You are on page 1of 36

PAPER ILMU LINGKUNGAN

DAMPAK KERUSAKAN LINGKUNGAN DI SEPANJANG ALIRAN SUNGAI BENDUNG KELURAHAN 8 ILIR

DISUSUN OLEH :

AHMAD FAJRI NYAYU MARYAM DANI HARDIANSYAH BEDI YANHADE NANDA ARNIKA LASTIN

(03053110071) (03053110074) (03053110087) (03053110095) (03053110119)

JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2005 KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianyalah kami dapat menyelesaikan paper Ilmu Lingkungan mengenai Dampak Kerusakan Lingkungan di Sepanjang Aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir Palembang. Paper ini kami susun agar dapat dipergunakan sebagai bantuan dalam pembelajaran, khususnya untuk pelajaran Ilmu Lingkungan dan Pengetahuan Umum. Selain itu juga Paper ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam melakukan penelitian mengenai daerah survei. Paper Ilmu lingkungan Dampak Kerusakan Lingkungan di Sepanjang Aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir Palembang ini ditulis untuk memenuhi tugas pelajaran Ilmu Lingkungan, dan tidak lupa juga penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ari Siswanto selaku dosen pengasuh dan Bapak Wirawan Jatmiko selaku dosen pembimbing karena telah membina penulis menyelesaikan paper ini, serta pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu - persatu dalam kesempatan ini. Penulis sadar, dalam penulisan paper ini masih banyak terdapat kekurangan ataupun kesalahan yang mungkin dapat terjadi. Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik dari pembaca, sehubungan dengan hal tersebut demi kesempurnaan paper ini.

Palembang, Desember 2005

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman Kata Pengantar.........................................................................................................2 Daftar Isi..................................................................................................................3 Abstrak....................................................................................................................5 Daftar Lampiran......................................................................................................6 Daftar Gambar.........................................................................................................7 Daftar Tabel8 Bab 1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang9 1.2 Tinjauan Pustaka....10 1.3 Tujuan11 1.4 Ruang Lingkup..11 Bab 2. Data / Gambaran Wilayah 2.1 2.2 2.3 2.4 3.1 3.2 3.3 Geografis....12 Penduduk....12 Pemukiman.....13 Kondisi Lingkungan...14 Kependudukan16 Lokasi Pemukiman.16 Infrastruktur 3.3.1 3.3.2 3.3.3 3.4 3.5 Jalan ...17 Drainase..18 MCK. .19

Bab 3. Permasalahan

Sampah...20 Penimbunan Rawa..22

3.6

Program Pemerintah 3.6.1 3.6.2 Kanalisasi...23 Pembangunan Jembatan 24

3.7 3.8

Peran Serta Masyarakat 24 Sepanjang aliran sungai Bendung..25

Bab 4. Analisa Pembahasan 4.1 Kependudukan...26 4.2 Lokasi Pemukiman.27 4.3 Infrastruktur 4.3.1 4.3.2 4.3.3 Jalan28 Drainase..29 MCK..30

4.4 Sampah dan TPS....30 4.5 Penimbunan Rawa..31 4.6 Program Pemerintah 4.6.1 4.6.2 4.8 Kanalisasi...31 Pembangunan Jembatan.32

4.7 Peran Serta Masyarakat.32 Sepanjang aliran sungai Bendung..33 4.9 Teori...33 Bab 5. Penutup 5.1 Kesimpulan34 5.2 Saran...34 Daftar Pustaka36

ABSTRAK
Kelurahan 8 Ilir terletak di Kecamatan Ilir Timur II, kelurahan ini mempunyai daerah yang cukup luas. Dilihat dari keadaan demografinya kelurahan ini berbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur I di sebelah timur dan Kecamatan Seberang Ulu II di sebelah selatan. Selain itu juga berbatasan pada Kecamatan Sako dan Sukarame di sebelah utara. Kemudian di sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Ilir Barat I dan Ilir Barat II. Kelurahan 8 Ilir ini terdiri dari beberapa daerah yang memiliki keadaan yang berbeda satu sama lain, baik bila dilihat dari segi ekonomi, sosial, maupun kesehatan, termasuk di dalamnya pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R. Sukamto sampai Jalan Gersik. Daerah ini merupakan pemukiman kumuh yang terdiri dari rumahrumah panggung non permanen yang tidak mempunyai persyaratan cukup sebagai rumah yang sehat dan layak huni, serta jarak antar rumah terlalu dekat. Kemudian, infrastruktur (jalan, sistem drainase, MCK, dan air bersih) di pemukiman padat sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R Sukamto sampai Jalan Gersik ini tidak berjalan dengan baik Serta TPS - TPS yang ada pada kawasan ini masih belum cukup memadai untuk menampung sampah - sampah dari tiap rumah masyarakat. Program pemerintah dalam rangka menanggulangi permasalahanpermasalahan lingkungan yang terdapat pada pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik kurang mendapatkan dukungan dari masyarakat setempat. Dengan adanya penelitian pada pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahaan 8 Ilir diharapkan agar dapat mengidentifikasi dampak kerusakan lingkungan yang terjadi pada daerah tersebut.

DAFTAR LAMPIRAN
1. Gambar Peta Kecamatan Ilir Timur II 2. Tata Guna Lahan Kota Palembang 3. Gambar Peta Kelurahan 8 Ilir Palembang 4. Kartu Asistensi 5. Surat Bukti Tugas

GAMBAR
Halaman 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Gambar 1..14 Gambar 2..14 Gambar 3..18 Gambar 4..19 Gambar 5..20 Gambar 6..21 Gambar 7..21 Gambar 8..22 Gambar 9..23 Gambar 1024

TABEL Halaman 1. Tabel 1.12 2. Tabel 2.13 3. Tabel 3.26

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini penduduk Indonesia telah berjumlah hingga 200 juta jiwa, dan ini berarti akan semakin banyak masalah yang timbul seiring dengan laju pertambahan penduduk di negara ini, khususnya mengenai lingkungan negara Indonesia telah banyak menemukan permasalahan permasalahan yang sudah sepatutnya mendapatkan penanganan serius dari berbagai aspek kehidupan. Khususnya di Sumatera Selatan yang memiliki kepadatan penduduknya mencapai hingga 13 juta jiwa. Kepadatan penduduk ini juga berdampak pada permasalahan lingkungan. Selanjutnya kepadatan penduduk di salah satu kota di Sumatera Selatan, yaitu Palembang berjumlah 1,5 juta penduduk. Hal ini jugalah yang menyebabkan kerusakan lingkungan di kota ini yang mengakibatkan Kota Palembang dijadikan salah satu dari lima kota terkotor di Indonesia. Palembang mempunyai banyak kecamatan yang salah satu kecamatan yang harus mendapatkan perhatian khusus adalah Kecamatan Ilir Timur II. Penduduk yang berdomisili di kawasan ini berjumlah 213.453 penduduk. Dengan adanya jumlah penduduk yang banyak namun tidak sebanding dengan dengan luas wilayah maka dapat menimbulkan kerusakan lingkungan pada daerah ini juga. Permasalahan tersebut juga terjadi di kawasan Kelurahan 8 Ilir, terutama di pemukiman padat sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik. Permasalahan - permasalahan yang terjadi di daerah ini sebagian besar merupakan hasil dari perbuatan masyarakat di daerah 8 Ilir ini sendiri.

Kurangnya

kesadaran

masyarakat

tentang

lingkungan

ini

sangat

berdampak pada rusaknya lingkungan di daerah tersebut. Program pemerintah yang ada di daerah ini seolah-olah hanya merupakan angin lalu bagi masyarakat setempat. Pemukiman penduduk di kawasan ini tetap saja menjadi masalah lingkungan yang serius untuk diperhatikan. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran dari berbagai aspek masyarakat, untuk menunjang program pemerintah pada Kelurahan 8 Ilir ini. 1.2 Tinjauan Pustaka Dalam kaitannya dengan pemukiman kumuh, beberapa ahli memberikan pengertian permukiman kumuh sebagai berikut : Pemukiman kumuh adalah berupa kampung dan pemukiman liar yang ditempati oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah dengan kepadatan penduduk dan kepadatan bangunan tinggi, selain itu kondisi rumah dan lingkungan tidak memenuhi syarat kesehatan dengan pola yang tidak teratur.
Pemukiman kumuh adalah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menggunakan lahan perkotaan. Sedangkan kawasan pemukiman berkepadatan tinggi merupakan embrio pemukiman kumuh. Selain itu juga pemukiman kumuh adalah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik, lambat laun menjadi kumuh. Yang menjadi penyebabnya adalah mobilitas sosial ekonomi yang mandek. 2)
1)

Rumah adalah suatu bangunan dimana manusia tinggal dan


melangsungkan kehidupannya. Di samping itu, rumah juga merupakan tempat dimana berlangsung proses sosialisasi pada saat seorang individu diperkenalkan kepada norma dan adat kebiasaan yang berlaku di dalam suatu masyarakat. Maka tidaklah mengherankan apabila masalah pemukiman menjadi masalah yang sangat penting bagi setiap individu. Dan karena individu akan selalu tinggal dalam suatu masyarakat, maka dalam setiap masyarakat akan terdapat rumah-rumah yang menampung kebutuhan manusia. 3) ___________________ 1) Siswono Yudohusodo, Rumah Untuk Seluruh Rakyat, 1991, hal.313)

10

2)Jhon Silas, Kampung Surabaya Menuju Metropolitan. 1996, hal.512) 3) Sarlito Wirawan Sarwono, Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. 1992, hal 146)

1.3

Tujuan Masalah lingkungan merupakan masalah yang tidak bisa lagi dipandang sebagai masalah kecil yang hanya dipandang dengan sebelah mata. Masalah lingkungan merupakan masalah yang begitu rumit dan kompleks. Dalam hal mengatasi permasalahan lingkungan diperlukan kerja keras dari pemerintah dan dibutuhkan kesadaran yang tinggi dari masyarakat. Oleh karena itu penulis mempunyai pandangan bahwa masalah lingkungan sangat perlu untuk diamati dan dibahas. Pengamatan ini bertujuan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan lingkungan yang ada pada pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir Palembang, serta dapat memberikan pandangan dalam mencari solusi yang terbaik dalam melihat permasalahan lingkungan hidup yang terdapat dikawasan tersebut. Dengan demikian kita dapat mengetahui sebab - akibat, faktor - faktor yang berpengaruh, serta peran serta masyarakat terhadap lingkungan di sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R. Sukamto sampai Jalan Gersik.

1.4

Ruang Lingkup Dalam penulisan paper ini yang dibahas adalah permasalahan yang berkaitan dengan lingkungan. Mengingat luasnya cakupan masalah tentang lingkungan maka kami hanya membatasi tentang dampak kerusakan lingkungan di pemukiman kumuh yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto hingga Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir, wilayah Kecamatan Ilir Timur II Palembang. Termasuk pula didalamnya kegiatan atau hal - hal yang dilakukan warga yang kurang memperhatikan lingkungan.

11

BAB II DATA DAN GAMBAR WILAYAH 2.1 Geografis Kawasan 8 Ilir merupakan sebuah kawasan yang mempunyai luas berkisar 375 ha, dan termasuk kawasan yang cukup besar dalam Kecamatan Ilir Timur II. Kelurahan ini memiliki ketinggian 0,5 2 m dari permukaan air laut, dan terletak antara 15 20 Lintang Selatan, serta 101 105 Bujur Timur. Kelurahan 8 Ilir Palembang ini memiliki perbatasan langsung dengan : 1. Utara : Kelurahan Sukamaju. 2. Selatan: Kelurahan Duku. 3. Timur : Kelurahan Bukit Sangkal. 4. Barat : Kelurahan Pipa Reja. 2.2 Penduduk Terdapat beberapa kriteria yang membagi data kependudukan di Kelurahan 8 Ilir Palembang ini : 1. Penduduk menurut Agama Penduduk kawasan 8 Ilir mempunyai berbagai macam agama antara lain sebagai berikut : Tabel Statistik Penduduk Berdasarkan Agama Kecamatan Ilir Timur II Kelurahan 8 Ilir Jenis Kelamin Laki - Laki Perempuan Jumlah Islam 11442 10733 22175 Kristen Katolik 486 441 927 296 285 581 Hindu 53 33 86 Budha 656 608 1264 LainLain 0 1 1 Total 25034

12

2. Penduduk menurut pendidikan Dari tabel statistik penduduk berdasarkan kelompok pendidikan dibawah ini dapat diketahui jumlah penduduk yang berada di Kelurahan 8 Ilir Palembang. Statistik Penduduk Berdasarkan Kelompok Pendidikan
Jenis Kelamin Tidak Sekolah SD SLTP SLTA Aka demi Univer sitas Pasca Sarjana Total

Laki - Laki
Perempuan Jumlah

2288 2027 4315

3027 3509 6536

1920 1947 3867

3879 3184 7063

297 329 626

1393 1032 2425

129 73 202

25034 25034 25034

2.3

Pemukiman Sebagian daerah di Kelurahan 8 Ilir telah dipadati oleh perumahan

permanen, ruko - ruko, serta PTC mall dan sebagian lagi masih berupa rumah panggung yang terbuat dari kayu. Hal ini disebabkan disekitar daerah 8 Ilir masih memiliki kontur tanah yang cenderung berawa, karena daerah ini merupakan dataran yang lebih rendah dari daerah Ulu, dan terkadang tergenang banjir. Oleh karena itu, dengan tata rumah yang berbentuk panggung, warga terhindar dari bencana banjir. Posisi rumah di daerah ini pun tidak beraturan, jarak antara rumah yang satu dengan rumah yang lainnya terlalu rapat, sehingga menimbulkan kesan kumuh. Struktur bangunannya pun terlihat tidak memiliki standar bangunan yang baik, ditambah lagi bahan baku rumah di daerah tersebut tidak memadai lagi untuk sebuah rumah. Setiap rumah memiliki fasilitas yang kurang memadai. Misalnya sebagian besar warga membuat jamban atau MCK disembarang tempat dan disekitar jamban atau MCK tersebut banyak sampah tergenang.

13

Gambar 1. Pemukiman penduduk

Gambar 2. Salah satu rumah penduduk

14

2.4 Kondisi Lingkungan Lingkungan di pemukiman padat sepanjang aliran sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai Jalan Gersik Kelurahan 8 Ilir hampir sebagian besar penduduk bertempat tinggal di rumah panggung, seluruh aktivitas dilakukan di rumah tersebut. Dalam kehidupan sehari-harinya mereka menggunakan karung sebagai tempat pembuangan sampah di bawah kolong rumah mereka dan tentunya hal tersebut akan berdampak buruk bagi lingkungan dan juga kesehatan mereka. Masyarakat di daerah ini tampaknya kurang peduli dengan dampak yang akan terjadi pada mereka dan orang lain akibat perbuatan mereka. Masalah ini akan menimbulkan berbagai macam permasalahan seperti penyakit - penyakit, bau yang tidak sedap (polusi udara) yang tentunya merugikan masyarakat itu sendiri. Program pemerintah mengenai Program Kali Bersih (PROKASIH) tampaknya sudah berjalan lancar, Namun hal tersebut kurang didukung peran serta masyarakat dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang pentingnya keadaan lingkungan yang bersih untuk kesehatan. Banyak akibat yang dapat terjadi bila keadaan disekitar pemukiman tersebut dipenuhi dengan sampah. Misalnya, anak - anak dapat terkena diare, penyakit kulit dan lain - lain. Karena aliran Sungai Bendung tersebut sering digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari - hari.

15

BAB III PERMASALAHAN 3.1 Kependudukan Jumlah Penduduk yang terlalu padat dan banyaknya pembangunan rukoruko serta mall yang tidak sesuai dengan persyaratan izin pendirian bangunan dari pemerintah pada suatu perkotaan akan menciptakan berbagai permasalahan, seperti masalah kependudukan dan kurangnya lokasi pemukiman bagi masyarakat di kota tersebut, sehingga pada lokasi tersebut akan bermunculan daerah-daerah pemukiman kumuh (slum area) yang menciptakan kesan kotor pada kota tersebut. Di tambah lagi dengan kurangnya peran pemerintah terhadap penataan area di pemukiman kumuh tersebut dan kesejahteraan masyarakat di pemukiman kumuh tersebut, maka permasalahan kependudukan tersebut akan semakin rumit. 3.2 Lokasi Pemukiman Pemukiman padat yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Bendung Kelurahan 8 Ilir sebagian besar masyarakatnya bertempat tinggal di atas rumah panggung yang jarak antar rumah tidak teratur, sehingga menimbulkan kesan kumuh pada daerah itu. Dengan keadaan yang seperti itu akan menimbulkan permasalahan - permasalahan lingkungan tentunya. Kesadaran masyarakat mengenai dampak dari jarak antara rumah yang terlau dekat tersebut masih sangat rendah, sehingga menyebabkan lingkungan mereka menjadi rusak dan tidak sehat. Seiring dengan pertambahan penduduk yang semakin meningkat setiap tahun maka peluang bertambahnya bangunan rumah - rumah yang jaraknya semakin tidak teratur akan semakin tinggi.

16

Sedangkan kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat dengan membuang sampah di bawah rumah panggung itu sendiri dapat menyebabkan timbulnya bermacam macam jenis penyakit yang akan menyerang masyarakat dan merugikan diri mereka sendiri. Walaupun telah tersedia tempat pembuangan sampah di daerah Kebun Semai namun masyarakat enggan membuang sampah di tempat pembuangan tersebut, mereka tetap saja membuang sampah di bawah rumah dengan menggunakan karung. Masalah itu juga dapat menyebabkan polusi pada udara di daerah tersebut karena bau yang tidak enak dari smpah yang berada di bawah rumah panggung mereka itu. Selanjutnya program pemerintah mengenai masalah PROKASIH (Program Kali Bersih) nampaknya sudah berjalan cukup baik, aliran anak Sungai Bendung yang terdapat di pemukiman padat tersebut juga terlihat cukup bersih dari sampah. Walaupun banyak sampah yang terdapat di bawah rumah mereka namun masyarakat di kawasan di pemukiman padat tersebut tidak membuang sampah ke dalam aliran anak Sungai Bendung itu, sehingga aliran air yang terdapat pada Sungai Bendung tersebut dapat berjalan lancar. 3.3 Infrastruktur Jalan merupakan bagian yang amat vital bagi kehidupan manusia, karena jalan berfungsi sebagai sarana perhubungan darat yang paling efisien dan efektif, sebagian daerah di Kelurahan 8 Ilir Palembang ini telah memiliki kondisi yang baik, namun demikian masih terdapat beberapa ruas daerah yang tak mampu dilewati oleh kendaraan bermotor dengan baik. Sebut saja pada pemukiman padat di sekitar Sungai Bendung, disana masih terdapat banyak ruas jalan yang terlalu sempit dan becek.

3.3.1 Jalan

17

Gambar 3. Jalan becek dipinggir anak sungai bendung 3.3.2 Drainase Sistem Perairan merupakan hal yang amat penting di kawasan kelurahan ini, karena dilihat dari segi Geografis Kelurahan 8 Ilir yang terletak di Kecamatan Ilir Timur II ini berada di daerah ilir serta hanya memiliki ketinggian 0,5 2 m dari permukaan air laut, dan ini berarti kelurahan ini berada pada daerah rendah yang rentan dengan banjir, sehingga suatu sistem drainase yang baik sangatlah dibutuhkan untuk menghindari banjir di daerah ini. Pemerintah telah membuat suatu sistem drainase dikawasan ini. Hal ini dapat dilihat dari terdapatnya beberapa kolam retensi, dan saluran-saluran air yang terdapat di beberapa tempat di sekitar dan di daerah Kelurahan 8 Ilir itu sendiri. Namun demikian laju pertumbuhan pembangunan di daerah ini terlalu pesat dan tak dapat terimbangi dengan pembangunan sistem drainase yang dilakukan oleh pemerintah. Sehingga ruang terbuka di kawasan tersebut lama - kelamaan menjadi semakin sedikit, dan membuat saluran-saluran air tersebut tak dapat menampung aliran air sehingga banjir masih sering terjadi.

18

3.3.3 MCK Berdasarkan hasil pengamatan, sarana MCK yang terdapat di daerah pemukiman padat di sepanjang aliran Sungai Bendung sebagian besar tidak memiliki persyaratan sebagai prasarana MCK yang baik, struktur bangunan sarana MCK tersebut hanya terbuat dari seng - seng dan kayu - kayu bekas. Sarana MCK tersebut tidak memiliki safitank dan kotoran yang mereka buang langsung tertampung di bawah petak 1,5 x 1,5 tersebut, sehingga pada saat penulis melewati sarana MCK tersebut tercium bau yang sangat tidak sedap yang berasal dari sampah yang bercampur dengan air comberan dan kotoran - kotoran manusia yang berada dibawah sarana MCK tersebut.

Gambar 4. MCK dipinggiran Sungai Bendung Aliran Sungai Bendung yang terlihat kotor itu masih saja dimanfaatkan oleh beberapa warga untuk mencuci pakaian, ketika survei penulis sempat melihat seseorang ibu sedang mencuci pakaian di aliran Sungai Bendung dan di air comberan sekitar kawasan kumuh tersebut, tentunya Sungai Bendung yang telah

19

kotor dan tercemar tersebut akan semakin tercemar oleh deterjen yang sangat sulit untuk diuraikan.

Gambar 5. Seorang ibu yang sedang mencuci pakaian 3.4 Sampah dan TPS Sampah adalah penyebab kerusakan lingkungan nomor satu di Kelurahan 8 Ilir ini. Menurut pengamatan penulis, sampah hampir terdapat disetiap pelosok daerah di kawasan kelurahan ini. Terutama dikawasan pemukiman padat di daerah sepanjang aliran Sungai Bendung. Sampah-sampah baik itu yang terbuat dari hasil olahan pabrik maupun terbuat dari hasil alam terlihat nampak bertumpuk dibawah kolong rumah penduduk. Dari sana terlihat jelas kesadaran dan peran serta masyarakat dalam menunjang program pemerintah guna menjaga kebersihan lingkungan sangatlah kurang. Sistem Drainase terganggu karena saluran air tertutup oleh sampah, padahal masyarakat setempat mengetahui benar dampak yang akan timbul akibat dari kurangnya perhatian mereka tersebut kepada lingkungan.

20

Gambar 6. Gambar sampah di bawah rumah penduduk

Gambar 7. Tumpukan sampah Peranan TPS dikelurahan ini tampaknya belum optimal, hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah yang berserakan daerah ini, penulis melihat banyaknya tumpukan sampah di sudut - sudut jalan padahal tak jauh dari tempat

21

tersebut terdapat TPS. Bahkan, TPS - TPS tersebut banyak yang kurang layak untuk dipakai karena umurnya yang sudah terlalu tua.

Gambar 8. Salah satu TPS dikelurahan 8 Ilir Palembang 3.5 Penimbunan Rawa Penimbunan rawa yang tidak teratur merupakan suatu permasalahan yang telah biasa di Kota Palembang ini, hal ini disebabkan oleh hampir 60 % permukaan Kota Palembang merupakan rawa. Namun seiring jalannya waktu dan besarnya kebutuhan masyarakat akan pembangunan infrastruktur daerah mengakibatkan perlu adanya penambahan areal pembangunan dan hal ini mengakibatkan perlu diadakannya penimbunan rawa yang menjadi tempat mengendapnya air di kota ini. Akibatnya daerah - daerah rendah di kota ini menjadi semakin sedikit dan pembangunan sistem drainase di kota ini tidak dapat mengiringi laju pertumbuhan pembangunan yang pesat tersebut. Khususnya di Kelurahan 8 Ilir yang merupakan daerah rendah di kota ini, pembangunan di daerah ini sangat pesat, hal ini dapat dilihat dari banyaknya rukoruko dan mall di daerah ini. Akibatnya banjir masih sering terjadi di kawasan ini.

22

3.6 3.6.1

Program Pemerintah Kanalisasi Kanalisasi merupakan salah satu program yang diperuntukkan untuk

membuat suatu batas antara sisi aliran Sungai Bendung agar terlihat teratur, dan sama. Namun, hal tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi lingkungan di daerah aliran air Sungai Bendung tersebut. Debit air yang dapat ditampung di aliran tersebut menjadi sedikit yang dampaknya akan menyebabkan banjir. Akan tetapi, hal tersebut tidak pernah diperdulikan bahkan pembuatan kanalisasi tersebut tidak seimbang dengan penggantian lahan yang cukup untuk membuat daerah resapan air (kolam retensi).

Gambar 9. Program kanalisasi pemerintan di Kelurahan 8 Ilir.

23

Gambar 10. Gambar saluran air. 3.6.2 Pembuatan Jembatan Penghubung Dalam program pemerintah mengenai pembuatan jembatan penghubung yang melintasi aliran Sungai Bendung tersebut terlihat sangat menguntungkan, karena akan membuat jarak yang relatif dekat antar kawasan yang berada di aliran Sungai Bendung tersebut. Namun, pembangunan jembatan yang tidak sesuai dengan dengan ketentuan yang ada akan membuat masalah yang merugikan lingkungan. Apabila terjadi air pasang atau hujan yang maka akan menjadikan kawasan tersebut tergenang oleh air yang berasal dari aliran Sungai Bendung tersebut. 3.7 Peran Serta Masyarakat Masyarakat yang berada di kawasan aliran Sungai Bendung umumnya kurang peka terhadap dampak kerusakan lingkungan yang terjadi dikawasan tersebut. Padahal kerusakan lingkungan yang terjadi tersebut tentunya akan merugikan mereka sendiri. Seharusnya masyarakat mendukung program -

24

program pemerintah yang telah ditetapkan. Akan tetapi, masyarakat di lingkungan ini belum sepenuhnya mendukung program program yang dilakukan oleh pemerintah ini. Masyarakat masih saja mendirikan bangunan yang tidak layak bangun di pinggir aliran Sungai Bendung tersebut. 3.8 Sepanjang aliran Sungai Bendung Di sepanjang aliran Sungai Bendung telah banyak ditemui permasalahan dan kerusakan yang terjadi di daerah ini. Selain dari dampak dari kanalisasi dan pembangunan jembatan penghubung, kesadaran masyarakat yang rendah menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Oleh sebab itu diperlukan adanya kerja sama dan partisipasi dari pemerintah Kelurahan 8 Ilir dan masyarakat dalam rangka menaggulangi permasalahan permasalahan yang terjadi di kawasan ini. Masyarakat seharusnya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan pemerintah memberikan penyuluhan mengenai dampak dari kerusakan lingkungan, sehingga terjadi kesinambungan dan membuat kawasan sepanjang aliran Sungai Bendung Kelurahan 8 Ilir ini menjadi lebih baik.

25

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN 4.1 Kependudukan Berdasarkan data yang diperoleh dari Kecamatan Ilir Timur II Palembang, periode September 2005, keadaan penduduk Kelurahan 8 Ilir dapat dilihat dari tabel dibawah ini : No Jenis Klasifikasi 1 Klasifikasi umum Pembagian Jenis Kelamin - Laki-laki - Perempuan Kewarganegaraan - WNI 2 Menurut Agama - WNA Islam Protestan Khatolik Hindu Budha 3 Mata Pencaharian Dan lain lain PNS Pegawai Swasta Wiraswasta Kepolisian TNI Pensiunan Pedagang Buruh Dokter/Tenaga Medis Sumber data Kecamatan, 2005 25034 0 22175 927 581 86 1264 1 1040 2531 1326 55 202 228 224 1372 86 Jumlah (jiwa) 12933 12101

26

Sebagian kecil penduduk di kawasan Kelurahan 8 Ilir Palembang bermukim di perumahan padat (kumuh) yang berbentuk rumah panggung yang terletak di sekitar Sungai Bendung dari Jalan R.Sukamto sampai ke Jalan Gersik, dan dapat kita lihat dari data di bawah ini : Jumlah Keluarga : 4673 KK Pegawai Negeri - Pedagang - Pegawai Swasta Daerah pemukiman kumuh terjadi karena terlalu padatnya penduduk dan banyaknya dibangun ruko - ruko dan mall, sehingga tergusurnya masyarakat yang kurang mampu di daerah Kelurahan 8 Ilir tersebut. Dengan terdapatnya pemukiman padat ini menimbulkan beberapa masalah yang terjadi terhadap kondisi penduduk. Seperti terjadinya kemiskinan karena sulitnya mencari lapangan pekerjaan, kesehatan masyarakat yang sangat buruk karena masyarakat membuang sampah di sembarang tempat, memakai aliran anak sungai yang kotor untuk kegiatan sehari - hari dan lain - lain, yang membuat penduduk kurang menyadari pentingnya kesehatan. 4.2 Lokasi Pemukiman Dalam menanggulangi masalah jarak rumah yang terlalu dekat antar satu rumah dengan rumah yang lain. Maka seharusnya pemerintah di Kelurahan 8 Ilir tersebut mengadakan penyuluhan dan membuat aturan - aturan mengenai pembangunan rumah sehingga jarak rumah tidak terlalu dekat, dan penduduk harus memperhatikan juga letak rumah mereka agar tidak merusak lingkungan yang ada. Dalam menyukseskan program pemerintah ini juga diperlukan kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk merespon program tersebut. Sehingga nantinya kelestarian lingkungan mereka tetap terjaga. Dengan lingkungan yang tetap terjaga maka lingkungan mereka dapat menjadi sehat dan teratur. Kemudian untuk syarat letak rumah telah ditekankan ke dalam Garis Sembadan Bangunan dengan aturan-aturan antara lain ; untuk jarak rumah ke Pekerjaan Rata-rata : -

27

jalan adalah separuh lebar jalan di tambah satu dan jarak antar rumah adalah dua kali lebar jalan di tambah dua. Contohnya : Apabila jarak lebar jalan 1 meter maka jarak antar rumah adalah 4 meter, sedangkan jarak antar rumah ke jalan seharusnya 1,5 meter. Namun, persyaratan yang telah ada tersebut lebih banyak tidak diperhatikan oleh masyarakat sehingga keadaan lingkungan tetap tidak teratur dan sangat terkesan kumuh. Seharusnya rumah tempat tinggal yang ditempati oleh masyarakat di pemukiman tersebut harus memenuhi syarat rumah yang sehat, seperti rumah yang memiliki pengairan air (Drainase) yang baik serta memiliki saluran untuk pembuangan limbah manusia sehingga tidak mencemari aliran Sungai Bendung. Dalam Program Pemerintah mengenai Program Kali Bersih hendaknya selalu didukung dan dikembangkan oleh masyarakat sehingga kebersihan kali yang sudah cukup bersih itu tetap terjaga dan terawat dengan baik. Dengan demikian, maka masyarakat akan peduli akan pentingnya lingkungan yang bersih. Selanjutnya ketua RT setempat harus memberikan penyuluhan dengan cara mengadakan kegiatan gotong royong setiap minggu secara berkelanjutan untuk membersihkan sampah yang berada di bawah rumah panggung mereka. Sehingga sampah yang ada di bawah rumah tersebut lambat laun akan berkurang, dan lingkungan mereka menjadi bersih 4.3 Infrastruktur 4.3.1 Jalan Jalan adalah merupakan sarana perhubungan darat yang dipergunakan untuk berbagai jenis kendaraan, contohnya sepeda motor, mobil, bus, truck, dan lain lain. Jalan dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu : 1. Jalan Golongan A : - Jalan Golongan A merupakan jalan yang diperuntukkan berada di dalam pemukiman penduduk, jalan ini tidak dirancang khusus untuk untuk menahan beban berat, dan tidak memiliki struktur jalan yang lebar, sehingga beberapa kendaraan bermotor yang

28

memiliki beban yang terlalu berat dan besar seperti tronton, dan isotank tidak dapat melewati jalan ini. 2. Jalan Golongan B : Jalan Golongan B merupakan jalan yang diperuntukkan pada jalan besar di perkotaan, jalan ini dirancang dengan kelebaran dan ketebalan yang dapat menahan beban cukup berat untuk menahan beban berat seperti truck. 3. Jalan Golongan C : Jalan Golongan C merupakan jalan yang diperuntukkan pada jalan perhubungan antar propinsi dan antar daerah dalam propinsi, Jalan ini dirancang khusus untuk dapat menahan beban berat seperti tronton dan isotank. Daerah-daerah di kawasan Kelurahan 8 Ilir ini telah memiliki sarana perhubungan berupa jalan yang cukup baik, namun demikian masih terdapat beberapa daerah jalan yang tidak meiliki prasarana yang baik, contohnya didaerah padat disepanjang aliran anak sungai sekip bendung masih banyak terdapat jalan yang tidak dapat dilewati dengan baik oleh kendaraan bermotor karena becek dan terlalu sempit. Untuk memperlancar terwujudnya pembangunan yang merata perlu adanya kerjasama antara pihak pemerintah, swasta dan swadaya masyarakat. 4.3.2 Drainase Drainase merupakan suatu sistem perairan yang dibangun guna meminimalisir banjir disuatu kawasan tetentu. Di lokasi dan sekitar kelurahan ini terdapat beberapa kolam retensi dan saluran - saluran air yang cukup besar untuk meminimalisir banjir didaerah ini namun demikian laju pertumbuhan pembangunan di kawasan ini terlalu pesat untuk diimbangi dengan sistem drainase yang ada, sehingga banjir masih sering terjadi. Untuk meminimalisir terjadinya banjir pemerintah perlu menambah anggaran belanja untuk membangun beberapa kolam retensi yang disekitarnya

29

perlu ditanami dengan pepohonan sebagai penghijauan dan saluran - saluran air kembali didaerah dan di sekitar Kelurahan 8 Ilir ini. 4.3.3 MCK MCK merupakan suatu sarana atau tempat dimana penduduk akan melakukan kegiatan mandi, mencuci, dan membuang kotoran, sehingga sarana ini perlu dan penting pada kehidupan sehari - hari masyarakat. Sarana MCK yang tak sehat akan berdampak buruk pada kesehatan, dan kebersihan sehingga perlu mendapatkan perhatian yang serius dari berbagai aspek kehidupan baik pemerintah maupun masyarakat. Untuk mengurangi pencemaran yang dapat terjadi karena penyalah-gunaan sarana ini maka dirasakan perlu bagi pemerintah untuk membuat suatu peraturan mengenai pencemaran lingkungan di sepanjang aliran sungai dan perlu adanya tindakan tegas kepada siapapun yang melakukan pelanggaran. 4.4 Sampah dan TPS Sampah merupakan suatu zat yang tak dapat digunakan lagi yang menjadi sisa pemakaian dari suatu produk. Sampah dibedakan menjadi 2 macam : 1. Sampah organik 2. Sampah anorganik : - Sampah yang berasal dari makhluk hidup atau dengan kata lain sampah berasal dari alam. : - Sampah yang berasal dari olahan lebih lanjut yang dibuat oleh manusia dan dengan kata lain sampah yang berasal bukan dari alam. Untuk mengurangi masalah pencemaran lingkungan oleh sampah perlu adanya kerjasama antara pihak pemerintah dan masyarakat setempat. Karena tanpa adanya peran serta masyarakat program pemerintah tidak akan berjalan dengan baik. Pemerintah perlu mengadakan penyuluhan kepada masyarakat dan melakukan kerja bakti pembersihan lingkungan bersama. Dan seharusnya

30

pemerintah mengeluarkan sanksi sanksi yang berifat tegas terhadap para masyarakat yang melanggar peraturan. 4.5 Penimbunan Rawa Masalah penimbunan rawa pada kelurahan ini sudah sepatutnya mendapatkan penangan yang serius dari pemerintah, upaya pemerintah tersebut telah dilakukan oleh pemerintah dengan cara mengeluarkan peraturan tentang izin pendirian bangunan yang melarang penimbunan areal tanah secara keseluruhan, maksudnya para pengusaha harus menyediakan setengah ruang terbuka yang telah diambil tanahnya untuk ditimbunkan kesebelah areal lainnya untuk dijadikan sebagai daerah penahan air, namun demikian hal tersebut masih belum dapat terlaksana dengan baik hal ini disebabkan karena para pengusaha lebih sering melakukan pelanggaran terhadap PERDA dengan jalan melakukan kerja sama dengan aparat pemerintahan. Untuk mengurangi pelanggaran tersebut perlu adanya tindak tegas dari pemerintah dengan jalan pemberian sanksi yang seberat beratnya bagi setiap pengusaha yang melakukan pelanggaran tersebut. 4.6 Program pemerintah 4.6.1 Kanalisasi Di dalam BAB III telah tertulis dengan jelas bahwa permasalahan yang muncul karena adanya kanalisasi dapat menyebabkan daerah tersebut tergenang oleh air (banjir) di setiap musim hujan maupun air pasang. Dalam permasalahan ini, dahulunya aliran Sungai Bendung tersebut besarnya berkisar 10 15 meter. Namun dengan adanya program Kanalisasi besarnya aliran sungai menjadi 4 meter. Hal inilah yang meyebabkan debit air yang tertampung didaerah tersebut menjadi berkurang, dan air hujan ataupun air pasang yang tidak dapat tertampung tersebut meluap hingga ke rumah rumah penduduk, hingga di sampai ke Jalan R.Sukamto. Seharusnya pemerintah menyiapakan suatu lahan yang sesuai untuk menjadi daerah resapan air di sekitar aliran Sungai Bendung dan memberikan penyuluhan langsung kepada masyarakat untuk membangun bangunan sesuai dengan peraturan pemerintah.

31

4.6.2

Pembangunan Jembatan Permasalahan yang telah muncul akibat dari pembangunan jembatan

penghubung yang tidak sesuai aturan ini menyebabkan, air pada aliran Sungai Bendung tersebut sulit mengalir karena tinggi daripada jembatan penghubung tersebut tidak dipertimbangkan apabila terjadinya hujan ataupun air pasang. Namun, pembangunan jembatan penghubung ini sangat menguntungkan bagi aktifitas masyarakat selama daerah resapan air yang ada di daerah aliran Sungai Bendung ini tercukupi. 4.7 Peran Serta Masyarakat Kurangnya kesadaran masyarakat mengenai dampak kerusakan lingkungan yang terjadi akibat perbuatan mereka sendiri sebenarnya akan merugikan diri mereka karena merekalah yang bermukim di kawasan tersebut. Pembangunan rumah yang tidak teratur karena jarak antara rumah terlalu dekat. Selanjutnya, pembangunan rumah masyarakat setempat di pinggir aliran Sungai Bendung yang seharusnya daerah tersebut menjadi tempat peresapan air hujan. Namun, masyarakat tidak pernah memperdulikan tentang hal tersebut sehingga kerusakan kerusakan lingkungan terus terjadi di daerah pemukiman sepanjang aliran Sungai Bendung Kelurahan 8 Ilir ini terus terjadi.

4.8 Sepanjang aliran sungai Di sepanjang aliran Sungai Bendung telah banyak ditemui permasalahan dankerusakan yang terjadi di daerah ini. Selain dari dampak dari kanalisasi dan pembangunan jembatan penghubung, kesadaran masyarakat yang rendah menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi. Oleh sebab itu diperlukan adanya kerja sama dan partisipasi dari pemerintah Kelurahan 8 Ilir dan masyarakat dalam rangka menaggulangi permasalahan permasalahan yang terjadi di kawasan ini. Masyarakat seharusnya mematuhi peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, dan pemerintah memberikan penyuluhan mengenai dampak dari kerusakan lingkungan, sehingga terjadinya

32

kesinambungan dan membuat kawasan sepanjang aliran Sungai Bendung Kelurahan 8 Ilir ini menjadi lebih baik. 4.9 Teori Setelah melihat data hasil survei, maka dapat dikatakan bahwa pemukiman di daerah Kelurahan 8 Ilir masih banyak yang tidak memenuhi syarat layak huni atau tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan masyarakat tersebut akan syarat suatu pemukiman yang baik dan sehat. Selain itu hal tersebut juga disebabkan oleh rendahnya penghasilan masyarakat setempat.

33

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan 1. Penimbunan rawa merupakan masalah yang sangat penting untuk diselesaikan oleh pemerintah kota Palembang, hal ini disebabkan oleh karena hampir 60 % permukaan daerah di kota Palembang merupakan rawa. Sehingga apabila rawa - rawa yang menjadi tempat mengendapnya air tersebut ditimbun tanpa adanya tempat pengganti bagi mengendapnya air di daerah tersebut, maka banjir akan terjadi. 2. Kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan agar tetap bersih dari sampah dan limbah rumah tangga lainnya disepanjang aliran sungai bendung masih sangat kurang hal ini dapat dilihat dari banyaknya sampah di sudut-sudut jalan, dibawah kolong rumah, dan di aliran sungai. Maka hal ini sudah sepatutnya mendapatkan penanganan serius dari pihak pemerintah setempat. 3. Daerah padat di kawasan Kelurahan 8 Ilir Palembang ini terletak dipinggiran Sungai Bendung yang menjadi daerah perbatasan dengan Kecamatan Ilir Timur I. 4. Sebagai dampak dari pembuangan sampah sembarangan yaitu kurang seimbangnya lingkungan dan terjadinya pencemaran udara yang merupakan sarana penting bagi masyarakat sekitar. 5. 5.2 Saran 1. Masyarakat harus ikut ambil bagian dalam hal menjaga kebersihan lingkungan dalam rangka menunjang program pemerintah sehingga dapat mencegah kerusakan pada lingkungan. 2. Sarana dan prasarana kebersihan harus segera diperbaiki agar kegiatan pengangkutan sampah dapat berjalan dengan baik.

34

3.

Seiring dengan pesatnya pembangunan di Kelurahan 8 Ilir ini,

Pemerintah perlu membuat suatu program dalam upaya meminimalisir banjir di daerah ini, dengan jalan pengadaan penambahan lahan untuk dijadikan kolam retensi dan saluran-saluran air .

35

DAFTAR PUSTAKA Budiharjo, Eko. 1998. Sejumlah Masalah Pemukiman Kota. PT Alumni ; Bandung. Salim, Emil. 1996. Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Mutiara ; Jakarta. Sunu, Pramudya. 2001. Melindungi Lingkungan. Grasindo ; Jakarta. .....-, 1994, Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup, Departemen Lingkungan ,Jakarta. ....-, 2005, Kecamatan Ilir Timur II Kelurahan 8 Ilir Palembang dalam Angka. BPS, Palembang.

36

You might also like