You are on page 1of 14

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN GLAUKOMA

A. DEFINISI GLAUKOMA Glaukoma berasal dari bahasa Yunani: Glaukos yang berarti hijau kebiruan yang memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita ditandai dengan adanya peningkatan tekanan bola mata, atropi papil saraf optik dan menciutnya lapang pandang. Glaukoma adalah penyakit mata yang menyebabkan proses hilangnya pengelihatan yang disebabkan oleh peningkatan tekanan cairan didalam mata, karena gangguan makanisme pengeluaran cairan mata dan kelainan syaraf mata. Jika tidak ditangani dengan segera dapat menyebabkan kerusakan retina dan resiko kebutaan total.(SUMBER)gambar

B. ETIOLOGI
Gangguan pada mekanisme pengeluaran cairan didalam mata yang dapat menyebabkan sumbatan akibat penyempitan pada saraf mata, dan akar iris atau juga karena faktor keturunan.

C. TANDA DAN GEJALA


a) Tekanan intra okuler meningkat b) Bola mata mengeras c) Penurunan visus d) Penyempitan lapang pandangan e) Nyeri pada mata f) Oedema pada kornea g) Kornea terlihat keruh dan suram h) Bilik mata depan dangkal i) Pupil medriasis

D. PATOFISIOLOGI (bagan) Peningkatan tekanan di dalam mata (intraocular pressure) adalah salah satu penyebabterjadinya kerusakan saraf mata (nervus opticus) dan menunjukkan adanya gangguan dengancairan di dalam mata yang terlalu berlebih. Ini bisa disebabkan oleh mata yang memproduksicairan terlalu berlebih, cairan tidak mengalir sebagaimana mestinya melalui fasilitas yang adauntuk keluar dari mata (jaringan trabecular meshwork) atau sudut yang terbentuk antarakornea dan iris dangkal atau tertutup sehingga menyumbat/ memblok pengaliran daripadacairan mata. Sebagian orang yang menderita glaukoma namun masih memiliki tekanan di dalam b o l a m a t a n ya n o r m a l , p e n ye b a b d a r i t i p e g l a u c o m a s e m a c a m i n i d i p e r k i r a k a n a d a n ya hubungan dengan kekurangan sirkulasi darah di daerah syaraf/n ervus opticus mata. Meskiglaukoma lebih sering terjadi seiring dengan bertambahnya usia, glaukoma dapat terjadi padau s i a b e r a p a s a j a . R i s i k o u n t u k m e n d e r i t a g l a u c o m a d i a n t a r a n ya a d a l a h r i w a ya t p e n ya k i t glaukoma di dalam keluarga (faktor keturunan), suku bangsa, diabetes, migraine, tidak bisamelihat jauh (penderita myopia), luka mata, tekanan darah, penggunaan obat-obat golongancortisone (steroids).

D. KLASIFIKASI Glaukoma terbagi menjadi tipe primer, sekunder dan kongenital. Tipe primer terbagi menjadi glaukoma sudut terbuka dan glaukoma sudut tertutup.

1. Glaukoma Primer Glaukoma jenis ini merupakan bentuk yang paling sering terjadi, struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akuos humor mengalami perubahan langsung.

a) Glaukoma Sudut Terbuka Glaukoma sudut terbuka/glaukoma kronik/glaukoma simpleks merupakan bentuk glaukoma primer paling sering yang lebih tersembunyi dan membahayakan serta paling sering terjadi (kurang lebih 90% dari klien glaukoma). Diduga glaukoma ini diturunkan secara dominan/resesif pada 50% penderita. Keadaan ini terjadi pada klien usia lanjut (>40 tahun) dan perubahan karena usia lanjut memegang peranan penting dalam proses sklerosa badan silier dan jaringan trebekel,

b) Glaukoma Sudut Tertutup Glaukoma sudut tertutup/glaucoma acute, mekanisme dasar yang terlibat dalam patofisiologi glaukoma ini adalah menyempitnya sudut dan perubahan letak iris yang terlalu ke depan. Perubahan letak iris menyebabkan kornea menyempit atau nmenutup sudut ruangan yang akan menghalangi aliran keluar akueos humor. TIO meningkat dengan cepat, kadang-kadang mencapai tekanan 50-70 mmHg ( dewit, 1998). Tanda dan gejala meliputi nyeri hebat di dalam dan sekitar mata., timbulnya halo di sekitar cahaya, pndangan kabur. Klien kadang mengeluhkan keluhan umum seperti sakit kepala, mual, muntah, kedinginan, demam. Peningkatan TIO menyebabkan nyeri yang melalui saraf kornea menjalar ke pelipis, oksiput dan rahang melaui cabang-cabang nervus trigeminus. Iritasi

2. Glaukoma Sekunder Glaukoma sekunder adalah glaucoma yang terjadi akibat penyakit mata lain yang menyebabkan penyempitan sudut atau peningkatan volume cairan di dalam mata. Kondisi ini secara tidak langsung mengganggu aktivitas struktur yang terlibat dalam sirkulasi dan atau reabsorbsi akueos humor. Gangguan ini terjadi akibat: Perubahan lensa, dislokasi lensa , terlepasnya kapsul lensa pada katarak Perubahan uvea, uveitis, neovaskularisasi iris, melanoma dari jaringan uvea Trauma, robeknya kornea/limbus diserai prolaps iris 3. Glaukoma Congenital Glaukoma ini terjadi akibat kegagalan jaringan mesodermal memfungsikan trabekular. Kondisi ini disebabkan oleh ciri autosom resesif dan biasanya bilateral.

E. KOMPLIKASI Komplikasi glaukoma pada umumnya adalah kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Kondisi mata pada kebutaan yaitu kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi (penggaungan) glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Mata dengan kebutaan mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat. Pengobatan kebutaan ini dapat dilakukan dengan memberikan sinar beta pada badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alcohol retrobulbar atau melakukan pengangkatan bola mata karena mata sudah tidak bisa berfungsi dan memberikan rasa sakit. F.PEMERIKSAAN DIAGNOSA

1. Pengukuran tonometri 2. Kartu mata Snellen 3. Lapang penglihatan

: Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 15 - 20 mmHg) : Tes ketajaman penglihatan : Untuk mengetahui sejauh mana lapang pandangan dari px

4. Pengukuran gonioskopi glaukoma 5. Pemeriksaan oftalmoskopi

: Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutu

: Untuk melihat fundus bagian mata dalam yaitu retina,

discus optikus macula dan pembuluh darah retina 6. Pemeriksaan lampu-slit : Digunakan unutk mengevaluasi oftalmik yaitu

memperbesar kornea, sclera dan kornea inferior sehingga memberikan pandangan oblik kedalam tuberkulum dengan lensa khusus. G. PENTALAKSANAAN 1. Terapi medikamentosa Tujuannya adalah menurunkan TIO (Tekanan Intra Okuler) terutama dengan mengguakan obat sistemik (obat yang mempengaruhi tubuh a) Obat Sistemik 1) Asetazolamida, obat yang menghambat enzim karbonik anhidrase yang akan mengakibatkan diuresis dan menurunkan sekresi cairan mata sebanyak 60%, menurunkan tekanan bola mata. Pada permulaan pemberian akan terjadi hipokalemia sementara. Dapat memberikan efek samping hilangnya kalium tubuh parastesi, anoreksia, diarea, hipokalemia, batu ginjal dan miopia sementara. 2) Agen hiperosmotik. Macam obat yang tersedia dalam bentuk obat minum adalah glycerol dan isosorbide sedangkan dalam bentuk intravena adalah manitol. Obat ini diberikan jika TIO sangat tinggi atau ketika acetazolamide sudah tidak efektif lagi.

b) Obat Tetes Mata Lokal

1) Penyekat beta. Macam obat yang tersedia adalah timolol, betaxolol, levobunolol, carteolol, dan metipranolol. Digunakan 2x sehari, berguna untuk menurunkan TIO. 2) Steroid (prednison). Digunakan 4x sehari, berguna sebagai dekongestan mata. Diberikan sekitar 30-40 menit setelah terapi sistemik.

2.

Terapi Bedah a) Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata belakang dan depan karena telah terdapat hambatan dalam pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut yang tertutup sebanyak 50%. b) Trabekulotomi (Bedah drainase). Dilakukan jika sudut yang tertutup lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN KASUS GLAUKOMA

PENGKAJIAN IDENTITAS Nama pasien Umur Jenis kelamin Pekerjaan Suku/bangsa Pendidikan Alamat Tgl MRS Diagnosis medis I. : Ny.F : 33 tahun : Perempuan : Ibu rumah tangga :Jawa/Indonesia : SMP : Karangrejo : 29 oktober 2012 : Glaukoma

RIWAYAT KESEHATAN PASIEN Keluhan Utama Pusing , nyeri pada bilik mata Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap (katarak). Riwayat penyakit sekarang (PQRST)

Riwayat penyakit masa lalu Klien tidak pernah mengalami sakit mata . Riwayta penyakit keluarga Dari keluarga klien juga tidak ada yang pernah mengalami sakit pada matanya yang disebabkan trauma bahan kimia. II. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI Pola makan

Klien makan sehari-hari 3X dengan jumlah dan asupan gizi yang normal/ tidak ada masalah. Pola minum Klien minum dengan jumlah yang normal/ tidak ada masalah. Pola eliminasi Eliminasi BAK Klien dapat melakukan BAK seperti biasa/ normal. Eliminasi BAB Klien dapat melakukan BAB seperti biasa/ normal. Pola tidur Klien tidak dapat tidur dengan nyenyak dan sering terbangun pada malam hari, karenan gangguan nyeri pada bilik mata dan pusing pada kepala. Pola aktivitas sehari-hari Sehari-hari klien tidak bekerja di kantor dan hanya melakukan aktivitas di rumah saja karena sebagai ibu rumah tangga.

PEMERIKSAAN FISI Keadaan Umum Klien tampak merasa kesakitan dibagian mata sebelah kiri. a. Tanda-tanda vital Tekanan darah 110/90 mmHg Suhu 36 C Nadi 70 Respirasi 20

PENATALAKSANAAN DAN TERAPI 1. Obat tetes mata local 2. Obat sistemik

ANALISA DATA Nama Umur No.Reg : Ny.F : 33 tahun : 00123456

NO 1

DATA DS :Klien mengatatakan ketidaknyamanan / mata berair. DO : - k/u: lemah -Nyeri tiba-tiba Berat menetap/tekanan pada sekitar mata -klien tidak dapat membuka mata -TTV: TD: 110/90 S: 36C N: 88 x/menit RR: 24 x/menit

ETIOLOGI Gangguan aliran keluar aquos humor

MASALAH Gangguan pada penglihatan

Peningkatan tekanan intra okuler

Penekanan syaraf penglihatan

Gangguan lapang pandang

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN Nama Umur No.Reg : Ny.F : 33 tahun : 00123456

NO 1

TANGGAL MUNCUL 29-10-2012

DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan lapang pandang dan gangguan nyeri. DS :Klien mengatakan mata sebelah kiri berair dan nyeri tekan DO : - k/u: lemah -mata kiri merah -mata berair -klien tidak dapat membuka mata -TTV: TD: 110/90 S: 36C N: 88 x/menit RR: 24 x/menit

TANGGAL TERATASI

TTD

RENCANA KEPERAWATAN Nama Umur No.Reg : Ny.F : 33 tahun : 00123456

NO

DIAGNOSA KEPERAWATA N

TUJUAN

KRITER IA STAND ART

INTERVENSI

RASIONAL

TTD

Gangguan rasa nyaman(nyeri) b.d cidera ditandai dg: DS :Klien mengatakan mata sebelah kiri perih saat setelah terkena cairan yg keluar didalam mata DO : - k/u: lemah -mata kiri merah -mata berair -klien tidak

Nyeri berkurang/h ilang

-k/u membai k -mata normal -mata tak berair -klien dapat membu ka mata

1. BHSP 2. Dorong mengeskpresika n perasaan ttng kemungkinan kehilangan penglihatan 3. Pastikan derajat/tipe kehilangan penglihatan 4. Tunjukkan pemberian tetes mata 5. Lakukan tindakan untuk membantu px menangani keterbatasanpen glihatan 6. Kolaborasi dengan tim medis

1. Membina hubungan terapeutik antara perawat dg klien 2. Mempeng aruhi masa depan px &Pilihan intervensi 3. Intervensi awal mencegah kebutaan 4. Mengontr ol TIO, mencegah kehilanga n penglihat an lanjut 5. Menurun kan bahaya

dapat membuka mata -TTV: TD: 110/90 S: 36C N: 88 x/menit RR: 24 x/menit

keamanan sehubung an dgn lapang pandang. 6. Untuk membant u memberik an tx.

TINDAKAN KEPERAWATAN Nama Umur No.Reg : Ny.F : 33 tahun : 00123456

NO 1

NO. DX I

TGL/JAM 29-10-2012 09.00

TINDAKAN 1.Menyapa klien dan menanyakan keluhan klien dan keadaan klien 2.Melakukan irigasi pada mata kiri dg air bersih 3.Memberikan obat Tetes mata pada mata yang terkena 4.Membebat mata dengan kasa 5.Mengobservasi TTV 6.Melakukan kolaborasi dg dokter dalam pemberian terapi analgesik

TTD

09.45 10.00 11.00 12.00

EVALUASI Nama Umur No.Reg : Ny.F : 33 tahun : 00123456

NO 1

NO. DX I

TGL/JAM 29-10-2012 12.00

EVALUASI S: Klien mengatakan nyeri sudah agak berkurang O: -k/u membaik -mata masih sedikit mrah -mata tidak berair -klien bisa membuka mata -TTV:TD: 120/70 N: 80 x/menit S:36,5C RR:18 x/menit A: Masalah teratasi P: Renpra di hentikan

TTD

You might also like