You are on page 1of 9

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu issue penting tentang pendidikan saat ini berkenaan dengan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). Dalam hal ini, tentunya konselor seyogyanya dapat memahami dan menangkap implikasinya bagi

penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Dimana suatu progam pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai apabila tidak dikelolah dalam suatu sistem manajemen yang bermutu. Manajemen yang bermutu sendiri akan banyak ditentukan oleh kemampuan manajer pendidikan di sekolah dalam merencanakan, mengorganisasikan, mengarahkan, dan mengendalikan sumber daya yang ada. Perkembangan manusia dewasa ini dihadapkan pada persoalanpersoalan kompleks, global dan sekaligus kontekstual yang semuanya memerlukan keterampilan penyesuaian diri yang baik. Proses individu untuk menjadi (on becoming) ke arah perkembangan menuju kemandirian, dalam prakteknya memerlukan upaya fasilitasi, yang dalam setting layanan di persekolahan dikonsepsikan pada layanan bimbingan dan konseling. Dalam perspektif psikologi sosial, perkembangan individu tidak lepas dari pengaruh lingkungan fisik, psikhis maupun sosial. Sifat yang melekat pada lingkungan adalah perubahan, dan hal tersebut dapat mempengaruhi gaya hidup (life style) masyarakat). Apabila perubahan yang terjadi sulit diprediksi atau berada di luar jangkauan individu, maka dinamika ini akan melahirkan fenomena kesenjangan perkembangan individu, seperti terjadinya stagnasi perkembangan, masalah pribadi atau penyimpangan perilaku. Beberapa sumber munculnya kesenjangan perkembangan individu dimaksud, antara lain: pertambahan jumlah penduduk yang cepat, pertumbuhan kota-kota, kesenjangan tingkat sosial ekonomi masyarakat, revolusi teknologi informasi, pergesaran fungsi atau struktur keluarga, dan perubahan struktur dari agraris ke industri. Kompleksitas potensi permasalahan yang dihadapi oleh individu dewasa ini, menjadi rasional empirik-konseptual yang mengantarkan perlunya reposisi dan rekonseptualisasi layanan bimbingan dan konseling. Inovasi di dunia bimbingan dan

konseling, terkait tentang perlunya reposisi dan rekonseptualisasi layanan bimbingan dan konseling ini, adalah model bimbingan komprehensif atau dalam referensi lainnya disebut juga model bimbingan perkembangan. B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah pengertian manajemen bimbingan dan konseling ? 2. Bagaimanakah perencanaan program bimbingan dan konseling ? 3. Bagaimanakah pelaksanaan dan pengarahan program bimbingan dan konseling ? 4. Bagaimanakah evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling ? 5. Bagaimanakah supervisi kegiatan bimbingan dan konseling ?

C. Tujuan 1. Menjelaskan pengertian manajemen bimbingan dan konseling 2. Menjelaskan perencanaan program bimbingan dan konseling 3. Menjelaskan pelaksanaan dan pengarahan program bimbingan dan konseling 4. Menjelaskan evaluasi pelaksanaan program bimbingan dan konseling 5. Menjelaskan supervisi kegiatan bimbingan dan konseling

PEMBAHASAN
Pengertian Manajemen Bimbingan dan Konseling Istilah manajemen memuat makna segala upaya menggerakkan individu atau kelompok untuk bekerjasama dalam mendayagunakan sumber daya di dalam suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan. Kemudian manajemen dalam bimbingan dan konseling dimaksudkan sebagai segala upaya atau cara yang digunakan Kepala Sekolah untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan. Manajemen bimbingan dan konseling mencakup beberapa aspek yaitu : 1. Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling Bimbingan konseling sebagai soko guru yang ketiga dalam sistem pendidikan di sekolah selain pembelajaran dan administrasi sekolah. Sebagai sub-sistem pendidikan sekolah , bimbingan dan konseling dalam gerak pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang seksama dan bersistem. Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, apabila tidak dilakukan dengan terencana dan sembarangan saja maka tidak akan dapat diketahui seberapa hasil yang telah dicapai dalam konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan pendidikan di sekolah. Program diartikan sebagai rencana kerja, menurut T. Raka Joni (1981) Program adalah seperangkat kegiatan yang dirancang dan dilakukan secara kait mengkait untuk mencapai tujuan tertentu. Unsur-unsur dari program : a. Adanya seperangkat kegiatan b. Dirancang c. Dilakukan secara kait mengkait d. Adanya tujuan tertentu Secara sederhana dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor di

sekolah. Agar tidak terjadi tumpang tinddih dan benturan antar kegiatan di masing-masing bidang di sekolah, maka diperlukan program yang sisitematis yang mengacu pada hal-hal berikut (Munandir, 1996): a. Program bimbingan dan konseling dirancang untuk kebutuhan siswa b. Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah c. Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit dan menunjang pencapaian keseluruhan tujuan program bimbingan dan konseling d. Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staff sekolah e. Personil bimbingan konseling perlu diidentifikasikan dan tugas-tugas serta tanggungjawabnya harus dirumuskan f. Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program g. Dari keperluan-keperluan untuk penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling , dua hal yang esensial adalah data pribadi siswa untuk pemahaman diri dan bahan informasi untuk perencanaan pendidikan dan pengambilan keputusan. h. Perlu penerapan rancangan sistem dalam pengembangan program dan pemecahan masalah pengelolaan i. Dukungan dan pelibatan masyarakat sekitar harus diusahakan sejauh mungkin demi kelancaran penyelenggaraan program dan tercapainya tujuan 2. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling Ada dua jenis program yang perlu dirancang dan dikembangkan yaitu : 1. Program tahunan sebagai program sekolah. Kegiatan layanan bimbingan dan konseling sebagai program sekolah antara lain : a. Pemberian layanan informasi melalui ceramah yang mengunddang narasumber dari dari luar sekolah yang dijadikan sebagai career day b. Program pemberian layanan orientasi bagi siswa baru pada awal sekolah sebagai bagian dari program sekolah c. Mengadakan tes bakat atau inventori minat untuk bahan

pertimbangan penjurusan

d. Mengadakan kunjungan industri yang bermanfaat bagi bimbingan karir e. Membentuk kelompok-kelompok group counseling f. Memberikan pelatihan keterampilan belajar akademik 2. Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing sesuai dengan pembagian tugas layanan di sekolah. Setiap Guru Pembimbing perlu membuat program berupa satuan layanan dan satuan kegiatan pendukung setiapkali akan melakukan pelayanan kepada siswa sesuai jadwal yang telah dipetakan Hendaknya dalam penyusunan program-program pada setiap biddang disesuaikan dengan karakteristik satuan pendidikan atau jenis dan jenjang sekolah. Dalam pelaksanaan program ini maka diperluukan pengarahan agar terjadi suatu tata kerja yang diwarnai oleh koordinasi dan komounikasi yang efektif diantara staf bimbingan dan konseling. 3. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Merupakan upaya menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah pada khususnya dan progarm bimbingan dan konseling pada umumnya. a. Tujuan dan Fungsi Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Secara umum : Mengetahui kemajuan program bimbingan konseling atau subyek yang telah memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling Mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas strategi

pelaksanaan program dalam kurun waktu tertentu Secara khusus : Meneliti secara berkala hasil pelaksanaan program yang telah dicapai

Memperoleh informasi tentang tingkat efektivitas dan efisiensi layanan bimbingan dan konseling yang ada Mengetahui jenis layanan yang sudah ataupun belum dilaksanakan dan jenis layanann yang yang memerlukan perbaikan atau pengembangan

Mengetahui tingkat partisipasi staf atau personil sekolah dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan program Mengetahui seberapa besar kontribusi program bimbingan dan konseling terhadapketercapaian tujuan pembelajaran di sekolah

Memperoleh informasi yang memadai dan cermat untuk kepentingan perencanaan langkah-langkah pengembangan program

Membantu

mengembangkan

kurikulum

sekolah

yang

disesuaikan deengan kebutuhan peserta didik b. Prinsip-prinsip Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Evaluasi program yang efektif menuntut pengenalan yang cermat dan rinci terhadap tujuan yang akan dicapai Evaluasi program yang efektif membutuhkan kriteria

pengukuran yang jelas Evaluasi program memerlukan keterlibatan dari berbagai pihak yang memiliki kompetensi profesional Evaluasi program menuntut umpan balik dan tindak lanjut sesehingga hasilnya dapat dipakai untuk dasar pengambilan keputusan dan pembuat kebijakan Evaluasi program hendaknya terencana dan

berkesinambungan c. Pendekatan dan Metode Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling Menurut Shetzer dan Stone (1983) : Pendekatan dan metode survei

Pendekatan dan metode ini biasanya lebih banyak memakai evaluasi yang berlatar sekolah. Prosedur yang ditempuh biasanya dengan mengumpulkan sebanyak mungkin data tentang masukan , proses, dan hasil yang merupakan

keluaran program. Temuan yang diperoleh dirumuskan dalam profil yang bersifat deskriptif kuantitatif maupun kualitatif. Pendekatan dan Metode Eksperimen Merupakan perpaduan antara riset dan evaluasi, kegiatannya bertujuan melakukan evaluasi tetapi prosedurnya memakai model riset eksperimental. Lazimnya dipakai ketika guru pembimbing atau konselor di sekolah ingin mengetahui seberapa besar pengaruh layanan bimbingan konseling terhadap perilaku sejumlah subyek. Untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan itu maka perlu metode yang dapat mengukur dampak layanan terhadap perilaku siswa tersebuit. Riset eksperimental merupakan pendekatan yang paling cepat untuk dikenakan. Studi Kasus Digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keadaan seorang siswa yang dijadikan sebagai objel telaah kasus. Metode ini banyak dipakai untuk mengukur keberhasilan layanan konseling. Alasannya adalah dalam layanan

konseling diperlukan telaah cermat atas proses dan hasil perubahan akibat perlakuan terhadap diri siswa yang bermasalah. Metode ini memang membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak karena bersifat longitudinal. Tetapi jika dapat dilakukan akan banyak manfaatnya karena akan diketahui perkembangan kepribadian klien sejak dari awal ketika ia bermasalah , selama dibantu, sampai akhirnya setelah dibantu dengan layanan konseling. 4. Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling

Supervisi merupakan aspek penting dalam manajemen program bimbingan konseling. Manfaat pokoknya adalah :untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan konseling , memantau kemungkinankemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan dalam pelaksanaan program agar tercapai pelaksanaan yang lancar ke arah pencapaian tujuan bimbingan dan konseling di sekolah.

PENUTUP
A. Simpulan. 1. Manajemen Bimbingan dan Konseling merupakan segala upaya

menggerakkan individu

atau kelompok untuk bekerjasama dalam

mendayagunakan sumber daya di dalam suatu sistem untuk mencapai suatu tujuan untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan. 2. Program bimbingan dan konseling adalah seperangkat kegiatan yang dirancang oleh konselor di sekolah 3. Pelaksanaan dan Pengarahan Program Bimbingan Konseling ada 2 program, yaitu Program tahunan sebagai program sekolah dan Program kegiatan layanan bagi setiap Guru Pembimbing 4. Evaluasi Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling merupakan upaya menilai effisiensi dan efektifitas pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah. 5. Supervisi Kegiatan Bimbingan dan Konseling untuk mengendalikan personil pelaksana bimbingan konseling, memantau kemungkinan kendala yang muncul dan dihadapi personil dalam pelaksanaan tugasnya, mencapai jalan keluar terhadap hambatan dan permasalahan. B. Saran Dengan adanya Manajemen Bimbingan dan Konseling diharapkan dapat menuntun terselenggaranya pelayanan bimbingan konseling dalam mencapai tujuan yang akan dicapai sesuai tujuan umum dan khusus.

You might also like