You are on page 1of 11

Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009

FORMULASI KRIM PELEMBAB WAJAH YANG MENGANDUNG TABIR SURYA NANOPARTIKEL ZINK OKSIDA SALUT SILIKON Dolih Gozali, Marline Abdassah, Anang Subghan. Sarah Al Lathiefah Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran

ABSTRAK Telah dilakukan penelitian mengenai formulasi krim pelembab wajah yang mengandung tabir surya nanopartikel zink oksida salut silikon dalam tiga variasi basis. Data pengamatan menunjukkan bahwa konsistensi, bau, warna, homogenitas, pH, dan viskositas formula Y (cutina MD 5%, setil alkohol 1%, stearil alkohol 1%) serta formula Z (cutina MD 5%, setil alcohol 1%, stearil alkohol 1%, dan viskolam) tetap stabil setelah penyimpanan selama 28 hari pada suhu ruangan.Uji pemisahan fase dilakukan dengan metode sentrifugasi dan dilaporkan bahwa formula Z stabil pada semua kecepatan (2500, 3000, 3750 rpm), sebaliknya formula X (cutina MD 5%) mengalami pemisahan. Berdasarkan pengukuran spektrofotometri UV pada panjang gelombang 280-400 nm diketahui bahwa formula Z mengabsorbsi 78,286 % intensitas sinar UV-B. Hasil uji keamanan dan kesukaan menyatakan bahwa formula Z tidak mengiritasi kulit, memiliki penampilan fisik yang baik, nyaman dipakai, dan mampu melembabkan. Kata kunci : Pelembab, Tabir surya, Nanopartikel, Zink Oksida Silikon ABSTRACT A research on the formulation of facial moisturizing cream containing nanoparticles zinc oxide silicon coated sunscreen in three various base has been done. Evaluation data shown that consistency, odor, color, homogenity, pH, viscosity of formula Y (cutina MD 5%, cetyl alcohol 1%, cetearyl alcohol 1%) and also formula Z cutina MD 5%, cetyl alcohol 1%, cetearyl alcohol 1%, viscolam 0,5%) were stable on 28 days storage in room temperature. Separation phase assay was done by centrifugation method and reported that formula Z was stable on whole rotation rate (2500, 3000, 3750 rpm), in contrast to formula X (cutina MD 5%) which occured separation phase. According to the UV spectrophotometer measurement on wavelength 280-400 nm, it was found that formula Z has absorbed 78,286 % UV-B rays intensity. The result of safety and satisfaction test stated that formula Z have no potency to skin iritation, have a good performance, comfortable, and also moisturize great enough. Keyword: Moisturizing, Sunscreen, Nanoparticle, Zinc oxide silicon

37

Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) PENDAHULUAN Kulit adalah organ tubuh yang terletak yang paling luar yang mempunyai fungsi sangat penting yaitu menutupi dari dan Bentuk sediaan kosmetika pelembab

biasanya emulsi minyak dalam air (M/A) namun dapat pula berbentuk emulsi air dalam minyak (A/M). Krim siang

melindungi

tubuh

pengaruh

berbentuk emulsi minyak dalam air yang lebih encer sehingga terasa lebih dingin dan tidak lengket, berisi minyak mineral, propilen glikol dalam air (Wasitaatmadja, 1997). Krim merupakan cairan kental atau emulsi setengah padat baik bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air (Ansel, 1999). Nanoteknologi diciptakan dan digunakan dari material pada ukuran yang sangat kecil. Alat atau bahan ini berukuran sekitar 1 sampai 100 nanometer (nm). Satu nm sama dengan 1:109 meter (10-9 m) (Sartono, 2006). Aplikasi nanoteknologi sangat luas

lingkungan serta merupakan pembungkus tubuh yang sangat elastis. Pada kondisi kulit tertentu, pelembaban diperlukan oleh kulit untuk mempertahankan struktur dan fungsinya. Pengaruh berbagai faktor baik dari luar maupun dalam tubuh, misalnya: udara kering, terik sinar matahari,

bertambahnya usia, ras, serta penyakit kulit dapat menyebabkan kulit menjadi lebih kering akibat kehilangan air oleh

penguapan yanag tidak kita rasakan. Secara alamiah kulit telah berusaha untuk melindungi diri dari kemungkinan ini yaitu dengan adanya tabir lemak di atas kulit yang didapat dari kelenjar lemak dan sedikit kelenjar keringat dari kulit serta adanya lapisan kulit luar yang berfungsi sebagai sawar kulit. Namun dalam kondisi tertentu, faktor perlindungan alamiah

sekali termasuk aplikasi dalam bidang kesehatan dan farmasi yang mencakup penghantaran obat, implant medis, serta dalam 2007). Di kosmetik contoh aplikasi nanoteknologi adalah penggunaan tabir surya berbasis nanopartikel TiO2 dan ZnO (Merkle, 2007). TiO2 dan kulit ZnO secara merupakan fisik yang bidang kosmetik (Soebandrio,

tersebut tidak mencukupi dan karena itu dibutuhkan perlindungan tambahan

nonalamiah yaitu dengan memberikan kosmetika pelembab kulit. Dasar pelembaban kulit yang didapat adalah efek emolien, yaitu mencegah kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau penuaan kulit,

perlindungan

bekerja dengan cara memantulkan kembali sinar yang mengenai kulit (Tranggono & Latifah, 2007).

sekaligus membuat kulit terlihat bersinar.

38

Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Produk nanopartikel untuk kosmetik dan produk absorpsi distribusi anti yang lebih penuaan cepat, baik, memiliki penetrasi dan daya dan 2. Formulasi krim pelambab wajah yang mengandung nanopartikel

zink oksida salut silikon. Tabel 1. Formula Krim Pelembab Wajah Formula Bahan X (%) Y (%) 5 1 1 10 10 5 3 3,5 1,5 0,2 0,1 5 3 3,5 1,5 0,2 0,1 Z (%) 5 1 1 10 10

memiliki

tampilan sediaan yang lebih baik (Merkle, 2007).

ALAT,

BAHAN

DAN

METODE

Cutina MD Setil alkohol Stearil alkohol Parafin cair Gliserin Sterol ZinClear-S OMC Benzofenon-3 Pengawet Pewangi Viskolam 100/P Aquadest ad 3. Pengamatan Pelembab AT

5 10 10 5 3 3,5 1,5 0,2 0,1

PENELITIAN Alat. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat-alat gelas yang biasa digunakan di Laboratorium Farmasetika, Sentrifugor, alat health sentrifugasi magnetic stirer,

heater, homogenizer, kaca pembesar, kaca objek, kamera digital Fuji Finepix A400, labu ukur 100 ml, mikropipet 200 l, pH meter 744 Metrohm, spektrofotometer Specord 200, timbangan digital,

Viskotester Rion VT-04 Bahan. Bahan-bahan yang digunakan

0,5 100

0,5 100 Stabilitas Wajah Tabir

0,5 100 Krim Yang Surya

dalam penelitian ini antara lain: Acnibio, aquadestilata, benzofenon-3,

cutina MD, gliserin, isopropanol, metilen biru, nanopartikel zink Oksida salut silikon (ZinClear-S), oktil metoksi sinamat (OMC), parafin cair, parfum Blackberry Candy, setil alkohol, stearil alkohol, sterol B125, dan viskolam AT 100 P. tab Metode Penelitian. Metode penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Pengumpulan bahan dan

Mengandung

Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon 4. Pengukuran Intensitas Serapan

Sinar UV-B Krim Pelembab Wajah Yang Paling Stabil 5. Pengujian Keamanan 6. Pengujian Efikasi dan Kesukaan

perancangan formula 39

Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Formulasi Krim Pelembab Wajah Yang Mengandung Tabir Surya Nanopartikel Zink Oksida Salut Silikon Tabel 2. Hasil Formulasi Krim Pelembab
Setelah penyimpanan hari keKarakteristik Formula 1 7 14

21 p c

28 p c

X Konsistensi Y Z X Bau Y Z X Warna Y Z X Homogenitas Y Z Keterangan : k = khas blackberry candy + = kuantitas kekentalan cr = warna cream h = homogen

++ +++

+ ++

+++++ ++++ +++ ++ + k k k cr cr cr h h h k k k cr cr cr h h h k k k cr cr cr h h h k k k cr cr cr th h h k k k cr cr cr th h h

Dari data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa ketiga formula krim yang

0,5%)

sebagai

akibat

penambahan

viskolam AT 100/P sebagai pengental.

yang berfungsi Berturut-turut

dihasilkan memiliki karakteristik yang sama yaitu berwarna cream dari

konsistensi formula Y (cutina MD 5%) dan formula X (cutina MD 5%, setil alkohol 1%, stearil alkohol 1%) lebih rendah dibanding formula Z. 2. Hasil Pengamatan Stabilitas

penambahan zat aktif berupa nanopartikel zink oksifda salut silicon yang berbentuk cairan kental berwarna coklat, berbau khas parfum blackberry candy, dan homogen. Konsistensi paling baik ditunjukkan oleh formula Z (cutina MD 5%, setil alkohol 1%, stearil alkohol 1%, viscolam AT 100/P

Formulasi Krim Pelembab Wajah Yang Mengandung Tabir Surya

40

Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Nanopartikel Silikon Tabel 3. Hasil Pengamatan Organoleptis Krim Pelembab
Pengamatan Organoleptis Formula Konsistensi Warna Bau Homogenitas

Zink

Osida

Salut

minyak) yang tampak jelas. Hal ini tidak sejalan dengan formula Y dan formula Z yang tetap konsisten dan homogen setelah melewati hari ke-28 penyimpanan. Hal 28 tersebut disebabkan pada kedua formula jumlah pengemulsi lebih banyak yaitu ya ditambahkan setil alkohol dan stearil alkohol. Pada penelitian ini, penyimpanan yang dimaksud adalah penyimpanan pada suhu ruangan yaitu berkisar antara 24 24-27 C. Menurut Sherman, yang tercantum dalam buku Harrys Cosmeticology, ada Cosmeticology enam faktor yang mempengaruhi sifat

X Y Z

+ ++ +++

cr cr cr

k k k

h h h

Keterangan : X = Formula krim X (tanpa setil alkohol, stearil alkohol, dan viskolam AT 100/P) Y = Formula krim Y (tanpa viskolam AT 100/P) Z = Formula krim Z (dengan viskolam AT 100/P) + = kuantitas kekentalan p = krim pecah c = cair atau encer cr = warna cream k = bau khas blackberry candy h = homogen th = tidak homogen Hasil pemeriksaan organoleptis sediaan krim pelemab wajah yang mengandung tabir surya nanopartikel zink oksida salut silikon seperti diikhtisarkan pada tabel 3 di atas menunjukkan bahwa formula X tidak memenuhi kriteria dimana terjadi

reologi dan konsistensi dari suatu emulsi, diantaranya adalah viskositas dari fase terdispersi (fase dalam), viskositas dari fase kontinu (fase luar), volume

konsentrasi dari fase terdispersi, sifat dari pengemulsi (emulgator) dan lapisan

antramuka, pengaruh elektroviskos, dan distribusi ukuran partikel dari globul globulglobul. 3. Hasil Pemeriksaan Stabilitas pH

perubahan berupa penurunan konsistensi runan dan ketidakhomogenan mulai hari ke-21. ke Perubahan ini disebabkan pada formula X, jumlah pengemulsi yang digunakan kurang mencukupi dimana terbukti bahwa cutina MD 5 % tidak krim cukup sehingga untuk terjadi Gambar 1. Grafik Pengamatan Stabilitas pH
Keterangan : Biru = Formula krim X Merah = Formula krim Y Hijau = Formula krim Z

mengemulsikan

cracking (terpisah antara fasa air dan fasa 41

Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) pH atau derajat keasaman dapat menjadi parameter dalam menentukan stabilitas suatu sediaan. Pengamatan pH dilakukan setiap 7 hari dalam kurun waktu 28 hari. Dari data pengamatan pH diketahui bahwa formula X paling tidak stabil dimana pada pad rentang waktu yang ditentukan terjadi peningkatan pH yang signifikan. Selain itu, nilai pH formula X jauh melebihi pH kulit normal. Hal ini tentunya menjadi uji Newman-Keuls Keuls ditetapkan bahwa

dengan tingkat kepercayaan 95 % terdapat perbedaan signifikan antara formula Y dan Z. 4. Hasil Pemeriksaan Stabilitas

Viskositas

permasalahan sebab sediaan yang dibuat ditujukan untuk topikal. Dengan nilai pH yang melampaui 7 dikhawatirkan terjadi iritasi kulit sebab pH kulit normal berkisar antara 4.5-6.5. Pada kedua formula lain juga Gambar 2. Grafik Pengamatan Stabilitas Viskositas Keterangan : Biru = Formula krim X Merah = Formula krim Y Hijau = Formula krim Z Dari data di atas dapat diketahui bahwa viskositas ketiga formula krim mengalami perubahan selama 28 hari waktu

didapatkan hasil bahwa terjadi peningkatan pH. Kenaikan nilai pH ini disebabkan oleh komponen-komponen komponen pada sediaan

didominasi oleh bahan yang bersifat basa. n Selama waktu penyimpanan, pH dari ketiga formula krim mengalami

penyimpanan. Perubahan viskositas ini seiring dengan perubahan konsistensi. Viskositas paling tinggi dihasilkan oleh formula Z sebagai akibat pe penambahan viskolam AT 100/P. Sedangkan viskositas paling rendah ditunjukkan oleh formula X karena jumlah pengemulsi yang tidak mencukupi serta tidak ada penambahan viskolam AT 100/P. Penurunan viskositas dari formula X bahwa dan formula Y tidak

peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan pengujian secara statistik menggunakan desain blok lengkap acak subsampling pengukuran pH. Dari hasil pengujian ANAVA diketahui bahwa hipotesis nol ahui (H0) ditolak, dengan asumsi bahwa

terdapat perbedaan yang nyata antara efek perlakuan yang diuji. Dengan taraf

menunjukkan

keduanya keduan

kepercayaan 95 % ( = 0,05) dinyatakan bahwa krim dengan berbagai konsentrasi basis pada ketiga formula mempunyai pH yang berbeda secara signifikan. Menurut g

memenuhi kriteria sebab menurut literatur, viskositas krim yang ideal tidak kurang dari 50 dPa.S. Perubahan yang terjadi 42

Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor yang berpengaruh selama penyimpanan, seperti perubahan pada suhu ruang dan tipe emulsi. Suhu ruang yang meningkat dapat mengganggu daya tahan krim yang konsentrasi basis dari ketiga formula mempunyai viskositas yang berbeda secara signifikan. Perbedaan signifikan menurut uji Newman-Keuls terdapat antara formula Y dan X, formula Z dan X, serta formula Z dan Y. 5. Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi Tabel 4. Hasil sentrifugasi Tipe emulsi hari keFormula 1 FX FY FZ m/a m/a m/a 28 m/a m/a m/a

menyebabkan penurunan viskositas dari fase kontinu (air) serta meningkatkan gerak globul fase terdispersi (minyak). Emulsi yang termasuk dalam tipe minyak dalam air cenderung akan mengalami penurunan viskositas sebagai akibat

penyerapan air dari lingkungan sekitar oleh bahan yang bersifat higroskopis dalam formula. Selain itu pH juga memegang peranan yang cukup penting, dimana setiap emulgator memiliki efektivitas maksimal pada kisaran pH tertentu. Penurunan pH yang cukup drastis pada sediaan krim menyebabkan penurunan viskositas yang cukup drastis pula. Menurut Sherman dalam bukunya Rheology of Emulsion, pengurangan viskositas disebabkan oleh penurunan viskositas dari fase kontinu karena jarak pemisahan antara globulglobul yang meningkat. Dan penurunan viskositas dengan waktu mencerminkan peningkatan penggumpalan. Hasil pengujian ANAVA diketahui bahwa hipotesis nol (H0) ditolak, dengan asumsi bahwa terdapat perbedaan yang nyata antara efek perlakuan yang diuji. Dengan taraf kepercayaan 95% ( = 0,05) dinyatakan bahwa krim dengan berbagai 43 ukuran partikel karena

Dari

hasil

pemeriksaan

tipe

emulsi

diketahui bahwa ketiga formula krim termasuk ke dalam sediaan krim dengan tipe emulsi minyak dalam air (m/a). Hal ini dikarenakan oleh komposisi fase air yang digunakan lebih besar dari fase minyak dimana komposisi fasa air mencapai 60 %. Pada metode pengenceran, krim akan membentuk dua fasa setelah ditambahkan aquades dimana fasa minyak berada di permukaan atas karena massa jenisnya lebih kecil daripada fasa air yang berada pada lapisan bawah. 6. Hasil Pengujian Pemisahan Fase Krim Sentrifugasi Penggunaan metode sentrifugasi dalam melihat pemisahan fase emulsi sangat berguna untuk meramalkan waktu simpan dengan Metode

Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) dari suatu sediaan. Hukum Stokes Persamaan garis yang dihasilkan dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi sampel yang ingin diketahui. Akan tetapi pada penelitian ini pengukuran dilakukan menggunakan one sampling method

menunjukkan bahwa peningkatan gravitasi dapat mempercepat pemisahan.

Sentrifugasi pada 3750 rpm dalam radius sentrifugasi 10 cm untuk waktu 5 jam ntrifugasi setara dengan efek gravitasi untuk kira kira-kira satu tahun. Dari percobaan yang dilakukan diketahui bahwa formula Z tetap stabil pada semua kecepatan, sebaliknya pada formula X terjadi pemisahan. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi emulgator mposisi pada formula X kurang mencukupi dalam membentuk krim yang stabil. 7. Hasil Pengukuran Intensitas

artinya tidak digunakan baku karena yang ingin diuji hanya satu formula. Pemilihan metode ini dikarenakan yang ingin

didapatkan pada pengukuran ini adalah intensitas serapan yang dihasilkan oleh formula D. Dengan pendekatan ini maka akan diketahui potensi tabir surya yang dikandung pelembab dalam mengatasi sinar ultraviolet yang mengenai kulit. iolet Untuk mengetahui intensitas serapan sinar UV-B maka digunakan persamaan: B

Serapan Sinar UV-B pada 280B 280 400 nm Tabel 5. Absorbansi pada panjang

A= Io/I dimana intensitas sinar UV- mula-mula -B (Io) dianggap 100 % dan nilai intensitas

gelombang 310 nm Pjg Gelomba ng


0.416 5 0.666 0.415 3 0.663 6 0.910 2 0.907 6 1.064 0.414 1 0.662 4 0.917 9 0.932 8 1.065

A1

A2

A3

Ratarata
0.4153 0.6641 0.9070 67 0.9046 33 1.0659

sinar yang diteruskan oleh oktil metoksi sinamat dinyatakan dengan I. Sesuai dengan prinsip

spektrofotometri maka pada pengukuran kali ini intensitas serapan yang digunakan adalah intensitas pada pengenceran B (terdiri dari 50% larutan induk dan 50 % isopropanol) karena absorbannya memiliki

310 nm

3 0.893 1 0.873 5 1.067

Kurva Penentuan Panjang Gelombang Maksimal

nilai dalam rentang 0,2-0,8 serta komposisi ,8 antara krim dan pelarut seimbang. Setelah dimasukkan dalam persamaan diketahui bahwa intensitas serapan sinar UV-B oleh formula D mencapai 78, 286 B %.

Gambar 3. 44

Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Hasil ini tentu tidak dapat menentukan intensitas serapan sinar UV seluruhnya serta tidak mampu untuk menetapkan nilai SPF. Pengukuran ini hanyalah pendekatan untuk memberikan informasi mengenai potensi paparan formula sinar D dalam mengatasi matahari. semua sukarelawan menunjukkan reaksi negatif terhadap pemakaian formula D selama 3 hari berturut-turut pada punggung tangan. Demikian pula hasil yang

ditunjukkan oleh blanko. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa basis krim maupun zat aktif tidak mengiritasi kulit serta sediaan yang dibuat aman untuk digunakan. 9. Hasil Pengujian Kesukaan Dari hasil pengujian efikasi dan kesukaan yang terdiri dari penilaian

ultraviolet

Pengukuran ini memiliki keterbatasan karena yang diketahui hanya intensitas serapan UV-B sebab sinar UV-B berada pada rentang panjang gelombang

maksimum yaitu 310 nm sedangkan untuk pengukuran sinar UV-A pada umumnya menggunakan penilaian Boots Star Rating dan penetapan nilai SPF dilakukan dengan pengukuran secara invivo menggunakan faktor eritema pada sukarelawan. Akan tetapi, formula D yang diukur pada penelitian ini sesungguhnya juga memiliki potensi dalam menangkal sinar UV-A yang dilakukan oleh benzofenon-3 serta

terhadap penampilan fisik, kenyamanan pemakaian, dan kemampuan melembabkan diketahui bahwa mayoritas sukarelawan menyatakan bahwa penampilan fisik

formula Z baik (sebesar 70 %) sementara untuk kenyamanan pemakaian 80 % sukarelawan menilai baik terhadap krim yang diuji. Demikian pula halnya dengan 80 % sukarelawan yang menyatakan baik terhadap kemampuan melembabkan yang dihasilkan krim. Hal ini didukung oleh hasil pengamatan berupa foto permukaan kulit punggung tangan para sukarelawan (pada lampiran 9). Sebelum pemakaian, struktur permukaan kulit relatif kasar sedangkan setelah dioleskan krim kulit lebih lembab, lembut, dan agak berminyak. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa krim pelembab wajah yang

merefleksikan sinar UV yang dilakukan oleh ZinClear-S. 8. Hasil Pengujian Keamanan Pengujian keamanan dilakukan secara invivo kepada 10 orang sukarelawan. Adapun formula yang diuji adalah formula D karena telah lulus kriteria pengamatan stabilitas yang dilakukan sebelumnya. Pemilihan 10 orang sukarelawan dilakukan berdasarkan kesamaan jenis kelamin yaitu perempuan dan rentang usia yaitu 21-22 tahun. Jumlah ini dianggap valid untuk melakukan 45 suatu pembuktian dimana

mengandung tabir surya nanopartikel zink oksida formula D terbukti memiliki

efektivitas untuk melembabkan kuli

Formulasi Krim Pelembab (Dolih G) SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: a. Nanopartikel zink oksida salut silikon yang terkandung dalam basis krim cutina MD, setil alkohol, stearil alkohol sebagai bahan aktif tabir surya dapat diformulasikan menjadi bentuk krim melalui cara panas. b. Formula Z (cutina MD 5%, setil alkohol 1%, stearil alkohol 1%, viscolam AT 100/P 0,5%) paling stabil dibandingkan formula lainnya selama pengamatan stabilitas ditinjau dari penilaian konsistensi, bau, warna, homogenitas, pH dan viskositas c. Ketiga formula yang dibuat termasuk dalam tipe emulsi minyak dalam air (m/a). d. Formula Z tahan untuk disimpan selama 1 tahun berdasarkan uji pemisahan sentrifugasi. e. Formula Z memiliki intensitas serapan terhadap sinar UV-B sebesar 78, 286 %. f. Formula Z aman untuk digunakan karena tidak mengiritasi kulit. g. Formula Z efektif dalam fase dengan metode

melembabkan, berpenampilan baik, dan nyaman digunakan. Saran Setealh disarankan: a. Dilakukan evaluasi ukuran dilakukan penelitian ini,

nanopartikel zink oksida dalam formula menngunakan SEM b. Dilakukan pengamatan stabilitas pada climatic chamber. c. Dilakukan pengukuran nilai SPF dan Bots Star Rating untuk

menetapkan intensiats serapan UVA dan potensi formula mengatasi sinar UV.

DAFTAR PUSTAKA Advanced Technology. 2008. The Nanofine Zinc Oxide for Cosmetic Clarity and Broad Spectrum UV Protection .http://www.advancedtechnology.com. [ diakses tanggal 9 Juni 2008]. Curtis, J & R, Caroline. 2007. Sun Protection Factor. http://www.revolutionhealth.com/Conditions/skin/skin-care/sun protection/sunscreen. [diakses tanggal 9 Juni 2008]. Lachman L, Herbert AL, and Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke1. Jakarta : UI Press. Hal. 43; 482 486

46

Farmaka, Volume 7 Nomor 1, April 2009 Lachman L, Herbert AL, and Joseph LK. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi ke2. Jakarta : UI Press. Hal. 1049 -1088; 1091 1145 Merkle, H.P. 2007. Nanotechnology State of The Art In Healthcare and Pharmaceuticals. [ diambil dari Simposium Nanoteknologi 23 Juni 2007]. Sartono, A. 2006. Nanoteknologi. [ diambil dari paper nanoteknologi Departemen Fisika FMIPA Universitas Indonesia]. Soebandrio, A. 2007. Nanotechnology State of The Art In Healthcare and Pharmaceuticals. [ diambil dari Simposium Nanoteknologi 23 Juni 2007]. Tranggono, R.I & F, Latifah. 2007. Buku Pegangan Ilmu Pengetahuan Ilmu Pengetahuan Kosmetik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hal.76, 78-83, 111-114 Wasitaatmadja, S.M. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: Universitas Indonesia Press. Hal.61

47

You might also like