You are on page 1of 11

FITRIANO HANIWIEKO (1102011108) LI.1 MM campak LO 1.1 Definisi campak LO 1.2 Epidemiologi LO 1.3 Etiologi LO 1.4 Penularan LO 1.

5 Gejala dan tanda LO 1.6 Patofosiologi LO 1.7 Patogenesis LO 1.8 Diagnosis LO 1.9 Pencegahan dan terapi

LI.2 MM Virus Campak LO 2.1 Siklus hidup morbollivirus LO 2.2 Morfologi

LI.1 MM campak LO 1.1 Definisi campak Campak adalah suatu penyakit akut dengan daya penularan tinggi, yang ditandai dengan demam, korisa, konj'ungtivitis, batuk disertai enanthem spesifik (Koplik's spot) diikuti ruam makulopapular menyeluruh. Komplikasi campsk cukup serius seperti diare, pneumonia, otitis media, eksaserbasi dan kematian. Kematian akibat campak sering terjadi pada anak dengan malnutrisi terutama di negara berkembang.(Maldonado, Y. 2002.Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta. EGC.) LO 1.2 Epidemiologi Campak adalah endemik pada sebagian besar dunia. Dahulu, epidemi cenderung terjadi secarairreguler, tampak pada musim semi di kota-kota besar dengan interval 2 sampai 4 tahun ketikakelompok anak yang rentan terpajan. Campak sangat menular, sekitar 90% kontak keluarga yangr e n t a n m e n d a p a t p e n y a k i t . C a m p a k j a r a n g s u b k l i n i s . S e b e l u m p e n g g u n a a n v a k s i n c a m p a k , puncak insiden pada umur 5-10 tahun; kebanyakan orang dewasa imun. Sekarang di AmerikaSerikat, campak terjadi paling sering pada anak umur sekolah yang belum diimunisasi dan padar e m a j a d a n o r a n g d e w a s a m u d a ya n g t e l a h d i i m u n i s a s i . E p i d e m i t e l a h t e r j a d i d i s e k o l a h menengah atas dan universitas dimana tingkat imunisasi tinggi. Epidemi ini diduga terutamakarena kegagalan vaksin.( Ilmu Kesehatan Anak Oleh Behrman Klirgman Arvin) Sebelum kegiatan imunisasi dilakukan secara luas, campak sering terjadi pada masa kanak-kanak, lebih dari 90% penduduk telah terinfeksi pada saat mereka mencapai usia 20 tahun; sedikit sekali orang yang terbebas dari serangan campak selama hidupnya. Campak endemis di

masyarakat metropolitan dan mencapai proporsi untuk terjadi KLB setiap 2-3 tahun. Pada kelompok masyarakat dan daerah yang lebih kecil, KLB cenderung terjadi lebih luas dan lebih berat. Dengan interval antar KLB (honeymoon period) yang lebih panjang seperti yang terjadi di daerah Kutub Utara dan di beberapa pulau tertentu, KLB campak sering menyerang sebagian penduduk dengan angka kematian yang tinggi.

LO 1.3 Etiologi Campak adalah virus RNA dari Famili Paramixoviridae, genus Morbillivirus. Hanya satu tipeantigen yang diketahui. Selama masa prodromal dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak,v i r u s d i t e m u k a n d a l a m s e k r e s i n a s o f a r i n g , d a r a h d a n urin. Virus dapat tetap aktif selamasekurang-kurangnya 34 jam dalam suhu k a m a r . V i r u s c a m p a k d a p a t d i i s o l a s i d a l a m b i a k a n embrio manusia atau jaringan ginjal kera rhesus. Perubahan sitopatik, tampak dalam 5-10 hari,terdiri dari sel raksasa multinukleus dengan inklusi intranuklear. Antibodi dalam sirkulasi dapatdideteksi bila ruam muncul. (Behrman.R.E. et al, 1999). LO 1.4 Penularan Melalui udara dengan penyebaran droplet, kontak langsung, melalui sekret hidung atau tenggorokan dari orang-orang yang terinfeksi dan agak jarang melalui benda-benda yang terkena sekret hidung atau sekret tenggorokan. Campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang sangat menular. Penyeb aran virus maksimal adalah dengan tetes-tetes semprotan s e l a m a m a s a p r o d r o m a l (stadium kataral). Penularan terhadap kontak rentan sering terjadi sebelum diagnosis kasusaslinya. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9-10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal), pada beberapa keadaan seawal hari ke 7. Tindakan pencegahan isolasi terutama dirumah sakit atau institusi lain, barus dipertahankan dari hari ke 7 sesudah pemajanan sampai harike 5 sesudah ruam muncul. (Budiarto, eko.2003. Pengantar epidemiologi.jakarta: penerbit buku kedokteran egc) LO 1.5 Gejala dan tanda

inkubasi 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium, yaitu:
1. Stadium kataral (prodormal).Stadium ini berlangsung selama 4-5 hari disertai

gambaran klinis seperti demam,malaise, batuk, fotopobia, konjungtivitis, dan coryza. Menjelang akhir dari stadiumkataral dan 24 jam sebelum timbul enantem, terdapat bercak koplik berwarna putihk e l a b u s e b e s a r u j u n g j a r u m d a n d i k e l i l i n g i o l e h e r i t e m a . L o k a s i n ya d i m u k o s a bukal yang berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi leukopeni danlimfositosis.

2. Stadium erupsiCoryza dan batuk bertambah. Timbul enantem atau titik merah di

palatum durumdan palatum mole. Kadang kadang terlihat bercak koplik. Terjadi eritem bentuk makulopapuler disertai naiknya suhu badan. Diantara macula terdapat kulit yangnormal. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, bagian atas lateral tengkuk sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahanringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam mencapai anggota bawah padahari ke 3, dan menghilang sesuai urutan terjadinya. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di sudut mandibula dan di daerah leher belakang. Sedikit terdapat splenomegali, tidak jarang disertai diare dan muntah.V a r i a s i ya n g b i a s a t e r j a d i a d a l a h B l a c k M e a s l e s s , ya i t u m o r b i l i ya n g d i s e r t a i dengan perdarahan di kulit, mulut, hidung, dan traktus digestivus.
3. Stadium konvalesensiErupsi berkurang menimbulkan bekas yang berwarna lebih tua atau

hiperpigmentasi(gejala patognomonik) yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Selain itud i t e m u k a n p u l a k e l a i n a n k u l i t b e r s i s i k . H i p e r p i g m e n t a s i i n i m e r u p a k a n g e j a l a patognomonik untuk morbilli. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema ataueksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampainormal kecuali bila ada komplikasi.( 2. Ikatan Dokter Anak Indonesia. Buku ajar Penyakit Infeksi Tropis. Jakarta:IDAI,2004)

LO 1.6 Patofosiologi Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan proliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus disekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva. Penularan : secara droplet terutama selama stadium kataralis. Umumnya menyerang pada usia 6 bulan sampai 5 tahun 4,5. Di kulit, reaksi terutama menonjol sekitar kelenjar sebasea dan folikel rambut. Bercak koplik terdiri dari eksudat serosa dan proliferasi sel endotel serupa dengan bercak pada lesi kulit. Reaksi radang menyeluruh pada mukosa bukal dan faring meluas kedalam jaringan limfoid dan membrana mukosa trakeobronkial. Pneumonitis interstisial akibat dari virus campak mengambil bentuk pneumonia sel raksasa Hecht. Bronkopneumoni dapat disebabkan oleh infeksi bakteri sekunder LO 1.8 Diagnosis Diagnosis didasarkan atas gejala dan tanda sebagai berikut: Anamnesis : 1. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi, mendadak), batuk, pilek harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili. 2. Mata merah, tahi mata, fotofobia, menambah kecurigaan. 3. Dapat disertai diare dan muntah. 4. Dapat disertai dengan gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : epistaksis, petekie, ekimosis. 5. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau 2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi campak. Pemeriksaan fisik : 1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya demam (biasanya tinggi) dan tanda-tanda nasofaringitis dan konjungtivitis. 2. Pada umunya anak tampak lemah. 3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir stadium kataral).

4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash) yang khas : ruam makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga, mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka, dan kemudian seluruh tubuh. DIAGNOSIS BANDING 1. German Measles. Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga. 2. Eksantema Subitum. Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. Rubeola infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok daripada ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit. Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat. Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat. Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie. Ruam papuler halus difus pada demam skarlet dengan susunan daging angsa di atas dasar eritematosa relatif mudah dibedakan.

LO 1.7 Patogenesis Penyebaran virus maksimal adalah selama masa prodromal (stadium kataral), melalui kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, yakni melalui percikan ludah (droplet infection) yang keluar ketika bersin atau batuk. Orang yang terinfeksi menjadi menular pada hari ke 9 10 sesudah pemajanan (mulai fase prodromal). Fokus infeksi terwujud yaitu ketika virus masuk kedalam pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva, saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus Pada hari ke 9-10 fokus infeksi yang berada di epitel saluran nafas dan konjungtiva, satu sampai dua lapisan mengalami nekrosis. Pada saat itu virus dalam jumlah banyak masuk kembali ke pembuluh darah dan menimbulkan manifestasi klinis dari sistem saluran nafas diawali dengan keluhan batuk pilek disertai selaput konjungtiva yang tampak merah. Respon imun yang terjadi ialah proses peradangan epitel pada sistem saluran pernafasan diikuti dengan manifestasi klinis berupa demam tinggi, anak tampak sakit berat dan ruam yang menyebar keseluruh tubuh, tampak suatu ulsera kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik. Akhirnya muncul ruam makulopapular pada hari ke 14 sesudah awal infeksi dan pada saat itu antibodi humoral dapat dideteksi. Selanjutnya daya tahan tubuh menurun, sebagai akibat respon delayed hypersensitivity terhadap antigen virus terjadilah ruam pada kulit, kejadian ini tidak tampak pada kasus yang mengalami defisit sel-T.(Penyakit Tropik dan Infeksi Anak. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi
III Jilid 2. FKUI 2000.)

LO 1.9 Pencegahan dan terapi PENATALAKSANAAN Simtomatik yaitu antipiretika bila suhu tinggi, sedativum, obat batuk, dan memperbaiki keadaan umum. Tindakan yang lain ialah pengobatan segera terhadap komplikasi yang timbul: 1. Istirahat. 2. Pemberian makanan atau cairan yang cukup dan bergizi.. 3. Medikamentosa : - Antipiretik : parasetamol 7,5 10 mg/kgBB/kali, interval 6-8 jam.

- Ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50 100 mg tiap 2-6 jam, dosis maksimum 600 mg/hari. - Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu, narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan. - Mukolitik bila perlu. - Vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A pada stadium kataral sangat bermanfaat. Pencegahan Imunisasi aktif.I m u n i s a s i c a m p a k a w a l d a p a t d i b e r i k a n p a d a u s i a 1 2 - 1 5 b u l a n t e t a p i m u n g k i n diberikan lebih awal pada daerah dimana penyakit terjadi (endemik). Imunisasi aktif dilakukan dengan menggunakan strain Schwarz dan Moraten. Vaksin tersebutdiberikan secara subcutan dan menyebabkan imunitas yang berlangsung lama.Dianjurkan untuk memberikan vaksin morbili tersebut pada anak berumur 10 15b u l a n k a r e n a s e b e l u m u m u r 1 0 b u l a n d i p e r k i r a k a n a n a k t i d a k d a p a t m e m b e n t u k antibodi secara baik karena masih ada antibodi dari ibu. Akan tetapi dianjurkan pulaagar anak yang tinggal di daerah endemis morbili dan terdapat banyak tuberkulosisd i b e r i k a n v a n s i n a s i p a d a u m u r 6 b u l a n d a n r e v a k s i n a s i p a d a u m u r 1 5 b u l a n . D i Indonesia saat ini masih dianjurkan memberikan vaksin morbili pada anak berumur 9bulan ke atas.Vaksin morbili tersebut dapat diberikan pada orang yang alergi terhadap telur. Hanyasaja pemberian vaksin sebaiknya ditunda sampai 2 minggu sembuh. Vaksin ini jugadapat diberikan pada penderita tuberkulosis aktif yang sedang mendapattuberkulosita. Akan tetapi vaksin ini tidak boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan tuberkulosis yang tidak diobati, penderita leukemia dan anak yang sedangmendapat pengobatan imunosupresif. Imunisasi pasif.Imunisasi pasif dengan kumpulan serum orang dewasa, kumpulan serum konvalesens,globulin plasenta atau gamma globulin kumpulan plasma adalah efektif untuk pencegahan dan pelemahan campak. Campak dapat dicegah dengan menggunakanimunoglobulin serum dengan dosis 0,25 mL/kg diberikan secara intramuskuler dalam5 hari sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Proteksi

sempurnat e r i n d i k a s i u n t u k b a y i , a n a k d e n g a n p e n ya k i t k r o n i s d a n u n t u k k o n t a k d i b a n g s a l rumah sakit anak. LI.2 MM Virus Campak LO 2.1 Siklus hidup morbollivirus Adsorpsi dan penetrasi Virus menempel pada permukaan sel inang dengan reseptor protein yang spesifik lalu menghancurkan membran sel dengan enzim lisozim, virus melakukan penetrasi pada sel inang dengan menyuntikkan materi genetik yang terdapat pada asam nukleatnya kedalam sel. Penyisipan gen virus Asam nukleat dari virus yang telah menembus sitoplasma sel inang kemudian akan menyisip kedalam asam nukleat sel inang, tahap penyisipan tersebut kemudian akan membentuk provirus (pada bakteriofage disebut profage). Sebelum terjadi pembelahan sel, kromosom dan provirus akan bereplikasi. Pembelahan sel inang Sel inang yang telah disisipi kemudian melakukan pembelahan, provirus yang telah bereplikasi akan diberikan kepada sel anakan dan siklus inipun akan kembali berulang sehingga sel yang memiliki profage menjadi sangat banyak. Hubungan dengan siklus litik Provirus yang baru dapat memasuki keadaan Litik dalam kondisi lingkungan yang tepat tetapi kemungkinannya sangat kecil. Kemungkinan akan bertambah besar apabila diberi agen penginduksi.

LO 2.2 Morfologi

adalah adalah virus RNA beruntai tunggal, dari keluarga Paramyxovirus, dari genus Morbillivirus. Virus campak hanya menginfeksi manusia, dimana virus campak ini tidak aktif oleh panas, cahaya, pH asam, eter, dan tripsin (enzim). Ini memiliki waktu kelangsungan hidup singkat di udara, atau pada benda dan permukaan.

You might also like