You are on page 1of 9

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

METODE PENGGUNAAN BAHAN DOKUMEN DALAM PENELITIAN: Review dari Berbagai Penulis Buku Metode Penelitian Sosial
Didi Pramono Mahasiswa Prodi Pendidikan IPS Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang dapat dihubungi melalui e-mail ddpramono248@gmail.com Tulisan ini merupakan upaya dalam memahami lebih jauh tentang pemanfaatan dokumen dalam tahap pencarian data penelitian. Hasil kajian terhadap beberapa penulis buku Metode Penelitian Sosial ditulis di sini, dengan pertimbangan bahwa ketika membaca tulisan kemudian menuliskannya akan lebih membekas dalam memori otak. Tulisan ini diawali dari hasil kajian terhadap tulisan Sartono Kartodirdjo, kemudian secara berurutan ditulis review tulisan Lexy J. Moleong dan Burhan Bungin. Karya-karya tersebut kebetulan ditulis berurutan berdasarkan tahun terbit. Ini memberi keuntungan, yakni dapat diketahui perkembangan teoretis tentang penggunaan bahan dokumen dalam penelitian. Berikut review dari penulis-penulis tersebut. A. SARTONO KARTODIRDJO Kartodirdjo merupakan akademisi yang berperspektif sejarah, tak heran jika dalam beberapa tulisannya selalu dikaitkan dengan sejarah, termasuk tulisanya tentang penggunaan bahan dokumen dalam penelitian sosial. Tulisan Kartodirdjo diawali dengan alasan perlunya penggunaan bahan dokumen dalam penelitian sosial. Kartodirdjo mengemukakan bahwa data yang terdapat pada bahan dokumen tidak hanya digunakan bagi penelitian sejarah, tetapi juga secara luas dapat digunakan dalam penelitian ilmu-ilmu sosial lainnya. Manusia dan masyarakat merupakan fakta yang memiliki dimensi temporal. Sitem sosial dalam masyarakat terdiri atas interaksi yang telah berlangsung secara kontinyu, memiliki proyeksi atas masa depan (berupa anjuran dan angan-angan) dan juga proyeksi atas masa lampau (adat-istiadat, nilai-nilai budaya dan pranatanya). Fakta yang ada saat ini merupakan titik kulminasi dan perkembangan dan perubahan sosial yang terjadi pada masa lampau. Fakta-fakta historis yang perlu diperhatikan untuk dapat memahami apa yang terjadi saat ini. Pernyataan ini dikuatkan oleh Durkheim bahwa ada dua tipe kondisi yang menggerakkan kehidupan sosial, yakni hal yang terdapat dalam keadaan alam atau jumlah unit sosial dan hal yang terdapat dalam masa historis. Kartodirdjo berpendapat bahwa ada prosedur yang berbeda dalam penggunaan bahan dokumenter, antara para ahli ilmu sosial dan ilmu sejarah. Yang perlu diperhatikan para ahli ilmu sosial adalah sebelum mengolah fakta dan data sejarah sesuai dengan permasalahan masyarakat yang hendak diteliti, dokumen tersebut perlu dianalisis terlebih dahulu secara kritis menurut metodologi sejarah: apakah dokumen itu asli? Siapa orang yang membuat dokumen tersebut? Apakah fakta-fakta yang tercantum dalam dokumen tersebut nyata? Bagaimana membuktikan bahwa fakta tersebut nyata? Metode dokumen dibandingkan dengan metode observasi, utamanya dalam hal keunggulannya. Dokumen mencakup detil dan hal-hal khusus tentang aktivitas hubungan sosial yang sukar atau mustahil dapat ditangkap dengan metode observasi. Seorang ahli ilmu-ilmu sosial yang hendak melakukan studi komparasi perlu menggunakan bahan dokumen dengan menerapkan metodologi kritik historis. Hal tersebut cukup beralasan, bahwa gejala sosial tidak dapat diadakan secara eksperimental atau diciptakan untuk diteliti. Oleh karena itu untuk memperoleh gambaran proses sosial dan struktur umum perlu dilakukan kajian secara historis. Dokumen historis digunakan untuk menjawab permasalahan tentang apa, kapan, dan dimana. Dokumen historis perlu: 1) disajikan sebagai suatu kompleks dari kekuatan-kekuatan sosial; 2)

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

digambarkan sebagai suatu proses sosial yang unik; 3) digambar sedemikian rupa sehingga tampak hubungan antara sektor-sektor ekonomis, sosial, politik, dan keagamaannya. Satu lagi, arti penting suatu dokumen dalam penelitian adalah data yang tercantum dalam dokumen terkadang merupakan satu-satunya alat untuk mempelajari permasalahan tertentu, antara lain karena fenomena tertentu tidak dapat diobservasi lagi dan/atau tidak dapat diingat lagi. 1. JENIS-JENIS BAHAN DOKUMEN a) Otobiografi Otobiografi dibagi menjadi tiga jenis, yakni otobiografi komprehensif, tematik, dan otobiografi yang diedisikan. Otobiografi komprehensif adalah otobiografi yang panjang dan ditinjau dari berbagai segi kehidupan, apabila isinya pendek dan bersifat khusus maka itu disebut otobiografi tematik. Sedangkan otobiografi yang diedisikan adalah otobiografi yang disusun oleh pihak lain. Otobiografi berguna untuk mengetahui keadaan masyarakat yang mengelilingi kehidupan seseorang yang ditulis dalam otobiografi, selain itu dapat juga diketahui tentang kelompok sosialnya, struktur dari stratifikasi sosialnya, struktur kekuasaan serta golongan elitnya, konflik sosial, mobilitas sosialnya, dan fakta-fakta lain yang menyertai perjalanan hidup seseorang. Pemanfaatan otobiografi juga perlu dikritisi menggunakan metodologi historis, apa pusat perhatian penulisnya, jenis sumber yang digunakan, dan apa alasan penulis menyusun otobiografi seseorang. Perlu dicermati juga motivasi peribadi penulis, apakah penulis bermaksud membela sesuatu, mencari keuntungan tertentu, hoby menulis, ingin terkenal, apakah ingatan penulis masih baik, atau ada kecenderungan mengidealisasikan atau meromantikkan masa lampau. Saat ini banyak bermunculan buku-buku otobiografi yang menceritakan perjalanan tokoh tertentu, baik itu tokoh-tokoh yang fenomenal, kontroversial, inspiratif, maupun tokoh-tokoh politik. Perlu dicermati apa motiv dibalik penulisan otobiografi tersebut sebelum digunakan sebagai bahan dokumen dalam penelitian. Apa tujuan sebenarnya penulisan otobiografi tersebut? Apakah hanya sekedar politik pencitraan? Apakah yang menulis otobiografi merupakan anggota partai atau pendukung dari tokoh yang ditulis? b) Surat Pribadi, Buku atau Catatan Harian dan Memoar Aspek-aspek penting dari surat pribadi sebagai bahan dokumen adalah: 1) hubungan didaktik; 2) pokok pembicaraan yang menyangkut hubungan dan lembaga sosial; 3) tata susila atau adat-istiadat yang tercermin dalam bentuk serta bahasa surat tersebut. Dari surat-surat pribadi juga dapat diketahui sutuasi dan kondisi saat surat tersebut ditulis. Surat-surat pribadi, buku, dan catatan harian terkadang memuat pikiran-pikiran, perasaan-perasaan, struktur bahasa, gejala-gejala sosial yang timbul, catatan peristiwa, dan interpretasi tentang kejadian-kejadian serta situasi lingkungan sekitar penulisnya. Memoar berbeda dengan ketiga hal diatas, memoar merupakan uraian tentang soal-soal umum, biasanya lebih berupa kisah-kisah perjalanan, gambaran tentang keadaan daerah, kota, atau negara tertentu, lebih sering merupakan uraian tentang keadaan fisik seperti gedung-gedung, jalan, dan alam sekitarnya. Aspek-aspek sosial kurang mendapat perhatian khusus. c) Surat Kabar Surat kabar menyajikan data yang sangat luas, dari lingkup lokal, nasional, dan internasional. Isinya mencakup bidang kehidupan sosial, budaya, ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Surat kabar selain menunjukkan fakta, termasuk di dalamnya terdapat opini, interpretasi, dan pikiran spekulatif. Jadi, ada fungsi lain surat kabar sebagai penyebar informasi, yakni sebagai media yang tepat untuk memberikan pengaruh pada publik. Fakta ini menunjukkan bahwa ada aspek subjektivitas dalam surat kabar, jadi dalam memanfaatkan surat kabar sebagai bahan dokumen perlu ditelaah secara kritis. Keuntungan penggunaan surat kabar adalah informasi-informasi

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

dalam surat kabar sangat pendek jarak waktunya dari peristiwa sehingga pada umumnya relatif tepat. Surat-surat kabar banyak yang menyatakan dirinya lah yang up to date, akurat, tajam, terpercaya, dan lain sebagainya. Hal inilah kenapa dikatakan bahwa informasi-informasi dalam surat kabar memiliki jarak waktu yang pendek dari peristiwa. d) Dokumen Pemerintah Dokumen pemerintah dikategorikan sebagai dokumen yang lebih dapat dipercaya daripada dokumen-dokumen lain. Asalkan, pendapat dan anggapan pejabat yang menulisnya dapat diisolasikan. Pada umumnya dokumen pemerintah disusun dengan penuh ketelitian, karena kesalahan atau pemalsuan akan menurunkan wibawa pemerintah dan menimbulkan banyak kerugian. Sehingga pemanfaatan dokumen pemerintah tidak memerlukan kritik ekstern. Dokumen-dokumen pemerintah diantaranya berbentuk: 1) missive, yakni surat resmi dari asisten residen, dan residen kepada gubernur jenderal; 2) keputusan pemerintah; 3) memorandum, yakni laporan yang disampaikan pada saat upacara serah terima jabatan; 4) militair journal, yakni catatan harian dari kesatuan militer yang melakukan operasi; 5) surat kawat; 6) notula rapat; 7) process verbal dari suatu persiapan pengadilan. Seiring perkembangan zaman dokumen-dokumen pemerintah mengalami penambahan varian yang semakin kompleks, ada yang disimpan saja dalam arsip dan ada yang dipublikasikan melalui media masa maupun media internet dalam bentuk website dan lain sebagainya. Meskipun sifat otentik dari dokumen pemerintah pada umumnya tidak perlu disangsikan lagi, namun isinya perlu dianalisis terlebih dulu untuk diketahui unsur-unsur subjektifnya. Pembuatan dokumen tersebut sering dilakukan dalam waktu yang mendesak, sehingga tidak mungkin digunakan sebagai sumber informasi secara ekstensif. Yang perlu dicermati kemudian adalah dokumen tersebut ditulis oleh pihak pemerintah yang bisa jadi disusun untuk mempertahankan status quo, sebagai bukti keberhasilan pemerintahan, dan lain sebagainya. Dokumen pemerintah biasanya bersifat terlalu sepihak dan tidak mencerminkan pikiran, ide, perasaan, kegiatan, serta hubungan sosial masyarakat. e) Cerita Rakyat Cerita rakyat atau roman adalah ekspresi dari fantasi, imajinasi, serta kemampuan stilistis dari seseorang pengarang, yang secara tidak sengaja dalam karyanya mengungkapkan data tentang keadaan sosial pada masa dan periode waktu tertentu yang menjadi latar cerita. Tokoh-tokoh dalam cerita tersebut pastilah berada dalam lingkungan sosial dari suatu masyarakat, suatu kelas sosial, suatu keluarga, suatu desa, atau suatu daerah tertentu. Data-data inilah yang berguna sebagai bahan dokumenter untuk dijadikan sumber data penelitian. 2. PENILAIAN BAHAN DOKUMEN Penilaian bahan dokumen dilakukan menggunakan kritik historis, yakni analisis mendetil yang dilakukan untuk meneliti dokumen serta menemukan fakta. Biasanya dilakukan dengan mengajukan pertanyaan apakah dokumen itu asli atau palsu, siapa pembuatnya, bagaimana bahasanya, bentuk dan apa sumbernya. Jawaban atas pertanyaan ini disebut kritik ekstern. Kritik intern menanyakan apakah isi dokumen dapat diterima sebagai kenyataan. Dokumen-dokumen yang memiliki jarak waktu dekat dengan kondisi kekinian, seperti surat kabar dan dokumen pemerintah tidak perlu dilakukan kritik intern dengan pendekatan filologis, karena bahasa dan kondisi sosial-budayanya masih banyak memiliki kemiripan dengan kondisi terbaru. Kritik-kritik yang perlu dilakukan adalah: 1) analisis isi dokumen serta kritik interpretatif yang positif guna menetapkan maksud pembuatannya; dan 2) analisis keadaan dan latar belakang tempat suatu dokumen disusun, serta verifikasi terhadap pernyataan-pernyataan yang dikemukakan pembuat dokumen. Dalam menilai bahan dokumen perlu dibedakan antara fakta belaka (objektif atan an sich) dengan menti-fakta (gambaran dari penyusun dokumen tentang fakta). Kritik interpretatif dari dokumen untuk mengisolasikan menti-fakta adalah analisa linguistik, ini merupakan

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

usaha mengidentifikasi bahasa serta istilah-istilah yang digunakan (baik bahasa umum yang berlaku pada masanya maupun bahasa khusus yang digunakan oleh penulis). Apabila dengan kritik interpretatif telah ditemukan subjektifitas, maka kritik intern yang negatif secara lebih lanjut akan dapat mengungkapkan faktor subjektif yang melekat pada bahan dokumen. Jika telah berhasil melakukan isolasi menti-fakta pada pembuat dokumen, maka hal itu belum berarti telah ditemukan fakta belaka. Untuk itu perlu dianalisis situasi dan kondisi pembuat dokumen. Penilaian terhadap dokumen juga perlu menilik pembuat dokumen, karena banyak faktorfakktor yang mempengaruhi pembuat dokumen dalam bekerja. Faktor tersebut diantaranya: 1) jaraknya (ruang dan waktu) terhadap peristiwa; 2) keadaan fisik dan psikos; 3) cara atau kerangka berpikirnya; dan 4) referensi yang digunakannya. Terkait dengan penilaian dokumen, terkadang muncul keraguan terhadap pembuat dokumen, utamanya mengenai subjektivitas. Subjektivitas dapat berbentuk: pemalsuan, sikap konformitas dengan masyarakat, subjektivitas golongan, partai, agama, bangsa, ras, dan gaya bahasa yang mengeruhkan arti kata, serta menggunakan kata yang berdenotasi. Subjektivitas ini bukan tanpa manfaat, ada manfaat yang dapat diperoleh dari subjektivitas. Paling tidak subjektivitas dapat: 1) menunjukkan faktor subjektif yang melekat pada mentifakta, hal ini berguna untuk menentukan golongan sosial pembuat dokumen; dan 2) fakta yang menyatakan realitas sosial dan hal-hal yang telah diketahui umum susah diubah atau dipalsukan. Proses penilaian dokumen juga mencakup pertanyaan apakah bahan dokumen cukup cocok untuk memberi jawaban apa, kapan, dimana, dan mengapa atas fenomena yang sedang diteliti. Jadi bahan dokumen perlu dinilai kegunaanya berdasarkan kriteria yang berhubungan dengan hakikat subjek, komponen esensial, dan sifat jangkauan waktu serta ruang lingkup subjek. 3. MANFAAT BAHAN DOKUMEN Penelitian memiliki tahap-tahap tertentu, dalam tahap-tahap tersebut bahan dokumen memainkan peranannya. Untuk itu bahan dokumen berguna untuk: a) membentuk dan memperbaiki kerangka konsep penelitian; b) menyarankan hipotesa baru; c) menguji dan memberi ilustrasi teori dengan data dari bahan dokumen; d) mencari pengertian historis tentang fenomena unik dengan data dokumen; e) membuat jembatan antara ilmu pengetahuan dan common sense; f) mengawasi gejala situasi sosial yang didasarkan pada bahan dokumen; dan g) menyempurnakan sistem teoretis dan metodologi penelitian. B. LEXY J. MOLEONG Moleong mendasarkan tulisannya pada Guba dan Lincoln. Ia cukup ringkas dalam menjelaskan penggunaan dokumen sebagai bagian tahap pengumpulan data dalam penelitian sosial. Dokumen diartikan sebagai bahan tertulis ataupun film, lain dari record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik. Moleong menuliskan kata record yang ia artikan sebagai pernyataan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa atau menyajikan akunting. Alasan digunakannya dokumen dalam penelitian adalah: 1) dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya, dan mendorong; 2) berguna sebagai bukti dalam pengujian; 3) sifat dokumen yang alamiah, sesuai dengan konteks, lahir dan berada dalam konteks; 4) relatif murah dan mudah diperoleh, harus dicari dan ditemukan; 5) dokumen tidak reaktif sehingga susah ditemukan dengan kajian isi; dan 6) hasil pengkajian isi akan membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan terhadap sesuatu yang diselidiki. Moleong membagi dokumen menjadi dua, yakni dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi diartikan sebagai catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Tujuan pengumpulan dokumen pribadi adalah

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

untuk memperoleh data kejadian nyata tentang situasi sosial dan arti berbagai faktor di sekitar subjek penelitian. Dokumen pribadi mencakup buku harian, surat pribadi, dan otobiografi. Menurut Moleong, buku harian yang bermanfaat adalah buku yang ditulis dengan memberikan tanggapan tentang peristiwa-peristiwa di sekitar penulis. Sifat buku harian amat pribadi, oleh karena itu susah untuk mendapatkan data dari buku harian. Peneliti memerlukan upaya-upaya khusus untuk meyakinkan informan agar mau membagi buku hariannya. Surat pribadi merupakan dokumen yang dapat menyajikan data tentang hubungan sosial seseorang dan menggambarkan tentang latar belakang pengalaman seseorang. Otobiografi bermanfaat sebagai sumber data penelitian, karena dari otobiografi dapat diketahui perjalanan hidup seseorang dan dapat diketahui latar belakang historis, sosial, budaya, ekonomi, dan politik dari tokoh tertentu. Dokumen resmi terbagi atas dokumen internal dan eksternal. Dokumen internal berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga masyarakat, risalah, laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, dan lain sebagainya. Dokumen ini menyajikan data tentang keadaan, aturan, disiplin, dan juga petunjuk tentang gaya kepemimpinan. Dokumen eksternal berupa majalah, buletin, pernyataan, dan berita yang disiarkan di media massa. Dokumen ini dimanfaatkan untuk menelaah konteks sosial, fenomena yang sedang terjadi, situasi sosialekonomi-politik, kepemimpinan, dan sebagainya. Dokumen-dokumen yang ada kemudian dipelajari oleh peneliti untuk kemudian disajikan sebagai hasil penelitiannya. Teknik yang diajukan oleh Moleong adalah teknik analisis kajian isi atau Content Analysis. Holsti (dalam Guba dan Loncoln, 1981 dalam Moleong, 2004: 220) menyatakan bahwa Content Analysis adalah serangkaian teknik yang digunakan untuk menarik kesimpulan melalui usaha menemukan karakteristik pesan, dan dilakukan secara objektif dan sistematis. Ada lima ciri-ciri Content Analysis, 1) keteraturan dan keajegan dalam mengikuti setiap aturan tahapan kajian isi; 2) kajian isi merupakan proses yang sistematis; 3) kajian isi merupakan proses yang diarahkan untuk menggeneralisasi; 4) kajian isi mempersoalkan isi yang termanifestasikan; 5) kajian isi menekankan analisis secara kuantitatif atau kualitatif. Langkah selanjutnya dalam menelaah dokumen adalah melakukan kategorisasi. Ketentuan kategorisasi adalah: 1) kategorisasi harus berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian; 2) kategori harus tuntas; 3) kategori tidak saling bergantung; 4) kategori harus bebas; 5) kategori harus diperoleh atas dasar prinsip klasifikasi tunggal. Kategorisasi Content Analysis dilakukan dengan strategi pulang pergi, mulai dengan aturan -> data -> aturan -> data dan seterusnya. Philipp Mayring dalam Forum Qualitative Social Research Vol. 1 No. 2, June 2000) dengan judul Qualitative Content Analysis, mengemukakan bahwa ide dasar analisis isi dalam bidang komunikasi didasarkan pada empat hal, yakni: 1) Menyesuaikan materi ke dalam model komunikasi, jadi harus ditentukan bagian mana dari komunikasi yang perlu diteliti dengan aspek-aspek komunikator. 2) Aturan analisis: materi yang dianalisis secara bertahap mengikuti prosedur, yaitu membagi materi ke dalam satuan-satuan. 3) Kategori adalah pusat analisis. Aspek-aspek interpretasi teks mengikuti pertanyaan penelitian, dimasukkan ke dalam kategori. Kategori itu ditemukan dan direvisi di dalam proses analisis. 4) Kriteria kredibilitas dan validitas: prosedur itu harus secara komprehensif inter-subjektif, yaitu dengan jalan membandingkan dengan penelitian lainnya dengan memanfaatkan triangulasi. Reliabilitas inter-kode menggunakan cek silang dengan sumber data.

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

Prosedur analisis konten pada penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut, Pertanyaan Penelitian

Penentuan definisi kategori dan tingkat abstraksi untuk kategori induktif Formulasi langkah demi langkah kategori induktif dari materi, dengan mempertimbangkan definisi kategori dan tingkat abstraksi. Mengurutkan kategori lama atau formulasi kategori baru. Revisi kategori sesudah 10-15% materi Pengecekan reliabilitas secara formatif

Pekerjaan akhir dari keseluruhan teks Interpretasi hasil

Pengecekan reliabilitas secara sumatif

Gambar: Langkah-langkah Analisis Isi Kualitatif (Philipp Mayring). C. BURHAN BUNGIN Jika dicermati lebih lanjut, materi yang disampaikan Bungin sepertinya merupakan serapan dari pandangan Kartodirdjo dan Moleong. Dikatakan demikian karena dalam mendefinisikan bahan dokumenter Bungin condong ke pandangan Kartodirdjo, Bungin membagi bahan dokumen ke dalam dua tipe, yakni dokumen pribadi dan dokumen resmi. Pandangan ini senada dengan apa yang disampaikan Moleong. Menurut Bungin, metode dokumen adalah metode yang digunakan untuk menelusuri data historis. Bahan dokumen sangat memegang peranan penting dalam penelitian sejarah. Ilmuilmu sosial lain juga turut memanfaatkan bahan dokumen dalam mengumpulkan data, dan memang sebenarnya sejumlah fakta dan data sosial tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Data dokumen bersifat tidak terbatas pada ruang dan waktu, sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di masa lalu. Bungin membedakan bahan dokumen dengan literatur, literatur adalah bahan-bahan yang diterbitkan baik secara rutin maupun berkala. Sedangkan dokumen adalah informasi yang disimpan atau didokumentasikan sebagai bahan dokumenter. Data dokumen diantaranya: otobiografi, surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah maupun swasta, cerita roman dan cerita rakyat, data di server dan flashdisk, data yang tersimpan di website. Dokumen-dokumen tersebut kemudian dikategorikan ke dalam dokumen pribadi dan dokumen resmi. Dokumen pribadi adalah catatan atau karangan seseorang secara tertulis tentang tindakan, pengalaman, dan kepercayaannya. Dokumen pribadi dapat berupa buku harian, surat pribadi, dan otobiografi.

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

Dokumen resmi dibadi menjadi dua, yakni dokumen intern dan ekstern. Dokumen intern berupa memo, pengumuman, instruksi, aturan lembaga untuk lapangan sendiri seperti risalah atau laporan rapat, keputusan pemimpin kantor, dan konvensi. Dokumen ekstern berupa majalah, buletin, berita yang disiarkan di media massa, pengumuman, atau pemberitahuan. Jika kita cermati pandangan Bungin, ada tambahan bahan dokumen yakni data di server dan flashdisk dan data di dalam website. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, bahanbahan dokumen semakin bervariasi. Peneliti akan semakin mudah mengakses bahan-bahan dokumen yang ada di website, karena data tersebut benar-benar tidak terikat dengan ruang dan waktu. Dalam tulisannya, Bungin manambahkan materi tentang bahan visual dan penelusuran dokumen secara online. Yang dimaksud bahan visual di sini adalah fotografi. Menurut Bartehes (dalam Bungin, 2009: 123) fotografi adalah pesan yang tidak berkode, mengungkapkan semua komponen dunia yang dapat diidentifikasi, namun untuk dappat menginterpretasi haruslah memiliki pengetahuan yang cukup. Fotografi merupakan bahan yang menyimpan banyak informasi yang berguna bagi penelitian. Bahan fotografi meliputi: foto, grafis, film, video, kartun, mikrofilm, slide, dan lain sebagainya. Namun, sifat bahan visual dalam penelitian sosial biasanya hanyalah bahan informasi sekunder. Penelusuran dokumen online merupakan fakta kekinian yang memberi andil yang cukup signifikan dalam metode pengumpulan data penelitian. Internet yang semakin berkembang di masyarakat, kondisi ini memungkinkan masyarakat atau para peneliti menjadikan media online (internet) sebagai salah satu media untuk mengakses/mencari berbagai informasi yang dibutuhkan. Yang perlu dicermati dalam memanfaatkan data online adalah validitas data yang diunduh. Di media internet, siapa saja dapat meng-upload data, tulisan, dokumen, dan lain sebagainya. Untuk itu sebelum melakukan penelusuran data online perlu ditentukan alamat website yang valid, cermati penulis dokumen tersebut, dan lain sebagainya. Saat ini telah banyak dokumen ilmiah yang telah di-upload di internet. Lembaga-lembaga keilmuan telah mengembangkan dirinya sampai pada ranah online, sehingga dokumen-dokumen ilmiah mereka pun dapat diakses via internet. Website yang secara khusus menerbitkan jurnal-jurnal ilmiah pun semakin mudah dijumpai, mulai dari jurnal nasional maupun internasional. Ada yang dikategorikan free journal maupun comercial journal. Semisal peneliti membutuhkan data demografi suatu penduduk, bisa mengakses website Biro Pusat Statistik (www.bps.go.id). Ketika peneliti membutuhkan data tentang kondisi ekonomi masyarakat dapat mengakses website-website lembaga yang menangani bidang perekonomian, dan lain sebagainya. Jika dicermati, terdapat persamaan dan perbedaan antara ketiga penulis yang telah dipaparkan di atas. Kartodirdjo dalam tulisan-tulisannya dan dalam memberikan contoh-contoh menunjukkan latar kondisi masyarakat pasca-kemerdekaan bangsa Indonesia. Bagaimana Kartodirdjo menceritakan tentang dokumen Kartini, istilah-istilah militer yang digunakan, dan contoh tulisan-tulisan yang sangat kental nuansa Belanda. Masalah isi tulisan, tidak jauh berbeda dengan pandangan-pandangan yang muncul kekinian. Moleong berada pada masa pertengahan. Karyanya banyak mengacu pada Guba dan Lincoln. Moleong memberikan tambahan mengenai prosedur analisis terhadap bahan dokumen, yakni diawali dengan analisis isi dan dilanjutkan dengan melakukan kategorisasi, yang semuanya memiliki tahap-tahap tertentu. Bungin menelurkan karyanya belakangan ini, sehingga ada beberapa pembaharuan varian bahan dokumen. Terobosan terbaru dari Bungin adalah penggunaan dokumen dari internet sebagai sumber informasi tambahan dalam penelitian.

Tugas Mata Kuliah Metodologi Penelitian Sosial Semester 1

DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

You might also like