You are on page 1of 53

KELOMPOK 4

Dian Permata Ellisa Mahardini Intan Nur Aini Muhammad Kevin Nurul Metriana Tisya Permatasari

AKHLAK TERCELA

ISRAF

PENGERTIAN ISRAF
Kata Israf berasal dari bahasa Arab yang artinya melampaui batas. Orang yang berbuat Israf disebut musrif, bentuk jamaknya musrifun atau musrifin. Menurut istilah Israf adalah mempergunakan sesuatu yang melewati batas-batas yang patut menurut ajaran Allah SWT. Israf termasuk perilaku tercela yang mendatangkan kerugian dan tidak disenangi Allah SWT

FIRMAN ALLAH SWT


Dan orang-orang yang apabila meng infaqkan (hartanya), mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula terlalu menahannya (bakhil), tetapi yang mereka lakukan adalah pertengahan (antara keduanya) (QS al-Furqan :67). .. Dan janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas), sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

BENTUK-BENTUK SIKAP ISRAF


Dalam bentuk pamer kekayaan dan berjiwa sombong Makan, minum, dan berpakaian berlebihan Wahai anak adam (manusia) ambilah pakaianmu ketika hendak memasuki masjid (sholat), makan dan minumlah dan jangan engkau berlebih-lebihan, karena Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan (QS al-Araf : 31). Membelanjakan harta berlebihan Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan

haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (QS Al Isra : 26-27)

Bolehkah Israf atau Berlebihan dalam Beribadah???

BERLEBIHAN DALAM BERIBADAH


Berlebihan dalam beribadah termasuk akhlak tercela, karena menghalangi pelaksanaan kewajibankewajiban lain, misalnya kewajiban belajar, kewajiban berbakti kepada orang tua, kewajiban mencari rezeki yang halal, dan kewajiban memelihara kesehatan jasmani. Rasulullah bersabda: Binasalah orang yang keterlaluan dalam beribadah,beliau mengulangi ucapan itu sampai tiga kali,(H.R. Muslim dari Ibnu Masud)

CONTOH KISAH
Sewaktu Nabi SAW masuk kerumahnya, ada tiga orang tamu wanita. Lalu, beliau bertanya kepada Aisyah (istrinya), Siapakah mereka itu? jawab Aisyah, mereka itulah yang dikenal ibadah salatnya paling banyak. Kemudian Nabi SAW bersabda, Dengarkanlah nasihatku ini hai kaum Ibu, lakukanlah (ibadah itu) sekuat tenagamu saja, jangan terlalu merepotkan/memaksakan diri, karena Allah tiada jemu menerima amal ibadahmu, sehingga kamu sendiri yang akan jemu. Dan perilaku agama yang sangat disenangi Allah, yaitu yang dilaksanakan terus-menerus oleh pelakunya.(H.R. Bukhari-Muslim dari Aisyah r.a.)

NILAI NEGATIF SIFAT ISRAF


khawatir terputus amalnya di tengah jalan, membenci ibadah, dan tidak suka melaksanakan beban agama. khawatir menimbulkan pengurangan amal dengan bermalas-malasan. Pemborosan Tidak bersyukur kepada Allah SWT

UPAYA MENGHINDARI SIFAT ISRAF


Kesederhanaan : Orang yang memiliki kesederhanaan tidak suka melakukan sesuatu yang melebihi kewajaran, karena akan merendahkan diri sendiri di hadapan makhluk atau pencipta-Nya. Dapat mengendalikan hawa nafsu : Sebagian besar keburukan itu disebabkan seseorang tidak sanggup mengendalikan nafsunya Lebih mendekatkan diri kepada Allah

TABZIR

TABZIR
Tabzir berasal dari kata badzr yang artinya boros, yaitu mengeluarkan sesuatu (seperti harta) tanpa tujuan atau secara salah atau sia-sia belaka. Misalnya, menyediakan makanan yang cukup untuk sepuluh orang terhadap dua orang tamu, sehingga makanan itu sia-sia.

DALIL
Allah berfirman : Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah Saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. (Q.S. AlIsra/17 : 26-27) Allah berfirman dalam Q.S. Al Isra ayat 27: "Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah

Kiat-kiat menjauhi perilaku berlebihan


1. Hemat dan tepat dalam menggunakan harta (efektif dan efisien) 2. Menabung untuk masa depan 3. Bersedekah atau menunaikan zakat 4. Memberikan bantuan kepada musafir untuk tujuan yang diridhai Allah,yaitu berupa bantuan dan pertolongan agar tujuannya tercapai 5. Mempererat tali persaudaraan dan kasih sayang,meringankan penderitaan kaum duafa 6. Mengadakan kegiatan amal saleh seperti membiayai anak asuh, lanjut usia.

Manfaat Pola Hidup Sederhana


1. Terhindar dari sifat-sifat buruk, seperti rakus, iri hati, kikir, dan sombong. 2. Bersikap ekonomis dan membiasakan diri menabung demi kepentingan yang lebih besar dan bermanfaat di masa depan. 3. Terhindar dari kemiskinan karena pola hidup sederhana dapat menghindari kekurangan dan terbiasa merasa cukup sehingga bisa berbagi dengan orang lain atau kaum duafa.

4. Disukai banyak orang karena ia tidak akan menyakiti atau menyinggung perasaan orang lain dengan gaya dan sikap hidupnya.

GIBAH

GHIBAH (BERGUNJING)
Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.

Salah satu perbuatan yang bisa menghapuskan pahala puasa Ramadhan adalah bergunjing (ghibah) di siang hari. Perbuatan ini berakibat dosa sekaligus menghilangkan pahala (kebaikan) dari puasa orang yang melakukannya.

Banyak orang meremehkan

masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang lakilaki atas kehormatan saudaranya". (As-Silsilah AsShahihah,)

Berkumpulnya beberapa orang di waktu yang kosong atau suasana santai sering kali membuka peluang untuk terjadinya pergunjingan. Biasanya objek pergunjingan sedang tidak berada di tempat tersebut, sehingga para penggunjing dengan leluasa menggunjingkannya. Bahkan chat di internet juga berpotensi menjadi sarana berghibah.

Dalil yang menyebutkan tentang ghibah


Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujuraat:12)

GHIBAH yang DIBOLEHKAN


Beberapa ulama membolehkan ghibah untuk tujuan yang benar dan disyariatkan, yang tidak mungkin tujuan itu tercapai kecuali dengan ghibah tersebut. Hal ini ada dalam enam perkara : 1. Mengajukan kedzaliman yang dilakukan oleh orang lain. 2. Meminta pertolongan untuk merubah kemungkaran dan mengembalikan orang yang berbuat dosa kepada kebenaran. 3. Meminta fatwa.

4.Memperingatkan kaum Muslimin dari bahaya kesesatan (seseorang/kelompok) dan sekaligus dalam rangka saling menasehati. 5.Menyebutkan aib orang yang menampakkan kefasikan dan bidahnya. 6.Mengenalkan orang lain dengan menyebut gelar (laqob) nya yang sudah terkenal.

1. Mengajukan kedzaliman yang dilakukan oleh orang lain.


Dibolehkan bagi orang yang didzalimi untuk mengajukan yang mendzaliminya kepada penguasa atau hakim dan selain keduanya dari orang-orang yang memiliki kekuasaan atau kemampuan untuk mengadili si dzalim itu. Orang yang didzalimi itu boleh mengatakan si fulan (menyebutkan namanya) itu telah mendzalimi/menganiaya diriku.

2. Meminta pertolongan untuk merubah kemungkaran dan mengembalikan orang yang berbuat dosa kepada kebenaran.

Seseorang boleh mengatakan kepada yang memiliki kekuatan yang ia harapkan bisa merubah kemungkaran: si fulan itu berbuat kejahatan ini dan itu, maka dengan demikian dia akan menasehatinya dan melarangnya berbuat jahat. Maksud ghibah disini adalah merubah kemungkaran/kejahatan, jika tidak bermaksud seperti ini maka ghibah tersebut haram.

3. Meminta fatwa.
Orang itu mengatakan kepada sang pemberi fatwa : ayahku atau saudaraku atau suamiku telah mendzalimi diriku, apakah hal ini boleh? Bagaimana jalan keluarnya? dll. Ghibah seperti ini boleh karena suatu kebutuhan/tujuan (yang syari). Tapi yang lebih utama tidak disebutkan (personnya/namanya) semisal: Bagaimana pendapat Syaikh tentang seorang suami atau ayah yang begini dan begitu? Hal ini juga bisa dilakukan dan dapat mencapai tujuan yang diinginkan meskipun tanpa menyebut nama/personnya.

4. Memperingatkan kaum Muslimin dari bahaya kesesatan (seseorang/kelompok-pent) dan sekaligus dalam rangka saling menasehati.

Yang demikian itu mencakup : - Mencela para perawi-perawi (hadits) atau para saksi yang tidak memenuhi syarat. Hal ini dibolehkan secara ijma kaum muslimin bahkan bisa jadi hal tersebut wajib hukumnya.

5. Menyebutkan aib orang yang menampakkan kefasikan dan bidahnya.


Misalkan orang yang bangga meminum khomer, menganiaya orang lain, merampas harta dan melakukan hal-hal yang batil. Boleh bagi orang yang mengetahui keadaan orang di atas untuk menyebutkan aib-aibnya (agar orang lain berhati-hati darinya-pent).

6. Mengenalkan orang lain dengan menyebut gelar (laqob) nya yang sudah terkenal.
Misalnya Al-Amasy (yang cacat matanya), Al-Araj (yang pincang), Al-Ashom (yang tuli) dan selainnya. Boleh mengenalkan dengan julukan-julukan di atas tapi tidak untuk mencela/mengejeknya dan seandainya mengenalkan tanpa menyebutkan julukan-julukan tersebut ini lebih baik.

Kiat Menjauhi Sifat Ghibah


1. Menyelenggarakan kegiatan sosial agar terhindar dari permusuhan. 2. Memupuk kerja sama atas dasar kebajikan dan takwa sehingga dapat tercipta ketahanan sosial. 3. Memelihara hubungan persaudaraan, persatuan, dan kesatuan sesama umat dan bangsa

4. Persoalan yang timbul dipecahkan dengan cara musyawarah 5. Memberikan maaf atas kesalahan orang lain tanpa harus menunggu lebih dulu dan mampu menahan amarah sebagai latihan untuk meningkatkan kualitas ketakwaan

FITNAH

PENGERTIAN FITNAH
Fitnah merupakan komunikasi kepada satu orang
atau lebih yang bertujuan untuk memberikan stigma negatif atas suatu peristiwa yang dilakukan oleh pihak lain berdasarkan atas fakta palsu yang dapat mempengaruhi penghormatan, wibawa, atau reputasi seseorang. Kata "fitnah" diserap dari bahasa Arab, dan pengertian aslinya adalah "cobaan" atau "ujian".

Sejarah membuktikan betapa hebatnya bencana yang disebabkan karena tersiarnya fitnah itu. Demikian hebatnya akibat buruk dari fitnah itu, sehingga allah berfirman, bahwa fitnah itu lebih besar bahanya dari pembunuhan. (Q.S AlBaqarah, 2:191, 217)

barangsiapa yang dikelilingi fitnah dan tidak ada yang menyelamatkannya dari fitnah itu, maka hendaklah ia berlari dengan membawa agamanya dari segala fitnah dan memperbanyak ibadah, sebagaimana dalam hadits: "Beribadah di saat fitnah adalah seperti berhijrah kepadaku."17 Berbekal diri dengan amal shaleh sangat dianjurkan untuk menjaga diri dari fitnah sebelum terjadinya. Nabi bersabda: "Segeralah beramal shaleh (mendahului datangnya) segala fitnah

Sikap kita terhadap pembawa berita tentang keburukan(aib) seseorang atau suatu kelompok.
Jangan cepat-cepat kita mempercai kebenaran itu, karena mungkin saja pembawa berita itu orang fasik yang sengaja membuat fitnah. Kalau memang dirasa perlu dan ada manfaatnya, sebaiknya berita itu dicek kebenaranya. Memberi nasihat dengan bijaksana (mengingatkan) bahwa menceritakan keburukan (aib) seseorang itu adalah perilaku tercela.

Jangan menyiarkan berita tentang keburukan (aib) seseorang yang kita terima kepada orang lain. Karena kalau ini dilakukan, berarti kita ikut melakukan gibah atau finah yang dilarang allah dan berdosa. Jangan langsung berprasangka jahat kepada orang yang keburukannya (aibnya) disampaikan kepada kita. Sebagai orang islam, hendaknya kita membenci perbuatan gibah dan fitnah karena allah SWT, dan kita berusaha jangan sampai melakukan gibah apalagi fitnah.

Dajjaal berarti seorang yang sangat pendusta dan menutupi kebenaran. Sedangkan Dajjaal yang disebutkan dalam hadits adalah satu mahluk khusus sebangsa manusia yang akan muncul di hari-hari menjelang kiamat dan memfitnah manusia. Ada Dajjaal yang sebenarnya sebagaimana disebutkan dalam haditshadits shahih, dan ada pula anak buah Dajjaal atau orang-orang yang memiliki karakter seperti Dajjaal. Keduanya senantiasa menimbulkan fitnah, kerusakan, dan penyesatan. Proyek perusakan dan penyesatan mereka, kadang begitu gamblang menyolok mata. Kadang dibungkus dengan berbagai macam alasan yang masuk akal.

Selain itu fitanah juga adalah salah satu kegiatan dajjal yang bertujuan untuk menghancurkan dunia.

penyebab terjerumusnya seseorang ke dalam fitnah:


Kesiapan hati menerimanya. Tenggelam dengan obrolan dan keyakinan ilusi. Mendahulukan pendapat pribadi di atas hukum syara'. Menerima jabatan yang tidak mampu dilaksanakan. Sibuk berbicara, tanpa bekerja.

Dampak fitnah:
Membuat manusia lupa terhadap kebenaran yang sebenarnya. Menipiskan agama. Menghilangkan akal. Tidak mendengarkan nasehat.

Penyelamat dari segala fitnah :


Paham terhadap agama. Berlepas diri dari sarana-sarana fitnah dan sebab-sebabnya. Tidak memegang jabatan dalam fitnah. Berdoa agar terjaga dari kejahatannya. Hati mengingari fitnah tersebut. Berbekal diri dengan amal shalih.

Menjauhi fitnah adalah pemeliharaan rabbani, melebihi kondisinya sebagai usaha manusia.

You might also like