You are on page 1of 16

MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIRJAILANI ra

Terjemahan MANAQIB SYAKIH ABDUL QODIRJAILANI ra BAB I


Dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih lagi Maha Penyayang Segala Puji Bagi Allah yang telah mengutus Junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Dengan membawa syari'at yang sempurna dan agama yang murni, yakni agama Islam serta menghiasi atas kerasulannya dengan berbagai mu'jizat dan lagi diperkuat para sahabatnya yang pemberani dan mendapat hidayah.

Dan Allah memberi keistimewaan kepada siapa yang dikehendaki dan pengikut-pengikut agamaNya Dinaikan ketingkat 'ilmu ma'rifat dan haqiqot serta memberi siraman lautan ilmu lathifah serta pelita ilmu Ketuhanan

Lantaran itu, mereka jadi juru petunjuk umat dan perintis kejalan Allah yang maha Agung lagi Maha Mengetahui Mengajak hamba Allah lewat dijalan setinggi-tingginya jalan yang lurus.

Dan semoga Allah senantiasa mencurahkan sholawat dan salamnya kepada junjungan NAbi Muhammad SAW. Dan para sahabatnya serta orang orang yang mengikuti agama islam dan semoga Allah memberikan Taufiq Kepada kita untuk memperoleh Hidayah melalui petunjuk-petunjuk beliau, mengikuti amalanamalanNya Serta mendapatkan pembagian nur (cahaya) dari orang-orang tersebut agar dapat menghilangkan Kegelapan kebodohan, selagi manaqibnya orang-orang tersebut masih harum semerbak, berkumandang didengar, lestari Dawuh dawuh kebenaran riwayat keutamaanya, yang demikian itu akan membangkitkan semangat

ta'at dan kebaktian kepada Allah.

Adapun setelah itu semua: Maka berkatalah orang yang membutuhkan kemurahan Dzat yang Maha Mulia dan MahaPenyelamat, yakni Syaikh Ja'far bin Hasan bin 'Abdil Karim Al Barzanjiyyu,: Kitab manakib ini hanya merupakan Bagian kecil penjelasan perilaku wali Quthub yang bisa memberi pertolongan; sebagai perantara agar terkabul tujuannya, pimpinan para wali arif billah, Imam para 'ulama' berjalan dijalan Allah untuk meraih lautan haqiqot, yaitu Sayyid yang mulia, dirinya dijadikan sandaran yang amat indah, keturunan bangsawan yang memiliki derajat yang tinggi Memiliki perkumpulan majlis yang besar, yaitu sayyid yang besar, yaitu Syaikh Abdul Qodir AlJailani, Semoga Allah Yang Maha kuat lagi Sempurna menyampaikan Syaikh ke surga yang dekat kepada Allah dan berhasil harapannya.

Kitab manakib ini bagaikan untaian yang dirangkum dari berbagai intan permata berisi fatwafatwa dan amalan Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani agar dapat dijadikan perhiasan yang diperdengarkan kepada yang hadir pada saat dibacakan dalam amalan-amalan yang penting dan para peringatan-peringatan ulang tahun wafatnya Syakih Abdul Qadir Al-Jailani.

Kitab manaqib ini kami ambilkan dari keterangan para 'ulama ahli Thoriqoh dan para 'ulama yang mempunyai keyakinan Yang mantap, kecintaanya kokoh kepada Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jiilani seperti waliyullah Syaikh Abdul Wahan As-Sya'roni yang sudah terbukti keberuntungannya dan waliyullah Syaikh sirojid Dimisqiy penyusun kitab Nitajul arwah.

karena didorong rasa cinta. kami sebar luaskan manaqib para wali yang telah mencapai tingkat kesempurnaan amalnya, juga menyebarkan manaqib para wali yang terpilih, serta mengharapkan

turunya rahmat yang melimpah dan barokah yang banyak. karena dengan menyebut-nyebut hal ihwal para 'ulama, waliyullah tersebut, menyebabkan terbukanya barokah dari pintu langit yang tertinggi, juga turunya mendung kemurahan dari Allah SWT.

Dan aku lepaskan/sampaikan dengan perantara keluarga yanag mendapat ridho serta meminta pertolongan dengan Segala kerahasiaaNya. maka keraskan/semarakkan dengan dzkir. orang-orang yang mengharap dzikir pembaca sampai Kepadanya dengan segala kabarnya dan saya menamakan sebagai perak yang hina dalam mengingat/berdzikir sebagaian dari sifat (kebaikan) yang dimiliki Syaikh Abdul Qodir jailani Yang diridhoi Allah.

Maka kami katakan: bahwa kanjeng syaikh adalah menjadi syaikhuts tsaqolain, yaitu syaikhnya jin dan manusia yang sempurna, juga wali yang mempunyai kewaspadaan yang sempurna wusul kepada Allah dan mempunyai kedudukan luhur lagi mulya serta mempunyai martabat yang tetap dan derajat yang sempurna dan perilaku yang luhur serta kesempurnaan yang tinggi, juga menjadi wali Qutub yang ahli ma'rifat kepada Allah, dan menjadi pemimpin pertolongan penerangan hati, yaitu putra syaikh Abi Sholih Musa Janki Dausat.

Disebut juga : Janka dausat putranya Sayikh "Abdillah bin Yahya Az Zahid bin Musa Al Juni bin Abdillah Al Mahdli bin Al Hasan Almutsan bin Al Hasan As Sibthi bin 'Ali bin Abi Tholib. Dan putranya Syarifah Fatimah Az Zahro' Putri dari junjungan kita Muhammad SAW yang menjadi Rasul.

Nasab atu silsilah keturunan Sayikh Abdul Qodir Itu bagaikan matahari di waktu duha, bagaikan siang untuk minculnya cahaya waktu subuh.Silsilah keturunan Sayikh ini sudah melekat diwajah Nabi Adam as. Karena itu malaikat langit diperintah sujid kepada Adam as. Juga nasab ini sudah disanjung dalam kitabnya Allah, karenanya siapa yang sengaja ingkar silsilahnya akan terkalahkan dalilnya.

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)

BAB II

Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jailani dilahirkan didusun Jilan, kota terpencil diluar kota Tobaristan,pada Tanggal 1 Ramadhan 471 H. Pada waktu beliau masih bayi, disiang hari bulan Ramadhan,beliau tidak mau menetek (menyusu), karena inayah dari Allah kepada beliau.

Dan ketika usianya mendekati balig, Kanjeng Syaikh gemar mempelajari ilmu pengetahuan, mengunjungi para ulama' yang mulia lagi berpengetahuan tinggi, dengan amalan-amalan sholihnya mencapai derajat yang utama, maka kemajuannya dalam bidang ilmu dan amal-amal utama sangat maju bahkan ibarat lebih dari burung merak.

Kanjeng Sayikh ra. belajar ilmu fiqih kepada Sayikh Abil Wafa Ali bin Aqil dan kepada Sayikh Abil Khotob Al-Kalwadzani Mahfudh bin Ahmad Al-Jalil, dan Kepada Syaikh AbilHhusaini Muhammad bin Al Qodli abi Ya'la, Juga kepada para ulama' yang nampak ilmunya luhur serta derajatnya yang mulia. Dibidang adab Kanjeng Syaikh belajar kepada Syaikh Abi Zakariya yahya bin Ali Ath-Tibrizi, Disitulah Kanjeng Syaikh mengunakan kesempatan sebaikbaiknya untuk mengali berbagai hal yang bermanfaat dan berguna. Kemudian Kanjeng Syaikh berbai'at belajar ilmu thoriqoh kepada seorang Guru yang Mursid Arif billah, yaitu Syaikh Abil Khobirihammad bin Muslim ad Dabbas.

Kemudian Kanjeng Syaikh meneruskan bi'at toriqohnya kepada Syaikh Qodli Abi Sa'id al-Mubarok hingga mendapat ijin menjadi Syaikh mursid yang adabiyahnya meniru mursyidnya yang sudah sempurnya dan tidak henti hentinya terpeliharah dari inayah Allah, sehingga derajat kewalianya terus naik ketingkat kesempurnaan, karena cita citanya yang luhur beliau dapat mengalahkan sifat

yang tercela dan nafsu syaithoniayah yang menyesatkan, juga cancut tali wanda beliau meniggalkan apa yang menjadi kesenagannya dan hal hal yang mubah(boleh), juga meningalkan keramaian dunia, pergi mengembara kehutan di Negeri Irak selama duapuluh lima tahun sehingga tidak mengenal orang, bahkan banyak orang yang mencemooh dan tidak mau memperdulikan, karena keluarga yang menjadi tanggung jawabnya seakan-akan diabaikan. pada permulaan beliau melakukan pengembaraan memang dirasakan banyak menghadapi tantangan serta kehawatiran-kehawatiran, tetapi semua hambatan itu dapat dihadapi dengan tabah dan tetap melanjutkan pengembaraan kehutan belantara.

pakaian yang dipakai jubah dari bulu, kepalanya ditutup sobekan kain, berjalan tanpa sandal, melalui tempat-tempat berduri ditanah-tanah terjal, yang demikian itu karena beliau tidak menemukan sandal makananya buah buahan yang masih dipohon, sayur yang sudah dibuang daun daun rerumputan yang berada ditepi-tepi sungai, bahkan lebih banyak tidur dan tidak minum.

pernah berhari hari tidak makan apapun, Tiba-tiba dijumpai seseorang yang kemudian menberinya sebuah kantong yang berisi penuh dengan uang dirham sebagai penghargaan kepada beliau. kemudian diambil sebagian untuk membeli tepung, jenang dari kurma dan samin dan duduklah kanjeng Syaikh untuk menikmati makanan tersebut. Dengan tiba-tiba ada sebuh kertas yang jatuh , tulisanya berbunyi : Syahwat itu dijadikan untuk hamba-hambaKu yang lemah, sebagai perantara untuk melaksanakan ta'at kepada Allah, sesungguhnya Hamba-hambaKu yang kuat, tentu tidak mempunyai kesenangan syahwat apapun. seketika itu beliau meninggalkan makan, mengambil saputangan untuk membunkusnya dan ditinggalkannya lalu menghadap kiblat shalat dua rakaat, dan kemudian meninggalkan tempat itu. atas kejadian ini beliau sadar, bahwa dirinya dijaga oleh Allah dan selalu dalam pertolonganNya.

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan anugerahkan

kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)

BAB III (Kanjeng Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ra. pertama masuk kota Irak ditemani Nabi Khidir 'alaihi afdlolush sholati wassalam. Dan beliau belum mengenalnya yang kemudian Nabi Khidir memberikan persyaratan_persyaratan yang tidak boleh sekali sekali menyimpang, karena penyimpangan akan menjadi sebab perpisahan keduanya. maka Nabi Khidir berpesan kepada Syaikh : Duduklah ditempat ini. maka duduklah kanjeng Syaikh ditempat yang disyaratkan sampai tiga tahun yang setiap tahun sekali Nabi Khidir datang kesitu. Dan kemudian berpesan lagi : Jangan sekali-kali meningalkan tempat ini, sampai aku datang lagi.)

(Pernah pada waktu riyadloh Kanjeng Syaikh tertidur di emperan istana Raja Madani dimalamnya yang sangat dingin, tiba -tiba nimpi mengeluarkan mani, seketika bangunlah beliau lalu pergi kesungai untuk mandi. kemudiat tidur lagi dam mimpi yang sama. bangunlah beliau dan pergi ke sungai mandi lagi, kejadian itu sampai empat puluh kali dalam semalam. Kemudian Kanjeng Syaikh naik diatas pagar tembok emperan agar tidak tertidur lagi demi menjaga kelanggengan suci dari hadats. Kebiasaan Kanjeng Syaikh bila berhadats terus berwudhu lalu sholat sunnah dua raka'at sehingga senantiasa suci dan tidak pernah menanggung hadats.)

(Tiada henti-hentinya Kanjeng Syaikh kesungguhannya dalam menjaga wudhu, bahkan hal yang demikian itu menjadi kebiasaan sampai ketingkat wusul kepada Allah SWT. nampak jelas pancaran nur kewaliaannya, sehingga nampak juga diwajahnya cemerlang sifat keluhuran, menghindari segala apa yang harus dihindari, bahkan pernah berpura pura bisu, gila, sampai berkali-kali dibawa ke Kota Marostan untuk diobatkan yang demikian itu malah membuat tersohor kewaliannya melebihi ulama' pada zamannya. Dibidang keilmuanya dan amalanya, Zuhud dan ma'rifatnya ketokohan dan Fatwa-fatwanya dapat diterima siapa saja yang mendengarkan sehingga nama baiknya tersebar dimanca negara bagaikan peredaran surya.)

(Diceritakan : pernah pada suatu ketika seratus Ulama' ahli Fiqih Bagdad berkumpul masing masing membawa masalah, kemudian dikumpulkan, dan menghadap Kanjeng Syaikh perlu menguji

kemampuannya, setelah ulam' itu duduk dalam majlis, kanjeng syaikhpun menundukkan kepala, tiba-tiba keluarlah cahaya bersinar dari dadanya menembus ke dada para Ulama itu, maka hilanglah apa yang ada pada hati mereka, sampai pada Masalah-masalah yang sudah matang dipersiapkan hilang begitu saja, para Ulama' tadi menjadi kebingungan, gemetar dan seakan-akan tidak berdaya juga kesadarannya, menyobek-nyobek pakaian dan membuka tutup kepalanya. Kemudian Kanjeng Syaikh naik kekursinya seraya memberikan jawaban yang sudah tersimpan dari masing-masing Ulama tersbut, setelah lengkap memberikan jawaban masalah masalah itu semua, para Ulama tadi baru mengakui akan kelebihan Kanjeng Syaikh, lalu mereka tunduk.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. tiap-tiap hari mengajarkan tiga belas 'ilmunya yaitu : Tafsir Al-Qur'an, Hadits, ilmu Khilaf, ilmu ushul ya'ni Ushul Kalam/ Ushul Fiqih,ilmu Nahwu, ilmu Qiro'a/Fajwid, ilmu qiro'a/Tajwid, ilmu huruf, ilmu arudl/qowaafi,ilmu ma'aani, ilmu badi', ilmu bayan, ilmu manthig, dan ilmu tashouf/thoriqoh. beliau memberi fatwa mengikuti madzhab Imam Syafi'i dan imam Hambali ra. Ulama Iraq kagum atas fatwa beliau, sehingga terlontar ucapan dari mereka Maha Suci Allah yang memberikan kepadanya ilmu yang begitu luas.)

(Pernah Kanjeng Syaikh diberi suatu masalah karena semua Ulama' Bagdad tidak mampu menjawabnya, masalah itu adalah : ada seseorang yang bersumpah kalau istrinya jadi ditalaq tiga. maka orang tadi harus melakukan ibadah kepada Allah Ta'ala, yang ibadahnya tidak sedang dikerjakan lain orang pada waktu itu. Bagaimana orang itu bisa selamat dari sumpahnya dan ibadah apa yang harus ia kerjakan ? Maka Kanjeng Syaikh ra. menjawab seketika : Agar orang tadi selamat dari sumpahnya, maka ia harus pergi ke Mekkah Al-Mukaromah, menunggu sepinya orang melakukan thawaf, bila sudah sepi lalu mengerjakan thowaf tujuh kali, dengan demikaian berarti telah lepas dari sumpahnya dan tidak punya tanggungan apa-apa.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)

BAB IV (Adalah Kanjeng Syaikh berpakaian, pakaian Ulma Jubah besar yaitu pakaian yang menutupi muka dan kepala, dan kendaraannya bighol/keledai. Untuk menghormati tamu membuka kerudungnya dan waktu mengajar beliau duduk dikursi yang tinggi agar bisa dilihat dan didengar, ucapanya terang dan lantang.)

(Kadang-kadang Kanjeng Syaikh bagaikan berjalan diangkasa kemudian kembali lagi kekursinya,hal itu disaksikan orang-orang hadir, waktunya hanya diperuntukkan ta'at kepada Allah semata. Pembantu dekatnya ya'ni Syaikh Abu Abdillah Muhammad bin Abdil Fatah Al-Harowi Mengatakan : saya menjadi peladenya Syaikh Abdul Qodir ra. selama empat puluh tahun, adalah beliau selama itu bila sholat subuh masih menggunakan wudhunya sholat isya'. Kalau ber-hadats segera memperbaruhi wudhunya. kemudian mengerjakan sholat sunnah dua rakaat.)

(Adalah Kanjeng Syaikh setelah sholat isya' masuk kamar pribadi, tidak satupun orang dapat masuk dan membukanya, tidak akan keluar sebelum terbit fajar.Raja Bagdad sudah berkali kali benarbenar ingin bertemu dengan beliau pada malam hari, tidak juga bisa bertemu. Syaikh Abdul Fatah berkata : pernah saya bermalam semalam dirumah beliau, maka say tahu beliau sholat sunnah sebentar pada permulaan malam, kemudian berdzikir kepada Allah sampai melewati sepertiga dari permulaan malam.)

(Kemudian beliau membaca asma A'dhom sembilan yaitu : al-Muhiithu,Arrobbu, Asy-Syahiidu, AlHasibu, Al-Fa'aalu, Al-Khollaaqu,Al-Kholiqu, Al-Bari-u, Al-Mushowwiru, dan naik keangkasa sampai hilang dari pandanganku. Setelah kembali lagi kekamarnya, kemudian sholat berdiri di atas kedua kaki serta membaca Al-Qur'an sampai habis waktu sepertiga malam yang kedua. Adalah sholat beliau sujudnya sangat panjang, kemudian duduk menghadapkan jiwanya kehadirat Allah, muroqobah kepadaNya sampai terbit fajar dengan sopan dan merendah berdo'a kepada Allah sehingga beliau tertutup penuh oleh cahaya terang, dengan nampak terang jelas, sehingga menyilaukan pandangan mata sampai Kanjeng Syaikh tidak terlihat karena tertutup oleh Nur/Cahaya.)

(Syaikh Ibnu Abil Fatah juga berkata : kemudian saya mendengar disampingnya ada yang mengucapkan salam Assalaamu'alaikum kemudian Kanjeng Syaikh menjawabnya, keadaan demikian ini terjadi sampai Kanjeng Syaikh mengerjakan sholat fajar.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata : Tidak boleh terjadi sebagai seorang ahli tasauf, siap dan bertindak sebagai juru penerang/ Guru mursyid, kecuali sudah mendapat anugerah Alah ilmunya, politiknya pimpinan negara, ilmu hikmahnya para ahli hukum. Syaikh Ibnu Fatah juga mengatakan : pada suatu hari ada seorang melapor kepada Kanjeng Syaikh, ia mengaku pernah melihat Allah ta'ala dengan kedua matanya. Maka beliau bertanya : Benarkah apa kata orang-orang bahwa engkau pernah melihat Allah dengan kedua matamu...? Maka orang tersebut menjawab : Iya benar. Syaikh Ibnu Abil Fatah selanjutnya melarang mengatakan bahwa mendengar jawaban orang tersebut Kanjeng Syaikh melarang mengatakan yang demikian seraya membentaknya dengan berpesan agar berhati-hati jangan sampai ucapanya diulang kembali.)

(Kemudian beliau menoleh kepada mereka diantara yang hadir sedang menanyakan : pengakuan seprti itu benar atau salah ? Jawab kanjeng Syaikh, ia benar... tapi dalam kebimbangan, sesungguhnya yang melihat Nur keindahan Allah itu adalah mata hatinya, yang kemudian mata hatinya menembus kedua mata kepalanya, maka kepalanya lalu bisa melihat mata hatinya, cahaya mata hatinya menyatu dengan cahaya keindahan Allah, sehingga orang itu berprasangka bahwa mata kepalanya melihat apa yang sebenarnya dilihat mata hatinya. Sesungguhnya yang dapat melihat cahaya keindahan Allah hanyalah mata hati, tetapi ia belum mengerti. mendengar jawaban kanjeng syakih tadi, para Ulam' dan ahli thoriqoh gemetar dan kebingungan.)

(Syaikh Ibnu Abdil Fatah berkata : pada suatau ketika Kanjeng Syaikh melihat seberkas cahaya berkilauan menerangi ufuk langit, tidak lama menampakkan diri seraya memanggil-manggil : Wahai Abdul Qodir.... aku adalah Tuhanmu.. sungguh aku perbolehkan untukmu semua yang diharamkan. Maka Kanjeng Syaikh menjawab : A'UUDZU BILLAHI MINASY SYAITHOONIRROJIM yang artinya : aku berlindung kepada Allah dari syaithan yang terkutuk. seketika itu cahaya tadi

berubah menjadi gelap dan menyerupai awan dengan bersuara keras : Wahai Abdul Qodir..., selamatlah engkau dari ulah sesatku, sebab ilmumu tentang hukum Tuhanmu adan karena pemahamanmu tentang kedudukanmu sungguh aku sudah menyesatkan seperti kejadian ini dari tujuh puluh orang ahli thoriqoh.)

(Setelah beliau selamat dari godaan syaithan, kemudian memuji kepada Allah dengan mengucapkan : Anugerah dan keselamatan hanya karena Tuhanku. maka ditanyakan kepada Syaikh : Bagaimana Syaikh bisa tahu sesungguhnya itu adalah syaithan...? Kanjeng Syaikh menjawab : dari ucapanya : telahaku perbolehkan bagimu apa yang diharamkan. Karena setahu saya Sungguh Allah ta'ala tidak akan memerintahkan berbuat jahat.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)

BAB V

(Adalah Kanjeng Syaikh Abdul Qodir ra. tidak mau mengaung-agungkan orang kaya dan berdiri karena kedatangannya seorang raja dan tidak juga orang-orang yang mempunyai kedudukan. Dan adalah seringkali raja bermaksud ziarah kepada Syaikh, padahal beliau sedang duduk-duduk kemudian ditinggalkan masuk kekamar pribadinya.)

(Kemudian baru keluar lagi untuk menemui setelah khalifah itu duduk. Hal ini dilakukan kerena memulyakan prilaku ahli tasauf yang tidak tertarik dengan kedudukan dan harta serta tidak berdiri haya sekedar kedatangan raja. Lagian beliau tidak mau berdiri di depan pintu-pintu raja atau mantri dan juga tidak mau menerima hadiah dari raja, sehingga raja itu mencemoohnya atas ketidak diterimanya pemberian itu. maka Kanjeng Syaikh berkata kepada sang raja : Kalau begitu silahkan bawa sendiri hadiah itu kesini. rajapun menerimanya, kemudian membawa sendiri buah

apel untuk Kanjeng Syaikh. tiba-tiba buah apel itu didalamnya penuh darah dan nanah. maka berkatalah Kanjeng Syaikh kepada raja : kenapa raja selalu mencemooh dan mencela saya...? padahal saya tidak mau buah apel ini, karena seluruhnya penuh dengan darah manusia. Maka raja itu minta ma'af dan bertaubat dihadapan Kanjeng Syaikh, selanjutnya raja itu sering ziarah kepada beliau sebagaimana kebanyakan orang dan menjadi sahabatnya sampai meninggal.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. yang mempunyai derajad tinggi, namanya harum tersebar kemanamana, beliau mau menghormati kepada fakir miskin, menemani duduk, membersihkan sendiri kutu kutu yang ada dipakaianya. Beliau penah mengatakan : Seorang fakir yang mau sabar lebih utama dari orang kaya yang bersyukur,dan orang fakir yang bersyukur, lebih utama dari keduanya dan orang fakir yang mau bersabar dan bersyukur, lebih utama dari semuanya.)

(Tidak senang dan tidak merasa ni'mat menerima bala', kecuali orang yang tahu kepada Dzat yang menurunkan bala', yaitu Allah SWT. dan adalah Kanjeng Syaikh juga berkata : ikutilah sunnah Rasulullah Saw. dan jangan melakukan bid'ah, berbakti kepada Allah dan RasulNya jangan sampai keluar dari islam, bersabarlah dan jangan menggumam, berharaplah untuk mendapatkan kesejahteraan dan jangan putus asa, berkumpullah dalam majlis Dzikir kepada Allah ta'ala, jangan bercerai berai, bersihkan dirimu dengan bertaubat dari segala dosa dan jangan berlumuran noda dan secara rutin menghadap dipintu Allah untuk mohon ampunan.)

(Kanjeng Syaikh berkata juga : Jika terkena cobaan, jangan menginginkan mendapat keni'matan dan menghindar dari cobaan, karena suatu keni'matan pasti datang juga kepadamu sesuai ketentuan Allah, diharapkan maupuntidak. demikian pula cobaan, suka atau tidak pasti akan menimpanya,maka iyu berserah dirilah segala urusan kepada Allah yang mengatur sesuai dengan kehendaknya. maka bila keni'matan datang kepadamu, maka sibukkanlah dirimu dengan mengingat Allah dan banyak bersyukur, dan bila cobaan yang menimpa maka sibukkanlah dirimu dengan kesabaran dan kesadaran.bila ingin mendapat tempat yang tertingi disisi Allah dan sebagai suatu keni'matan, maka perlu disadari bahwa cobaan yang menimpa orang mukmin bukan sebagai malapetaka, tetapi datang untuk menguji Iman.)

(Kata Kanjeng Syaikh lagi : tidak boleh terjadi didalam majlis untuk menghadap kepada Allah ta'ala, kecuali membersihkan dirinya dari kotoran dan dosa. dan tidak akan dibuka hatinya untuk ma'rifat kepada Allah, kecuali hatinya dikosongkan dari pengakuan mempunyai perilaku baik dan dari perbuatan yang meresahkan. apabila kebiasaan manusia sudah berlumuran dosa dan tidak mau membersihkan, maka Allah ta'ala menurunkan berbagai penyakit lahir ataupun bathin kepada mereka sebagai tebusan dan pembersih dosa-dosanya, agar yang demikian itu sesuai majlis menghadap dan mendekat kepada Allah, baik mereka sadar maupun tidak.)

(Kata Kanjeng Syaikh lagi : Berhati-hatilah kamu... jangan sampai menyakiti seseorang atau membencinya, kecuali sudah memperhatikan perbuatanya dengan berdasarkan Al-Qur'an dan sunnah Rasul, agar kamu senang,benci tidak sekedar menuruti hawa nafsu.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh)

BAB.VI

(Adalah Kekaromahan Kanjeng Syaikh Abdul Qodir, pakaiannya tidak pernah dihinggapi lalat, karena mewarisi Eyangnya yaitu Nabi SAW. orang yang melihatnya sempat menanyakan lantaran apa yang menyebabkan..? Maka Kanjeng Syaikh menjawab : Untuk apa lalat hingap pada diriku, yang pada diriku ada tujuan untuk mendapatkan keni'matan dunia dan madunya akhirat, melainkan hanya semata mata ikhlas karena Allah.)

(dari sebagian kekaromahannya, satu ketika beliau duduk mengambil air wudhu kejatuhan kotoran burung emprit, lalu beliau mengangkat kepalanya, maka jatuhlah burung itu dan mati. kemudian beliau melepas pakaiannya untuk dicuci lalu disedekahkan sebagai tebusan burung tadi. dan

berkatalah beliau : bila pada saya ada dosa maka itulah tebusannya.)

(Dan dari kekaromahannya lagi, ada seoranag perempuan datang kepada beliau dengan membawa putranyadiserahkan kepada beliau untuk menjadi santrinya dan belajar ilmu suluk. putra tadi diterima, kemudian diperintahkan memerangi nafsunya serta menjalankan ibadah sebagaimana dilakukan oleh ulama-ulama salaf. Suatau hari ibunya sowan kepada Kanjeng syaikh, dilihat anaknya menjadi kurus, si ibu kemudian masuk kedalam kamar kanjeng Syaikh dan melihat didepanya tulang tulang aYam dari sisa daharan Kanjeng Syaikh. maka si ibu kemudian menanyakan arti dari semua itu. Maka Kanjeng Syaikh meletakkan tanganya diatas tulang tadi sambil berkata : Berdirilah atas izin Allah yang menghidupkan tulang-tulang yang hancur, maka berdirilah tulang tulang itu kembali menjadi ayam dan berkokok : "LAA ILAAHAILLALLOOHMUHAMMADUR RASUULULLOOH-ASY-SYAIKHU"ABDUL QOODIR WALIYYULLOOHI" artinya : Tidak Ada Tuhan melainkan Allah, Muhammad utusan Allah, Syaikh Abdul Qodir kekasih Allah swt. maka beliau berkata kepada si ibu : Kalau anak mu sudah dapat berbuat seperti ini, maka boleh makan sekehendaknya.)

(Dan dari kekaromahannya lagi, pada suatu hari ketika angin sedang berhembus kencang ada seekor burung elang diatas majelis pengajian beliau dengan suara yang keras dan suaranya menggangu orang orang yang hadir dimajelis itu, maka beliau berkata : Wahai angin, potonglah kepala burung itu. maka seketika jatuhlah burung itu dengan keadaan kepala terputus. kemudian beliau turun dari kursinya, mengambil burung tadi mengelus elus dengan membaca : "Bismillaahir rahmaanir rohiim", maka burung itu hidup kembali dan terbang lagi dengan izin Allah ta'ala, akan hal itu disaksikan oleh orang orang yang hadir dimajelis itu.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. telah berkata, bahwa beliau melahirkan rasa syukur atas keni'matan

yang diberikan kepadanya, karena firman Allah ta'ala : Dan terhadap ni'mat Tuhanmu, maka hendaklah kamu menyebut - nyebutNya : Tiada seorang muslim yang melewati pintu madarasahku, melainkan Allah akan meringankan siksa yang menimpa pada hari kiamat. Dan diberitakan bahwa sesungguhnya ada seorang yang menjerit - jerit dalam kuburnya, maka Kanjeng Syaikh mendatangi kubur itu dan berkata : Sesungguhnya orang ini pernah mengunjungi saya sekali, maka semestinya Allah mengasihinya. maka sejak itu tidak lagi terdengar suara menjerit - jerit dari dalam kubur tadi.

Kanjeng Syaikh ra. berkata : Syaikh Husain Al-Halaj pernah terpeleset satu kali dalam menjalnkan kewaliannya, hanya saja waktu itu tidak ada seorangpun yang dapat menolongnya, seandainya saya hidup pada zamannya, pasti saya akan menolongnya, karena saya akan menolong orang orang yang terpeleset dari sahabat - sahabatku, murid muridku dan orang - orang yang cinta kepadaku sampai hari kiamat, saya gandeng tangannya, baik mereka masih hidup maupun setelah mati.)

(Disebabkan karena kudaku sudah terpasang pelananya dan tombakku sudah tertancapkan dan pedangku sudah terhunus dan anak panahku sudah terpasang busurnya untuk menjaga santriku yang sedang lupa, dan Kanjeng Syaikh ra. berkata lagi : Saya ini ibarat apinya Allah yang telah dinyalakan. Saya ini Waliyullah yang akan merobek setiap orang yang tidak punya sopan santun kepadaku dan saya diberi ilmu bagaikan lautan yang tidak bertepi, saya ini dijaga oleh Allah, saya waliyullah yang diperhatikan. Wahai orang-orang yang berpuasa disiang hari, wahai yang bertahajjud dimalam harinya, wahai orang yang tinggal digunung yang sudah dibinasakan gununggunugnya, wahai orang-orang ahli gereja yang sudah dirobohkan gereja-gerejanya, menghadaplah kalian untuk ta'at melaksanakan perintah-perintah Allah, wahai wali rijal, wahai wali abthol, wahai wali athfal, kemarilah kalian kepadaku, ambillah ilmu dari waliyullah yang bagikan lautan yang tiada bertepi.)

(Adalah Kanjeng Syaikh ra. warna kulitnya sawu matang, kedua alisnya bertemu, jenggotnya lebat dan panjang, dadanya bidang, badannya ramping, tingginya sedang, suaranya nyaring, dan merdu, mudah menetes air matanya, sangat takut kepada Allah ta'ala, besar kewibawaannya, do'anya

mustajabah, luhur budi pekertinya, keatas maupun kebawah keturunannya baik, paling jauhjauhnya manusia dari perbuatan jahat, dan sedekat dekatnya manusia kepada perbuatan yang benar, sangat dimurkanya bila mengetahui larangan Allah diterjang,tidak marah karena hanya menuruti hawa nafsunya, tidak mau menolong karena selain Allah, tidak pernah menolak orang minta-minta walaupun salah satu bajunya yang diminta, pertolongan Allah yang menjadi dasar pokok hidupnya.semua thoriqnya dikuatkan oleh Allah, ilmunya menjadi pembersih kotoran, pendekatannya kepada Allah menguatkan kewaliannya, ingat kepada Allah dengan hudlur yang menjadi gudangnya, ma'rifatnya kepada Allah menjadi bentengnya, munajatnya kepada Allah menjadi amal perbuatannya, kewaspadaannya sebagai pengubung dirinya kepada Allah, mesra kepada Allah menjadi kawan berbincangnya, lapang dada menjadi kecintaannya, kebenaran menjadi lambang hidupnya, terbukanya hati menjadi bekalnya, sifat penyantun menjadi wataknya, dzikir kepada Allah menjadi ucapannya, persaksiannya kepada Allah menjadi obat, peraturan agama menjadi jembatannya, semua sifat-sifat ilmu hakikat menjadi kepribadiannya, menyerah dan puas akan ketentuan Allah, dengan menyadari tidak ada daya dan kekuatan kecuali pertolongan dari Allah, thoriqohnya menurut tauhid, meyakinkan ke Esaan Allah, dzikir dengan hati yang hudlur pada waktu bertandang ibadah kepada Allah, beliau adalah seorang yang sangat menyadari akan kejadiannya sebagai hamba Allah, dengan secararutin beribadah kepada Allah, bukan untuk sesuatau dan tidak karena sesuatu, tetapi ibadahnya ikhlas karena sebagai hamba yang setia kepada sifat-sifat kesempurnaan Allah dan beliau adalah hamba Allah yang agung, yang selalu menyatu jiwanya dengan Allah waktu berdzikir dan disertai menepati terhadap hukumhukum Allah.)

(Keistimewaan-keistimewaan kanjeng Syaikh ra. masih banyak lagi, perilaku utamanya namapak jelas, bahkan lebih terang dari matahari diwaktu duhur. beliau wafat pada hari jum'at tanggal sebelas, Rabi'ul akhir 571 H. umurnya sembilan puluh satu tahun. makamnya dikampung Bebul Aroj, Baghdad dan banyak dikunjungi orang dari berbagai manca negara. Semoga Allah meridhoinya dan memberikan kemanfa'atan kepada kita semua aebab beliau, Allahumma amiin.)

"ALLOOHUMMANSYUR NAFAHAATIR RIDLWAANI 'ALAIHI, WA-AMIDDANAA BIL ASROORIL LATHI AUDA'TAHAA LADAIHI."

(ya Allah , Hamparkanlah bau harum keridhoanMu kepada kanjeng Syaikh, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang Engkau titipkan kanjeng Syaikh) Artikel menarik lainnya tekan link ini : http://serpihanfb.mywapblog.com/menu-link-artikel-semuanya-bymadthohars.xhtml

You might also like