuh disebut suhu maximum. d. Kelembaban Pengeruh kelembapan udara berbeda terhadap berbagai tumbuhan. Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik bagi pertumbuhan tumbuhan. e. Cahaya Pada umumnya, cahaya menghambat pertumbuhan meninggi tanaman karena dapat menguraikan auksin. Tetapi, cahaya juga merangsang pembungaan tumbuhan tertentu. Adapun tumbuhan yang dapat berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek ketimbang waktu gelapnya malam). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang(lamnya penyinaran matahari lebih lama ketimbang waktu gelapnya). Mengapa

hal itu dapat terjadi karena pada tumbuhan terdapat hormon fitokrom yang mengatur pengaruh cahaya ini dalam pertumbuhan dan perkembangan pembungaan tanaman. 2.3 RAGAM MEDIA TANAM Media tanam merupakan suatu komponen utama yang kita gunakan ketika melakukan cocok tanam .Media tanam yang digunakan untuk bercocok tanam haruslah media tanam yang sesuai dengan jenis tanaman yang akan di tanam,karen apabila tidak sesuai makan tanaman tersebut tumbuh tidak sehat bahkan tidak dapat tumbuh tanaman tersebut.Memilih media tanam yang tepat untuk jenis tanaman yang berbeda habitat di golongkan sulit.Hal ini di karenakan oleh kelembaban dan kecepatan angin tiap daerah yang berbeda.Media tanam harus dapat menjaga kelembaban daerah akar menyediakan udara,dan dapat menahan ketersediaan unsur hara.Berdasarkan jenisn bahannya,media tanam di bedakan menjadi 2 yaitu bahan organik dan bahan anorganik. a. Kompos
Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan

organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford, 2003). Sedangkan pengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator pengomposan.

b. Pasir Pasir adalah contoh bahan material butiran. Butiran pasir umumnya berukuran antara 0,0625 sampai 2 milimeter. Materi pembentuk pasir adalah silikon dioksida, tetapi di

beberapa pantai tropis dan subtropis umumnya dibentuk dari batu kapur. Pasir tidak dapat di tumbuhi oleh tanaman, karena rongga-rongganya yang besar-besar.

c. Brikat Brikat adalah batang atau akar tanaman pakis yang telah dicacah menjadi cacahan halus. Cacahan pakis yang baik digunakan adalah cacahan pakis matang yang sudah mengalami fermentasi. Cacahan pakis matang bersifat porous, mempunyai aerasi yang baik tetapi tetap mampu menyimpan air yang dibutuhkan tanaman dan mampu memegang tanaman dengan baik tanpa menimbulkan sifat padat yang berlebihan. Cacahan pakis merupakan komponen media tanam favorit pekebun dan hobiis saat ini.

d. Lempung Lempung (juga dikenali sebagai tanah liat) merupakan sejenis mineral bersaiz halus, berbentuk kepingan, gentian, atau hablur yang terbentuk sebagai hasil akhir proses luluhawa

mineral silikat. Saiz butirannya bersamaan atau lebih kecil daripada 1/256 mm. Lempung membentuk gumpalan keras apabila kering dan melekit apabila basah terkena air.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 OBJEK PENELITIAN Objek penelitian pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri atas 3 variabel, yaitu : 1. Variabel bebas : Faktor yang dapat di manipulasi atau diubah. Dimana yang di maksud adalah media tanam.Dalam variabel ini kami menggunakan 8 pot berdiameter 12cm dan 2 jenis media tanam yang di campur dengan perbandingan yang sama. 2. Variabel kontrol : Faktor yang di buat sama perlakuaannya dan terkendali. Faktor tersebut adalah pemberian air,waktu meneliti tumbuhan,jadwal dan prosedur penelitian serta teknik perawatan tumbuhan. 3. Variabel Terikat : hasil perlakuan dari variable bebas yaitu biji kacang hijau dan biji jagung yang di tanamkan kedalam media tanam yang berbeda 3.2 METODE PENELITIAN 3.2.1 Jenis penelitian Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini di tinjau dari segi jenisnya termasuk kedalam penelitian kontinyu yaitu penelitian dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol yang bertahap 3.2.2 Tempat & Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di rumah masing masing kelompok peneliti.pengamatan ini dilakukan secara berlanjut dan bertahap selama 10 hari. 3.2.3 Sasaran Penelitian Sasaran dari penelitian ini adalah pertumbuhan kacang hujau dan biji jagung menggunakan media tanam yang berbeda. Pengamatan dilakukan setiap hari dan memberikan air terhadap seluruh media tanam dengan sama rata.

BAB IV ANALISIS PENELITIAN 4.1 DATA HASIL PENELITIAN Hari ke Pot Bany ak 2 1 2 1 4 3 2 2 2 2 6 3 2 3 2 2 6 5 5 3 2 2 8 8 5 3 2 2 8 8 Daun Batang Panjang Lebar Warna Panjang Keliling 1,8 cm 1,4 cm 2,3 2,7 2 2,4 3,5 4,6 3 8,5 2,5 6 4,3 5,6 3,4 13,3 3,4 8,5 4,5 9,4 4,1 16,3 7 12 4,6 10,3 4,6 19,5 10 14 0,4 0,3 0,6 0,3 0,2 1 1,5 0,7 1,1 1,5 1 1,2 0,9 1,5 2 1,6 1,5 1,4 1,1 1,7 2,3 1,4 2 1,4 1,9 1,3 2,5 1,6 2,2 1,4 Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau 3 1,4 2,1 4,2 3,5 2,7 7,3 2,3 9,9 5,6 7,5 4,5 10 2,3 13,7 6,3 10 8 2,4 13,5 18,5 7,1 15 8,7 13,5 2,4 20,9 7,3 16 9 1 0,4 1,2 1,4 0,3 0,3 1,3 1 1,3 1,6 0,3 0,3 1,5 1 1,5 1,7 0,3 0,3 1,5 1 1,8 1.8 0,3 0,3 1,6 1 1,7 1,8 0,4 0,3 Keterangan Warna Hijau-Merah Putih Hijau-Merah Putih Hijau Hijau Hijau-Merah Putih Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau-Merah Putih Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau-Merah Putih Hijau Hijau Hijau Hijau Hijau-Merah Putih Hijau Hijau Hijau Hijau Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur Subur

Hari - 1

Hari - 3

Hari -5

Hari -7

Hari - 9

Hari 10

Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 Pot 6 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 Pot 6 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 Pot 6 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 Pot 6 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 Pot 6 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 5 Pot 6

Keterangan : Pot 1 : Biji Kacang hijau Media tanam Brikat Pot 2 : Biji Jagung media tanam Brikat Pot 3 : Biji Kacang hijau Media tanam Brikat + Kompos Pot 4 : Biji Jagung media tanam Brikat + Kompos Pot 5 : Biji Kacang Hijau media tanam Brikat + Lempung Pot 6 : Biji Jagung media tanam Brikat + Lempung

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Setelah peneliti melakukan uji praktek perkecambahan dengan kacang hijau dan biji jagung dapat di tarik kesimpulan bahwa : 1. Media tanam apapun dapat digunakan untuk pertumbuhan perkecambahan, karena dari hasil praktikum, semua biji dapat tumbuh dimedia tanam manapun. 2. Setiap media tanam memiliki unsur yang berbeda-beda, oleh sebab itu proses pertumbuhan perkecambahan berbeda-beda antara media tanam satu dengan media tanam yang lain. 3. Biji yang tidak mengalami imbisisi dapat tumbuh di semua media tanam karena salah satu faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air. 4. Kualtias biji dan perawatan biji sangat berpengaruh dalam pertumbuhan perkecambahan. Jadi dapat disimpulkan bahwa media tanam yang terbaik untuk pertumbuhan perkecambahan adalah brikat dicampurkan lempung karena menghasilkan jumlah daun yang lebih banyak daripada media tanam yang lain, sedangkan untuk hasil tanaman dengan batang yang tinggi menggunakan media tanam brikat yang dicampur dengan kompos. 5.2 SARAN Setelah peneliti melakukan uji praktek terhadap biji kacang hijau dan biji jagung, peneliti dapat mengambil kesimpulan, maka kami memberikan saran bahwa : 1. Pengontrolan atau variable control harus diperhatikan dengan baik dan benar serta harus dijalankan sesuai ketentuan agar mendapatkan hasil yang seimbang. 2. Peletakan tanaman harus pada tempat yang aman agar jauh dari jangkauan hewan yang dapat merusak tanaman itu. 3. Pilihlah biji dengan kualitas yang terbaik agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. 4. Letakkan tanaman pada tempat sejuk, sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan cahaya matahari terhadap tumbuhan.

LAMPIRAN Kacang hijau Hari ke Foto Penelitian Keterangan

Tanaman sudah mulai tumbuh, Nampak ke permukaan tanah.

Batang sudah terlihat, panjang batang sudah mencapai 3 cm.

Daun dan batang sudah tumbuh, panjang mencapai 7 cm.

Batang semakin panjang, sudah mulai muncul daun-daun kecil baru, namum masih sangat kecil, panjang 10 cm.

Daun sudah bertambah menjadi 5 daun tiap batang, panjang mencapai 13 cm.

10

Daun tetap pada 5 daun tiap batang, panjang 13,5 cm.

Jagung Hari ke Foto Penelitian Keterangan

Pada hari pertama, belum muncul kepermukaan.

Tanaman sudah mulai muncul kepermukaan dengan panjang hampir 1,5 cm.

Tanaman jagung terus tumbuh dengan panjang daun hampir 5 cm.

Jumlah daun per batang bertambah menjadi 3 daun dengan panjang daun 5,7 cm.

Daun terus tumbuh, hingga mencapai 9,4 cm.

10

Pada hari ke-10, panjang daun mencapai 10,3 cm.

DAFTAR PUSTAKA Priadi, Arif. 2010. BIOLOGY For Senior High School Year XII. Jakarta : Yudistira

PENGARUH INTENSITAS CAHAYA TERHADAP PERKECAMBAHAN Zea mays dan Vigna radita

Disusun oleh : Fathony Teguh Irawan XII IPA 4 / 12 SMA MUHAMMADIYAH 2 SIDOARJO TAHUN PELAJARAN 2012-2013

Kata Pengantar Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya, penyusun dapat menyelesaikan karya ilmiah dengan judul Pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan Zea mays dan Vigna radita. Dalam penulisan karya ilmiah yang saya susun berjudul Pengaruh intensitas cahaya terhadap perkecambahan Zea mays dan Vigna radita akan membahas tentang penanaman biji jagung dan biji kacang hijau pada media tanam yang berbeda-beda antara lain campuran brikat dengan pasir, brikat dengan kompos, brikat dengan tanah lempung, dan brikat saja untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan perkecambahan disetiap media tanam yang berbeda. Semoga makalah yang telah saya susun dapat menambah wawasan serta berguna bagi penulis maupun pembaca. Makalah ini disusun tidak terlepas dari banyak pihak yang membantu menulis baik secara moril maupun materil, dan penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. 2. 3. 4. 5. Bapak Hidayatullah, selaku kepala SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Ibu Ida Fitria, selaku guru biologi dan wali kelas XII IPA 4 Bapak dan Ibu Guru SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo Orang tua tercinta Teman-teman sekalian

Saya selaku penyusun sadar didalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dikarenakan oleh keterbatasan ilmu, waktu, dan ruang. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat saya harapkan.

Sidoarjo, 6 Oktober 2012

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar isi BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Hipotesis 1.4 Tujuan 1.5 Manfaat BAB II Kerangka Teori 2.1 Pengertian Tumbuhan 2.2 Pengertian Cahaya 2.3 Pengertian Fotosintesis BAB III Metode Penelitian 3.1 Objek Penelitian 3.2 Metode Penelitian BAB IV Analisis Penelitian 4.1 Hasil Penelitian 4.2 Data Hasil Tes BAB V Penutup 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Perkembangan dan pertumbuhan pada tanaman memerlukan banyak sekali faktor yang mempengaruhi, seperti suhu, Ph, Unsur hara, nutrisi, air, dan cahaya matahari. Dalam penelitian ini, penulis akan membahas lebih lanjut tentang pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman biji kacang hijau dan biji jagung. Tumbuhan memerlukan cahaya matahari untuk dapat berkembang secara optimal. Matahari berfungsi untuk membentuk proses fotosintesis. Jadi dapat dibayangkan bagaimana yang terjadi apabila tanaman tidak terkena sinar matahari, pertumbuhan pada tumbuhan akan mengalami kelambatan atau tidak maksimal. Dalam karya ilmiah ini, penulis akan membandingkan untuk mengetahui perbedaan perkembangan tanaman yang terkena sinar matahari dan yang tidak terkena sinar matahari. 1.2 RUMUSAN MASALAH Apakah tanaman yang di letakan di tempat yang terkena sinar matahari memiliki kesuburan yang sama dengan tanaman yang tidak terkena cahaya matahari ? Bagaimana hasil dari tanaman yang terkena sinar matahari dan tanaman yang tidak terkena sinar matahari ? Apakah kesuburan tanaman dengan sinar mata hari lebih subur di bandingkan dengan tanaman yang tidak terkena sinar matahari ?

1.3 HIPOTESIS Biji kacang hijau dan jagung dapat tumbuh ditempat terang maupun tempat gelap, namun memiliki tingkat kesuburan yang berbeda. Tanaman yang tidak terkena sinar matahari akan tumbuh lebih lambat dibandingkan dengan tanaman yang terkena sinar matahari. Hasil tanaman yang tidak terkena sinar matahari berwarna tidak segar dibandingkan dengan tanaman yang terkena sinar matahari. Tanaman yang terkena sinar matahari fotosintesisnya dibantu dengan cahaya matahari, sehingga tanaman yang terkena cahaya matahari akan lebih sehat.

1.4 TUJUAN Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui tingkat kesuburan pada biji kacang hijau dan biji jagung dengan intensitas cahaya matahari yang berbeda.

2. Mengetahui intensitas cahaya yang paling cocok untuk penanaman biji kacang hijau dan biji jagung. 3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung. 4. Membandingkan pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung yang terkena cahaya matahari dan yang tidak terkena cahaya matahari. 1.5 MANFAAT Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Menambah wawasan tentang bercocok tanam yang benar. 2. Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan biji kacang hijau dan biji jagung. 3. Menambah wawasan tentang proses pertumbuhan perkecambahan. 4. Menambah wawasan tentang tatacara penanaman biji kacang hijau dan biji jagung yang baik dan benar.

BAB II KAJIAN TEORI 2.1 PENGERTIAN TUMBUHAN Dalam biologi, tumbuhan merujuk pada organisme yang termasuk ke dalam Regnum Plantae. Di dalamnya masuk semua organisme yang sangat biasa dikenal orang seperti pepohonan, semak, terna, rerumputan, paku-pakuan, lumut, serta sejumlah alga hijau. Tercatat sekitar 350.000 spesies organisme termasuk di dalamnya, tidak termasuk alga hijau. Dari jumlah itu, 258.650 jenis merupakan tumbuhan berbunga dan 18.000 jenis tumbuhan lumut. Hampir semua anggota tumbuhan bersifat autotrof, dan mendapatkan energi langsung dari cahaya matahari melalui proses fotosintesis. Karena warna hijau amat dominan pada anggota kerajaan ini, nama lain yang dipakai adalah Viridiplantae ("tetumbuhan hijau"). Nama lainnya adalah Metaphyta. Jika dihubungkan dengan fotosintesis, tanaman dibedakan menjadi 3, yaiu tanaman C3, C4 dan tanaman CAM. Perbedaan yang mendasar antara tanaman tipe C3, C4, dan CAM adalah pada reaksi yang terjadi di dalamnya. Pada tanaman yang bertipe C3 produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam 3-fosfogliserat atau PGA. Terdiri atas sekumpulan reaksi kimia yang berlangsung di dalam stroma kloroplas yang tidak membutuhkan energi dari cahaya mataharai secara langsung. Sumber energi yang diperlukan berasal dari fase terang fotosintesis. Sekumpulan reaksi tersebut terjadi secara simultan dan berkelanjutan. Memerlukan energi sebanyak 3 ATP. PGAL yang dihasilkan dapat digunakan dalam peristiwa yaitu sebagai bahan membangun sel, untuk pemeliharaan sel dan disimpan dalam bentuk. Berdasarkan proses reaksi yang terjadi pada tanaman C3, telah diketahui bahwa tanaman C3 dapat tumbuh baik dibawah naungan tau ditempat yang intensitas mataharinya rendah. Pada tanaman tipe C4 yang menjadi cirinya adalah produk awal reduksi CO2 (fiksasi CO2) adalah asam oksaloasetat, malat, dan aspartat ( hasilnya berupa asam-asam yang berkarbon C4). Reaksinya berlangsung di mesofil daun, yang terlebih dahulu bereaksi dengan H2O membentuk HCO3 dengan bantuan enzim karbonik anhidrase. Memiliki sel seludang di samping mesofil. Tiap molekul CO2 yang difiksasi memerlukan 2 ATP. Tanaman c4 juga mengalami siklus calvin seperti peda tanaman C3 dengan bantuan enzim Rubisko. Sedangkan pada tanaman tipe CAM yang menjadi ciri mendasarnya adalah memiliki daun yang cukup tebal sehingga laju transpirasinya rendah. Stomatanya membuka pada malam hari. Pati diuraikan melalui proses glikolisis dan membentuk PEP. CO2 yang masuk setelah bereaksi dengan air seperti pada tanaman C4 difiksasi oleh PEP dan diubah menjadi malat. Pada siang hari malat berdifusi secara pasif keluar dari vakuola dan mengalami dekarboksilasi. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C3 pada siang hari yaitu daur Calvin. Melakukan proses yang sama dengan tanaman C4 pada malam hari yaitu daur Hatch dan Slack.

2.2 PENGERTIAN CAHAYA Matahari merupakan sumber energi terbesar yang ada di alam semesta ini. Energi matahari dipancarkan kesegala arah namun hanya sebagian kecil pancaran Matahari yang diambil oleh bumi. Energi matahari yang dipancarkan kebumi merupakan energi radiasi. Disebut radiasi karena aliran energi matahari menuju ke bumi tidak membutuhkan medium untuk mentransmisikannya. Energi matahari yang jatuh ke permukaan bumi berbentuk gelombang elektromagentik yang menjalar dengan kecepatan cahaya. Panjang gelombang radiasi matahari sangat pendek dan biasanya dinyatakan dalam mikron. Cahaya diperlukan untuk proses fotosintesis. Cahaya secara langsung berpengaruh terhadap perkembangan setiap tanaman. Pengaruh itu dapat diamati langsung dengan cara membandingkan tanaman yang tumbuh di area gelap dan terang. Pada keadaan gelap, pertumbuhan tanaman mengalami etiolasi yang ditandai oleh pertumbuhan yang abnormal (lebih panjang), pucat, daun tidak berkembang, dan batang tidak kokoh. Sebaliknya, dalam keadaan terang tanaman akan lebih pendek, batang kokoh, daun berkembang sempurna, dan berwarna hijau. Dalam fotosintesis, cahaya berpengaruh langsung terhadap ketersediaan makanan. Tumbuhan yang tidak terkena cahaya tidak dapat membentuk klorofil, akibatnya daun menjadi pucat. Panjang penyinaran mempunyai pengaruh yang spesifik terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.Panjang periode cahaya harian disebut fotoperiode, sedangkan reaksi tumbuhan terhadap fotoperiode yang berbeda panjangnya disebut fotoperiodisme. 2.3 PENGERTIAN FOTOSINTESIS Dalam hubungan antara cahaya matahari dengan tanaman, selalu terdapat keterkaitan antara sinar matahari dan proses fotosintesis. Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan sinar matahari dan enzim-enzim. Fotosintesis adalah fungsi utama dari daun tumbuhan. Proses fotoseintesis ialah proses dimana tumbuhan menyerap karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makanannya. Tumbuhan menyerap cahaya karena mempunyai pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan. Klorofil terdapat dalam organel yang disebutkloroplast. klorofil menyerap cahaya yang akan digunakan dalam fotosintesis. Di dalamdaun terdapat lapisan sel yang disebut mesofil yang mengandung setengah juta kloroplassetiap milimeter perseginya. Cahaya akan melewati lapisan epidermis tanpa warna dan yang transparan, menuju mesofil, tempat terjadinya sebagian besar proses fotosintesis. 6H2O + 6CO2 + cahaya C6H12O6 (glukosa) + 6O

Glukosa dapat digunakan untuk membentuk senyawa organik lain seperti selulosa dan dapat pula digunakan sebagai bahan bakar. Proses ini berlangsung melalui respirasi seluler yang terjadi baik pada hewan maupun tumbuhan. Secara umum reaksi yang terjadi pada respirasi seluler adalah kebalikan dengan persamaan di atas. Pada respirasi, gula (glukosa) dan senyawa lain akan bereaksi dengan oksigen untuk menghasilkan karbondioksida, air, dan energi kimia.

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 OBJEK PENELITIAN Objek penelitian pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan terdiri atas 3 variabel, yaitu : 1. Variabel Bebas : Faktor yang dapat di manipulasi atau diubah. Dimana yang di maksud adalah intensitas cahaya. Dalam variabel ini kami meletakan tanaman di tempat berbeda yaitu tempat yang terkena sinar matahari dan tempat yang gelap. 2. Variabel Kontrol : Faktor yang di buat sama perlakuaannya dan terkendali. Faktor tersebut adalah pemberian air, waktu meneliti tumbuhan, jadwal dan prosedur penelitian serta teknik perawatan tumbuhan. 3. Variabel Terikat : Hasil perlakuan dari variable bebas yaitu biji kacang hijau dan biji jagung yang di letakan di tempat yang memiliki intensitas cahaya yang berbeda. 3.2 METODE PENELITIAN 3.2.1 Jenis penelitian Metode yang kami gunakan dalam penelitian ini di tinjau dari segi jenisnya termasuk kedalam penelitian kontinyu yaitu penelitian dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol yang bertahap 3.2.2 Tempat & Waktu Penelitian Tempat penelitian adalah di rumah Hilwa Arif Mahfud. Pengamatan ini dilakukan secara berlanjut dan bertahap selama 10 hari. 3.2.3 Sasaran Penelitian Sasaran dari penelitian ini adalah pertumbuhan kacang hujau dan biji jagung menggunakan intensitas cahaya yang berbeda. Pengamatan dilakukan setiap hari dan memberikan air terhadap seluruh media tanam dengan sama rata.

BAB IV ANALISIS PENELITIAN 4.1 DATA HASIL PENELITIAN Hari ke Pot Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Pot 1 Pot 2 Pot 3 Pot 4 Daun Banyak Panjang Lebar 2 2,1 0,8 2 2 0,8 2 3,4 1,9 2 2,6 1 2 5,8 1,3 2 8,3 1,3 2 5,1 2,2 2 3,1 1,2 2 15,2 2 2 22,2 1,9 2 7,8 4 2 6.9 2,5 2 18,7 3,2 2 23,3 2,7 2 24 5 2 7,4 3 2 7,2 3,7 2 24,5 3,1 Batang Warna Panjang Keliling Warna 0,8 putih 1,4 putih 1,5 putih 1,3 putih Hijau 2,8 0,7 Kemerahan kuning 7,2 1,2 putih 8,2 1,3 Putih hijau 3,6 1,4 hijau Hijau 10,1 0,9 Hijau kuning 23,8 1,3 Kuning Hijau 4,5 1,5 Hijau Kuning 11,2 1,6 Kuning Hijau 14,5 1,4 Hijau kuning 28,5 1,5 Kuning Hijau 7,7 1,6 Hijau Kuning 11,7 1,8 Kuning Hijau 19,8 1,5 Hijau kuning 32,7 1,6 Kuning Hijau 12.3 1,8 Hijau Kuning 16,7 1,8 Kuning Hijau 21,5 1,6 Hijau kuning 13,4 1,7 Kuning Hijau 17,1 1,7 Hijau Kuning 33,5 1,8 Kuning Keterangan Subur Pucat Subur Pucat Subur Pucat Subur Pucat Subur Pucat Subur Pucat Subur Pucat Subur Pucat Subur Rusak Subur Rusak

Hari - 1

Hari - 3

Hari - 5

Hari - 7

Hari - 9

Hari 10

Keterangan : Pot 1 : Kacang hijau terang Pot 2 : Kacang Hijau gelap Pot 3 : Jagung terang Pot 4 : Jagung gelap

BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Setelah peneliti melakukan uji praktek perkecambahan dengan kacang hijau dan biji jagung dapat di tarik kesimpulan bahwa : 1. Tanpa adanya cahayapun, tanaman tetap tumbuh. Karena berdasarkan hasil praktek seluruh biji kacang hijau dan biji jagung tumbuh dengan intensitas cahaya yang berbeda-beda. 2. Tumbuhan yang terkena sinar matahari akan tumbuh dengan baik dan warna yang hijau sedangkan tumbuhan yang di letakkan di tempat gelap berwarna kusam sehingga perbedaan cahaya matahari menyebabkan perbedaan pada tumbuhnya tanaman tersebut. 3. Biji yang tidak mengalami imbisisi dapat tumbuh di semua media tanam karena salah satu faktor yang mempengaruhi perkecambahan adalah air dan sina matahari. 4. Kualitas biji yang di letakan di tempat terang memiliki hasil yang bagus. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tempat yang terbaik untuk pertumbuhan perkecambahan merupakan tempat yang terkena sinar matahari. 5.2 SARAN Setelah peneliti melakukan uji praktek terhadap biji kacang hijau dan biji jagung, peneliti dapat mengambil kesimpulan, maka kami memberikan saran bahwa : 1. Pengontrolan atau variable control harus diperhatikan dengan baik dan benar serta harus dijalankan sesuai ketentuan agar mendapatkan hasil yang seimbang. 2. Peletakan tanaman harus pada tempat yang aman agar jauh dari jangkauan hewan yang dapat merusak tanaman itu. 3. Pilihlah biji dengan kualitas yang terbaik agar tanaman dapat tumbuh dengan normal. 4. Letakkan tanaman pada tempat sejuk, sebisa mungkin hindari kontak langsung dengan cahaya matahari terhadap tumbuhan.

LAMPIRAN Kacang Hijau Gelap Terang Keteranagan

Padahari pertama pada tanaman gelap sudah sedikit tumbuh dan tanaman terang belum tumbuh

Pada hari ketiga tanaman jagung yang di letakan di tempat gelap tumbuh lebih tinggi di bandingkan yang di letakan di tempat terang

Pada hari ke lima tumbuhan yang di letakan di tempat gelap jauh lebih tinggi,dan waranya terlihat pucat.

Pada hari ke tujuh tanaman jagung gelap tingginya mencapai lebih dari 15 cm dan daun yang di miliki lebih kecil dan berwarna pucat di bandingkan yang terang

Pada hari ke sembilan tanaman yang di letakan di tempat terang terlihat subur di bandingakn tanaman yg di letakan di tempat gelap

Pada hari kesepuluh tanaman yang di letakan di tempat gelap rusak,dan tanaman yang diletakan di tempat terang subur

Jagung Gelap Terang Keterangan

Pada hari ke tiga tanaman jagung gelap tumbuh lebih tinggi di bandingkan tanaman yang di letakan di tempat terang

Pada hari ke lima tanaman yang di letakan di tempat terang terlihat hijau dan subur,sedangkan yang di tempat gelap terlihat pucat

Pada hari ke tujuh tanaman jagung yang gelap tumbuh tinggi dan daunnya berwana hijau pucat,dan tanaman yang di letakan di tempat terang berwarna hijau

Pada hari ke sembilan tanaman yang di letakan di tempat terang semakin tinggi melebihi 20 cm.dan warnanya pucat

Pada hari terkahir yaitu kesepuluh tumbuhan yang di letakan di tempat gelap sudah rusak,sedangkan yang di tempat terang masih subur dan hijau

DAFTAR PUSTAKA Priadi, Arif. 2010. BIOLOGY For Senior High School Year XII. Jakarta : Yudistira Ipul. Perbedaan Tanaman Jenis C3, C4 dan CAM. http://ipulbiologi.blogspot.com/2011/02/perbedaan-tanaman-jenis-c3-c4-dan-cam.html (diakses tanggal 6 Oktober 2012).

You might also like