You are on page 1of 7

PROGRAM MDGS ( MILLENNIUM DEVELOPMENT GOALS )

Millennium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium, adalah sebuah paradigma pembangunan global, dideklarasikan Konperensi Tingkat Tinggi Milenium oleh 189 negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di New York pada bulan September 2000. Dasar hukum dikeluarkannya deklarasi MDGs adalah Resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa Nomor 55/2 Tangga 18 September 2000, (A/Ris/55/2 United Nations Millennium Development Goals). Semua negara yang hadir dalam pertemuan tersebut berkomitment untuk mengintegrasikan MDGs sebagai bagian dari program pembangunan nasional dalam upaya menangani penyelesaian terkait dengan isu-isu yang sangat mendasar tentang pemenuhan hak asasi dan kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu: 1. Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan, 2. Mencapai Pendidikan Dasar untuk semua, 3. Mendorong Kesetaraan Gender, dan Pemberdayaan Perempuan, 4. Menurunkan Angka Kematian Anak, 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu, 6. Memerangi HIV/AIDs, Malaria dan Penyakit Menular Lainnya, 7. Memastikan Kelestarian Lingkungan Hidup, dan 8. Membangun Kemitraan Global untuk Pembangunan.

Setiap tujuan menetapkan satu atau lebih target serta masing-masing sejumlah indikator yang akan diukur tingkat pencapaiannya atau kemajuannya pada tenggat waktu hingga tahun 2015. Secara global ditetapkan 18 target dan 48 indikator. Meskipun secara glonal ditetapkan

48 indikator namun implementasinya tergantung pada setiap negara disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan dan ketersediaan data yang digunakan untuk mengatur tingkat kemajuannya. Indikator global tersebut bersifat fleksibel bagi setiap negara. Deklarasi MDGs merupakan hasil perjuangan dan kesepakatan bersama antara negaranegara berkembang dan maju. salah Negera-negara satunya berkembang dimana berkewajiban untuk di

melaksanakannya,

termasuk

Indonesia

kegiatan MDGs

Indonesia mencakup pelaksanaan kegiatan monitoring MDGs. Sedangkan negara-negara maju berkewajiban mendukung dan memberikan bantuan terhadap upaya keberhasilan setiap tujuan dan target MDGs.

CONTOH PROGRAM UNTUK MENCAPAI KEBERHAILAN MDGS

1.

BERSAMA BSM MENUJU WAJAR DIKDAS 9 TAHUN DI KABUPATEN WONOGIRI Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri berupaya menurunkan angka drop out/putus

sekolah melalui Program Bantuan Siswa Miskin (BSM) bagi siswa pendidikan dasar.Di samping itu, untuk memberikan motivasi siswa agar dapat meningkatkan prestasi pendidikannya, sehingga dapat menghilangkan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin. Untuk mencegah terjadinya anak putus sekolah yang disebabkan faktor

ketidakmampuan ekonomi dan sekaligus menarik anak usia sekolah yang tidak sekolah agar masuk sekolah serta dalam rangka pemberian akses yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang terjangkau oleh pendidikan.

Adapun dalam menyeleksi dan menetapkan usulan siswa penerima Bantuan Beasiswa Siswa Miskin dengan kriteria sebagai berikut: Siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu Jarak tempat tinggal jauh dari sekolah Pertimbangan lain (misalnya kelainan fisik, korban musibah berkepanjangan, anak dari korban PHK, dan indikator lokal lainnya) Diutamakan siswa yang memiliki Kartu Miskin atau Kartu Program Keluarga Harapan Dana BSM dapat dimanfaatkan untuk : Pembelian perlengkaprn ( buku pelajaran, alat tulis, sepatu, dan lain lain) Biaya transportasi siswa ke sekolah Uang saku siswa untuk sekolah

Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan program Bantuan Beasiswa Siswa Miskin menjadi sangat penting karena program ini menjangkau masyarakat dari keluarga kurang mampu/miskin yang selama ini agak terabaikan diharapkan program bantuan Bantuan Beasiswa Siswa Miskin ini dapat berjalan dengan baik dan lancar sehingga tujuan pendidikan tercapai menuju Wajar Dikdas 9 Tahun.

2. PENDATAAN PENDIDIKAN DASAR ONLINE 2012 DI KABUPATEN WONOGIRI

Sistem Pendataan Pendidikan Dasar adalah Pendataan yang dilakukan untuk seluruh entitas data pokok pendidikan yang bersifat individual dan terintegrasi dari 3 entitas data pendidikan (Satuan Pendidikan, PTK dan Peserta Didik) untuk jenjang dasar (SD, SDLB, SMP, SMPLB).

Dinas Pendidikan Kabupaten Wonogiri membentuk tim Pendataan yang bersifat satu pintu artinya hanya satu-satunya sistem pendataan resmi digunakan di lingkungan Ditjen Dikdas. Pendataan ini merupakan pendataan individual baik dari satuan pendidikan, PTK Maupun Siswanya dalam satu aplikasi pendataan yang terintegrasi dan tidak berdiri sendirisendiri (parsial) dari sistem pendataan sebelumnya, yang sudah dimulai bulan April 2012 dan hingga saat ini sudah hampir 77,4% data yang sudah terupdate. Sistem Pendataan ini merupakan hasil migrasi data NUPTK sebelumnya, sehingga bersifat Prefilled, artinya data sudah ada di dalam aplikasi untuk masing-masing sekolah, sehingga sekolah hanya melakukan updating data yang sudah disediakan. Dengan sistem prefilled mensyaratkan ketika instalasi aplikasi, selain installer juga databse dalam bentuk .zip per kab/kota dan kode registrasi per sekolah hal ini yang merupakan kode unik yang hanya dimiliki oleh satu sekolah satu kode untuk \\\\\\\\\\\\\\\\\"login\\\\\\\\\\\\\\\\ ke dalam aplikasi. Upaya Percepatan Pendataan Dikdas Di Kabupaten Wonogiri 1. Melakukan Fasilitasi/Bimbingan Pendataan Ke Kecamatan 2. Membuka Konsultasi Pendataan , Baik Melalui Kontak Hp Maupun Tatap Muka 3. melakukan bimbingan teknis sehari kepada semua petugas pendataan UPT, SD dan SDLB

Validasi/Verifikasi Data 1. Sekolah wajib meng update data baik data siswa, sekolah maupun data PTK, apabila terjadi perubahan data 2. Pendataan tahun 2012, meliputi 3 intitas data yaitu data individu sekolah, data individu siswa dan data individu PTK 3. Kedepan pendataan berkembang tidak hanya 3 intetas, bertambah Seperti Nilai Rapor, Nilai UN, dan Prestasi Siswa dll.

3. PENINGKATAN UEP (USAHA EKONOMI PRODUKTIF) DAN BANTUAN SOSIAL KEPADA PENYANDANG CACAT PRODUKTIF

Pembangunan Kesejahteraan Sosial khususnya Penyandang Cacat di Kabupaten Wonogiri TA. 2012, merupakan wujud komitmen pemerintah untuk meningkatkan harkat dan martabat warga masyarakat. Upaya mengangkat derajat kesejaheraan sosial tersebut dapat dipandang sebagai bagian dari investasi sosial yang ditujukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM) sehingga mampu menjalankan tugas-tugas kehidupannya secara mandiri sesuai dengan nilai-nilai yang layak bagi kemanusiaan. Pembangunan kesejahteraan sosial memiliki ciri khas di banding pembangunan lainnya, karena berkaitan dengan upaya mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial dan meningkatkan potensi sumber kesejahteraan sosial. Alur masing-masing program memiliki tingkat pelaksanaan yang berbeda-beda, dengan tujuan akhir disesuaikan dengan kemampuan sasaran kelayannya (penyandang masalah). Secara teknis Dinas Sosial Kabupaten Wonogiri melaksanakan Pembangunan Kesejahteraan Sosial khususnya Penyandang Cacat yang mencapai angka 13.834 jiwa melalui sistem penanganan Non Panti maupun Sistem Panti, salah satunya melalui Program Kegiatan Peningkatan UEP (Usaha Ekonomi Produktif) dan Bantuan Sosial kepada Penyandang Cacat Produktif yang bersumber pada Dana APBD TA. 2012, dengan sasaran program adalah Para Penyandang Cacat Produktif di Kabupaten Wonogiri . Adapun bentuk kegiatan pada Peningkatan UEP (Usaha Ekonomi Produktif) dan Bantuan Sosial kepada Penyandang Cacat Produktif ini adalah Pemberian Bantuan kepada 14 orang Penyandang cacat produktif .

4. POLA PEMBANGUNAN DAERAH DALAM RANGKA PENANGGULANGAN KEMISKINAN DI JAWA TENGAH

Arah Kebijakan Pokok Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah dilaksanakan melalui program-program pro-poor, pro-job dan pro-growht yang berorientasi pada pemerataan pendapatan antar kelompok masyarakat, pengurangan beban pengeluaran penduduk miskin, pemenuhan kebutuhan dasar dan pemerataan pembangunan antar wilayah. Upaya penanggulangan kemiskinan telah dilakukan melalui berbagai strategi baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan dana stimulan sebagai modal usaha kegiatan ekonomi produktif, bantuan sosial (antara lain melalui program Subsidi Langsung Tunai, Beras Miskin, Sektoral Pusat/ Daerah, program khusus, dll); secara tidak langsung melalui penyediaan sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan sosial ekonomi, Pemberdayaan masyarakat; Penguatan kelembagaan dan Perlindungan sosial (antara lain melalui program Bantuan Kepada Kabupaten/ Kota, Sektoral Pusat/ Daerah, dan program khusus lainnya). Sedangkan upayaupaya yang dilakukan dalam mengatasi kemiskinan Di Jawa Tengah ditempuh melalui :

1. Pengurangan pengeluaran, melalui : Bidang Pendidikan, melalui Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Khusus Murid (BKM), dan Bantuan Bea Siswa Keluarga Miskin. Bidang Kesehatan dan Keluarga Berencana, melalui penanganan tindakan medis, operatif keluarga miskin, penanggulangan gizi buruk dan gizi kurang, dan pengembangan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD), Jaminan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin (JPKMM) serta bantuan alat kontrasepsi dan obat / pil KB.

2. Peningkatan Pendapatan, melalui : Bidang Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, melalui pengembangan wirausaha, pengembangan pendidikan dan pelatihan wirausaha serta pemberdayaan usaha skala mikro. Bidang Sosial, melalui Bantuan Modal Usaha bagi Penduduk Miskin. Bidang Ketenagakerjaan, melalui perluasan kesempatan kerja dan berusaha termasuk pengiriman transmigrasn serta pelatihan ketrampilan tenaga kerja. Bidang Perumahan dan Pemukiman diantaranya pemugaran rumah kumuh dan padat di perkotaan, korban bencana alam dan penyediaan air bersih serta pembangunan sanitasi.

You might also like