You are on page 1of 7

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI BIAYA

TUGAS MAKALAH AKUNTANSI BIAYA BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bidang kegiatan produksi pasti mempunyai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan tersebut. Umumnya tujuan utama suatu perusahaan adalah mendapatkan laba atau keuntungan yang besar. Setiap kegiatan produksi membutuhkan biaya produksi karena biaya produksi ditujukan untuk memperoleh nilai ekonomis produk yang lebih tinggi. Oleh karena itu, setiap perusahaan membutuhkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik sangat penting karena merupakan salah satu teknik untuk menerapkan kebijakan-kebijakan dalam pembebanan oleh suatu produk. Merupakan bagian dari proses perencanaan untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi dimasa yang akan datang. Memberikan informasi untuk menentukan tindakan bagi kegiatan produksi. Memberikan gambaran bagi suatu perusahaan, disamping itu juga perusahaan membutuhkan analisis selisish. 1.2 Batasan Masalah Biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik banyak dipergunakan perusahaan untuk pembuatan produk sehingga banyak ketentuan yang harus dilakukan didalam pelaksanaan. Untuk itu Penulis hanya membatasi penulisan ini pada elemen elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. 1.3 Tujuan Penulisan Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahui elemen elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenega kerja langsung, biaya overhead pabrik, biaya standar dan sesungguhnya secara garis besar. 1.4 Metode Penelitian Metode yang digunakan penulis dalam mencari atau mengumpulkan data ini menggunakan metode kepustakaan. Dimana metode ini pengumpulan data dengan cara mengkaji dan menelaah data dari buku. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Biaya Berikut ini beberapa pengertian dari biaya diantaranya adalah sebagai berikut : Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang akan kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu. Biaya adalah pemakaian barang barang yang dinilai untuk pencapaian hasil (output) tertentu. Biaya adalah pengeluaran pengeluaran atau nilai pengorbanan untuk memperoleh barang atau jasa yang berguna untuk masa yang akan datang atau mempunyai manfaat yang meneliti satu

periode akuntansi tahunan. Dari beberapa pengertian biaya diatas dapat didefinisikan bahwa biaya merupakan pengeluaran atau pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh barang atau jasa yang dinilai dengan uang yang berguna untuk masa yang akan datang. 2.2 Elemen Elemen Biaya a. Biaya Produksi Merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Contohnya biaya depresiasi mesin dan ekuipmen, biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya gaji karyawan yang bekerja dalam bagian - bagian, baik yang langsung maupun yang tidak langsung yang berhubungan dengan proses produksi. b. Biaya Pemasaran Merupakan biaya biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Contohnya adalah biaya iklan, biaya promosi, biaya angkutan dari gudang perusahaan kegudang pembeli, gaji karyawan bagian bagian yang melaksanakan kegiatan pemasaran, biaya contoh (sampel). c. Biaya Administrasi dan Umum Merupakan biaya biaya untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Contoh biaya ini adalah biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat, biaya pemeriksaan akuntansi, biaya fotocopy. d. Biaya Langsung (Direct cost) Biaya yang terjadi yang penyebab satu satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tersebut tidak ada, maka biaya langsung ini tidak akan terjadi. Dengan demikian biaya langsung akan mudah diidentifikasikan dengan sesuatu yang dibiayai. e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost) Biaya yang terjadi tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai. Biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk disebut dengan istilah biaya produksi tidak langsung atau biaya overhead pabrik (factory overhead costs). Biaya ini tidak mudah diidentifikasikan dengan produk tertentu. 2.3 Biaya Bahan Baku Suatu perusahaan didalam pembuatan suatu produk dibutuhkan biaya bahan baku. Biaya bahan baku, biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang didalam suatu perusahaan. Biaya bahan baku adalah merupakan bagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat. 2.4 Biaya Tenaga Kerja Perusahaan didalam memproduksi dibutuhkan tenaga kerja dimana tenaga kerja tersebut akan dipergunakan didalam proses pembuatan produk perusahaan. Perusahaan didalam mempergunakan tenaga kerja manusia membutuhkan biaya tenaga kerja. Dimana Biaya tenaga kerja tersebut adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia tersebut. 2.5 Biaya Tenaga Kerja Langsung Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya tenaga kerja langsung merupakan gaji dan upah yang diberikan tenaga kerja yang terlibat

langsung dalam pengolahan barang. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung merupakan tenaga kerja yang tidak langsung terlibat dalam pengelolaan barang.

2.6 Penggolongan Biaya Tenaga Kerja Biaya tenaga kerja dalam suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi beberapa macam, antara lain sebagai berikut : 1. Biaya Produksi ( Terdiri dari Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Tenaga Kerja Tidak Langsung). Biaya Produksi adalah semua upah buruh dan insentip dalam rangka memproduksi suatu produk 2. Biaya Komersial ( terdiri dari Gaji direksi dan gaji karyawan kantor). Biaya Komersial adalah semua pembayaran gaji yang dibayarkan kepada para pegawai (tetap/tidak tetap) guna mempertahankan eksistensi operasional perusahaan. 2.7 Biaya Overhead Pabrik Biaya Overhead Pabrik adalah Semua biaya biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job. Item biaya overhead pabrik sangat banyak, sehingga apabila ditinjau dari perilaku biaya, dapat disusun klasifikasi sebagai biaya tetap dan biaya variabel. Meskipun pada dasarnya terdapat biaya semi variabel yang mengandung kriterium sebagai biaya variabel maupun tetap. Namun untuk memudahkan perhitungan biaya dan pengendalian biaya, maka klasifikasi biaya semi variabel tersebut dipecah lagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pemisahan biaya ini sebenarnya mengandung kelemahan, mengingat tidak ada metode yang dianggap tetap dalam pemisahan biaya semi variabel tersebut.

2.8 Biaya Standar dan Biaya Sesungguhnya Pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Standar ini sangat dibutuhkan oleh manajemen untuk membantunya dalam menjalankan operasi perusahaan. Biaya standar adalah biaya yang ditentukan dimuka, yang merupakan jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk membuat satu satuan produk atau untuk membiayai kegiatan tertentu, dibawah asumsi kondisi ekonomi, efisiensi dan faktor faktor lain tertentu. Biaya standar adalah alat yang dipakai untuk mengukur dan menilai prestasi pelaksanaan yang harus ditentukan dengan teliti dan ilmiah melalui penelitian teknis, penilaian prestasi, penelitian laboratorium penelitian gerak dan penelitian waktu. (The National Association of Accountants / NAA) yang dikutip oleh Cashin (1988)

mendefinisikan Biaya sesungguhnya adalah biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Biaya standar tidaklah menggantikan biaya sesungguhnya dalam suatu sistem akuntansi biaya melainkan saling melengkapi biasanya penggunaan biaya standar dipergunakan untuk: a. Menetapkan anggaran b. Mengendalikan biaya mengarahkan dan mengukur efesiensi c. Menyederhanakan prosedur pembiayaan dan menyajikan laporan biaya dengan cepat. d. Membebankan biaya yang telah dikeluarkan ke bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi yang ada pada persediaan perusahaan. e. Menutupkan dasar perhitungan untuk pelelangan, kontrak dan harga jual.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Di dalam proses produksi agar bisa berjalan sesuai yang diingikan perusahaan, maka perusahaan dalam hal ini harus memperhatikan apa saja yang dibutuhkan seperti elemen elemen biaya, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overead pabrik didalam pelaksanaannya. Berikut ini Elemen Elemen Biaya adalah sebagai berikut : a. Biaya Produksi b. Biaya Pemasaran c. Biaya Administrasi dan Umum d. Biaya Langsung (Direct cost) e. Biaya Tidak Langsung (Inderect cost) Biaya Bahan Baku didalam suatu perusahaan merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang didalam suatu perusahaan. Biaya tenaga kerja langsung, biaya ini timbul karena pemakaian tenaga kerja yang dipergunakan untuk mengolah bahan menjadi barang jadi. Biaya Overhead Pabrik adalah Semua biaya biaya produksi selain biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya bahan ini terdiri dari biaya bahan tak langsung , biaya tenaga kerja tak langsung dan semua biaya biaya yang tidak dapat secara langsung dibebankan kepada produk ataupun job. Pengendalian pada biaya merupakan patokan atau standar sebagai dasar uang dipakai untuk tolak ukur pengendalian. Sedangkan Biaya sesungguhnya merupakan biaya yang diakumulasi selama proses produksi dengan menggunakan harga pokok historis yang biasanya merupakan lawan dari

biaya yang ditetapkan sebelum proses produksi yang ditujukan untuk mengetahui besarnya biaya yang dikeluarkan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. Mulyadi, 1993, Akuntansi Biaya, Edisi ketiga, Yogyakarta: BPFE Universitas Gunadarma. 2. Firdaus A. Dunia, 1994, Akuntansi Biaya, Buku Satu Lembaga Penerbit Fakultas Ekonom Universitas Indonesia, Jakarta. 3. Schweitzer dan Hans-Ulrich Kueper, Akuntansi Biaya, Alih Bahasa oleh Burhan Napitupulu dan Teddy Pawitro, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta, 1991. 4. Tresno Lesmono, 1998, Akuntansi Biaya, Yogyakarta: Akademia Akuntansi YKPN 5. Ibnu Subiyanto dan Bambang Suripto, 1993, Akuntansi Biaya, Seri Diktat Kuliah, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma, Jakarta.

Cara Menghitung Biaya Produksi


Didalam akuntansi biaya terdapat dua cara perhitungan akuntansi biaya, demi tercapainya tujuan akuntansi biaya maka cara perhitungan ini mutlak dilakukan terutama untuk pengendalian biaya dan pengambilan keputusan. Adapun cara perhitungan biaya yang umum dilakukan adalah :
1. Perhitungan biaya sebelum proses produksi dilakukanDalam menghitung biaya produksi sebelum proses produksi dilakukan, biaya produksi ditetapkan berdasarkan pengeluaran yang sudah terjadi di masa lalu sebagai dasar perhitungan, kemudian diperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi dimasa yang akan datang, misal terjadinya kenaikan harga bahan baku, kenaikan atau penurunan ongkos tenaga kerja, bahkan inflasi atau deflasi turu pula diperhitungkan serta kemungkinan-kemungkinan lainnya. Perhitungan ini berguna untuk menentukan harga pokok produksi.Sebagai contoh perhatikan ilustrasi berikut :

Pada periode yang akuntansi yang baru (1 jan 2010) perusahaan akan memproduksi barang cetak sebanyak 500.000 eksemplar, berdasarkan pengalaman tahun lalu untuk memproduksi

barang cetak dengan jumlah yang sama menghabiskan biaya total sejumah 3.500.000, maka pada 1 jan 2010 untuk memproduksi barang yang sama dengan jumlah yang sama. Maka untuk menentukan biaya produksi 1 jan 2010 adalah dengan melakukan estimasi berdasarkan periode sebelumnya dengan memperhitungan kemungkinan kenaikan dan penurunan yang akan terjadi, sehingga biaya produksi diperkirakan akan menghabiskan dana sebesar Rp 4.600.000,2. Perhitungan biaya setelah proses produksi dilakukan Berdasarkan cara ini untuk menghitung biaya produksi didasarkan atas pencatatan biaya-biaya yang seungguhnya terjadi sehingga diperoleh jumah

Dengan menggunakan kedua cara perhitungan tersebut bisa digunakan untuk mengetahui apakah perusahaan berhasiil melakukan efisiensi atau tidak. Tingkat efisiensi bisa diukur berdasarkan biaya yang dikeluarkan (secara partial) atau berdasarkan seluruh biaya yang dikeluarkan (global), untuk jelasnya perhatikan tabel dibawah ini, dari kasus diatas asumsinya perusahaan telah selesai memproduksi barang cetak sebanyak 500.000 exemplar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi sebagaimana tampak pada tabel dibawah. Jika dilihat secara partial per jenis biaya perusahaan mengalamai inefisiensi (tidak efisien) pada kelompok biaya overhead pabrik sedangkan pada dua kelomopok biaya sebelumnya (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja) perusahaan berhasil melakuakan efisiensi. Namun jika dilihat dari total biaya (secara global) maka perusahaan dikatakan telah melakukan efisiensi.

Contoh menetapkan harga jual kue Pennylane Brownies, silakan lihat resepnya, ada gula, terigu, minyak, dst:

Karena gula biasanya dijual kiloan maka cara menghitungnya 360gr/1000gr dikali harga gula sekilo = (360/1000) x Rp10000 = Rp 3600 Minyak dijual per liter, tinggal bagi 225/1000 x harga minyak seliter Telur 4 butir bagaimana menghitungnya? Lihat saja dalam satu kg telur ukuran sedang biasanya dapat berapa butir? Katakan satu kg telur ukuran sedang ada sekitar 14 butir seharga Rp 15.000. Jadi harga satu telurnya = Rp 15.000 dibagi 14 = Rp 1072 Teruskan hitung sampai selesai satu resep maka akan didapatkan total biaya bahan. Satu resep Pennylane Brownies bisa jadi 2 loyang ukuran 3010, berarti mesti beli kotak ukuran 3010. Masukkan lagi biaya tersebut.

Read more: Cara Menghitung Harga Jual Kue | CakeFever.com http://www.cakefever.com/caramenghitung-harga-jual-kue/#ixzz3qETe4o8y Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

You might also like