You are on page 1of 94

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Di penghujung abad lalu, Indonesia mengalami perubahan besar yaitu proses reformasi ekonomi dan demokratisasi dalam bidang politik. Tidak begitu lama kemudian, tepatnya pada tahun 2000, para pimpinan dunia bertemu di New York dan menandatangani Deklarasi Milennium yang berisi komitmen untuk mempercepat pembangunan manusia dan pemberantasan kemiskinan.

Komitmen tersebut, diterjemahkan menjadi beberapa tujuan dan target yang dikenal sebagai Millennium Development Goals (MDGs). Pencapaian sasaran MDGs menjadi salah satu prioritas utama bangsa Indonesia. Pencapaian tujuan dan target tersebut bukanlah semata-mata tugas pemerintah tetapi merupakan tugas seluruh komponen bangsa. Sehingga pencapaian tujuan dan target MDGs harus menjadi pembahasan seluruh masyarakat. Untuk beberapa tujuan, diantaranya kemiskinan, pendidikan, kesehatan dan perlindungan terhadap lingkungan, Indonesia bersama negaranegara lainnya, menetapkan target-target yang ambisius namun sangat mungkin untuk dicapai. Kebanyakan dari target tersebut mesti dicapai pada 2015. Oleh karena itu, Tahun 2012 menjadi penting, karena tahun ini adalah pertengahan dari target 2015 khususnya pembangunan di bidang kesehatan.

Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dengan demikian, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Kesehatan merupakan nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa yang dianugerahkan kepada setiap insan di muka bumi ini. Bahkan, kesehatan menjadi salah satu pilar terlaksananya pembangunan nasional di suatu negara. Akan tetapi, bukanlah hal yang mudah untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal. Pada dasarnya, kesehatan masyarakat merupakan interaksi antara faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan hereditas (H.L.Blum). Oleh karena itu, diperlukan koordinasi yang baik antara semua komponen dalam suatu negara, baik itu pemerintah, swasta, tenaga medis dan masyarakat itu sendiri. Upaya pendekatan masyarakat yang komprehensif merupakan suatu jalan untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat, melalui pembinaan perilaku hidup sehat, kesehatan lingkungan, dan meningkatkan sarana pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif tetapi lebih ke arah peningkatan upaya promotif dan preventif.

Sanitasi merupakan sistem pengolahan limbah domestik dan penyediaan air bersih, sebagai modal dasar pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Berbagai kegiatan dan jargon pelaksanaan terhadap gerakan mulai berkibar di tataran nasional maupun lokal, yang diharapkan tidak hanya sebagai dasar kebijakan sesaat tanpa tindakan yang berkelanjutan. Pencapaian keberhasilan pemenuhan dasar sanitasi ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi merupakan tugas seluruh individu sebagai khalayak sasaran. Pokok utama pencapaian keberhasilan pada dasarnya adalah adanya kesadaran masyarakat dan pola perilaku positif akan pentingnya sanitasi sebagai penyokong kehidupan yang sehat. Pembangkitan semangat ini dapat dilakukan melalui pendidikan, jadi peran sekolah sangat penting dalam menyukseskan tercapainya tujuan gerakan ini. Peran sekolah sebagai pusat pembentukan pola perilaku adalah fungsi sekolah yang sangat dominan dalam merekayasa budaya positif masyarakat. Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan Berbasis Sekolah (PKSLBS) ini merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan sekolah dalam memelihara mutu kesehatan dan lingkungan sekitar. Pada kegiatan ini diharapkan tertanamnya rasa memelihara dan menjaga kesinambungan tersedianya air bersih dan sistem sanitasi yang baik didasarkan pada hubungan yang sinergis antara masyarakat sekitar dengan sekolah.

Selain itu didasarkan adanya potensi fisik sekolah yang dapat menopang kebutuhan masyarakat akan sumber air bersih dan sistem sanitasi yang baik, juga adanya kemampuan sekolah sebagai agen peningkatan kesadaran akan lingkungan yang sehat bagi siswa dan masyarakat sekitar. Program kegiatan berbasis sekolah ini diharapkan menjadikan sekolah sebagai sentral perbaikan mutu lingkungan. B. Tujuan dan Sasaran KKN-PK 1. Tujuan KKN-PK Pelaksanaan Kuliah Kerja Nyata Profesi Kesehatan (KKN PK) adalah bentuk penerapan materi kuliah yang bertujuan untuk : a. Memberikan pengalaman belajar tentang pembangunan masyarakat dan pengalaman kerja nyata lapangan. b. Menjadikan lebih dewasanya kepribadian mahasiswa dan bertambah luasnya wawasan mahasiswa. c. Memacu pembangunan masyarakat dengan menumbuhkan motivasi kekuatan sendiri. d. Mendekatkan perguruan tinggi kepada masyarakat

2. Sasaran KKN-PK Adapun sasaran dari KKN-PK sebagai berikut : a. Mahasiswa : 1) Memperdalam pengertian mahasiswa tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat menghayati adanya

ketergantungan kaitan dan kerjasama antar sektor. 2) Memperdalam pengertian dan penghayatan mahasiswa tentang pemanfaatan ilmu, teknologi dan seni yang dipelajarinya bagi pelaksanaan pembangunan. 3) Memperdalam penghayatan dan pengertian mahasiswa terhadap kesulitan yang dihadapi oleh masyarakat dalam melaksanakan pembangunan. 4) Melaksanakan program pengembangan dan pembangunan bersama masyarakat yang bertumpu pada kultur kerja setempat. 5) Mendewasakan cara berpikir serta meningkatkan daya nalar dalam melakukan penelaahan, perumusan, dan pemecahan masalah secara pragmatis ilmiah. 6) Melatih mahasiswa sebagai dinamisator dan problem solver. 7) Melalui pengalaman bekerja dalam melakukan penelaahan,

merumuskan, dan memecahkan masalah secara langsung, akan menumbuhkan sifat profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri

mahasiswa dalam arti peningkatan keahlian, tanggung jawab, maupun rasa kesejawatan. b. Masyarakat dan Pemerintah Daerah/Institusi 1) Memperoleh bantuan tenaga dan pikiran serta IPTEK dalam merencanakan dan melaksanakan pembangunan. 2) Memperoleh cara-cara baru yang dibutuhkan untuk merencanakan, merumuskan, dan melaksanakan pembangunan. 3) Memperoleh pengalaman dalam menggali serta menumbuhkan swadaya masyarakat sehingga mampu berpartisipasi aktif dalam pembangunan. 4) Terbantuknya kader-kader penerus pambangunan dalam masyarakat sehingga terjamin kelanjutan upaya pembangunan. 5) Memperoleh manfaat dan bantuan tenaga mahasiswa dalam

melaksanakan program dan proyek pembangunan yang berada dibawah tanggung jawabnya. c. Perguruan Tinggi 1) Memperoleh umpan balik sebagai hasil pengintergrasian mahasiswa dengan proses pembangunan ditengah masyarakat, sehingga

kurikulum, materi perkuliahan, dan pengembangan ilmu yang ada di perguruan tinggi dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan nyata pembangunan .

2) Dapat menelaah dan merumuskan keadaan/kondisi nyata masyarakat yang berguna bagi pembangunan IPTEK, serta dapat mendiagnosa secara tepat kebutuhan masyarakat, sehingga IPTEK yang diamalkan dapat sesuai dengan tuntutan nyata. 3) Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan instansi serta departemen lain melalui rintisan kerjasama dari mahasiswa yang melaksanakan KKN. C. Visi dan Misi KKN-PK 1. Visi KKN-PK Pusat Pengembangan Kompetensi Profesi Kesehatan (P2KPK) 2. Misi KKN-PK Memfasilitasi mahasiswa KKN-PK untuk memiliki kompetensi melalui komunikasi yang efektif, kemampuan manajerial, memahami sosial kultural, memiliki sifat profesionalisme dan partnertship. D. Program Pengembangan Sekolah Sehat 1. Pengertian Sanitasi merupakan sistem pengolahan limbah domestik dan penyediaan air bersih, sebagai modal dasar pemeliharaan dan peningkatan kesehatan masyarakat. Peningkatan Kualitas Sanitasi Lingkungan Berbasis Sekolah (PKSLBS) ini merupakan suatu program yang ditujukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dan sekolah dalam memelihara mutu kesehatan dan lingkungan sekitar.

2. Tujuan Meningkatkan peran serta masyarakat dan sekolah dalam memelihara mutu kesehatan dan lingkungan sekitar, tertanamnya rasa memelihara dan menjaga kesinambungan tersedianya air bersih dan sistem sanitasi yang baik didasarkan pada hubungan yang sinergis antara masyarakat sekitar dengan sekolah, dan diharapkan sekolah sebagai sentral perbaikan mutu lingkungan. 3. Sasaran Untuk mempermudah strategi intervensi, sasaran pengembangan sekolah sehat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu : a. Semua siswa dan pihak sekolah serta masyarakat pada umumnya, yang diharapkan mampu melaksanakan hidup sehat. Serta peduli dan tanggap terhadap kesehatan lingkungan diri dan sekolahnya masing-masing, sertapermasalahan kesehatan di wilayah desanya. b. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perubahan perilaku individu dan keluarga atau dapat menciptakan iklim yang kondusif baik perubahan perilaku tersebut, seperti tokoh masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh perempuan dan pemuda, kader, serta petugas kesehatan. c. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijakan, peraturan perundang-undangan, dana, tenaga, sarana, dan lain-lain seperti Kepala Desa, Kepala Camat, para pejabat terkait, swasta, para donatur dan pemangku kepentingan lainya.

4. Cakupan Sanitasi a. Cara pembuangan ekskreta, air buangan dan sampah b. Penyediaan air bersih c. Perumahan d. Makanan e. Individu dan masyarakat agar berperilaku sehat (personal hygiene) f. Arthropoda, Mollusca, binatang pengerat serta pejamu lainnya.

10

BAB II GAMBARAN UMUM

A. Keadaan Geografi Kelurahan Empoang Utara merupakan salah satu kelurahan yang berada dalam wilayah Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Gambar 1. Peta Kelurahan Empoang Utara Kabupaten Jeneponto

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2012 Secara umum Kelurahan Empoang Utara dapat digambarkan sebagai berikut: 1. Letak Geografis a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kayu Loe Timur b. Sebelah Timur berbatasan dengan Agang Jene Empoang Kota c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Empoang

11

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sapanang Kelurahan Empoang Utara memiliki enam lingkungan, yaitu: a. Lingkungan Parappa1 b. Lingkungan Parappa 2 c. Lingkungan Mangambang d. Lingkungan Pattalassang e. Lingkungan Kalakkara f. Lingkungan Karambua 2. Orbitasi, Waktu Tempuh dan Letak Desa dengan Wilayah Sekitarnya Kelurahan Empoang Utara berjarak 4,2 km dari ibukota Kecamatan Binamu, dengan waktu tempuh 20 menit, jarak ke ibukota Kabupaten Jeneponto 4 km dengan waktu tempuh 15 menit, dan jarak ke ibukota Propinsi Sulawesi Selatan sejauh 106 km, dengan waktu tempuh 3 jam. 3. Luas Daerah Luas Kelurahan Empoang Utara 10,09 km2 dengan rincian luas masingmasing lingkungan sebagai berikut: a. Lingkungan Parappa1 b. Lingkungan Parappa 2 c. Lingkungan Mangambang d. Lingkungan Pattalassang e. Lingkungan Kalakkara f. Lingkungan Karambua

12

4. Keadaan Alam Dari segi geografis Kelurahan Empoang Utara kondisi alamnya sebagian besar terdiri dari pegunungan, ladang, dan juga terdapat daerah persawahan. Di desa ini terdapat mata air yang berperan sebagai sumber air bersih yakni mata air PDAM Binamu dan sumur gali yang digunakan oleh masyarakat kelurahan untuk sumber air minum, keperluan rumah tanngga dan juga mengairi persawahan, sehingga sebagian besar masyarakat menjadikan pertanian sebagai mata pencaharian yang utama. Selain itu karena banyaknya lahan-lahan kosong yang ditumbuhi rerumputan sehingga masyarakat memanfaatkannya untuk peternakan. B. Keadaan Demografi Dari data sekunder yang diperoleh saat pendataan menunjukkan bahwa masyarakat Kelurahan Empoang Utara memiliki 1120 Kepala Keluarga (KK) terdiri dari 2156 jiwa penduduk laki-laki dan 2892 jiwa penduduk perempuan dengan rincian sebagagai berikut:

13

Tabel 1 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Tahun 2011 Jenis Kelamin No. Lingkungan Jarak KK n L P 1 2 3 4 5 6 Parappa 1 Parappa 2 Karambua Pattallassang Mangambang Kalakkara Jumlah 2,0 km 4,5 km 2,5 km 3,0 km 3,5 km 1.5 km 224 187 149 195 177 178 1120 663 363 237 353 251 179 2156 787 645 320 491 372 277 2892 1450 1008 557 844 623 456 5048

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2011 Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa Kelurahan Empoang Utara memiliki 1120 Kepala Keluarga (KK) yang tersebar di enam lingkungan dengan lingkungan yang memiliki jumlah KK yang banyak terdapat di Lingkunga Parappa I sebesar 224 KK yang terdiri dari laki-laki sebesar 663 jiwa dan perempuan sebesar 787 jiwa. Sedangkan Lingkungan Kalakkara memiliki jumlah KK yang sedikit sebesar 178 KK yang terdiri dari laki-laki sebesar 179 jiwa dan perempuan sebesar 277 jiwa. C. Keadaan Sosial Ekonomi/Budaya 1. Keadaan Sosial Ekonomi Sebagian besar mata pencaharian masyarakat Kelurahan Empoang Utara adalah bertani, buruh, pedagang, dan pegawai swasta atau pegawai negeri. Keadaan sosial ekonomi yang cukup hal ini dikarenakan jalur transportasi

14

yang terbatas menuju Kelurahan Empoang Utara. Selain itu tingkat perekonomian masyarakat Kelurahan Empoang Utara ikut dipengaruhi juga oleh bidang pertanian. 2. Keadaan Sosial Budaya Keadaan sosial ekonomi/budaya Kelurahan Empoang Utara secara umum dapat ditinjau dari tingkat pendidikan dan mata pencaharian. a. Tingkat Pendidikan Penduduk Tabel 2 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2011 Tingkat Pendidikan n % Tidak pernah sekolah SD/MI SMP/MTs SMA/MA Perguruan Tinggi Total 1492 1320 1457 844 59 5172 28,85 25,52 28,17 16,32 1,14 100

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2011 Tabel 2 di atas menunjukkan tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan Empoang Utara masih sangat rendah dimana 28,85% masyarakatnya tidak pernah sekolah, 28,17% yang tamat SMP/MTs, 25,52% yang tamat SD/MI, 16,32% yang tamat SMA/MA dan hanya 1,14% yang mencapai perguruan tinggi.

15

b. Tingkat Mata Pencaharian Penduduk Tabel 3 Distribusi Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Mata Pencaharian Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2011 Tingkat Mata Pencaharian n % Petani Pedagang/Pengusaha Wiraswasta PNS/Pegawai TNI/Polri Total 1120 115 146 37 26 1444 77,56 7,97 10,11 2,56 1,80 100

Sumber: Kelurahan Empoang Utara, 2011 Tabel 3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat Empoang Utara bermata pencaharian sebagai petani sebesar 77,56%, masyarakat yang berprofesi wiraswasta sebesar 10,11%, pedagang/pengusaha sebesar 7,97%, yang berprofesi sebagai PNS/Pegawai sebesar 2,56%, dan TNI/Polri sebesar 1,80%. D. Status Kesehatan Status Kelurahan Empoang Utara sudah mengalami kemajuan, hal ini dapat ditunjukkan dari adanya pengetahuan masyarakat untuk berobat ke puskesmas atau bidan desa jika mengidap atau terserang penyakit dari pada berobat ke dukun. Pelayanan kesehatan yang baik dan adanya program Jamkesmas (Jaminan Kesehatan Masyarakat) bagi masyarakat yang tidak mampu merupakan salah satu faktor pendukung hal peningkatan derajat kesehatan masyarakat, jarak rumah

16

dengan layanan kesehatan yang terbilang relatif dekat dengan beberapa dusun di Kelurahan Empoang Utara, hanya saja terdapat satu pemukiman masyarakat yang sangat sulit dijangkau oleh sarana transportasi sehingga derajat kesehatan masyarakat di daerah tersebut masih rendah. Adapun layanan kesehatan yang terdapat di Kelurahan Empoang Utara adalah 1 Buah Pos Pelayanan Kesehatan Desa (POLINDES), 1 Buah Puskesmas Pembantu dan 5 buah Posyandu.

17

Tabel 4 Distribusi Tenaga Kesehatan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan di Puskesmas Bontosunggu Kota Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tenaga Kesehatan N (orang) Dokter Umum Dokter Gigi Kesehatan Masyarakat S1 Ners S. Kep D3 Bidan D1 Bidan D4 Bidan D3 Perawat SPK D3 Farmasi D1 Farmasi D3 Gigi D1 Gigi Pekarya D1 Gizi Laboran Jumlah 1 1 4 1 1 5 1 1 5 2 1 1 2 1 1 1 1 30

Sumber: Puskesmas Bontosunggu Kota, 2012 Berdasarkan tabel 4 di atas didapatkan bahwa persebaran tenaga kesehatan di Puskesmas Bontosunggu Kota kurang memadai karena hanya memiliki satu

dokter umum dengan membawahi 3 kelurahan yaitu Kelurahan Empoang, Kelurahan Empoang Utara, dan Kelurahan Sidenre.

18

Sementara itu, ditinjau dari aspek epidemiologi, pola penyakit yang diderita oleh masyarakat Kelurahan Empoang Utara cukup bervariasi, hal ini dapat dilihat dari tabel dibawah ini: Tabel 5 Rekapitulasi 10 Penyakit di Puskesmas Bontosunggu Kota Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2011 Jumlah Kasus Penyakit n % Batuk Influenza D. Alergi Febris Rematik Cedalgia Diare ISPA Gastritis Hipertensi Jumlah 2076 1703 1434 1182 1160 1044 933 860 825 683 11.900 17,45 14,31 12,05 9,93 9,75 8,77 7,84 7,23 6,93 5,74 100

Sumber: Puskesmas Bontosunggu Kota, 2011 Berdasarkan tabel 5 didapatkan bahwa kejadian penyakit yang paling sering diderita oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Bontosunggu Kota adalah batuk sebesar 17,45%. Sedangkan kejadian penyakit yang jarang diderita masyarakat adalah hipertensi sebesar 5,74%.

19

BAB III HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

KKN profesi kesehatan yang dilaksanakan selama delapan pekan yang dimulai pada tanggal 18 Juni-14 Agustus di Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, memiliki program-program kerja yang berbasis kesehatan guna memecahkan masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di tengah-tengah masyarakat berdasarkan observasi lapangan dan kajian hasil pendataan sekunder. A. Persiapan Observasi Persiapan observasi dilakukan dengan mengadakan kunjungan ke berbagai instansi terkait seperti Kantor Kelurahan Empoang Utara, puskesmas, dan Badan Pencatatan Sipil (BPS). Kunjungan ke kantor lurah dan puskesmas dilaksanakan pada tanggal dengan tujuan meminta data sekunder terkait data demografi dan geografis Kelurahan Empoang Utara termasuk data sekunder berupa profil kelurahan untuk mengetahui gambaran umum kondisi Kelurahan Empoang Utara. Sedangkan di Puskesmas Bontosunggu Kota kami meminta data 10 Penyakit terbesar serta profil kesehatan penduduk di Kelurahan Empoang Utara dengan mewawancarai petugas puskesmas. Selain itu kami juga melakukan pertemuan dengan pihak posyandu yaitu dengan bidan dengan tujuan untuk melihat kondisi balita dan bayi di Kelurahan Empoang Utara. Semua data tersebut merupakan gambaran kami dalam rangka melakukan observasi lapangan untuk mendapatkan data terkait dengan Kelurahan Empoang Utara.

20

B. Observasi Lapangan Observasi lapangan dilaksanakan selama seminggu yaitu mulai tanggal 1824 Juni 2012 pada tujuh lingkungan di Kelurahan Empoang Utara. Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah kesehatan yang ditemukan di tengah-tengah masyarakat juga untuk mengumpulkan data-data yang dibutuhkan berdasarkan kuesioner yang ada. Observasi lapangan dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder dari kantor kelurahan, puskesmas, pustu, sekolah, dan lain-lain. Dari hasil observasi lapangan, ditemukan beberapa masalah kesehatan, antara lain masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk berprilaku hidup bersih dan sehat; misalnya masalah sampah, pemanfaatan SPAL dan kepemilikan Jamban Keluarga (Jaga). Berkaitan dengan penggunaan tempat sampah bahwa kebanyakan warga tidak memiliki tempat sampah. Untuk Kelurahan Empoang Utara sendiri kebanyakan bentuk rumah penduduk adalah rumah panggung yang berdekatan dengan sungai dan sawah sehingga kecenderungan membuang sampah di sungai dan di belakang rumah sangatlah besar. Untuk kepemilikan SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah) juga kesadaran masyarakat masih kurang. Demikian juga masalah jamban, masih terdapat beberapa warga yang belum memiliki jamban, hal ini disebabkan adanya kendala ekonomi dan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya jamban keluarga, sehingga ada warga di dusun tertentu yang memanfaatkan sawah sebagai tempat buang air besar.

21

Pada kegiatan perbaikan gizi keluarga, khusus untuk pemanfaatan pekarangan rumah, masih banyak warga yang kurang memanfaatkan

pekarangannya untuk menanam tanaman obat keluarga (Toga). Sebagian pekarangan rumah dimanfaatkan untuk menanam bunga, buah atau memelihara ternak. C. Program Kerja Berdasarkan observasi lapangan tersebut, maka ditemukan berbagai masalah kesehatan yang menjadi acuan dalam penentuan program kerja. Bertujuan untuk memberdayakan masyarakat serta meningkatkan indikator sekolah-sekolah di Kelurahan Empoang Utara menjadi sekolah sehat. Program kerja tersebut selanjutnya diseminarkan di hadapan masyarakat pada tanggal 26 Juni 2012 yang dihadiri kurang lebih 23 orang, untuk mendapatkan dukungan serta membangun komitmen dalam rangka mensukseskan program kerja tersebut. Adapun program kerjanya, antara lain : 1. Intervensi Non Fisik a. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan 1) Latar Belakang Salah satu hal yang mendukung untuk terciptanya masyarakat, khususnya pelajar yang sehat adalah adanya pengetahuan masyarakat, khususnya pelajar akan sanitasi lingkungan dan mampu menerapkannya. Sanitasi lingkungan yang dimaksud adalah semacam program yang

22

mencakup sistem penyediaan air bersih dan sehat, SPAL, air dan kebersihan lingkungan. Sanitasi lingkungan merupakan program yang dilakukan untuk menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Kegiatan ini selain untuk penerapan pola hidup bersih dan sehat juga untuk memberdayakan masyarakat, khususnya pelajar. Kegiatan ini ditujukan agar masyarakat, khususnya pelajar mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu, akan dilakukan suatu kegiatan penyuluhan tentang sanitasi lingkungan agar pelajar dapat memiliki pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dalam tercapainya hidup yang sehat. 2) Tujuan a) Umum: Mengukur tingkat pengetahuan siswa mengenai sanitasi b) Khusus: Memberikan edukasi tentang lingkungan yang sehat dan melakukan pemberian pengetahuan tentang sanitasi lingkungan. 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Fausiah : Lukman Hakim dan Aditya : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Firdasari lingkungan

23

Bustamin,

Indah

Mustika

Sari,

Amelia Virshany Latif dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Seluruh siswa SD di Kelurahan Empoang Utara 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/10-11 Juli 2012 Pukul Tempat : 08.00-Selesai : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Kamis-Jumat/12-13 Juli 2012 Pukul Tempat 6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner : 08.00-Selesai : SDN No. 86 Parappa

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa. 7) Susunan Acara: 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-09.30 Pembagian Pre-Test Penyuluhan Sanitasi Lingkungan Pembagian Post-Test

24

b. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut 1) Latar Belakang Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu hal yang penting untuk dijaga dan harus diperhatikan. Kesehatan gigi dan mulut memiliki peranan penting dalam melakukan proses kehidupan seorang manusia yaitu proses pengunyahan (mastikasi), pengucapan (fonetik), dan estetik (penampilan). Seseorang perlu menjaga kesehatan gigi dan mulutnya mengingat begitu banyak penyakit yang dapat ditimbulkan oleh bakteri rongga mulut, karena mulut merupakan pintu masuknya bakteri dan kerusakan gigi dapat memicu terjadinya infeksi yang juga dapat berdampak terhadap terjadinya penyakit sistemik. Berdasarkan hasil obeservasi dan data kesehatan gigi dan mulut yang diperoleh dari Puskesmas Bontosunggu Kota, hampir sebagian masyarakat tidak memiliki perhatian dan kepedulian akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut. Hal ini dibuktikan dengan tingginya persentasi pencabutan gigi yang dilakukan oleh Puskesmas Bontosunggu Kota dan tingginya persentasi terjadinya penyakit pulpa gigi. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat tentang kesehatan gigi dan mulut, adanya kebiasaan-kebiasaan buruk (bad habbit), sikap dan tingkah laku masyarakat, tingkat pendidikan, dan juga dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi masyarakat tersebut.

25

Menjaga kesehatan gigi dan mulut merupakan hal yang penting dan harus disosialisasikan sejak dini, dimulai dari usia dini yaitu anak-anak (siswa SD) diberikan pengetahuan tentang perilaku hidup bersih dan menjaga kesehatan gigi dan mulut sehingga akan terbentuk individu yang lebih memperhatikan dan mempedulikan kesehatan gigi dan mulutnya sehingga akan terbentuk individu yang mampu melaksanakan hidup sehat dan mempunyai kepedulian terhadap permasalahan kesehatan gigi dan mulut. 2) Tujuan a) Umum: Memberikan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi dan mulut pada siswa-siswa sekolah dasar. b) Khusus: a. Mengetahui bagian-bagian gigi dan mulut b. Mengetahui cara menyikat gigi yang baik dan benar c. Mengetahui cara pencegahan penyakit gigi d. Mengetahui cara perawatan gigi dan rongga mulut e. Mengetahui penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan dari kerusakan gigi dan mulut f. Untuk menurunkan gangguan kesehatan gigi dan mulut di lingkungan sekolah dasar.

26

3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Firdasari Bustamin : Lukman Hakim dan Aditya : Sri Rati dan Nur Ilma Hidayat : Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Fausiah, Indah Mustika Sari, Amelia Virshany Latif dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Seluruh siswa SD di Kelurahan Empoang Utara 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/10-11 Juli 2012 Pukul Tempat : 09.00-Selesai : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Kamis-Jumat/12-13 Juli 2012 Pukul Tempat 6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner : 09.00-Selesai : SDN No. 86 Parappa

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa. 7) Susunan Acara: 09.00-09.30 09.30-10.00 Pembagian Pre-Test Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut

27

10.00-10.30 10.30-11.30

Pembagian Post-Test Praktik menggosok gigi yang baik dan benar

c. Penyuluhan Cuci Tangan yang Asebsis 1) Latar Belakang Berbagai penyakit yang berasal dari kuman penyakit seperti muntaber, cacingan dan beberapa penyakit lainnya masih merupakan penyakit yang banyak ditemui pada anak-anak khususnya pada anak usia sekolah dasar. Hal ini tentu saja sangat memprihatinkan mengingat anak sekolah terutama sekolah dasar merupakan calon penerus cita-cita bangsa. Pembuatan cuci tangan massal ini dilaksanakan sebagai salah satu bentuk pencegahan masuknya kuman penyakit dalam tubuh anak-anak tersebut. Sehingga angka pasien dengan penyakit seperti yang disebutkan di atas dapat diturunkan. 2) Tujuan a) Umum: Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada siswa sekolah dasar tentang cara mencuci tangan yang asebsis. b) Khusus: Mengajarkan kepada siswa SD tentang cara mencuci tangan bersih yang baik dan benar dengan mempraktikkannya secara langsung.

28

3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan : Amelia Virshany Latif Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Lukman Hakim dan Aditya : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Bustamin, Hamid, Indah Firdasari Sari,

Mustika

Fausiah dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Seluruh siswa SD di Kelurahan Empoang Utara 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Hari/Tanggal : Selasa-Rabu/10-11 Juli 2012 Pukul Tempat : 08.00-Selesai : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Kamis-Jumat/12-13 Juli 2012 Pukul Tempat 6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner : 08.00-Selesai : SDN No. 86 Parappa

seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa.

29

7) Susunan Acara: 08.00-08.30 08.30-09.00 09.00-09.30 09.30-11.00 Pembagian Pre-Test Penyuluhan cuci tangan Pembagian Post-Test Praktik cara mencuci tangan yang asebsis

d. Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu 1) Latar Belakang Satu diantara kedelapan target/sasaran Pembangunan Milenium atau Millenium Development Goals (MDGs) yang sedang diupayakan untuk dicapai Indonesia adalah MDG ke-4 yaitu menurunkan kematian anakanak dibawah usia lima tahun. Dilaporkan oleh World Health Organization (WHO) pada tahun 2004 angka kematian bayi di Indonesia mencapai 39 per 1000 kelahiran hidup. Data World Factbook tahun 2008, angka kematian bayi Indonesia sebesar 31,04 menempati urutan ke 77 dari 222 negara di dunia. Puskesmas adalah salah satu bentuk dari pelayanan kesehatan primer, terintegrasi antara segi kesehatan penyakit umum dan pencegahan penyakit dalam rangka penanggulangan masalah-masalah kesehatan dan peningkatan status kesehatan masyarakat melalui PKM, posyandu, maupun program KB. Pos pelayanan terpadu (posyandu) merupakan wahana kegiatan keterpaduan KB-kesehatan di tingkat masyarakat, yang

30

melakukan lima program prioritas yaitu: KB, Gizi, KIA, imunisasi dan penanggulangan diare. Posyandu merupakan salah satu pelayanan kesehatan di desa untuk memudahkan masyarakat untuk mengetahui atau memeriksakan

kesehatan terutama untuk ibu hamil dan anak balita. Keaktifan keluarga pada setiap kegiatan posyandu tentu akan berpengaruh pada keadaan status gizi anak balitanya. Dalam kaitannya dengan pemantauan status gizi pada balita, Posyandu dapat melaksanakan fungsi dasarnya sebagai unit pemantau tumbuh kembang anak, serta menyampaikan pesan kepada ibu sebagai agen pembaharuan dan anggota keluarga yang memiliki bayi dan balita dengan mengupayakan bagaimana memelihara anak secara baik, yang mendukung tumbuh kembang anak sesuai potensinya. Oleh karena itu, kami memprogramkan untuk melakukan penyuluhan pemberdayaan posyandu di Kelurahan Empoang Utara. 2) Tujuan a) Umum: Meningkatkan posyandu pengetahuan mengenai pentingnya penggunaan

31

b) Khusus: a. Menjelaskan tentang pentingnya posyandu. b. Menjelaskan tentang pentingnya melakukan penimbangan Balita. c. Menjelaskan tentang pentingnya KMS Balita. d. Menjelaskan tentang pentingnya pemantau pertumbuhan Balita. 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Sri Rati : Lukman Hakim dan Aditya : Firdasari Bustamin : Nur Ilma Hidayat, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Amelia Virshany Latif, Indah Mustika Sari, Fausiah dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Ibu yang memiliki bayi dan balita di Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/Tanggal Pukul Tempat : Senin/16 Juli 2012 : 10.00-selesai : Kantor Kelurahan Empoang Utara

32

6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner dan konsumsi yang seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa. 7) Susunan Acara: 10.00-10.30 10.31-11.00 11.01-11.15 11.16 -11.45 2. Intervensi Fisik a. Revitalisasi Jamban 1) Latar Belakang Jamban adalah sarana untuk membuang tinja atau kotoran manusia. Jamban merupakan salah satu dari sarana kesehatan lingkungan yang penting untuk dimiliki oleh oleh suatu instansi dalam suatu Pembagian Pre-Test Penyuluhan cuci tangan Pembagian Konsumsi Penyuluhan Pembagian Post-Test

daerah/wilayah. Tersedianya jamban merupakan salah satu indikator sekolah sehat dimana dengan adanya sarana tersebut perilaku hidup bersih dan sehat akan dapat terlaksana karena, dengan pemilikan dari jamban tersebut orang akan membuang tinjanya pada tempat yang seharusnya dan tidak pada sungai, kebun atau tempat lain yang tidak memenuhi syarat.

33

2) Tujuan a) Umum: Untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat b) Khusus: a) Kotoran tidak berserakan di sembarangan tempat sehingga tidak akan mengotori sumber air b) Lingkungan menjadi bersih, sehat dan bebas dari bau c) Untuk memutuskan penularan penyakit seperti diare, kolera dan disentri 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Nur Ilma Hidayat : Lukman Hakim dan Aditya : Sri Rati : Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Amelia Virshany Latif, Indah Mustika Sari, Fausiah dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Empoang Utara

34

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Hari/Tanggal : Rabu/11 Juli 2012 Pukul Tempat : 09.00-Selesai : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Jumat/13 Juli 2012 Pukul Tempat 6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa. 7) Susunan Acara: 09.00 - 10.30 b. Pelatihan Kerja Bakti Merevitalisasi Jamban Sekolah Pengetahuan/Kemampuan Siswa tentang : 09.00-Selesai : SDN No. 86 Parappa

Peningkatan

Sanitasi Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan 1) Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang paling penting untuk mendapatkan perhatian yang besar karena dengan kesehatan yang dimiliki setiap individu pastinya akan memberikan keuntungan tersendiri, berbeda dengan orang yang sakit tentu akan sebaliknya. Semua aktivitas yang kita lakukan tidak akan berjalan dengan baik jika kita tidak menjadi individu yang sehat, selain kesadaran Dan pengetahuan dari individu itu sendiri yang ingin menjadi sehat diperlukan juga peran tenaga kesehatan dan

35

peserta didik baik guru maupun siswa dalam membantu masyarakat memberikan edukasi tentang kesehatan dan membantu masyarakat dalam masalah kesehatan. Salah satu faktor pendukung dalam kesehatan yang paling penting untuk kita perhatikan adalah masalah sanitasi lingkunagan untuk mencegah penyakit yang dapat ditimbulkan akibat tercemarnya lingkungan. Pemeliharaan dan kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor utama untuk meningkatkan kesehatan. Karena lingkungan merupakan tempat dari segala aktivitas, baik di dalam ruangan maupun luar ruangan. Dan untuk mendukung lancarnya suatu kegiatan/aktivitas sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Salah satu diantaranya adalah lingkungan sekolah. Pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sebaiknya kita

tanamkan sejak dini. Hal ini dilakukan untuk dapat membentuk pribadi yang lebih peduli terhadap lingkungan. Memperkenalkan kepada siswa tentang kesehatan lingkungan, kebersihan lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan akan sangat membantu untuk membentuk

pola perilaku siswa yang awalnya tidak peduli menjadi peduli untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Hingga mereka dewasa nanti sampai mereka menjadi kakek-nenek pun, jelas tetap akan peduli.

36

2) Tujuan a) Umum: Siswa memiliki pengetahuan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan b) Khusus: a) Siswa mengetahui tentang sanitasi lingkungan dan penyakit berbasis lingkungan. b) Memupuk kebiasaan hidup sehat dan mempertinggi derajat kesehatan anak didik dengan memperhatikan dan menjaga sanitasi lingkungan. c) Anak didik dapat berpartisipasi dalam usaha peningkatan kesehatan sekolah di rumah maupun di lingkungan masyarakat. 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Rachmadani Hamid : Lukman Hakim dan Aditya : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti, Amelia Virshany Latif, Indah Mustika Sari, Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Siswa Sekolah Dasar di Kelurahan Empoang Utara Fausiah dan

37

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan a. Hari/Tanggal : Rabu/11 Juli 2012 Pukul Tempat : 09.00-Selesai : SDI No. 172 Pattallassang

b. Hari/Tanggal : Jumat/13 Juli 2012 Pukul Tempat 6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan kuesioner seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa. 7) Susunan Acara: 09.00-10.30 Mengidentifikasi jentik nyamuk : 09.00-Selesai : SDN No. 86 Parappa

c. Pembuatan Papan Wicara tentang Kesehatan Lingkungan 1) Latar Belakang Lingkungan merupakan salah satu aspek yang berpengaruh dalam kesehatan masyarakat. Salah satu cara menentukan derajat kesehatan masyarakat adalah dengan memperhatikan keadaan lingkungan.

Lingkungan yang bersih akan membuat masyarakat yang menempatinya bersih dan sehat pula. Sebaliknya, lingkungan yang kotor dan tidak terawat akan menjadi media berbagai penyakit yang akan mengganggu kesehatan masyarakat sekaligus aktivitas dalam masyarakat itu sendiri.

38

Pembuatan

papan

wicara

mengenai

kesehatan

lingkungan

merupakan suatu usaha penyuluhan untuk meningkatkan kesadaraan masyarakat bahwa kesehatan lingkungan sangat penting bagi kesehatan mereka. Menurut hasil observasi lapangan di Kelurahan Empoang Utara, Kecamatan Binamu, lingkungan masih berisiko untuk menjadi media berbagai penyakit sehingga hal ini yang membuat kami mahasiswa KKN Profesi Kesehatan (KKN-PK) melakukan kegiatan ini. 2) Tujuan a) Umum: Dengan diadakannya pembuatan papan wicara tentang kesehatan lingkungan ini, diharapkan warga Kelurahan Empoang Utara dapat meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan lingkungan. b) Khusus: Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan guna terciptanya lingkungan yang sehat. 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Aditya Tarupay : Lukman Hakim : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid,

39

Amelia Virshany Latif, Indah Mustika Sari, Fausiah dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Target sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat dan sekolah yang berada dalam lingkup Kelurahan Empoang Utara. 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tgl Pukul Tempat : Kamis, 5-9 Juli 2012 : 09.00 WITA- selesai : Kelurahan Empoang Utara, Kecamatan Binamu

6) Sumber Dana Kegiatan ini membutuhkan biaya untuk pengadaan papan dan cat seluruhnya merupakan swadaya mahasiswa. 7) Susunan Acara: 09.00- 10.30 Pemasangan Papan Wicara

d. Peningkatan Pemberdayaan Guru Menuju Sekolah Sehat 1) Latar Belakang Sekarang ini banyak sekolah yang mengaku sekolah sehat, namun belum tentu sekolah tersebut memenuhi kriteria sekolah sehat. Sekolah sehat adalah sekolah yang berhasil membantu siswa untuk berprestasi secara maksimal dengan mengedepankan aspek kesehatan. Definisi lain dari sekolah sehat adalah sekolah yang bersih, hijau, indah dan rindang, peserta didiknya sehat dan bugar serta senantiasa berperilaku hidup

40

bersih dan sehat. Sekolah sehat selalu membangun kesehatan siswa baik jasmani maupun rohani, melalui pemahaman, kemampuan dan tingkah laku, sehingga siswa bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk kesehatan mereka secara mandiri. Sekolah sehat menyadari sangat pentingnya kesehatan siswa dalam membantu mereka mencapai prestasi maksimal dan untuk meningkatkan standar kehidupan mereka. Pada dasarnya sekolah sehat adalah sekolah yang menyadari pentingnya pembangunan kesehatan di bidang promotif dan preventif, bukan hanya di bidang kuratif. Sekolah sehat mengedepankan pencegahan dan promosi kesehatan sehingga lebih utama mencegah sakit daripada menunggu sakit. Sehat itu sendiri mencakup 4 aspek yaitu sehat secara fisik, psikis, sosial, dan spiritual. Untuk itu, disusun kriteria utama dari sekolah sehat, yaitu adanya : 1. Program pendidikan dan pelayanan kesehatan (health education and treatment), 2. Makanan sehat (healthy eating), 3. Pendidikan olahraga (physical activity), 4. Pendidikan mental (emotional health and well being) serta 5. Program lingkungan sekolah sehat dan aman (safe and healthy environment). Jika suatu sekolah telah melaksanakan 5 kriteria sekolah sehat tersebut di atas secara integratif dan berkesinambungan maka bisa

41

dikatakan bahwa sekolah tersebut memenuhi standar sekolah sehat secara internasional. Guru kelas sebagai ujung tombak pelaksanaan sekolah sehat, karena mereka berinteraksi langsung dengan siswa. Kantin sekolah, psikolog, perawat sekolah, guru olahraga, TU sampai dengan cleaning service berperan aktif secara kontinyu untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Intinya bahwa sekolah sehat tidak melulu pendidikan kesehatan yang formal, namun lebih kepada suatu sistem untuk menciptakan suatu budaya yang sehat, yang bisa diaplikasikan oleh seluruh komponen sekolah yang nantinya akan juga bisa berimbas pada lingkungan orang tua siswa dan masyarakat. Di Indonesia, konsep sekolah sehat disederhanakan dan diringkas menjadi Trias UKS yaitu pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekolah sehat. Program UKS dan sekolah sehat adalah suatu program yang saling melengkapi. Sebaiknya pembangunan kesehatan di sekolah lebih mengedepankan aspek promotif-preventif daripada kuratif, dan hasil dari program ini akan menjadi bekal anak-anak dalam membangun kesehatan dirinya, keluarga, masyarakat, dan negara baik sekarang maupun di masa depan nanti. Sekolah sehat di Indonesia dapat dicapai bila sekolah atau madrasah melaksanakan:

42

1.

Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) melalui tiga program pokok UKS (Trias UKS); pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah sehat, serta

2.

Melaksanakan

upaya-upaya

peningkatan

melalui

program

pendidikan jasmani. Berdasarkan latar belakang di atas, maka pelatihan mengenai sekolah sehat kepada guru sekolah penting untuk dilaksanakan sehingga tercipta pendidik yang berkompeten mengenai sekolah sehat yang nantinya akan membentuk peserta didik yang sehat jasmani, rohani, bugar serta senantiasa berperilaku hidup bersih dan sehat. Dimana lingkungan sekolah yang tertata baik dan bersih akan mampu menciptakan suasana belajar yang kondusif yang nantinya akan meningkatkan prestasi belajar. 2) Tujuan a) Umum: Membekali guru dengan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, dan perilaku yang mencerminkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk membuat suatu keputusan yang benar dalam menciptakan sekolah sehat

43

b) Khusus: 1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru sekolah di masing-masing kelurahan dan kecamatan dalam mewujudkan sekolah sehat di Kabupaten Jeneponto. 2. Memberikan pelatihan kepada guru untuk menjadi kader di sekolah agar dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan sekolah sehat di Kabupaten Jeneponto. 3. Memberikan motivasi kepada guru agar menjadikan sekolah mereka menjadi sekolah sehat. 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Lukman Hakim : Aditya Tarupay : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Amelia Virshany Latif, Indah Mustika Sari, Fausiah dan Wiyasih W Eka P. 4) Sasaran Perwakilan masing-masing dua guru dari tiap sekolah baik tingkat SD, SMP, maupun SMA sederajat, yang dianggap mampu oleh sekolah di masing-masing kelurahan dan kecamatan di Kabupaten Jeneponto.

44

5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal Pukul Tempat 6) Sumber Dana Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masingmasing posko kelurahan di Kecamatan Binamu. 7) Susunan Acara: 13.00-13.00 e. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP/Sederajat 1) Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu tempat umum yang sangat penting. Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Selain dari segi guru yang berkualitas dalam memilih sekolah yang berkualitas, kualitas sumber daya manusia masing-masing siswanya juga dibutuhkan. Oleh karena itu, akan diadakan lomba yang melatih kecerdasan dan ketangkasan siswa dalam hal memahami kesehatan lingkungan. : Jumat/29 Juni 2012 : 13.00 WITA-selesai : Aula Kantor Kecamatan Binamu

45

2) Tujuan a) Umum: Meningkatkan dan mengasah pengetahuan siswa-siswi SMP/sederajat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan. b) Khusus: Melatih sportivitas dan ketangkasan siswa-siswi SMP/sederajat dalam mengikuti lomba dan memacu semangat belajar dalam mengenal dan memahami hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan lingkungan 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Wiyasih W Eka P : Aditya dan Lukman Hakim : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Amelia Virshany Latif, Indah Mustika Sari, dan Fausiah 4) Sasaran Sekolah Menengah Pertama/sederajat yang ada di Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal Pukul : Senin/16 Juli 2012 : 08.30 WITA-selesai

46

Tempat 6) Sumber Dana

: Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Binamu

Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masingmasing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu. 7) Susunan Acara: 10.00- 10.10 10.10-10.25 10.25-10.40 13.00-15.00 16.00-17.00 17.00-17.30 Pembukaan oleh protokol Laporan ketua panitia Sambutan dari Sekda Jeneponto Lomba Cerdas Cermat Pengumuman pemenang lomba Pembagian tropi

f. Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Tingkat SMA/Sederajat 1) Latar Belakang Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia). Kesehatan lingkungan merupakan ilmu yang dinamika hubungan interaktif antara kelompok penduduk atau masayarakat dan segala macam perubahan komponen lingkungan hidup seperti berbagai spesies

47

kehidupan, bahan, zat atau kekuatan di sekitar manusia, yang menmbulkan ancaman, atau berpotensi mengganggu kesehatan

masyarakat, serta bagaimana mencari upaya-upaya pencegahannya (UFA, 1991). Masalah kesehatan lingkungan merupakan masalah yang kompleks yang untuk mengatasinya dibutuhkan integrasi dari berbagai sektor terkait. kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan menular di masyarakat.

Permasalahan dalam kesehatan lingkungan antara lain : air bersih, pembuangan kotoran/ tinja, kesehatan pemukiman, pembuangan sampah, makanan dan minuman. Salah satu strategi pembagunan kesehatan Nasional untuk mewujudkan Indonesia sehat 2010 adalah menerapkan Pembangunan Nasional berwawasan kesehatan yang berarti setiap upaya program pembangunan harus mempunyai kontribusi positif terhadap terbentuknya lingkungan sehat dan prilaku yang sehat. Sebagai acuan pembangunan kesehatan mengacu kepada konsep paradigma sehat yaitu

pembangunan kesehatan yang memberikan prioritas yang utama pada pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif secara menyeluruh terpadu dan berkesinambungan (Depkes, 2005).

48

Upaya yang dilakukan untuk menurunkan angka kesakitan, kematian, kecacatan, dari penyakit menular dan penyakit tidak menular termasuk penyakit yang dapat dicegah salah satunya dengan upaya promotif yaitu pemberian penyuluhan dan berbagai aksi lain termasuk pembagian poster, leaflet dan brosur yang berhubungan dengan kesehatan dan membatasi maupun menghilangkan berbagai kegiatan seperti merokok, menggunakan obat terlarang dan sebagainya yang dapat berpotensi menjadi penyebab menurunnya kesehatan. Sehingga dalam KKN-PK Unhas Angkatan 41 ini kami akan melakukan lomba poster sekolah menengah atas, se-Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Sehingga diharapkan dengan adanya kegiatan tersebut dapat membantu meningkatkan pengetahuan siswa di sekolah tersebut tentang kesehatan lingkungan. 2) Tujuan a) Umum: Mengukur pengetahuan dan kreatifitas siswa terhadap materi yang telah disampaikan sehingga kita yakin bahwa isi dari materi telah dapat dimengerti sepenuhnya oleh para peserta kelompok. b) Khusus: Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan lingkungan, meningkatkan kesadaran remaja akan pentingnya kesehatan

49

lingkungan dan meningkatkan kreativitas siswa dalam kaitannya dengan kesehatan lingkungan 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Indah Mustikasari : Aditya dan Lukman Hakim : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Wiyasih W Eka P, Firdasari Bustamin, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, Amelia Virshany Latif, dan Fausiah 4) Sasaran Perwakilan dari masing-masing SMA/sederajat yang berada di

Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto. 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal Pukul Tempat 6) Sumber Dana Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masingmasing posko kelurahan di Kecamatan Binamu. : Senin/16 Juli 2012 : 10.00 WITA-selesai : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

50

7) Susunan Acara: 10.00- 10.10 10.10-10.25 10.25-10.40 10.40-12.00 16.00-17.00 17.00-17.30 Pembukaan oleh protokol Laporan ketua panitia Sambutan dari Sekda Jeneponto Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Pengumuman pemenang lomba Pembagian tropi

g. Lomba Sekolah Sehat 1) Latar Belakang Sekolah merupakan salah satu tempat umum yang sangat penting. Sekolah merupakan tempat untuk menuntut ilmu. Selain dari segi guru yang berkualitas dalam memilih sekolah yang berkualitas, kebersihan juga menjadi salah satu hal yang penting untuk dijadikan sandaran dalam memilih sekolah. Oleh karena itu akan diadakan lomba sekolah sehat. Kesehatan sangat penting bagi semua kalangan. Begitupun dengan siswa. Suasana yang bersih dan sehat akan membuat para siswa merasakan kenyamanan dalam belajar. Unsur-unsur yang penting dalam sebuh sekolah sehat adalah tersedianya jamban yang bersih, lingkungan sekolah dan ruang kelas yang bersih, terdapat sumber air yang bisa digunakan oleh guru dan siswa di sekolah tersebut.

51

2) Tujuan a) Umum: Menilai aspek kesehatan dan lingkungan di sekolah dasar b) Khusus: Menilai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pada guru dan siswa sekolah dan memacu setiap sekolah sehat untuk selalu bersih dan sehat 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Fausiah : Aditya dan Lukman Hakim : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Wiyasih W Eka P, Firdasari Bustamin, Indah Mustikasari, Ismi Irfiyanti, Rachmadani Hamid, dan Amelia Virshany Latif 4) Sasaran Sekolah Dasar yang ada di Kabupaten Jeneponto 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal Pukul Tempat : Sabtu-Minggu/15-16 Juli 2012 : 10.00 WITA-selesai : Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto

52

6) Sumber Dana Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masing-masing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu. 7) Susunan Acara: 10.00- 10.10 10.10-10.25 10.25-10.40 10.40-12.00 16.00-17.00 17.00-17.30 h. Screening Gizi 1) Latar Belakang Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan antara status gizi buruk, kurang, baik dan lebih. Secara klasik kata gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses kehidupan dalam tubuh. Tetapi, sekarang kata gizi mempunyai pengertian lebih luas, di samping untuk kesehatan, gizi dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan Pembukaan oleh protokol Laporan ketua panitia Sambutan dari Sekda Jeneponto Lomba Sekolah Sehat Pengumuman pemenang lomba Pembagian tropi

53

belajar, dan produktivitas kerja. Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah meningkatkan perhatian terhadap kesehatan guna mencegah terjadinya malnutrisi dan resiko untuk menjadi kurang gizi. Status gizi ini menjadi penting karena merupakan salah satu faktor resiko untuk terjadinya kesakitan dan kematian. Status gizi yang baik pada seseorang akan berkontribusi terhadap kesehatannya dan juga kemampuan terhadap proses pemulihan. Oleh karena itu, di Indonesia yang sekarang sedang membangun, faktor gizi di samping faktor-faktor lain dianggap penting untuk memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan sumber daya manusia berkualitas. Masalah gizi pada balita sendiri disebabkan karena banyak faktor, penyebab langsung seperti tingkat asupan zat gizi serta penyakit infeksi yang dialami oleh balita. Sedangkan faktor tidak langsung yaitu, ketersediaan pangan di tingkat rumah tangga, pola asuh, dan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, kami memprogramkan untuk melakukan screening gizi pada balita di Kelurahan Empoang Utara. 2) Tujuan a) Umum: Mendeteksi status gizi bayi dan balita di Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Tahun 2012.

54

b) Khusus: Menilai pelaksanaan kegiatan penyuluhan dan pelatihan pada guru dan siswa sekolah dan memacu setiap sekolah sehat untuk selalu bersih dan sehat 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Ismi Irfiyanti : Aditya dan Lukman Hakim : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Firdasari Bustamin, Fausiah, Wiyasih W Eka P, Indah Mustikasari, Rachmadani Hamid, dan Amelia Virshany Latif 4) Sasaran Bayi dan Balita Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto Tahun 2012. 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal Pukul Tempat : Bulan Juli 2012 : 09.00 WITA-selesai : Seluruh posyandu di Kelurahan Empoang Utara

55

6) Sumber Dana Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masingmasing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu. i. Screening Katarak 1) Latar Belakang Katarak merupakan penyebab utama kebutaan di Indonesia. Katarak disebabkan karena degenarasi dari lensa. Protein yang terdapat di lensa mengalami degenerasi disebabkan karena bertambahnya umur. Protein menjadi lebih kental sehingga menyebabkan lensa berwarna keruh. Itu sebabnya cahaya yang akan masuk ke retina terhalang oleh lensa yang keruh. Dan ini yang menyebabkan paenderita katarak menjadi rabun bahkan mengalami kebutaan. Penderita katarak biasa dialami oleh lansia diatas 45 tahun. Berbeda dengan di negara China, lansia yang berumur diatas 45 tahun sangat sedikit yang mengalami katarak. Maka dari itu bisa dikatakan bahwa pola makan berperan penting dalam degenerasi protein di lensa. Oleh karena itu, PERDAMI membuat tim untuk memberantas katarak di Indonesia dengan menginput data-data warga Indonesia yang mengalami katarak dan kemudian menyelenggarakan operasi katartak gratis yang dibatu oleh dokter-dokter ahli mata se-Indonesia.

56

2) Tujuan a) Umum: Mendeteksi masyarakat yang berpotensi menderita katarak sejak dini b) Khusus: 1. Membantu kegiatan PERDAMI 3. Mendata penderita katarak 4. Membantu mengurangi penderita katarak 3) Penanggung Jawab Penanggung Jawab Kegiatan Perlengkapan Dokumentasi Anggota : Indah Mustikasari : Aditya dan Lukman Hakim : Sri Rati : Nur Ilma Hidayat, Fausiah, Firdasari Bustamin, Amelia Virshany Latif, Wiyasih W Eka P, Ismi Irfiyanti, dan Rachmadani Hamid 4) Sasaran Masyarakat Kelurahan Empoang Utara yang berumur lebih dari 45 tahun 5) Waktu dan Tempat Pelaksanaan Hari/tanggal Pukul Tempat : 26 Juni-26 Juli 2012 : 08.00 WITA - selesai : Kelurahan Empoang Utara

57

6) Sumber Dana Dana untuk membiayai pelaksanaan program kerja ini berasal dari dana swadaya mahasiswa KKN-PK Angkatan Ke-41 Unhas dari masingmasing Posko kelurahan di Kecamatan Binamu. D. Pelaksanaan Program Kerja Adapun dari program kerja yang telah dibuat, kegiatannya dilaksanakan dengan mendapat dukungan dan partisipasi dari seluruh warga kelurahan Empoang Utara utamanya aparat kelurahan, tokoh masyarakat/agama serta kerjasama tim anggota mahasiswa KKN Profesi kesehatan di Kelurahan Empoang Utara Kecamatan Binamu, Kabupaten Jeneponto. Kegiatan pendataan melalui dua cara yaitu pengambilan data sekunder di kantor kepala desa (berupa data geografi, data demografi, dan keadaan sosial ekonomi/budaya), Puskesmas Bontosunggu Kota (berupa data status kesehatan), bidan di pustu dan Ketua Kader di Kelurahan Empoang Utara berupa data screening gizi bayi dan balita, sedangkan pengambilan data primer yang digunakan, untuk keperluan screening katarak dilakukan di masing-masing lingkungan dengan menyurati setiap kepala lingkungan dan mengumumkannya di masjid. Selanjutnya dilakukan secara langsung di setiap rumah yang memiliki kepala keluarga dengan metode wawancara berdasarkan kuesioner yang telah disediakan oleh peserta KKN-PK dan melalui observasi. Dilaksanakan mulai tanggal 26 Juni-26 Juli.

58

Adapun hasil pendataannya kemudian diinput dan dianalisis sebagai bahan kajian untuk penilaian desa/kelurahan sehat, sebagai berikut: 1. Intervensi Non Fisik a. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan 1) Hasil Tabel 6 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Sanitasi pada Pre-Test dan Post-Test di SDI No.172 Pattallassang Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 24 32 68.6 91,4 11 3 31.4 8,6 35 35 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 6 di atas, diketahui bahwa terdapat 68.6% siswa SDI No.172 Pattallassang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai sanitasi meningkat menjadi 91,4%, setelah dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 31.4% juga mengalami penurunan menjadi 8,6% setelah dilakukan post-test. Setelah dilakukan post-test masih didapatkan siswa berpengetahuan rendah karena masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan bermainmain saat penyuluhan dilakukan sehingga pesan dan informasi yang disampaikan tidak tersampaikan secara efektif.

59

Tabel 7 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Sanitasi pada Pre-Test dan Post-Test di SDN No.86 Parappa Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 20 24 83,3 100 4 0 16,7 0 24 24 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 7 di atas, diketahui bahwa terdapat 83,3% siswa SDN No.86 Parappa yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai sanitasi meningkat menjadi 100%, setelah dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 16,7% juga mengalami penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Peningkatan tingkat pengetahuan menjadi 100% karena kondisi dan suasana penyuluhan yang kondisif sehingga penyampaian informasi dan pesan dapat diterima secara efektif oleh siswa. 2) Evaluasi a) SDI No.172 Pattallassang Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah mengalami perubahan sebesar 22,8%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari

60

pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid. b) SDN No.86 Parappa Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengalami peningkatan menjadi 100% sedangkan tingkat pengetahuan rendah meneurun 0%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid. b. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut 1) Hasil Tabel 8 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pre-Test dan Post-Test di SDI No.172 Pattallassang Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 4 12 25 75 12 4 75 25 16 16 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 8 di atas, diketahui bahwa terdapat 25% siswa SDI No.172 Pattallassang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut meningkat menjadi 75%, setelah

61

dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 75% juga mengalami penurunan menjadi 25% setelah dilakukan posttest. Setelah dilakukan post-test masih didapatkan siswa berpengetahuan rendah karena masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan bermain-main saat penyuluhan dilakukan sehingga pesan dan informasi yang disampaikan tidak tersampaikan secara efektif. Tabel 9 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut pada Pre-Test dan Post-Test di SDN No.86 Parappa Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 13 15 86,7 100 2 0 13,3 0 15 15 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 9 di atas, diketahui bahwa terdapat 86,7% siswa SDN No.86 Parappa yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai sanitasi meningkat menjadi 100%, setelah dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 13,3% juga mengalami penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Peningkatan tingkat pengetahuan menjadi 100% karena kondisi dan suasana penyuluhan yang kondisif sehingga penyampaian informasi dan pesan dapat diterima secara efektif oleh siswa.

62

2) Evaluasi a) SDI No.172 Pattallassang Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah mengalami perubahan sebesar 75%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid. b) SDN No.86 Parappa Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengalami peningkatan menjadi 100% sedangkan tingkat pengetahuan rendah meneurun hingga 0%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid.

63

c. Penyuluhan Cuci Tangan yang Asebsis 1) Hasil Tabel 10 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Cuci Tangan Asebsis pada Pre-Test dan Post-Test di SDI No.172 Pattallassang Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 12 14 60 70 8 6 40 30 20 20 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 10 di atas, diketahui bahwa terdapat 60% siswa SDI No.172 Pattallassang yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai Kesehatan Gigi dan Mulut meningkat menjadi 70% setelah dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 40% juga mengalami penurunan menjadi 30% setelah dilakukan posttest. Setelah dilakukan post-test masih didapatkan siswa berpengetahuan rendah karena masih terdapat siswa yang kurang memperhatikan dan bermain-main saat penyuluhan dilakukan sehingga pesan dan informasi yang disampaikan tidak tersampaikan secara efektif.

64

Tabel 11 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Cuci Tangan Asebsis pada Pre-Test dan Post-Test di SDN No.86 Parappa Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 11 19 57,9 100 8 0 42,1 0 19 19 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 11 di atas, diketahui bahwa terdapat 57,9% siswa SDN No.86 Parappa yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai sanitasi meningkat menjadi 100%, setelah dilakukan post-test. Siswa yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 42,1% juga mengalami penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Peningkatan tingkat pengetahuan menjadi 100% karena kondisi dan suasana penyuluhan yang kondisif sehingga penyampaian informasi dan pesan dapat diterima secara efektif oleh siswa. 2) Evaluasi a) SDI No.172 Pattallassang Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah mengalami perubahan sebesar 70%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari

65

pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid. b) SDN No.86 Parappa Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi mengalami peningkatan menjadi 100% sedangkan tingkat pengetahuan rendah meneurun 0%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan kami mendapatkan dukungan dan partisipasi dari pihak pemerintah setempat, khususnya oleh pihak sekolah utamanya para guru dan murid. d. Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu 1) Hasil Tabel 12 Distribusi Frekuensi Perbandingan Tingkat Pengetahuan mengenai Pentingnya Posyandu pada Pre-Test dan Post-Test Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu di Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 Tinggi Rendah Total Jenis Test n % n % n % Pre Post 12 16 75,0 100,0 4 0 25,0 0,0 16 16 100 100

Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 12 di atas, diketahui bahwa terdapat 75% ibu (yang memiliki bayi atau balita) yang memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi mengenai pentingnya posyandu meningkat menjadi 100%, setelah

66

dilakukan post-test. Ibu yang tingkat pengetahuannya rendah sebesar 25% juga mengalami penurunan menjadi 0% setelah dilakukan post-test. Setelah dilakukan post-test sudah tidak didapatkan lagi ibu yang memiliki pengetahuan rendah sehingga penyuluhan ini kemudian dikatakan efektif dalam memperbaiki pengetahuan ibu tentang pentingnya posyandu. 2) Evaluasi Kegiatan ini berhasil dengan baik karena tingkat pencapaian dari 100% sesuai dengan hasil pre-test dan post-test mengalami peningkatan. Tingkat pengetahuan yang tinggi maupun rendah mengalami perubahan sebesar 25%. Pencapaian tingkat keberhasilan ini dikarenakan ibu-ibu yang dating sangat antusias memperhatikan materi penyuluhan yang diberikan serta dukungan dari para kader di 5 posyandu kelurahan Empoang Utara. 2. Intervensi Fisik a. Revitalisasi Jamban 1) Hasil Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 pada dua sekolah di kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli diadakan di SDI No. 172 Pattallassang yang diikuti oleh siswa kelas 4 dan kelas 6. Pada tanggal 13 Juli diadakan di SDN No. 86 Parappa yang juga diikuti oleh siswa kelas 4 dan kelas 6. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk kerja bakti dalam pemeliharaan / revitalisasi jamban. Adapun tujuan

67

dari kegiatan ini adalah untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat dalam hal ini penggunaan jamban. Dan juga membiasakan siswa SD untuk menggunakan jamban yang telah disediakan oleh pihak sekolahnya masing-masing. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan prinsip hidup sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan. 2) Evaluasi Kegiatan ini dapat terlaksana sesuai dengan harapan dan tanpa kendala dalam pelaksanaannya karena mendapatkan dukungan dan partisipasi oleh pihak dari masing-masing sekolah. b. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan/Kemampuan Siswa tentang

Sanitasi Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan 1) Hasil Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 pada dua sekolah di Kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli 2012 diadakan di SDI No. 172 Patalassang yang diikuti oleh 35 siswa dari kelas IV dan V. Pada tanggal 13 Juli 2012 dilaksanakan di SDN No. 86 Parappa yang diikuti oleh 24 siswa dari kelas IV dan V. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk praktik identifikasi jentik nyamuk dimana sehari sebelumnya setiap siswa diinformasikan untuk membawa jentik nyamuk di sekitar lingkungannya. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah siswa memiliki pengetahuan mengenai jenis jentik

68

nyamuk sehingga dapat mencegah munculnya lebih banyak jentik nyamuk di lingkungan mereka. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan prinsip hidup sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan. 2) Evaluasi Kegiatan ini berjalan sesuai dengan harapan yaitu terlaksananya praktik identifikasi jentik nyamuk sesuai target yang ditetapkan sebesar 50% dari siswa yang mengikuti program kerja sebelumnya yakni penyuluhan sanitasi lingkungan, 50% siswa tersebut telah membawa jentik nyamuk dan dapat diidentifikasi jentik nyamuk tersebut. c. Pembuatan Papan Wicara tentang Kesehatan Lingkungan 1) Hasil Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2012. Kegiatan pembuatan papan wicara tentang kesehatan lingkungan terlaksana dengan baik. Dari dua sekolah yang ada di Kelurahan Empoang Utara, terpasang masing-masing satu papan wicara yang bertema kesehatan lingkungan dengan ukuran 75x50 cm untuk setiap papan wicara. Selain di sekolah, kami tambahkan satu papan wicara di Kantor Kelurahan Empoang Utara dengan tema yang sama yaitu kesehatan lingkungan. Alasan penambahan di kantor kelurahan adalah selain memperindah kantor tersebut, juga untuk menyampaikan pesan yang ada di papan wicara tersebut kepada masyarakat, baik itu masyarakat yang datang berkunjung ke kantor

69

Kelurahan Empoang Utara maupun masyarakat yang lewat di depan kantor kelurahan. 2) Evaluasi Kegiatan pembuatan papan wicara di sekolah dan kantor kelurahan ini berlangsung dengan baik tidak terlepas dari sambutan yang sangat antusias dari pimpinan instansi tempat pemasangan papan wicara tersebut. Harapan kami untuk keberlanjutan program ini adalah masyarakat mampu secara swadaya untuk pengadaan papan wicara di tempat umum dengan melihat/memperhatikan contoh papan wicara yang telah kami buat. d. Peningkatan Pemberdayaan Guru Menuju Sekolah Sehat 1) Hasil Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 13.0015.30 WITA di Aula Kantor Kecamatan Binamu. Kegiatan ini diikuti oleh masing-masing perwakilan guru dari setiap sekolah di Kecamatan Binamu. Teknis pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemberian beberapa materi oleh pemateri dan beberapa pertanyaan. Selanjutnya pembentukan lima kelompok untuk dapat menjawab pertanyaan tadi. Kemudian peserta diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing mengenai pertanyaan tersebut. Pemaparan jawaban diwakili oleh perwakilan masing-masing kelompok yang sebelumnya menyanyi slogan kelompok mereka. Setelah

70

pemaparan jawaban akan kembali didiskusikan dengan seluruh kelompok dan pemateri. Sehingga diperoleh kesimpulan dari pertanyaan tersebut. 2) Evaluasi Pelaksanaan kegiatan pada awalnya tidak tepat pada waktu yang telah ditentukan yang baru dapat dimulai pada pukul 14.00. Hal ini disebabkan karena kesiapan dari panitia seksi perlengkapan dan keterlambatan kehadiran para peserta pelatihan. Namun selanjutnya, kegiatan dapat terlaksana dengan baik. e. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP/Sederajat 1) Hasil Cerdas Cermat dilakukan di dua tingkat yaitu tingkat Kecamatan Binamu dan tingkat Kabupaten Jeneponto. Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat Kecamatan Binamu dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2012, pada pukul 10.00 -12.00 WITA di gedung MTsN Binamu. Lomba cerdas cermat ini diikuti oleh 10 group di seluruh sekolah di Kecamatan Binamu. Masing-masing group diwakili oleh 3 orang siswa/siswi. Teknis perlombaan yang dilaksanakan adalah peserta diberi pertanyaan wajib sebanyak lima nomor dan pertanyaan rebutan sebanyak 15 nomor. Pelaksanaan dilakukan dengan membagi tiga gelombang. Gelombang pertama diisi oleh tiga group, gelombang kedua berisi tiga group, dan gelombang ketiga diisi oleh empat grup. Grup pemenang ditiap-tiap gelombang akan diperlombakan kembali dibabak final. Dari hasil babak

71

final didapatkan juara satu oleh SMPN 4 Binamu, juara dua oleh SMPN 6 Binamu, dan juara tiga oleh SMPN 1 Binamu. Pemenang Cerdas cermat tingkat Kecamatan Binamu ini yaitu SMPN 4 Binamu akan di perlombakan lagi di tingkat Kabupaten Jeneponto beserta pemenangpemenang dimasing-masing tingkat Kecamatan. Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat Kabupaten Jeneponto dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 di Gedung Dharma Wanita. Perlombaan di tingkat Kabupaten ini diikuti oleh 7 grup pemenang di tingkat Kecamatan. Pelaksanaan perlombaan ini yaitu tiap grup langsung diperlombakan disatu gelombang. Peserta diberi 10 pertanyaan wajib dan 10 pertanyaan rebutan. Hasil perlombaan ini diambil 3 tertinggi dari jumlah score. Tiga tertinggi ini kemudian akan diperlombakan dibabak final. Pemenang dari tiga besar lomba cerdas cermat tingkat Kabupaten ini dimenangkan juara satu oleh SMPN 4 Binamu, juara dua SMPN 6 Tamalatea, dan juara tiga oleh SMPN 2 Bangkala Barat. 2) Evaluasi Pelaksanaan kegiatan ini berjalan dengan baik dan teratur. Namun ada sedikit kendala pada saat perlombaan di tingkat Kecamatan Binamu yaitu tidak tersedianya beel yang akan digunakan di babak rebutan. Hal ini dikarenakan rusaknya beel pada saat lomba akan diadakan. Tetapi panitia dan penanggung jawab kegiatan ini dapat mengatasinya dan perlombaan pun dapat berjalan dengan lancar.

72

f. Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Tingkat SMA Sederajat 1) Hasil Lomba poster dilaksanakan hanya di tingkat Kabupaten Jeneponto. Pelaksanaan Lomba Poster di Tingkat Kabupaten Jeneponto dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 di Gedung Dharma Wanita Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto, pada pukul 14.00 WITA. Lomba poster ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari 23 SMA sederajat se-kabupaten Jeneponto. Adapun teknis pelaksanaannya yaitu setiap peserta atau sekolah mengirirmkan satu lembar poster yang dibuat pada kertas manila yang digambar tangan menggunakan alat menggambar sesuai dengan keinginan masing-masing peserta dengan tema Kesehatan Lingkungan yang bersifat umum. Pada kertas manila juga diharuskan terdapat stempel dari kecamatan yang juga merupakan prasyarat untuk mengikuti lomba ini. Lomba poster ini memiliki tiga orang juri yang masing-masing dipilih dari Kantor Dinas Kesehatan, dimana pemenangnya dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh juri dan panitia pelaksana. Adapun pemenangnya adalah SMAN 1 Tamalatea sebagai juara pertama, SMKN 4 Kalimporo sebagai juara kedua, dan SMA Khusus sebagai juara ketiga.

73

2) Evaluasi Pelaksanaan lomba poster ini kurang efektif, disebabkan karena tidak semua posko mempunyai SMA, sehingga beberapa posko harus mengambil atau menghandle SMA yang dari posko lain. Pada hari

pelaksanaannya pun, terlihat kurang efektif, oleh karena pelaksanaan lomba poster dilakukan bersamaan dengan lomba-lomba yang lain dan berada dalam satu ruangan, akibatnya perhatian pengunjung dan peserta tidak fokus pada lomba poster ini. g. Lomba Sekolah Sehat 1) Hasil Lomba Sekolah Sehat dilakukan di dua tingkat yaitu tingkat Kecamatan Binamu dan tingkat Kabupaten Jeneponto. Pelaksanaan

lomba cerdas cermat di tingkat Kecamatan Binamu dilaksanakan pada tanggal 15 Juni 2012, pada pukul 10.00 -15.00 WITA di masing-masing sekolah perwakilan setiap kelurahan di Kecamatan Binamu. Lomba ini diikuti oleh 13 perwakilan sekolah di Kecamatan Binamu. Teknis perlombaan yang dilaksanakan adalah setiap sekolah perwakilan akan dinilai untuk dapat mewakili Kecamatan Binamu di tingkat Kabupaten Jeneponto. Penilaian dilakukan selama satu hari oleh para juri yang terdiri dari tiga orang mahasiswa KKN-PK Angkatan 41 Unhas. Pemenang dari tingkat Kecamatan Binamu kemudian akan mewakili kecamatan di tingkat kabupaten. Sekolah yang menjadi wakil

74

kecamatan, selanjutnya diharuskan membuat video berdurasi tujuh menit mengenai setiap indikator sekolah sehat. Video ini yang akan dilombakan di tingkat kabupaten. Pelaksanaan lomba sekolah sehat di tingkat Kabupaten Jeneponto dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012 di Gedung Dharma Wanita. Perlombaan di tingkat Kabupaten ini diikuti oleh 7 sekolah pemenang di tingkat Kecamatan. Pelaksanaan perlombaan ini yaitu setiap sekolah langsung diperlombakan disatu gelombang. Penilaian dilakukan

berdasarkan video yang dibuat oleh masing-masing sekolah. Hasil perlombaan ini diambil 3 tertinggi dari jumlah nilai. Tiga tertinggi ini kemudian akan dipilih video dan sekolah yang memenuhi indikator sekolah sehat. Pemenang dari tiga besar lomba sekolah sehat tingkat Kabupaten ini dimenangkan juara pertama oleh SDN 44 Bantaulu Sapanang (Binamu), juara kedua oleh SDN 129 Togo-togo (Batang), juara ketiga oleh MIN 2 Pattiro (Bangkala Barat). 2) Evaluasi Pelaksanaan lomba di tingkat kecamatan yang sangat sedikit untuk sekolah di masing-masing kelurahan agar dapat mempersiapkan sekolahnya mengikuti lomba. Jeda waktu antara perlombaan tingkat kecamatan dan tingkat kabupaten yang tidak ada sehingga perlombaan terkesan terburu-buru dan kurang efektif dalam penilaian di tingkat kecamatan. Sekolah-sekolah yang diwakili setiap kelurahan terkadang

75

dipilih karena dilihat kesiapannya lebih baik dibandingkan dengan sekolah lain. h. Screening Gizi Kegiatan screening status gizi bayi dan balita ini dilaksanakan bersamaan dengan jadwal posyandu, di lima posyandu yang ada di Kelurahan Empoang Utara. Pada kegiatan ini, kami bekerja sama dengan petugas gizi puskesmas dan kader posyandu demi terkoordinasinya kegiatan screening dengan baik. 1) Hasil Tabel 13 Screening Gizi dan Status Gizi Bayi di Lima Posyandu Kelurahan Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Bulan Juni-Juli Tahun 2012 Screening Bayi Status Gizi No. Nama Posyandu n % GK GBR 1 2 3 4 5 Nuri Ketilang Merpati Kasuari Garuda Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 13 hasil screening status gizi jumlah bayi yang kami screening adalah 58 bayi yang sebagian besar besar berasal dari posyandu nuri yaitu 29 bayi atau sama dengan 50% dari jumlah keseluruhan bayi 29 12 9 6 2 58 50,0 20,0 16,0 11,0 3,0 100,0 3 5 3 1 2 14 0 0 0 0 0 0

76

yang berada di Kelurahan Empoang Utara. Sedangkan jumlah bayi paling sedikit yaitu berasal dari posyandu garuda sebanyak 2 bayi atau sama dengan 3% dari jumlah keseluruhan bayi yang berada di Kelurahan Empoang Utara. Adapun status gizi dari bayi di Kelurahan Empoang Utara ini diperoleh sebanyak 14 bayi yang berada pada status gizi kurang. Tabel 14 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Jenis Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Jenis Kelamin n % 1 2 Laki-Laki Perempuan Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 14 diatas dapat diketahui dari lim posyandu yang ada di Kelurahan Empoang Utara terdapat 31 bayi laki-laki dan 27 bayi perempuan yang berhasil kami data saat hari posyandu. 31 27 58 53,4 46,6 100,0

77

Tabel 15 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Umur di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Umur (Bulan) n % 1 2 3 0-3 4-7 8-<12 Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 15 diatas dapat diketahui dari lima posyandu yang ada di Kelurahan Empoang Utara terdapat rentang umur 0-3 bulan sebanyak 4 bayi, umur 4-7 bulan sebanyak 25 bayi dan umur 8-<12 bulan sebanyak 29 bayi yang datang ke posyandu. 4 25 29 58 6,9 43,1 50,0 100,0

78

Tabel 16 Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Berat Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. 1 2 3 4 5 6 7 Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 16 diatas dapat diketahui bahwa dari lima posyandu yang ada di Kelurahan Empoang Utara ada 18 bayi dengan berat 7 kg dan 1 bayi dengan berat badan 3 dan 4 kg. Berat Badan (kg) 3 4 5 6 7 8 9 n 1 1 4 16 18 10 8 58 % 1,7 1,7 6,9 27,6 31,0 17,3 13,8 100,0

79

Tabel 17 Screening Gizi dan Status Gizi Balita di Lima Posyandu Kel Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Bulan Juni-Juli Tahun 2012 Screening Balita Status Gizi No. Nama Posyandu n % GK GBR 1 2 3 4 5 Nuri Ketilang Merpati Kasuari Garuda Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 17 diatas dapat diketahui hasil screening status gizi jumlah balita yang kami screening adalah 185 balita yang sebagian besar besar berasal dari posyandu nuri yaitu 57 anak balita atau sama dengan 30,8% dari jumlah keseluruhan anak balita yang berada di Kelurahan Empoang Utara. Sedangkan jumlah balita paling sedikit yaitu berasal dari posyandu garuda sebanyak 12 anak balita atau sama dengan 11,8% dari jumlah keseluruhan anak balita yang berada di Kelurahan Empoang Utara. Adapun status gizi dari balita di Kelurahan Empoang Utara ini diperoleh sebanyak 90 anak balita yang berada pada status gizi kurang. 57 46 32 28 22 185 30,8 24,8 17,3 15,1 11,8 100,0 24 30 23 8 5 90 0 0 0 0 0 0

80

Tabel 18 Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Jenis Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Jenis Kelamin n % 1 2 Laki-laki Perempuan Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 18 diatas dapat diketahui dari lima posyandu yang ada di Kelurahan Empoang Utara terdapat 185 balita (12-59 bulan) yang datang dan berhasil kami data saat hari posyandu dengan jumlah balita laki-laki sebanyak 82 balita dan sebanyak 103 balita perempuan. Tabel 19 Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Umur di Lima Posyandu Kel Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Umur (Bulan) n % 1 2 3 4 12-23 24-35 36-47 48-59 Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 19 diatas dapat diketahui dari 5 posyandu yang ada di Kelurahan Empoang Utara terdapat 185 balita (12-59 bulan) yang datang 54 59 40 32 185 29,1 31,8 21,8 17,3 100,0 82 103 185 44,4 55,6 100,0

81

dan berhasil kami data saat hari posyandu dengan umur balita 24-35 bulan sebanyak 59 balita dan umur 48-59 bulan sebanyak 32 balita. Tabel 20 Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Berat Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Berat Badan (kg) n % 1 2 3 5-9 10-14 15-19 Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 20 diatas dapat diketahui dari 185 balita yang datang ke posyandu untuk menimbang, sebanyak 113 balita dengan berat badan 10-14 kg dan sebanyak 17 balita dengan berat badan 15-19 kg. 2) Evaluasi a) Screening Gizi dan Status Gizi Bayi di Lima Posyandu Kelurahan Empoang Utara Bulan Juni-Juli Tahun 2012 Terdapat 104 status gizi kurang bayi dan balita di Kelurahan Empoang Utara. Untuk diketahui lebih lanjut apakah benar-benar akan menuju ke status gizi buruk maka perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan klinis serta kalau perlu dilakukan uji laboratorium. 55 113 17 185 29,8 61,0 9,2 100,0

82

b) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Jenis Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga memudahkan kami untuk mendata bayi. Kami tidak menemukan halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang jenis kelamin bayi di kelurahan Empoang Utara ini. c) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Umur di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga memudahkan kami untuk mendata bayi. Kami tidak menemukan halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang umur bayi di kelurahan Empoang Utara ini. d) Distribusi Frekuensi Jumlah Bayi (<12 Bulan) Berdasarkan Berat Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga memudahkan kami untuk mendata bayi. Kami tidak menemukan halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang berat badan bayi di kelurahan Empoang Utara ini.

83

e) Screening Gizi dan Status Gizi Balita di Lima Posyandu Kel Empoang Utara Bulan Juni-Juli Tahun 2012 Status gizi kurang yang terdapat pada Kelurahan Empoang Utara ini sebaiknya segera ditindaklanjuti agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti kejadian kasus gizi buruk. Karena status gizi kurang pada balita di kelurahan Empoang Utara ini hampir mencapai 50% dari total keseluruhan balita maka sangat diharapkan perhatian khusus dari pemerintah. f) Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Jenis Kelamin di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga memudahkan kami untuk mendata balita. Kami tidak menemukan halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang jenis kelamin balita di kelurahan Empoang Utara ini. g) Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Umur di Lima Posyandu Kel Empoang Utara Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga memudahkan kami untuk mendata balita. Kami tidak menemukan halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang umur balita di kelurahan Empoang Utara ini.

84

h) Distribusi Frekuensi Jumlah Balita (12-59 Bulan) Berdasarkan Berat Badan di Lima Posyandu Kel. Empoang Utara Data ini diperoleh dari hasil penimbangan posyandu dan sweeping yang dilakukan oleh kader NICE Project sehingga memudahkan kami untuk mendata balita. Kami tidak menemukan halangan yang berarti dalam memperoleh data yang valid tentang berat badan balita di kelurahan Empoang Utara ini. i. Screening katarak 1) Hasil Screening katarak dilaksanakan pada tanggal 26 Juni-26 juli 2012. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan masingmasing kepala lingkungan yang berjumlah 6 lingkungan di Kelurahan Empoang Utara. Kemudian para kepala lingkungan tersebut

memberitahukan kepada warganya bahwa akan dilaksanakan pemiriksaan katarak. Warga dikumpulkan pada suatu tempat (masjid) dan kemudian dilakukan pemeriksaan. Tingkat keberhasilan 50%. Penderita suspect katarak sebanyak 7 pasien.

85

Tabel 21 Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Katarak Berdasarkan Umur di Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Umur (Tahun) n % 1 2 3 4 45-59 60-74 75-89 90-104 Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 21 dapat diketahui bahwa jumlah penderita katarak di Kelurahan Empoang Utara yang paling banyak berumur antara 60-74 tahun sebesar 57,1% sedangkan paling sedikit yang berumur antara 75-89 tahun sebesar 7,1%. Tabel 22 Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Katarak Berdasarkan Jenis Kelamin di Kel. Empoang Utara Kec Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Jenis Kelamin n % 1 2 Laki-laki Perempuan Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 22 dapat diketahui bahwa jumlah penderita katarak di Kelurahan Empoang Utara yang paling banyak diderita oleh perempuan sebesar 71,4% sedangkan laki-laki hanya sebesar 28,6%. 4 10 14 28,6 71,4 100,0 2 8 1 3 14 14,3 57,1 7,1 21,5 100,0

86

Tabel 23 Distribusi Frekuensi Jumlah Penderita Katarak di Kel. Empoang Utara Kec. Binamu Kab. Jeneponto Tahun 2012 No. Penderita (orang) n % 1 2 Positif Negatif Total Sumber: Data Primer, 2012 Berdasarkan tabel 23 dapat diketahui bahwa jumlah penderita katarak di Kelurahan Empoang Utara yang positif suspect sebesar 50,0%, begitupun dengan yang negatif suspect sebesar 50,0%. 2) Evaluasi Dari target yang telah ditentukan yaitu 14 orang pasien, telah didapatkan 7 orang pasien. Bisa dikatakan kegiatan ini cukup berhasil. Namun terdapat beberapa kendala dalam pelaksanaannya, yaitu kurangnya koordinasi antara kepala lingkungan dengan warganya. E. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat 1. Faktor Pendukung a. Dukungan dari kepala desa dan keluarga yang sangat besar terhadap program-program yang kami laksanakan sehingga program kerja kami dapat berjalan lancar. b. Partisipasi masyarakat yang cukup tinggi terutama pada pelaksanaan seminar-seminar dan penyuluhan-penyuluhan. 7 7 14 50,0 50,0 100,0

87

c. Partisipasi bidan desa dan kader posyandu, dukungan bidan desa, keterlibatan kader posyandu pada setiap kegiatan sangat banyak membantu khususnya dalam hal mengenal karakter masyarakat serta penerjemah, serta adanya NICE Project yang masih berlangsung sangat membantu dalam hal data screening gizi bayi dan balita. d. Kelengkapan ATK posko, keberadaan 5 unit Komputer yang dilengkapi dengan printer, alat scan serta kamera digital, banyak membantu kelancaran operasional kegiatan. e. Pembagian tugas yang jelas serta tanggungjawab peserta KKN terhadap tugas-tugas yang diberikan, membuat hampir tidak ada masalah yang berarti di lapangan. f. Lokasi Posko yang dekat dengan kantor lurah sebagai pusat kegiatan memudahkan kami dalam melakasanakan program kerja g. Kerja sama yang baik antar anggota posko sehingga semua program kerja dapat terlaksana sesuai dengan harapan 2. Faktor Penghambat a. Masih adanya masyarakat yang kurang mengerti bahasa Indonesia formal dimana masyarakat umumnya menggunakan bahasa Makassar sehingga pada saat pendataan dan penyamapaian materi kurang maksimal. b. Geografis lokasi KKN yang sangat luas dan berupa dataran tinggi yang sulit dijangkau sehingga mempersulit pendataan dan pelaksanaan berbagai program kerja.

88

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan KKN Profesi Kesehatan Unhas Angkatan XLI di Kelurahan Empoang Utara Wilayah Kerja Puskesmas Bontosunggu Kota Kecamatan Binamu Kabupaten Jeneponto yang dilakukan pada tanggal 18 Juli s/d 14 Agustus 2012, dapat disimpulkan sebagaimana

berikut: 1. Intervensi Non Fisik a. Penyuluhan Sanitasi Lingkungan Penyuluhan sanitasi lingkungan dilaksanakan pada tangga 10-13 Juli 2012. Tanggal 10-11 Juli diadakan di SDI No. 172 Pattallassang yang diikuti 35 siswa sedangkan pada tanggal 12-13 Juli diadakan di SDN. No. 86 Parappa yang diikuti 24 siswa. Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 54 siswa. b. Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut Penyuluhan kesehatan gigi dan mulut dilaksanakan pada tanggal 1013 Juli 2012. Tanggal 10-11 Juli diadakan di SDI. No. 172 Pattallassang yang di ikuti 16 siswa sedangkan pada tanggal 12-13 Juli 2012 diadakan di SDN No. 86 Parappa yang diikuti 15 siswa. Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 31 siswa.

89

c. Penyuluhan Cuci Tangan yang Asebsis Penyuluhan cuci tangan yang asebsis dilaksanakan pada tanggal 1013 Juli 2012. Tanggal 10-11 Juli diadakan di SDI. No. 172 Pattallassang yang diikuti 20 siswa sedangkan pada tanggal 12-13 Juli 2012 diadakan di SDN. No. 86 Parappa yang diikuti 19 siswa. Dengan jumlah keseluruhan sebanyak 39 siswa. d. Penyuluhan Pemberdayaan Posyandu Penyuluhan pemberdayaan posyandu dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012 yang bertempat di kantor Kelurahan Empoang Utara. Jumlah peserta yang mengikuti penyuluhan ini sebanyak 16 orang. 2. Intervensi Fisik a. Revitalisasi Jamban Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 didua sekolah di Kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli 2012 diadakan di SDI No. 172 Patalassang yang diikuti oleh siswa kelas IV-VI. Pada tanggal 13 Juli 2012 di laksanakan di SDN No. 86 Parappa yang diikuti juga oleh siswa kelas IV-VI. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memelihara kesehatan dengan membuat lingkungan tempat hidup yang sehat dalam hal ini penggunaan jamban. Dan juga membiasakan siswa SD untuk menggunakan jamban yang telah disediakan oleh pihak sekolahnya masing-masing.

90

b. Pelatihan Peningkatan Pengetahuan/Kemampuan Siswa mengenai Sanitasi Lingkungan dan Penyakit Berbasis Lingkungan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 11 dan 13 Juli 2012 pada dua sekolah di Kelurahan Empoang Utara. Tanggal 11 Juli 2012 diadakan di SDI No. 172 Patalassang yang diikuti oleh 35 siswa dari kelas IV dan V. Pada tanggal 13 Juli 2012 dilaksanakan di SDN No. 86 Parappa yang diikuti oleh 24 siswa dari kelas IV dan V. Adapun tujuan dari kegiatan ini adalah siswa memiliki pengetahuan mengenai jenis jentik nyamuk sehingga dapat mencegah munculnya lebih banyak jentik nyamuk di lingkungan mereka. Dengan demikian siswa dapat melaksanakan prinsip hidup sehat dengan menjaga sanitasi lingkungan. c. Pembuatan Papan Wicara Kesehatan Lingkungan Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 15-17 Juli 2012. Kegiatan pembuatan papan wicara tentang kesehatan lingkungan terlaksana dengan baik. Dari dua sekolah yang ada di Kelurahan Empoang Utara, terpasang masing-masing satu papan wicara yang bertema kesehatan lingkungan dengan ukuran 75x50 cm untuk setiap papan wicara. Selain di sekolah, kami tambahkan satu papan wicara di kantor Kelurahan Empoang Utara dengan tema yang sama yaitu kesehatan lingkungan.

91

d. Peningkatan Pemberdayaan Guru Menuju Sekolah Sehat Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 29 Juni 2012 pukul 13.0015.30 WITA di Aula Kantor Kecamatan Binamu. Kegiatan ini diikuti oleh masing-masing perwakilan guru dari setiap sekolah di Kecamatan Binamu. Teknis pelaksanaan kegiatan ini dimulai dengan pemberian beberapa materi oleh pemateri dan beberapa pertanyaan. Selanjutnya pembentukan lima kelompok untuk dapat menjawab pertanyaan tadi. Kemudian peserta diberikan waktu untuk berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing mengenai pertanyaan tersebut. Pemaparan jawaban diwakili oleh perwakilan masing-masing kelompok yang sebelumnya menyanyi slogan kelompok mereka. Setelah pemaparan jawaban akan kembali didiskusikan dengan seluruh kelompok dan pemateri. Sehingga diperoleh kesimpulan dari pertanyaan tersebut. e. Lomba Cerdas Cermat Tingkat SMP/Sederajat se-Kecamatan Binamu Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat Kecamatan Binamu dilaksanakan pada tanggal 16 Juni 2012, pada pukul 10.00-12.00 WITA di gedung MTsN Binamu. Pelaksanaan lomba cerdas cermat di tingkat Kabupaten Jeneponto dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 di gedung Dharma Wanita. Pemenang dari lomba cerdas cermat tingkat kabupaten ini dimenangkan oleh SMPN 4 Binamu, SMPN 6 Tamalatea, dan SMPN 2 Bangkala Barat.

92

f. Lomba Poster Kesehatan Lingkungan Tingkat SMA/Sederajat Pelaksanaan lomba poster kesehatan lingkungan dilaksanakan pada tanggal 17 Juli 2012 bertempat di kantor Darma Wanita Kecamatan Binamu. Lomba poster ini diikuti oleh 23 peserta yang terdiri dari 23 SMA sederajat se-kabupaten Jeneponto. Adapun pemenangnya adalah SMAN 1 Tamalatea sebagai juara pertama, SMKN 4 Kalimporo sebagai juara kedua, dan SMA Khusus sebagai juara ketiga. g. Lomba Sekolah Sehat Pelaksanaan lomba sekolah sehat dilaksanakan pada tanggal 16 Juli 2012. Pemenang dari lomba sekolah sehat yaitu: Juara I Juara II Juara III h. Screening Gizi Jumlah bayi dan balita yang di screening 100% dari 243 jumlah bayi dan balita di Kelurahan Empoang Utara. Persentase ini sesuai dengan yang diharapkan, dikarenakan di kelurahan ini sedang berjalan program NICE Project sehingga ibu-ibu yang kesadarannya masih kurang datang ke posyandu, anaknya akan tetap ditimbang dan didata karena kader setiap sehari setelah penimbangan mengadakan penimbangan lapangan : SDN 44 Bantaulu Sapanang, Binamu : SDN 129 Togo-togo, Batang : MIN 2 Pattiro, Bangkala Barat

(sweeping/kunjungan rumah) yaitu kader berjalan dari rumah ke ke rumah

93

untuk menimbang dan mendata bayi dan balita yang ada di kelurahan Empoang Utara. i. Screening Katarak Screening katarak dilaksanakan pada tanggal 23 Juni 2012-26 juli 2012. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan masing-masing kepala lingkungan. Jumlah penderita suspect katarak sebanyak 7 orang. B. Saran 1. Untuk Pemerintah Kelurahan Empoang Utara Sebaiknya pemerintah kelurahan mengalokasi dana khusus untuk bidang kesehatan minimal 10% dari total pembangunan. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pembangunan bangunan fisik Seperti POSKESDES, insentif kader posyandu, bantuan kepada balita yang mengalami masalah gizi dan lain-lain. 2. Untuk PKK Sebaiknya PKK bisa lebih proaktif dalam setiap kegiatan di posyandu sebagai wujud tanggung jawab serta dukungan moril bagi kader yang bekerja dengan sukarela. 3. Untuk Puskesmas Bontosunggu Kota Sebaiknya meningkatkan pembianaan dan perekrutan kader-kader kesehatan terutama kader posyandu, kader dan khususnya di Kelurahan

Empoang Utara mengingat jarak ke puskesmas yang sangat jauh.

94

4. Untuk Pengelola KKN Profesi Kesehatan Unhas Pada KKN PK selanjutnya diharapkan adanya pertimbangan antara waktu pelaksanaan KKN, waktu kuliah dan puasa yang mungkin dapat menjadi hambatan bagi terlaksananya program kerja yang direncanakan.

You might also like