You are on page 1of 22

BAB I PENDAHULUAN 1.

1 Latar Belakang

Manusia, secara kodrati merupakan makhluk ciptaan tuhan yang memiliki indentitas sebagai makhluk pribadi sekaligus mekhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia senantiasa dihadapkan pada kenyataan yang sangat kompleks, terutama dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Kenyataan ini menimbulkan perlunya wadah yang terwujud dalam berbagai bentuk asosiasi, misalnya asosiasi ekonomi, asosiasi pendidikan, asosiasi spiritual, asosiasi negara dan sebagainya. Dari sejumlah asosiasi yang ada, asosiasi negara merupakan asosiasi terpenting. Karena didirikan untuk mengatur berbagai sistem kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya serta ketertiban dan keamanan bersama. Dalam sebuah negara rakyat harus tunduk dan patuh pada kekuasaan negara. Berdasarkan hubungannya dengan daerah tertentu di dalam suatu negara, rakyat dapat dibedakan menjadi penduduk dan bukan penduduk. Sedangkan berdasarkan hubungannya dengan pemerintah negara, rakyat dapat dibedakan menjadi warga negara dan bukan warga negara. Rakyat dalam jumlah besar yang merupakan kumpulan masyarakat yang membentuk negara disebut bangsa. Dalam arti sosiologis, bangsa termasuk kelompok paguyuban yang secara kodrati ditakdirkan untuk hidup bersama dan senasib sepenanggungan di dalam satu negara. Untuk mempertahankan identitas suatu bangsa dan kedaulatan suatu negara setiap warga negara harus memiliki sikap nasionalisme dan patriotisme dalam kehidupan bermasyarakat, barbangsa dan bernegara. Sedangkan negara adalah organisasi yang didalamnya ada rakyat, wilayah yang permanen dan pemerintah yang berdaulat baik kedalam maupun keluar. Dalam arti luas negara merupakan kesatuan sosial (masyarakat) yang diatur secara konstitusional untuk mewujutkan kepentingan bersama.

Dalam rangka mewujudkan kepentingan bersama ini, Negara sebagai sebuah organisasi dalam menyelanggarakan kehidupan masyarakat, memiliki fungsi yaitu melaksanakan penertiban, mengusahakan kesejahteraan, fungsi pertahanan, dan fungsi menegakkan keadilan. Semuanya ini pada akhirnya akan menciptkan tujuan-tujuan Negara. Sebagai masyarakat yang hidup dalam suatu Negara, maka kita selayaknya harus mengetahui hakikat dari suatu bangsa dan Negara sehingga dapat memupuk rasa nasionalisme dan patriotisme. Hal inilah yang melatarbelakangi penulisan makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penulisan makalah di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan: 1. Bagaimanakah pandangan tentang bangsa dan Negara? 2. Bagaimanakah system pemerintahan yang dianut oleh Negara Indonesia? 3. Apa sajakah syarat-syarat terbentuknya suatu Negara? 4. Bagaimanakah fungsi dan tujuan dari suatu Negara?

1.3 Tujuan Penulisan Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui: 1. pandangan tentang bangsa dan Negara 2. system pemerintahan yang dianut oleh Negara Indonesia 3. syarat-syarat terbentuknya suatu Negara 4. fungsi dan tujuan dari suatu Negara

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pandangan tentang Bangsa dan Negara a. Bangsa Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan atau sejarah. Mereka umumnya dianggap memiliki asal-usul keturunan yang sama. Konsep bahwa semua manusia dibagi menjadi kelompok-kelompok bangsa ini merupakan salah satu doktrin paling berpengaruh dalam sejarah. Bangsa dalam arti etnis dapat disamakan dengan bangsa dalam arti rasial atau keturunan. Dalam arti kultural, bangsa merupakan sekelompok manusia yang menganut kebudayaan yang sama. Secara sosiologis-antroplogis, bangsa diartikan sebagai persekutuan hidup masyarakat yang berdiri sendiri. Dalam pengertian politis, bangsa adalah suatu masyarakat dalam daerah yang sama, mereka tunduk pada kedaulatan negaranya sebagai suatu kekuasaan tertinggi ke luar dan kedalam. Bangsa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kelompok masyarakat yang bersamaan asal keturunan, adat, bahasa, dan sejarahnya, serta berpemerintahan sendiri. Pengertian Bangsa Menurut Para Ahi : Otto Bauer (jerman) Bangsa adalah suatu persatuan karakter atau perangai yang timbul karena persamaan nasib.

Ernest Renant (filsuf prancis) Bangsa adalah sekelompok manusia yang memiliki kehendak bersatu sehingga merasa dirinya adalah satu. Pemersatu bangsa bukanlah kesamaan bahasa ataukesamaan suku bangsa, akan tetapi tercapai nya hassil gemilang dimasa lampau dan keinginan untuk mencapainya lagi di masa depan.

Hans Kohn (jerman) Bangsa diartikan sebagai buah hasil tenaga hidup dalam sejarah dan karena itu selalu bergelombang dan tak pernah membeku.

b. Paham Kebangsaan Paham kebangsaan merupakan pemahaman rakyat serta masyarakat terhadap bangsa dan negara Indonesia yang diproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Uraian rinci tentang paham kebangsaan Indonesia sebagai berikut. Pertama, atas rahmat Allah Yang Maha Kuasa pada 17 Agustus !945, Bersamaan dengan proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia lahirlah sebuah bangsa yaitu Bangsa Indonesia, yang terdiri atas bermacam-macam suku, budaya, etnis, dan agama. Kedua, mengenai bagaimana mewujudkan masa depan yang ditunjukkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 telah mengamanatkan bahwa perjuangan bangsa Indonesia telah mengantarkan rakyat Indonesia menuju suatu negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Uraian tersebut adalah tujuan akhir bangsa Indonesia yaitu mewujudkan sebuah masyarakat yang adil dan makmur. Untuk mewujudkan masa depan bangsa Indonesia menuju ke masyarakat yang adil dan makmur, pemerintah telah melakukan upaya-upaya melalui program pembangunan nasional baik fisik maupun nonfisik. c. Negara Negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial, maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang berbeda dengan bentuk organisasi lain, terutama karena hak negara untuk mencabut nyawa seseorang.

Pengertian Negara Menurut Para Ahli : Aristoteles Negara (polis) diartikan suatu persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan yang sebaik baiknya. Jean Bodin Negara adalah suatu persekutuan dari berbagai keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh atau dari suatu lembaga yang berdaulat. Hans Kelsen Negara adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa. Prof.Dr. J.H.A. Logemann Negara ialah suatu organisasi kekuasaan/ kewibawaan. George Jellinek, negara ialah organisasi kekuasaan dari sekolompok manusia yang telah berkediaman di wilayah tertentu. Prof. Mr. Kranenburg Negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok manusia yang disebut bangsa Menurut Roger F. Soltau Negara adalah alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan bersama atas nama masyarakat. Prof. Miriam Budiardjo Negara adalah suatu daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa negara merupakan: 1. Suatu organisasi kekuasaan yang teratur; 2. Kekuasaannya bersifat memaksa dan monopoli;

3. Suatu organisasi yang bertugas mengurus kepentingan bersama dalam masyarakat; dan 4. Persekutuan yang memiliki wilayah tertentu dan dilengkapi alat perlengkapan negara. Negara merupakan integrasi kekuasaan politik, organisasi pokok kekuatan politik, agency (alat) masyarakat yang memegang kekuasaan mengatur hubungan antarmanusia dalam masyarakat dan menertibkan gejala kekuasaan di dalamnya. Dengan demikian negara mengintegrasikan dan membimbing berbagai kegiatan sosial penduduknya ke arah tujuan bersama.
d. Bentuk Negara

Bentuk negara yang terpenting dan banyak dianut berbagai negara di dunia, dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu Negara Kesatuan dan Negara Serikat. 1. Negara Kesatuan. Negara yang kekuasaan untuk mengurus seluruh pemerintahan ada ditangan pemerintah pusat atau Negara yang pemerintah pusatnya memegang/mengendalikan kedaulatan sepenuhnya baik kedalam maupun keluar. Negara kesatuan memiliki ciriciri yaitu hanya ada satu UUD, satu kepala negara, satu kabinet, satu parlemen. Negara kesatuan ada 2 (dua) macam : 1. Negara kesatuan sistem Sentralisasi. Negara kesatuan sistem Sentralisasi adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya diatur dan diurus oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya tinggal melaksanakan saja semua kebijaksanaan yang ditetapkan pemerintah pusat. Contoh : Jerman pada masa Hitler. Kebaikan/kelebihan negara kesatuan sistem sentralisasi : 1. Adanya keseragaman (uniform) peraturan di seluruh wilayah negara. 2. Adanya kesederhanaan hukum. 3. Semua pendapatan negara baik yang diperoleh daerah maupun pusat dapat digunakan oleh pemerintah pusat untuk kepentingan seluruh wilayah.

Kelemahan/Keburukan negara kesatuan sistem sentralisasi : 1. Pekerjaan pemerintah pusat menumpuk, sehingga banyak persoalan yang tidak dapat diselesaikan dengan segera. 2. Peraturan yang dibuat pemerintah pusat belum tentu semuanya sesuai bagi daerah karena setiap daerah memiliki situasi dan kondisi yang berbeda beda. 3. Keputusan pemerintah pusat sering terlambat. 4. Demokrasi tidak berkembang ke daerahdaerah karena rakyat daerah tidak diberi kesempatan memikirkan dan memajukan daerahnya sendiri. 2. Negara kesatuan sistem Desentralisasi. Negara kesatuan sistem Desentralisasi adalah negara kesatuan yang semua urusan pemerintahannya tidak diurus sepenuhnya oleh pemerintah pusat, melainkan sebagian urusan pemerintahannya didelegasikan atau diberikan kepada daerahdaerah untuk menjadi urusan rumah tangga daerah masing masing. Dalam negara kesatuan sistem desentralisasi daerah berstatus sebagai daerah otonom. Contoh Indonesia berdasarkan ketentuan pasal 18 UUD 1945 menganut sistem desentralisasi. Kebaikan negara kesatuan sistem desentralisasi : 1. Tugas pemerintah pusat menjadi ringan. 2. Daerah dapat mengatur daerahnya dengan sebaikbaiknya sesuai dengan kondisi dan situasi masingmasing. 3. Demokrasi dapat berkembang ke daerahdaerah. 4. Peraturan yang dibuat pemerintah daerah akan sesuai dengan kondisi daerahnya. 5. Pembangunan di daerah akan berkembang. 6. Partisipasi dan tanggung jawab rakyat terhadap daerahnya akan meningkat. Kelemahan negara kesatuan sistem desentralisasi : 1. Peraturan daerah di seluruh wilayah negara tidak seragam. 2. Timbulnya peraturan daerah yang bermacammacam, sehingga sulit untuk dipelajari.

2. Negara Serikat. Negara Serikat adalah suatu negara yang terdiri dari beberapa negara bagian dengan pemerintah pusat (federal) yang menyelenggarakan kedaulatan keluar, sedangkan kedaulatan kedalam tetap ada pada pemerintah negara bagian. Dalam negara serikat ada dua macam Pemerintahan yaitu :
1. Pemerintah Federal : Biasanya pemerintah federal mengurusi halhal

yang berhubungan dengan hubungan luar negeri, keuangan, pertahanan negara dan pengadilan.
2. Pemerintah negara bagian : Di dalam negara serikat, setiap negara

bagian diperkenankan memiliki UndangUndang Dasar, Kepala negara, Parlemen dan Kabinet sendiri. Contoh negara serikat : AS, Australia, Kanada, Swiss, Indonesia masa KRIS 1949. Persamaan antara negara kesatuan sistem desentralisasi dengan negara serikat : 1. Keduanya pemerintah pusatnya samasama memegang kedaulatan keluar. 2. Daerahdaerah bagiannya samasama mempunyai hak otonom. Perbedaan antara negara kesatuan sistem desentralisasi dengan negara serikat : No. Negara 1. Kesatuan sistem Negara Serikat Desentralisasi Hak otonom daerahnya diperoleh Hak otonom negara bagiannya dari pemerintah pusat. Daerah 2. bagiannya daerah otonom. wewenang 3. undang. Wewenang membuat UUD hanya ada ditangan pemerintah pusat. Wewenang membuat UUD ada pada pemerintah federal dan membuat merupakan hak asli. berstatus Daerah negara. bagian memiliki undang wewenang mem buat undang undang. bagiannya berstatus

Daerah otonom tidak memiliki Negara

Kekuasaan 4.

pemerintah

pusat pemerintah negara bagian. Kekuasaan pemerintah federal berasal dari masingmasing memiliki rumah negara bagian.

merupakan asli.

Kekuasaan 5. tangga yang

mengatur dimiliki

rumah Negara daerah kekuasaan

bagian mengatur

relatif terbatas.
3. Negara Konfederasi

tangga daerahnya relatif luas.

Bagi L. Oppenheim, konfederasi terdiri dari beberapa negara yang berdaulat penuh yang untuk mempertahankan kedaulatan ekstern (ke luar) dan intern (ke dalam) bersatu atas dasar perjanjian internasional yang diakui dengan menyelenggarakan beberapa alat perlengkapan tersendiri yang mempunyai kekuasaan tertentu terhadap negara anggota Konfederasi, tetapi tidak terhadap warganegara anggota Konfederasi itu. Menurut kepada definisi yang diberikan oleh L. Oppenheim di atas, maka Konfederasi adalah negara yang terdiri dari persatuan beberapa negara yang berdaulat. Persatuan tersebut diantaranya dilakukan demi mempertahankan kedaulatan dari negara-negara yang masuk ke dalam Konfederasi tersebut. Pada tahun 1963, Malaysia dan Singapura pernah membangun suatu Konfederasi, yang salah satunya dimaksudkan untuk mengantisipasi politik luar negeri yang agresif dari Indonesia di masa pemerintahan Sukarno. Malaysia dan Singapura mendirikan Konfederasi lebih karena alasan pertahanan masing-masing negara. Dalam Konfederasi, aturan-aturan yang ada di dalamnya hanya berefek kepada masing-masing pemerintah (misal: pemerintah Malaysia dan Singapura), dengan tidak mempengaruhi warganegara (individu warganegara) Malaysia dan Singapura. Meskipun terikat dalam perjanjian, pemerintah Malaysia dan Singapura tetap berdaulat dan berdiri sendiri tanpa intervensi satu negara terhadap negara lainnya di dalam Konfederasi. Miriam Budiardjo menjelaskan bahwa Konfederasi itu sendiri pada hakekatnya bukan negara, baik ditinjau dari sudut ilmu politik maupun dari sudut hukum internasional. Keanggotaan suatu negara ke dalam suatu Konfederasi

tidaklah menghilangkan ataupun mengurangi kedaulatan setiap negara yang menjadi anggota Konfederasi.
2.2 Sistem Pemerintahan
1.

Sistem pemerintahan Presidensial Sistem pemerintahan ini ialah di mana kepala pemerintahan dipegang oleh

presiden dan pemerintah tidak bertanggung jawab kepada parlemen (legislative). Menteri bertanggung jawab kepada presiden karena presiden berkedudukan sebagai kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Contoh Negara: AS, Pakistan, Argentina, Filiphina, Indonesia. Ciri-ciri Sistem pemerintahan Presidensial: 1. Pemerintahan Presidensial didasarkan pada prinsip pemisahan kekuasaan. 2. Eksekutif tidak mempunyai kekuasaan untuk menyatu dengan Legislatif. 3. Kabinet bertanggung jawab kepada presiden. 4. eksekutif dipilih melalui pemilu.
2.

Sistem pemerintahan Parlementer Sistem pemerintahan ini ialah di mana pemerintah (eksekutif) bertanggung

jawab kepada parlemen. Dalam Sistem pemerintahan ini, parlemen mempunyai kekuasaan yang besar dan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengawasan terhadap eksekutif. Menteri dan perdana menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Contoh Negara: Kerajaan Inggris, Belanda, India, Australia, Malaysia. Ciri-ciri dan syarat Sistem pemerintahan Parlementer: 1. Pemerintahan Parlementer didasarkan pada prinsip pembagian kekuasaan. 2. Adanya tanggung jawab yang saling menguntungkan antara legislatif dengan eksekutif, dan antara presiden dan kabinet. 3. Eksekutif dipilih oleh kepala pemerintahan dengan persetujuan legislatif.
3.

Sistem pemerintahan Campuran Sistem pemerintahan ini diambil hal-hal yang terbaik dari Sistem

pemerintahan Presidensial dan Sistem pemerintahan Parlemen. Selain memiliki

presiden sebagai kepala Negara, juga memiliki perdana menteri sebagai kepala pemerintahan. Contoh Negara: Perancis.
2.3 Unsur terbentuknya Negara dan Bangsa

a. Unsur-unsur terbentuknya bangsa Menurut Hans Kohn, kebanyakan bangsa terbentuk karena adanya factorfaktor objektif tertentu yang membedakannya dari bangsa lain, yakni kesamaan keturunan, wilayah,bahasa, adat-istiadat,kesamaan politik, perasaan dan agama. Dengan demikian,factor objektif terpenting bagi terbentuknya suatu bangsa ialahadanya kehendak dan kemauan bersama atau nasionalisme. Contoh: tebentuknya bangsa Indonesia dengan kebhinekaan suku, agama, ras, golongan, yang terbentang dari Sabang sampai Merauke telah teruji dalam kurun waktu lebih dari tiga abad. Pada masa penjajahan Belanda selama 350 tahun dan Jepang 3,5 tahun, meskipun dengan berbagai politik pecah- belah dan adu domba (devide et impera) nmun tidak mampu dipisahkan niat, jiwa dan semangat bangsa Indonesia dalammembentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia melalui Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945. Friedrich Hertz (Jerman) dlam bukunya Nationality in History and Politicmengemukakan bahwa ada empat unsure yang berpengaruh bagi terbentuknya suatu bangsa, yaitu: 1. Keinginan untuk mencapai kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan nasional yang terdiri atas kesatuan social, ekonomi, politik, agama, kebudayaan, komunikasi,dan solidaritas.
2. Keinginan

untuk mencapai kemerdekaan dan kebebasan nasional

sepenuhnya, yaitu bebas dari dominasi dan campur tangan bangsa asing terhadap urusan dalam negrinya. 3. Keinginan akan kemandirian, keunggulan,individualitas, keaslian tau kekhasan. Contoh: menjunjung tinggi bahasa nasional yang mandiri. 4. Keinginan untuk menonjol (unggul) di antara bangsa-bangsa dalam mengejar kehormatan,pengaruh, dan prestise. b. Unsur-unsur terbentuknya negara

Dalam suatu naskah perjanjian internasional antara beberapa negara Amerika latin dan Amerika Serikat tahun 1933 di kota Montividio lahirlah apa yang disebut dengan Montividio Convention on the Right and Duties of States. Pasal satu dari perjanjian tersebut berbunyi : " The state as a person of international law should possess the following qualification : 1. A permanent population 2. A defined territory 3. A goverment, and 4. A capacity to enter into relations with other States ". Syarat yang keempat adalah merupakan bagian dari suatu kedaulatan, artinya lebih bersifat keluar. Sedangkan tiga syarat sebelumnya merupakan aspek intern. Empat syarat terbentuknya suatu Negara ialah :
1) Penduduk

Negara adalah suatu organisasi politik masyarakat manusia, maka adanya penduduk sebagai sekelompok orang-orang yang mendiami suatu wilayah negara menjadi unsur yang mutlak dan utama untuk berdirinya suatu negara. Bila wilayah merupakan grond substraat dari negara, maka penduduk adalah personen substraat dari negara tersebut, yakni suatu landasan/dasar utama negara yang berupa sekumpulan orang yang tergabung dalam organisasi negara. Dengan perkataan lain penduduk adalah landasan personal bagi negara. Jumlah penduduk yang harus dimiliki untuk dapat dikatakan suatu Negara, hin gga saat ini belum ditentukan jumlah minimum ataupun maksimumnya. Menurut Raymond G. Gettel dalam buku Political Science mengatakan bahwa : " No definite limit can be fixed for the number of persons to form a state " . Pendapat lain dikemukakan oleh Stevensons dalam buku Political Outline bahwa : " No fixed number of people is demanded, although the number is expected to be fairly large ". 2) Wilayah Wilayah atau daerah atau teritorial negara adalah bagian tertentu dari permukaan bumi, tempat penduduk negara berdiam secara tetap dan tempat

negara mempunyai kekuasaan tertinggi serta dapat menjalankan kekuasaan itu secara efektif. Wilayah negara adalah landasan materil atau landasan fisik dari negara yang berbentuk tanah, dan karenanya disebut grondsubstraat dari negara, artinya lapisan dasar berupa tanah dari negara itu. Adanya daerah tertentu berarti bahwa negara itu harus meliputi daerah yang tetap baik di darat, laut, maupun udara. Di dalam wilayahnya itulah negara tersebut memiliki monopoly of authority, yang berarti tidak ada satupun negara lain yang memiliki kekuasaan juga di dalam daerah negara tadi.
3) Pemerintah yang berdaulat

Negara tidak dapat dipisahkan dari pemerintah, sebaliknya pemerintah hanya mungkin ada sebagai alat negara. Jika suatu negara harus mengambil suatu keputusan, maka pemerintahlah yang tampil ke muka. Walhasil, pemerintah adalah personifikasi dari suatu negara. Demikianlah, sehingga sebahagian orang tidak memisahkan negara dan pemerintah, karena secara real negara memperoleh kenyataannya yang lengkap dalam wujud pemerintah. Akan tetapi meskipun demikian, pada kenyataannya negara dan pemerintah tidaklah bisa dianggap identik, sebab secara esensial negara dan pemerintah tidaklah sama. Negara adalah satu kesatuan dari penduduk, wilayah, dan pemerintah. Artinya pemerintah adalah bahagian dari negara, meskipun merupakan bagian yang essensial. Pemerintah adalah manifestasi atau perwujudan praktis dari negara yang bersifat abstrak. Pemerintah adalah mekanisme yang digunakan negara untuk menjalankan kedaulatannya. Meskipun demikian harus segera ditambahkan bahwa perbedaan tersebut hanyalah mengandung arti teoritis akan tetapi tidak bersifat praktis. Hal ini dikarenakan setiap perbuatan negara pada dasarnya dilakukan oleh pemerintah, kehendak negara diwujudkan dalam undang-undang, akan tetapi pemerintahlah yang memberikan efek dan isi kepada undang-undang tersebut. Dalam bahasa Inggris istilah untuk pemerintah dan pemerintahan diberi istilah sama yakni Goverment. Yang diartikan oleh Irish dan Phroto sebagai berikut : "Government consists of the structures and processes through which rules and policies are authoritatively determined for society as a whole " . Kurang lebih artinya adalah "Government terdiri dari struktur dan proses yang dipakai

untuk menetapkan kebijakan bagi masyarakat secara keseluruhan dengan menggunakan perintah". Government disini mencakup struktur yang berarti organisasi atau wadah yang memiliki sifat statis dan mencakup proses yang mengandung pengertian adanya gerak, aktivitas, yang bersifat dinamis. 4) Kedaulatan Pengertian dari kedaulatan dalam perjalan sejarahnya sudah mengalami pergeseran dan pengembangan, sedemikian, sehingga saat sekarang sangat sulit untuk menentukan secara pasti pengertian tersebut. Hanya jika kita mencoba melacaknya, pengertian tersebut dalam sejarah ilmu politik pertama kali dilontarkan oleh Bodin (1530-1596) dalam bukunya Six Lives de la Republique. Dalam teorinya Bodin menyatakan bahwa kedaulatan adalah satu hal yang esensial dalam sebuah negara, dan bahwa pemegang kekuasaan yang sah dalam negara sadalah raja. Kekuasaan raja hanya bisa di batasi oleh hukum Tuhan dan hukum alam. Pada perkembangan berikutnya, di kalangan ilmuwan politik berkembang beragam teori mengenai kedaulatan. Meskipun pada dasarnya mereka memiliki kesamaan pandangan bahwa yang dimaksud dengan kedaulatan adalah kekuasaan tertinggi. Sebahagian menganut teori kedaulatan Tuhan yang melahirkan negara Teokrasi, yang lain menganut teori kedaulatan Negara yang melahirkan paham etatisme yang mendewakan negara dan mengijinkannya untuk memasuki setiap sendi kehidupan hatta bersifat pribadi sekalipun. Yang lain menganut teori kedaulatan rakyat yang melahirkan faham demokrasi. Yang lainnya menganut teori kedaulatan hukum yang tidak menerima kekuasaan seseorang. Mereka menganggap bahwa hukumlah yang memiliki kekuasaan tertinggi, akan tetapi menjadi satu titik lemah ketika kemudian tidak ada kesamaan mengenai apa yang disebut dengan adil. Dalam kepustakaan hukum internasional, suatu negara yang berdaulat biasanya ditandai dengan kemampuan untuk mengurus kepentingan dalam negeri dan luar negerinya sendiri dengan tidak bergantung kepada negara lain. Dengan demikian kedaulatan bisa dibagi dua, yakni kedaulatan internal dan kedaulatan eksternal. Yang pertama adalah satu kemampuan untuk mengatur organisasi

negara, pembentukan hukum, susunan peradilan, dan sistem pemerintahan yang sesuai dengan kehendak dan keinsyafan sendiri, tanpa keharusan adanya persetujuan dan ijin negara lain. Kekuasaan ini bersifat mengikat kepada semua penduduk dan segala bentuk asosiasi mereka di wilayah yuridiksi negara bersangkutan.Sebagai organisasi teritorial negara dapat memaksakan kekuasaannya terhadap semua organisasi, semua badan dan semua orang yang berada dalam batas-batas wilayah negara. Dengan demikian kedaulatan merupakan suatu kekuasaan tertinggi yang memberikan perintah kepada semua orang dan tidak menerima perintah siapapun. Asal Mula Terjadinya Negara Berdasarkan fakta sejarah antara lain ; 1. Pendudukan (Occupatie) Hal ini terjadi ketika suatu wilayah yang tidak bertuan dan belum dikuasai, kemudian diduduki dan dikuasai. Contoh : Liberia yang diduduki budak-budak Negro yang dimerdekakan tahun 1847. 2. Peleburan (Fusi) Hal ini terjadi ketika negara-negara kecil yang mendiami suatu wilayah mengadakan perjanjian untuk saling melebur atau bersatu menjadi Negara yang baru. Contoh : terbentuknya Federasi Jerman tahun 1871.

3.

Penyerahan (Cessie) Hal ini terjadi Ketika suatu Wilayah diserahkan kepada negara lain berdasarkan suatu perjanjian tertentu. Contoh : Wilayah Sleeswijk pada Perang Dunia I diserahkan oleh Austria kepada Prusia,(Jerman).

4.

Penaikan (Accesie) Hal ini terjadi ketika suatu wilayah terbentuk akibat penaikan Lumpur Sungai atau dari dasar Laut (Delta).Kemudian di wilayah tersebut dihuni oleh sekelompok orang sehingga terbentuklah Negara.

Contoh : wilayah negara Mesir yang terbentuk dari Delta Sungai Nil. 5. Pengumuman (Proklamasi) Hal ini terjadi karena suatu daerah yang pernah menjadi daerah jajahan ditinggalkan begitu saja. Sehingga penduduk daerah tersebut bisa mengumumkan kemerdekaannya. Contah : Indonesia yang pernah di tinggalkan Jepang karena pada saat itu jepang dibom oleh Amerika di daerah Hiroshima dan Nagasaki. 2.4 Fungsi dan Tujuan Negara a. Fungsi Negara Setiap negara terlepas dari ideologi yang dianutnya dalam menyelenggarakan beberapa fungsi yang mutlak diperlukan. Fungsi negara tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melaksanakan penertiban Untuk mencapai tujuan bersama dan mencegah berbagai bentrokan dalam masyarakat, negara harus melaksanakan fungsi penertiban. Dapat dikatakan bahwa negara bertindak sebagai stabilisator terhadap berbagai gejolak atau gangguan yang mungkin terjadi. 2. Mengusahakan kesejahteraan dan kemakmuran rakyatnya Pada masa sekarang fungsi ini dianggap sanagt penting, terutama bagi negara - negara baru. Pandangan ini di indonesia tercermin dalam usaha pemerintah untuk melaksanakan pembangunan yang berkesinambungan. 3. Pertahanan Guna menjaga keutuhan dan kelangsungan hidup, negara mempunyai fungsi pertahanan. Untuk menghadapai segala kemungkinan ancaman serangan dari dalam maupun luar, maka negara dilengkapi dengan alat-alat pertahanan. 4. Menegakkan Keadilan Hal ini dilaksanakan melalui badan peradilan. 5. Perlindungan

Negara

mempunyai

fungsi

perlindungan,

yakni

memberi

perlindungan terhadap warga negaranya, baik yang ada di dalam maupun di luar negeri. 6. Pelayanan Negara mempunyai fungsi pelayanan, maksudnya negara dengan alat perlengkapannya berusaha untuk melayani segala keperluaan warga negaraya baik yang ada di dalam maupun di luar negeri. Dari konsep pemikiran ini maka dikenal bahwa pemerintah sebagai abdi atau pelayan masyarakat, bukan minta dilayani masyarakat. Charles E. Merriam menyebutkan lima funsi negara, yaitu: a. Keadaan ekstern b. Ketertiban intern c. Keadilan d. Kesejahtaraan umum dan, e. Kebebasan b. Tujuan Negara Tujuan akhir setiap negara pada umumnya adalah menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Menurut Roger H. Soltau, tujuan negara adalah memungkinkan rakyatnya berkembang, serta menyelenggarakan daya ciptanya sebebas mungkin. Menurut Harold J. Laski mengatakan bahwa menciptakan keadaan dimana rakyatnya dapat mencapai berbagai keinginannya secara maksimal. Negara yang berhaluan Marxisme-Leninisme bertujuan untuk membangun masyarakat komunis, sehingga kepentingan umum selalu ditafsirkan dalam rangka tercapainya masyarakat komunis. Negara dianggap sebagai alat untuk mencapai komunisme, dalam arti bahwa segala alat kekuasaannya harus dikerahkan untuk mencapai tujuan itu. Begitu pula fungsi negara di bidang kesejahteraan dan keadilan (termasuk hak asasi warga negara), terutama ditekankan pada aspek kolektifnya dan sering mengorbankan aspek perseorangannya. Sebaliknya di negara yang berhaluan Liberalisme pada hakikatnya bertujuan untuk mewujudkan hak-

hak yang dipandang kodrati bagi manusia, yakni hak hidup, hak kebebasan, dan hak milik. Pemerintah harus dapat menciptakan kondisi yang mendukung bagi berkembang dan terwujud atau terlindungnya hakhak tersebut. Negara Indonesia mempunyai tujuan tersendiri, yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia IV adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamain abadi, dan keadilan sosial. 2.5 Kasus Yang Relevan Kasus Pencurian Sumber Daya Perikanan (Illegal Fishing) Adalah paling tidak berarti Ancaman atas Kekayaan Alam (Sumber Daya Laut), dan potensial berdampak Gangguan Ekonomi.Banyak nelayan asing yang melakukan jual-beli di perairan Indonesia dan dibiarkan oleh aparat.Pencurian ikan di peraian Indonesia oleh nelayan-nelayan asing, selama 10 terakhir telah menimbulkan kerugian bagi negara hingga Rp 80 triliun per tahun.Nilai Rp 80 triliun tersebut, dihitung dari nilai sumber daya alam dan nilai pajak yang seharusnya dibayarkan. Aktivitas pencurian ikan yang dilakukan para nelayan asing selama ini, disinyalir didukung oleh pemerintah asal para nelayan asing itu karena mereka selalu diikuti oleh kapal patroli dari petugas keamanan. Para nelayan asing yang sering mencuri ikan di wilayah Indonesia terutama berasal Cina, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam. Menjual Ikan di Indonesia Antara nelayan asing pencuri ikan dengan aparat pemerintah daerah di duga ada kerja sama sehingga nelayan asing bisa menjual ikan nya di indonesia.Salah satunya di Tarakan, Kalimantan Timur. Sejak 2007, banyak kapal asing penangkap ikan yang beroperasi di Tarakan. Mereka menangkap dan melakukan jual beli ikan di wilayah Indonesia. Namun aktivitas itu dilarang oleh aparat pemerintah setempat.

Padahal selain melanggar pasal keimigrasian, aktivitas [menangkap dan jual beli itu menghilangkan pajak bagi negara, kata Riza.Modus lain yang sering digunakan para nelayan asing dengan memperbanyak salinan surat izin menangkap ikan di wilayah Indonesia.Menurut Riza, sesuai dengan UndangUndang No. 45/2009 tentang Perikanan, pemerintah bisa memberikan surat izin bagi kapal asing dengan jumlah terbatas. Namun di lapanga, surat izin itu diperbanyak agar bisa digunakan oleh nelayan asing yanglain. Kalau kami ditanya setuju memberikan izin, seharusnya tidak. Maka undangundang [perikanan] ini juga yang perlu direvisi, tambah Riza.Saat ini UndangUndang Perikanan Nomor 45 tahun 2009 sedang dalam proses Balegnas. Merupakan salah satu Undang-Undang yang revisinya sedang digodok parlemen. Dikuasai Kapal Asing Di tempat terpisah, Direktur Eksekutif Institute for Maritime Studies, Laksamana Muda (Purn), Rosihan Arsyad mengatakan, sektor perhubungan yang seharusnya menjadi faktor penggerak ekonomi nasional, hingga kini masih dikuasai kapal niaga asing. Kapal nasional masih kurang dari sisi kapasitas. Sedangkan pembangunan kapal baru terhambat oleh tidak adanya keringanan pajak dan sulitnya kredit serta tingginya bunga kredit untuk usaha maritim, kata Rosihan. Untuk angkutan domestik, misalnya, armada nasional baru mampu mengangkut sekitar 60 persen. Dari ekspor dan impor nasional, armada nasional Indonesia hanya kebagian jatah sekitar 10 persen. Sehingga mengakibatkan kerugian devisa sebesar 40 miliar dollar, kata Rosihan. Dia membandingkan dengan Thailand yang memiliki 30 ribu kapal ikan resmi dan sekitar 20 ribu kapal penangkap ikan tidak resmi. Indonesia diperikrakan membutuhkan minimal 22 ribu kapal dengan kapasitas di atas 100 ton. Karena ada 8.090 desa pesisir di 300 kabupaten, dimana ada 16,42 juta warga, kata Rosihan.

Dari sisi infrastruktur, banyak pelabuhan yang kondisinya juga tidak tertata baik sehingga kurang maksimal mendukung kegiatan ekspor dan impor. Dari sisi keamanan dan efesiensi pelabuhan Indonesia juga masih diragukan, ujarnya. Padahal dari sisi sumber daya, laut adalah potensi besar yang dimiliki Indonesia. Indonesia memiliki zona ekonomi ekslusif yang terbentang seluas 2,4 km persegi. Indonesia masih kekurangan kemampuan teknologi dalam memanfaatkan kekayaan bawah lautnya. Itu disebabkan karena kurangnya surver, research dan sumber daya manusia, kata Rosihan. Kerugian negara sebesar triliunan rupiah akibat pencurian sumber daya alam (SDA) oleh pihak asing, terjadi akibat Alat Utama Sistem Pertahanan (Alutsista) Indonesia lemah.Triliunan setiap tahun akibat kebocoran lemahnya alustsista dalam mengawal. Betapa luasnya teritorial laut kita, dengan keterbatasan alutsista memungkinkan orang asing membawa SDA kita. Saya kurang tahu persis karena ada bolong-bolong tadi, kata Syarifuddin Tippe.Hal tersebut disampaikan oleh Plt Rektor Universitas Pertahanan Indonesia Mayjen TNI Syarifudin Tippe di Hotel Borobudur, Jakarta, Senin, 9 Agustus 2010.Karena itu, Syarifudin berharap pemerintah khususnya Kementerian Keuangan dan DPR, dapat menyetujui anggaran yang lebih besar untuk meningkatkan kekuatan alutsista kita.Kita berharap dalam membangun alutsista sipil juga ikut, Bappenas, DPR, Kemenkeu, yang semuanya mengerti sehingga mereka ikut terlibat. Dari keberadaan alutsista oleh TNI, kita berharap bolong-bolong bisa ditutupi secara efektif, kata Syarifuddin.Sementara itu pada kesempatan yang sama, Guru Besar FEUI Irzan Tandjung menyatakan banyaknya pulau di Indonesia merupakan suatu bentuk kelemahan, apalagi tidak disertai dengan alat pertahanan yang memadai.Inilah yang disebut Irzan yang memberikan citra kepada dunia internasional bahwa sistem pertahanan Indonesia saat ini sedang lemah.Karena itu menurutnya, kita harus berupaya sungguh-sungguh memperkuat image kemampuan TNI secara riil dengan mendayagunakan industri pertahanan atau industri strategis yang sudah ada.

BAB III PENUTUP 3.1 Simpulan 1. Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama dan mempunyai kesamaan bahasa, agama, ideologi, budaya, dan atau sejarah. Sedangkan negara adalah suatu wilayah di permukaan bumi yang kekuasaannya baik politik, militer, ekonomi, sosial, maupun budayanya diatur oleh pemerintahan yang berada di wilayah tersebut. 2. System pemerintahan yang pernah dianut oleh Negara Indonesia adalah system pemerintahan parlementer, presidensial, dan campuran. 3. Syarat terbentuknya suatu Negara natara lain penduduk, wilayah, kedaulatan, dan pemerintah. 4. Tujuan akhir setiap negara pada umumnya adalah menciptakan kebahagiaan dan kesejahteraan bagi rakyatnya. Sedangkan fungsinya antara lain melaksanakan penertiban, mengusahakan kesejahteraan, fungsi pertahanan, dan fungsi menegakkan keadilan 3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

Budiman Arief. 1996. Teori Negara, Negara Kekuasaan dan Ideologi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama Suprapto dkk. 2004. Kewarganegaraan 1a Kurikulum 2004 kelas 1 SMA. Jakarta : Bumi Aksara Syafiie Kencana Inu H. 2001. Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung : Refika Aditama

http://sitinjakjrku.blogspot.com/ http://id.wikipedia.org/wiki/Negara http://komisariatmerdeka.wordpress.com/ http://www.kompasiana.com/winterwing http://tedirespati.blogspot.com/

You might also like