You are on page 1of 5

Pengkajian pada gangguan eliminasi fekal 1.

Pemeriksaan fisik

Parameter Mobilitas

Strategi pengkajian Observasi cara klien berjalan, tetapkan adanya kebutuhan peralatan bantuan untuk berjalan (klien yang baru berjalan) Catat tingkat kebutuhan klien akan bantuan berpindah dari kursi roda ke kamar mandi (klien dengan kursi roda)

Ketangkasan

Minta klien mendemonstrasikan pergerakan tangan yang dibutuhkan untuk menstimulasi secara manual (memegang pensil, memutar jari telunjuk)

Sensasi anoreksia

Pada klien yang mengalami rembesan fekal tanpa ingin defekasi: masukkan kateter urine dengan balon ukuran 30 cc ke dalam rectum, gembungkan balon secara perlahan, jika klien tidak berespon diindikasikan adanya kerusakan fungsi

Fungsi sfingter anus

Inspeksi anus saat beristirahat. Minta klien mengkontraksi dan merelaksasi sfingternya dengan diikuti valsava manufer. Ketidakmampuan merasakan distensi rectum, mengedan mengindikasikan kerukakan fungsi

Kontraktilitas otot abdomen

Instruksi klien untuk mengedan, palpasi dinding abdomen perlahan. Periksa volume dan konsistensi fekal dalam rectum. Keberadaan fekal dalam jumlah besar merupakan penurunan sensasi pada proses pengosongan usus.

2. Pemeriksaan laboratorim dan diagnostik

Karakteristik Normal Warna Bayi: kuning Dewasa: coklat

Abnormal Putih

Penyebab abnormal Tidak ada kandungan empedu

Hitam

Konsumsi zat besi atau perdarahan saluran GI

Merah

atas Perdarahan saluran GI

Pucat

bawah Malabsorpsi lemak

Bau

Bau menyengat, dipengaruhi tipe makanan

Perubahan bau

Darah di dalam feses, infeksi

Konsistensi

Lunak, berbentuk

Cair Padat Bayi: lebih 6x sehari Dewasa: lebih 3x sehari

Diare Konstipasi Hipomotilitas

Frekuansi

Bayi: 1-6 kali sehari Dewasa: setiap hari atau 3x seminggu

Jumlah

150 gram perhari

Bentuk

Menyerupai diameter rektum

Sempit, berbentuk pensil Darah, pus, materi asing, lendir, cacing

Obstruksi, peristaltic yang cepat

Unsur-unsur

Makanan tidak dicerna, bakteri mati, lemak,

Perdarahan internal, infeksi, materi-materi yang tertelan, iritasi,

pigmen empedu, sel yang melapisi mukosa usus, air

inflamasi

Tes guaiak (pemeriksaan darah samar di feses): tes laboratorium umum yang dapat dilakukan di rumah atau di samping tempat tidur klien. Tes ini menghitung jumlah darah mikroskopik di dalam feses. Jumlah kehilangan darah lebih dari 50 ml yang berasal dari saluran GI bagian atas dapat disebut melena (darah di dalam feses). Tes guaiak membantu memperlihatkan darah yang tidak terdeteksi secara visual dan juga gangguan perdarahan atau gangguan pada saluran GI yang diketahui menyebabkan perdarahan (mis. Tumor usus, inflamasi usus, atau ulserasi) (Potter & Perry, 2006). Mengukur darah samar di dalam feses Alat yang dibutuhkan: a. Lap tisu b. Suplai tes darah samar Preparat darah samar dari bahan karton Aplikator terbuat dari kayu Larutan developer darah samar

c. Sarung tangan sekali pakai Langkah kerja: a. Pastikan bahwa restriksi diet atau restriksi obat diikuti b. Cuci tangan c. Kenakan sarung tangan sekali pakai d. Ambil spesimen fese yang tidak terkontaminasi

e. Gunakan ujung aplikator yang terbuat dari kayu untuk memindahkan sebagian feses dari wadah spesimen ke preparat darah samar dari bahan karton f. Lakukan tes preparat darah samar: 1). Buka penutup preparat dan oleskan smear feses yang tipis pada kertas di kotak yang pertama 2). Ambil spesimen feses kedua dari feses yang berbeda dan oleskan feses dengan tipis pada kotak kedua 3). Tutup penutup preparat slide dan balik preparat ke sisi sebaliknya. 4). Buka penutup karton dan teteskan dua tetes larutan pembentuk darah samar pada setiap kotak kertas guaikolat. 5). Baca hasil tes setelah 30-60 detik. Catat perubahan warna. g. Bungkus aplikator kayu di dalam handuk kertas, lepas sarung tangan, dan buang di wadah yang benar. h. Cuci tangan i. Catat hasil tes di dalam catatan klien dan catat karakteristik feses yang tidak biasa. Pemeriksaan diagnostik: visualisasi struktur GI dapat dilakukan melalui pendekatan langsung maupun tidak langsung. Visualisasi langsung, instrumen yang dimaksudkan ke dalam mulut (memperlihatkan saluran GI bagian atas atau rektum/ saluran GI bagian bawah). Memungkinkan untuk inspeksi daerah lendir, prmbuluh darah, dan bagian organ tubuh. Endoskop Fiberoptik, merupakan instrumen optik yang dilengkapi dengan lensa pengamat, selang fleksibel yang panjang, dan sebuah sumber cahaya pada bagian ujungnya. Alat ini memungkinkan penampakan struktur pada ujung selang dan pemasukkan instrumen khusus untuk biopsi (Potter & Perry, 2006). Endoskopi atau gastroskopi UGI memungkinkan visualisasi esofagus, lambung, dan duodenum. Melalui sebuah gastroskop kita dapat mengambil spesimen jaringan (biopsi), mengangkat pertumbuhan jaringan yang abnormal (polip), atau sumber-sumber darah samar dari perdarahan. Implikasi keperawatan sebelum tes meliputi hal-hal berikut:

1. Klien menandatangani surat persetujuan tindakan 2. Klien melakukan puasa setelah tengah malam

Daftar Pustaka

Potter & Perry. (2006). Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik. Edisi 4. Jakarta: EGC. Sherwood, L. (2004). Human Physiology: From cells to systems. California: Thomson Learning. Smeltzer, S.C. dan Bare, B.G. (2002). Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta: EGC.

You might also like