You are on page 1of 20

Contoh Laporan PKP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua orang dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari berbagai sumber dan tempat didunia. Dengan demikian setiap orang perlu memiliki kemampuan m,emperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan penuh persaingan. Kemampuan ini membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif dan kemampuan bekerjasama yang efektif. Cara berpikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar Matematika karena matematika memilikiu struktur dan keterkaitan yang kuat dan jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan kita terampil berpikir rasional. Kehidupan sehari-hari tidak pernah lepas dari Matematika, hal ini dikarenakan kegiatan yang dilakukan sehari-hari memerlukan perhitungan yang matang dan rasional. Dengan adanya pembelajaran Matematika, siswa diharapkan mampu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mermpelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Untuk mengetahui tercapai tiudaknya tujuan pembelajaran yang diharapkan maka dilakukan penilaian terhadap proses hasil belajar siswa. Hasil penilaian harus dapat menggambarkan apakah pembelajaran yang dilakukan guru telah menunjukan keberhasilan permbelajaran atau belum. Dalam buku petunjuk Pelaksanaan Penilaian di Sekolah Dasar dikatakan bahwa, pembelajaran berhasil apabila 85 % dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 75 % ( Dekdikbud, 1995 ) . Berdasarkan dari hasil pengamatan terhadap proses terhadap proses belajar mengajar Mata Pelajaran Matematika siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim 53 % dapat mencapai tingkat penguasan materi. Hal ini dikarenakan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari dan siswa tidak memperhatikan penjelasan guru. Untuk meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran , maka peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas ( PTK )

.Kegiatan PTK ini dilaksanakan dalam 2 siklus . Setiap siklus masing-masing terdiri dari empat tahap , yaitu : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. B. Rumusan Masalah Apakah Metode Demontrasi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan ? C. Tujuan Perbaikan Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan melalui metode Demontrasi. D. Manfaat Perbaikan Penelitian ini diharapkan dapat bermanfat bagi : 1. Guru 2. Siswa : Dapat memperbaiki dan mengetahui kelemahan dalam menyampaikan materi pelajaran. : - Dapat terlibat aktif dalam pembelajaran - Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan metode Demontrasi. - Dapat menumbuhkan bakat minat dalam pembelajaran Matematika 3. Sekolah : Dapat mencerdaskan dan menambah wawasan anak didik sesuai dengan visi, yaitu terwujudnya akhlaq, prestasi, berwawasan global yang dilandasi nilai-nilai budaya luhur sesuai dengan ajaran agama.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KTSP Matematika

Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut : Memahami konsep matematika , menjelaskan ket Memahami konsep matematika , menjelaskan ketkaitan agar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat , efisien dan tepat, dalam pemecahan masalah. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat , melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah , merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Mengomunikasikan gagasan dengan simbol , tabel diagram atau media lain untuk memperjelas keadaan masalah. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan yaitu memiliki rasa ingin tahu , perhatian dan minat dalam mempelajari matermatika , serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah Pokok bahasan materi pembelajaran matematika yang dijadikan perbaikan pembelajaran yaitu : luas bangun datar trapezium dan laying-layang dengan sub pokok bahasan luas trapesium. B. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Metode berasal dari bahasa yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan . Fuingsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Menurut Eva Syarifah Nurhayati ( 2008 ) metode adalah alat yang dipergunakan untuk mencapai tujuan , maka diperlukan pengetahuan tentang tujuan itu sendiri.

Dalam UU No. 20/2003. Bab I pasal ayat 10 pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Menurut Akhmad Sudrajat metode pembelajaran adalah sebagai cara yang digunakan untuk mengiplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , peneliti menyimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah cara atau alat untuk mempermudah pembelajaran yang telah dilakukan dan disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. C. Metode Demontrasi Metode Demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan. Demontrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator ( orang luar yang sengaja diminta ) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses. Metode Demontrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukan kepada siswa tentang suatu proses , situasi atau benda tertentu,. Baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Menurut Syaifudin Bahri Djamarah , metode demontrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan suatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. Menurut Muhibbin Syah, 2000 metode demontrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan urutan melakukan suatu kegiatan baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas berdasarkan para ahli maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa metode demontrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan jalan mendemontrasikan terlebih dahulu kepada siswa. Dalam penerapan metode demontrasi, memiliki langkah-langkah dalam menggunakan metode demontrasi yaitu : 1. Tahap Persiapan. Hal yang harus dipersiapkan yaitu : Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh siswa setelah proses demontrasi

terakhir, yang meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan , sikap atau keterampilan tertentu. 2. Tahap Pelaksanaan 2.1 Langkah pembukaan Hal yang perlu diperhatikan , antara lain mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat memperhatikan dengan jelas apa yang didemontrasikan. 2.2 Langkah pelaksanan demontrasi sebagai berikut : - Memulai demontrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa untuk berpikir. - Ciptakan suasana yang menyenangkan dan hindari suasana yang menegangkan - Yakin bahwa semua siswa mengikuti jalanya demontrasi dengan memperhatikan reaksi dari semua siswa. - Memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demontrasi itu. 2.3 Langkah Mengakhiri Demontrasi Apabila proses demontrasi selesai dilakukan proses pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas terterntu yanga ada kaitanya dengan pelaksanan demontrasi dan proses pencapaian tujuan pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk meyakinkan apakah siswa memahami proses demontrasi itu atau tidak. Keuntungan Metode Demontrasi sebagai berikut : - Perhatian anak didik dapat dipusatkan , dan titik berat yang dianggap penting oleh guru dapat diamati. - Dapat mengurangi kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkan keterangan guru karena siswa memperoleh persepsi yang jelas dari pengamatanya. - Bila siswa turut aktif melakukan demontrasi , maka siswa akan memperoleh pangalaman praktek untuk mengembangkan kecakapan dan keterampilan . - Bisa membantubsiswa ingat lebih lama tentang materi yang disampaikan .

- Dapat merangsang siswa untuk lebih efektif dalam mengikuti proses belajar. Adapun kelemahan-kelemahan dalam melakukan metode demontrasi sebagai beriklut : - Memerlukan waktu yang cukup lama. - Apabvila terjadi kekurangan media , metode demontrasi menjadi kurang efisien - Memerlukan biaya yang cukup mahal , terutama untuk membeli bahanbahanya. - Memerlukan tenagha yang tidak sedikit. - Apabila siswa tidak aktif maka metode demontrasi menjadi tidak efektif.

Prinsip-prinsip Pelaksanaan Metode Demontrasi sebagai berikut : 1. Keterangan-keterangan dapat didengar dengan jelas oleh siswa 2. Posisi demonstrator sedemikian sehingga seluruh siswa dapat mengamati secara jelas. 3. Alat-alat yang akan digunakan ditempatkan pada posisi yang tepat sehingga memudahkan demonstrator sat akan menggunakanya. 4. Disarankan kepada siswa untuk membuat catatan seperlunya. Manfaat Psikologis dari metode Demontrasi adalah : Perhatian siswa dapat dipusatkan Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari Pengalaman dan kesan sebagai hasil permbelajaran lebih melekat dalam diri siswa ( Daradjat,1985 ) D. Hasil Belajar Hasil belajar ialah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan Mudjiono, hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru . Dari sisi siswa ,hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar.

Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar adalah bila seorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut , misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Pendapat dari Horward Kingsley ini menunjukan hasil perubahan dari semua proses belajar. Hasil belajar ini akan melekat terus pada diri siswa karena sudah menjadi bagian dari kehidupan siswa tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli diatas , maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang untuk membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik. Faktor faktor yang mempengaruh hasil belajar yaitu : Faktor Internal Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun factor yang mempengaruhi kegiatan tersebut adalah factor psikologis,antara lain yaitu motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya. Faktor Eksternal ( dari luar individu yang belajar ) Hal ini akan berkaitan dengan faktor dari luar siswa , factor yang mempengaruhi adalah mendapatkan pengetahuan , penanaman dan keterampilan.

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim,penelitian ini dilkukan mulai tanggal 5 Oktober 2010 sampai 9 Oktober 2010 .Adapun mata pelajaran yang akan diteliti adalah mata pelajaran Matematika Kelas V SDN Kasai.Jumlah siswa yang akan diteliti terdiri dari 10 laki-laki dan 7 perempuan .Siswa dikelas V sudah dikelompokan secara heterogen, dengan kemampuan yang berbeda-beda berdasarkan tes awal. B. Deskripsi Persiklus Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Siklus 1 a. Perencanaan Pada tahap ini peneliti menyiapkan Rencana Perbaikan Pembelajaran ( RPP 1 ) Lembar Observasi Lembar Penilaian ( APKG 1 dan APKG 11 ) Alat peraga berupa kotak yang berbentuk kubus Lembar pengamatan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan rencana perbaikan pembelajaran I. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan :

b. Pelaksanaan

Kegiatan awal : - Persiapan - Apersepsi - Memotivasi siswa Pada kegiatan inti : - Peneliti menyampaikan materi pembelajaran - Peneliti menunjukan alat peraga berupa model trapezium - Peneliti meminta siswa berdiskusi dengan teman sebangkunya - Peneliti meminta siswa menghitung luas trapezium pada contoh - Peneliti mengadakan Tanya jawab Pada kegiatan akhir : - Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran - Siswa diberikan latihan / evaluasi akhir - Siwa diberi tindak lanjut berupa PR c. Pengamatan Tahap ini bertujuan untuk mengetahui kelemahan, kekurangan ,dan kelebihan pada siklus pertama .Kegiatan ini berguna untuk memperbaiki pelajaran pada siklus berikutnya.Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu Harisna,A.Ma.Pd d. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan siklus I , serta temuan-temuan lainya , maka peneliti merumuskan tindak lanjut yang akan dilakukan pada siklus berikutnya.

Siklus II a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti menyiapkan - Membuat rencana perbaikan pembelajaran dua dengan kompetensi dasar mengidentifikasi berbagai bangun datar sederhana menurut sifat atau unsurnya - Menyiapkan lembar observasi - Menyiapkan penilaian ( APKG I dan APKG II ) - Lembar pengamatan - Alat peraga berupa kotakyang berbentuk balok dan kubus A. Pelaksanaan Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dua pada siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010 .Pada tahap ini peneliti melaksanakan perbaikan pembelajaran sesuai dengan perbaikan dua kegiatan pembelajaran dimulai dengan. Kegiatan awal : - Persiapan - Apersepsi - Memotivasi siswa Pada kegiatan intinya yaitu : - Peneliti menyiapkan materi pembelajaran - Peneliti meminta siswa membuat gambar trapezium - Peneliti meminta siswa menuliskan rumus untuk menghitung luas trapezium - Peneliti membimbing siswa menghitung luas trapezium - Peneliti mengadakan Tanya jawab

Pada kegiatan akhir : - Siswa dibimbing peneliti untuk menyimpulkan pelajaran - Siswa diberikan latihan evaluasi akhir - Siswa diberi tindak lanjut berupa PR B. Pengamatan

Tahap ini bertujuan untuk memperbaiki kelemahan, kekurangan dan kelebihan pada siklus pertama. Pengamatan ini dilakukan oleh teman sejawat yaitu Harisna,A.Ma.Pd seorang guru kelas VI SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan Kabupaten Muara Enim. C. Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan ( Observasi ) dan siklus I ternyata pada siklus kedua diperoleh temuan bahwa dengan melakukan diskusi dan persentasi, siswa dengan mudah memahami materi pembelajaran dan dapat menarik minat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi per siklus Pada bagian ini memuat deskripsi data dan pengolahan data yang diperoleh berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas belajar siswa dan hasil evaluasi yang dilakukan dalam proses pembelajaran Matematika di Kelas VI SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan,dengan jumlah siswa 17 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 7 orang siswa perempuan. 4.1 Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO )

Hasil evaluasi sebelum tindakan pada materi mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang ( kubus dan balok ) seperti tertera pada table 1 dibawah ini. Tabel 1 Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO ) Skor 85 100 75 84 65 74 55 64 0 54 Frekuensi 1 4 4 6 2 Prosentase 5,89 % 23,53 % 23,53 % 35,29 % 11,76 %

Diagram 1 Hasil evaluasi sebelum tindakan ( SO )

Jika dilihat dari table diatas hasil evaluasi sebelum tindakan perbaikan prosentase siswa yang mencapai nilai 7,5 hanya 5 orang yang tuntas baru mencapai 29,41 % 4.2 Siklus I 4.2.1 Data tentang rencana Siklus I Siklus I dilaksanakan dari tanggal 5 Oktober sampai 7 Oktober 2010 .Siklus ini dilaksanakan dalam waktu 2 x 35 menit dan satu jam untuk evaluasi akhir. Adapun m,ateri yang diajarkan mengenal sifat-sifat bangun ruang .Pada pelaksanaan perbaikan siklus I, kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam, menanyakan kehadiran siswa, pada apersepsi guru memberikan pertanyan yang berhubungan dengan pemahaman siswa dengan pembelajaran matematika untuk mengenal sifat-sifat bangun datar memberikan motivasi dengan menuliskan materi dipapan tulis, menyampaikan tujuan pembelajaran , memperlihatkan media/alat peraga berupa bangun trapesium, serta menjelaskan langkahlangkah pembelajaran. Pada kegiatan inti ,siswa mendengarkan penjelasan guru siswa, memperhatikan guru dalam menggunakan alat peraga/media untuk memperkenalkan kepada siswa sifat-sifat bangun datar ( trapesium ). Dilanjutkan dengan, siswa diminta untuk berdiskusi sesame dengan teman sebangkunya untuk memperkenalkan dan menyebutkan rumus luas trapezium, siswa diminta maju kedepan, untuk menunjukan cara menggunakan rumus luas trapezium. Setelah itu ,siswa mengadakan Tanya jawab .Pada kegiatan akhir siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran ,siswa menyelesaikan evaluasi yang diberikan oleh guru ,dan guru memberikan tindak lanjut berupa PR. 4.2.1 Pengamatan Pemberian evaluasi dilakukan pada akhir pembelajaran ,jumlah soal sebanyak 2 soal; yang berbentuk essay .Berikut ini table distribusi frekuensi/evaluasi siklus I

Tabel 2

Distribusi frekuensi Hasil evaluasi akhir siklus I ( SI ) Skor 85 100 75 84 65 74 55 64 0 54 Frekuensi 2 7 5 2 1 Prosentase 11,76 % 41,18 % 29,41 % 11,76 % 5,88 %

Diagram 2 Distribusi Frekuensi Hasil evaluasi akhir siklus I

Dari hasil evaluasi matematika yang didapatkan siswa di siklus I pada table diatas, prosentase siswa yang mencapai nilai 75 baru mencapai 52,94 % .Didapat nilai dari evaluasi matematika di siklus I ( SI ) hanya 9 orang siswa .Hal ini terjadi karena siswa kurang memahami dan mengerti konsep matematika dalam menyebutkan dan menggunakan rumus luas trapesium . 4.2.2 Refleksi Dari hasil evaluasi akhir siklus I dapat disimpulkan bahwa tidak tercapainya ketuntasan belajar secara klasikal disebabkan oleh beberapa hambatan ,berikut ini : 1. Sebagian siswa kurang semangat dalam pelajaran matematika dikarenakan siswa belum paham dan mengerti materi yang telah dijelaskan 2. Siswa merasa bosan dikarenakan media/alat peraga yang dipakai tidak menarik. 3. Pengalokasian waktunya kurang tepat. 4. Sebagian siswa banyak mengobrol dan bermain ketika salah satu temanya maju kedepan kelas untuk mendemontrasikan cara menemukan rumus luas trapezium.

5. Pada proses pembelajaran sebagian siswa kurang aktif dan masih malu-malu ketika mendemontrasikan cara menghitung luas trapezium dengan menggunakan rumus. 6. Masih terlihat siswa belum berani bertanya secara langsung kepada guru khususnya siswa yang kemampuanya kurang .Siswa yang bertanya kebanyakan hanya siswa yang selama ini kemampuanya diatas rata-rata sedangkan siswa yang kurang kemampuanya ,hanya bertanya kepada teman-temanya. 7. Dari hasil belajar siswa hanya 9 orang siswa saja yang dapat manjawab semua soal dengan benar sedangkan jawaban siswa lainya masih kurang tepat. Hal ini dikarenakan siswa tidak memahami materi yang diajarkan.

4.2.3

Perencanaan tindak lanjut Dari hambatan-hambatan yang terjadi pada siklus I maka pada siklus II peneliti akan

melakukan perbaikan-perbaikan , yaitu memberikan motivasi kepada siswa yang kurang bersemangat dan kurang berusaha secara maksimaluntuk terus balajar matematika, memberikan nasehat untuk tidak rendah diri dan harus percaya diri , yakin akan kemampuan diri sendiri pada dasarnya manusia mempunyai kemampuan asalkan kita mau berusaha sekuat tenaga , memberikan dan melihatkan media/alat peraga semenarik mungkian agar dalam proses pembelajaran siswa tidak merasa bosan , pada waktu akhir penjelasan, peneliti seharusnya menanyakan kembali kepada siswa apakah ada yang belum mengerti dari penjelasan tadi ,serta diadakan Tanya jawab sehingga peneliti tahu siapa saja siswa yang belum paham atas materi pembelajaran matematika yang telah dijelaskan, mengalokasikan waktu dengan tepat, sehingga siswa yang melaporkan hasil diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam diskusi, peneliti terlalu banyak didepan kelas ,disiklus II ini guru harus banyak berkeliling mendekati meja siswa, yang suka bermain dan mengobrol khususnya siswa yang kemampuanya kurang agar siswa tersebut lebih terfokuskan danm tidak mengganggu berjalanya proses pembelajaran dan teman yang lain untuk belajar, pada sat proses pembelajaran siklus I guru kurang maksimal dalam memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang kemampuanya , untuk melihat sekaligus memberikan bimbingan secara maksimal kepada siswa sehingga siswa lebih berani untuk memberikan pertanyaan , peneliti akan berusaha untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dengan memberikan penjelasan materi-materi yang lebih mudah dipahami siswa, serta memberikan contoh-contoh yang lebih banyak lagi kepada siswa yang kurang serius pada sat proses

pembelajaran berlangsung maupun untuk belajar dirumah, diberi nasihat untuk terus belajar selagi ada kesempatan untuk bertanya kepada guru atau teman yang lebih pandai. Hambatan-hambatan diatas merupakan hasil dari pengamatan yaitu peneliti ( guru ) dan dibantu oleh teman ( obsever ) yaitu Harisna,A.Ma.Pd ,pada setiap pertemuan ( tatap muka ) pada siklus I , didakan pengamatan dengan teliti ,data terlampir pada lampiran. 4.3 SIKLUS II 4.3.1 Data tentang rencana siklus II Siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit .Pada pukul 09.30 - 10.40 Wib. Adapun materi yang diajarkan pada siklus I yaitu sifat-sifat bangun datar dan pada siklus II ini materi yang diberikan adalah menyebutkan dan menggambarkan bangun sesuai sifat-sifat bangun ruang yang diberikan. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan guru mengucapkan salam ,menanyakan kehadiran siswa , pada apersepsi guru memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan pemahaman siswa dengan pelajaran matematika untuk mengenal sifat-sifat bangun ruang , memberikan motivasi dengan menuliskan materi dipapan tulis , menyampaikan tujuan pembelajaran , memperlihatkan media/alat peraga berupa bangun datar trapezium, serta menjelaskan langkah-lkangkah pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa memperhatikan guru dalam menggunakan alat peraga / media untuk memperkenalkan kepada siswa trapesium dan cara menghitung luasnya. 4.3.1 Pengamatan ( SII ) Hasil evaluasi belajar siklus II dilaksanakan pada tanggal 09 Oktober 2010 , dengan waktu 2 x 35 menit , dan jumlah soal sebanyak 2 dalam bentuk essay.Hasil evaluasi siswa diperiksa sesuai dengan kunci dan jumlah skor tiap soal jawaban memiliki bobot nilai 5 dan apabila benar semua maka didapatkan skor 10 ( 2 soal x 10 bobot nilai dalam tiap soal ). Selengkapnya hasil evaluasi akhir yang dicapai siklus II disajikan dalam table berikut : Tabel 3 Distribusi Frekuensi Hasil Evaluasi Siklus II ( SII ) Skor 85 100 Frekuensi 13 Prosentase 76,47 %

75 84 65 74 55 64 0 54

2 2 -

11,76 % 11,76 % -

Dari tabel evaluasi diatas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang telah mencapai 75 berjumlah 15 orang atau 88,23 % .Hasil evaluasi siklus I dari 9 orang ( 52,94 % ) menjadi 15 orang ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini jumlah siswa yang telah mencapai ketuntasan 15 orang , secara klasikal adalah ( 88,23 % ). Ini berarti ketuntasan secara klasikal sudah berhasil karena batas ketuntasan 85 % saja. 4.3.2 Refleksi Dari proses pembelajaran dan hasil belajar siswa siklus II, serta menyeleksi pada siklus I . Hal-hal yang sudah dicapai adalah : 1. Pada saat mengerjakan soal evaluasi siswa sudah terlihat ada keinginan untuk mengisi jawaban pada lembar evaluasinya karena pada siklus II siswa diberi motivasi , dipacu untuk lebih percaya diri akan kemampuanya. 2. Pada saat salah satu siswa mendemontrasikan media / alat peraga ke depan kelas siswa yang lain meny imak penjelasan temanya dan siswa lebih aktif untuk bersama-sama mengadakan Tanya jawab. 3. Siswa lebih berani bertanya, jika ada kesulitan karena peneliti ( guru ) selalu berusaha mendekati siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung, jadi guru tidak ha rus duduk dimeja tetapi dengan memberikan bimbingan disetiap kelompok diskusi khususnya siswa yang berada dalam kelompok diskusi yang kurang kemampuanya. 4. Pengalokasian waktu lebih tepat, sehingga siswa yang melaporkan hasil diskusinya didepan kelas lebih banyak dan lebih maksimal dalam berdiskusi.

5. Dilihat dari hasil evaluasi meningkat walaupun tidak terlalu tinggi kenaikanya dari 52,94 % menjadi ( 88,23 % ) .Pada siklus II ini berarti untuk ketuntasan belajar siswa sudah tercapai peningkatanya mencapai 35,29 %. 4.3.3 Perencanaan Tindak Lanjut Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus II hasil belajar siswa dan ketuntasan siswa meningkat dari siklus I. Agar prestasi siswa dapat dipertahankan , peneliti ( guru ) akan berusaha memberikan motivasi dan bimbingan secara maksimal.

B. Pembahasan per siklus Peningkatan hasil belajar siswa terlihat meningkat dari sebelum tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), dan Siklus II ( SII ). Hal ini dapat dilihat pada table 4, berikut ini : Tabel 4 Distribusi Frekuensi Evaluasi sebelum tindakan ( SO ) , Siklus I ( SI ), Siklus II ( SII ) Skor Siswa 85 100 75 84 65 74 55 64 0 54 F 1 4 4 6 2 SO % 5,89 % 23,53 % 23,53 % 35,29 % 11,76 % F 2 7 5 2 1 SI % 11,76 % 41,18 % 29,41 % 11,76 % 5,88 % F 13 2 2 SII % 76,47 % 11,76 % 11,76 % -

Dari tabel diatas , jumlah siswa yang telah mencapai nilai 75 sebelum tindakan ( SO ) : 5 orang ( 29,41 % ) , Siklus I : 9 orang ( 52,94 % ) , Siklus II : 15 orang ( 88,23 % ) , pada Siklus II, jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 2 orang. Adapun upaya peneliti terhadap satu orang siswa tersebut adalah memberikan bimbingan dari penguasaan materi pelajaran maupun moral ( tingkah laku ). Kemudian diberikan evaluasi perbaikan , diluar jam pelajaran atau diluar kegiatan belajar mengajar. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas V SDN Kasai Kecamatan Sungai Rotan . Hal ini terlihat dari siklus I ketuntasan siswa mencapai 52,94 % dan siklus II ketuntasan siswa mencapai 88,23 %. B. SARAN Bagi Guru : a. Perlu meningkatkan keterampilan proses dalam pembelajaran Matematika. b. Hendaknya membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa untuk mengeluarkan kemampuanya dalam mendemontrasikan materi pembelajaran. Bagi Siswa : a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan evaluasi lebih banyak lagi. b. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pendapat dan melakukan evaluasi sendiri. Bagi Kepala Sekolah/sekolah :

Hendaknya meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran agar siswa dapat mengekpresikan kemampuan yang mereka miliki.

Daftar Pustaka Yuniarto,dkk.(2004).Cerdas Matematika.Bogor:Regina. Dahar,Ratna Willis.(1996). Teori-teori Belajar.Jakarta:Erlangga. Depdikbud.(1995).Kurikulum Pendidikan Dasar.Jakarta:Depdikbud,Ditjen Diknas. Depdiknas.(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan: Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Matematika SD dan MI.Jakarta:CV Timur Putra Mandiri Hamalik,Oemar(2006).Proses Belajar Mengajar.Hal.30.Bandung:Bumi Aksara Daryanto(2007).Evaluasi Pendidikan.Hal 102-124.Jakarta:Rineka Cipta. Sudjana,Nana(1989).Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Hal.111 Bandung:PT Remaja Rosdikarya Mudjiono,dkk.(1999).Belajar dan Pembelajaran.Hal.250-251.Jakarta:Rineka Cipta. http://techonlyb.wordpress.com http://Indramunawar.blogspot.com http://kuliahme.blogspot.com

You might also like