You are on page 1of 18

Sejarah, Fungsi, dan Kedudukan Bahasa Indonesia

Oleh: Musaffak

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang 2012

Bahasa?

Pesan/informasi Bunyi Simbol

Komunikatif

Pembagian Bahasa

Lisan Tulis

Konsep
Sejarah BI Bahasa Indonesia (BI) Fungsi dan Kedudukan BI Sebelum Kemerdekaan Sesudah Kemerdekaan

Ejaan Van Ophuijsen


Ejaan Soewandi (Republik) EYD

Bahasa nasional Lambang kebanggaan nasional Lambang identitas nasional Alat pemersatu berbagai suku bangsa Alat perhubungan antardaerah dan budaya Kesimpulan

Sebelum Kemerdekaan

Dialek bahasa Melayu Prasasti tertua yang ditulis dalam bahasa Melayu dengan huruf Pallawa berasal dari abad ke-7 Masuknya Islam ke Indonesia sekitar abad ke-13 atau sebelumnya membawa pengaruh pada tradisi tulis dalam bahasa Melayu, yaitu huruf Arab/tulisan Jawi masih berlangsung sampai abad ke-19 Pada masa penjajahan Belanda, bahasa Melayu juga tetap dipakai sebagai bahasa penghubung Surat kabar dengan bahasa melayu 28 Oktober 1928 -> kongres pemuda -> bahasa Melayu diubah namanya menjadi bahasa Indonesia yang diikrarkan dalam Sumpah Pemuda sebagai bahasa persatuan atau bahasa nasional 25-28 Juni 1938 diselenggarakan Kongres Bahasa Indonesia pertama di Solo Pada masa pendudukan Jepang (1942-1945) -> pelarangan bahasa Belanda -> berdampak positif terhadap bahasa Indonesia (kehidupan politik dan pemerintahan yang sebelumnya lebih banyak menggunakan bahasa Belanda) -> pemerintah Jepang melarang penggunaan bahasa Belanda.

Kembali

Huruf Pallawa

Kembali

Aksara Jawi (Arab Melayu)

Aksara Arab yang digunakan adalah: Alif- ,ba- ,ta- ,tsa- ,jim- ,ha- ,kho- ,dal- ,dza- ,ro- , za- ,sin- ,syin- ,shod- ,dhod- ,tho- ,dlo- ,ain- ,ghain ,fa- ,qof- ,kaf- ,lam- ,mim- ,nun- ,wau- ,Ha- ,lam alif ,hamzah- ,ya Aksara tambahan yang digunakan adalah: ca ha bertitik tiga, nga ain bertitik tiga, pa fa bertitik tiga, ga kaf bertitik, va wau bertitik, dan nya nun bertitik tiga. Contoh penulisan: , Saya sedang belajar menulis Arab Melayu, gundul pula. , Ternyata susah ditulis, apalagi dibaca karena tidak konsisten.
Kembali

Sesudah Kemerdekaan

Sehari sesudah proklamasi kemerdekaan, 18 Agustus ditetapkan UUD 1945 yang di dalamnya terdapat pasal, yaitu pasal 36, yang menyatakan bahwa Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia Sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia dipakai dalam semua urusan yang berkaitan dengan pemerintahan dan Negara Sesudah kemerdekaan, bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat. Pemerintah Orde Lama dan Orde Baru menaruh perhatian yang sangat besar terhadap perkembangan bahasa Indonesia di antaranya melalui pembentukan lembaga yang mengurus masalah kebahasaan yang sekarang manjadi pusat bahasa dan penyelenggara kongres bahasa Indonesia. Perubahan ejaan bahasa Indonesia dari ejaan Van Ophuijsen ke Ejaan Bahasa Soewandi (Ejaan Republik) hingga Ejaan yang Disempurnakan (EYD) Melalui era globalisasi sekarang ini, bahasa Indonesia mendapat saingan berat dari bahasa asing

Kembali

Ejaan Van Ophuijsen


Ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin Dipelopori oleh Charles Van Ophuijsen dibantu Nawawi Soetan Mamoer dan Moehammad Taib Soetan Ibrahim tahun 1896 Tahun 1901 diresmikan pemerintahan Belanda Ciri-ciri ejaan ini adalah: 1) huruf pengganti huruf i dan y, contoh rama (ramai) dan Soerabaa (Surabaya); 2) huruf j pengganti huruf y, contoh jang (yang), sajang (sayang), pajah (payah), dsb.; 3) huruf oe pengganti huruf u, contoh goeroe (guru), itoe (itu), dsb.; dan 4) tanda diakritik/koma ain/trema pengganti huruf k, contoh kaka (kakak), mamoer (makmur), dsb.

Kembali

Ejaan Republik (Ejaan Soewandi)


Ejaan bahasa Melayu dengan huruf latin Dipelopori oleh Soewandi Tahun 1947 diresmikan pemerintahan Belanda Ciri-ciri ejaan ini adalah: 1) awalan di- dan kata depan di- ditulis serangkai, contoh dikerjakan (dikerjakan), dirumah (di rumah), dsb.; 2) kata ulang ditulis dengan tanda 2, contoh jalan2 (jalanjalan), kanak2 (kanak-kanak, dsb.; (sayang), pajah (payah), dsb.; 3) huruf oe ditulis u, contoh guru (goeroe), itu (itoe), dsb.; dan 4) tanda diakritik/koma ain/trema ditulis k, contoh kakak (kaka), makmur (mamoer), dsb.
Kembali

Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)


Ejaan ini diresmikan pada 16 Agustus 1972 oleh Presiden kedua Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden No. 57 tahun 1972 Perubahan Indonesia Pra-1972 : tj, dj, ch, nj, sj, j, oe (1947) Perubahan Indonesia Sejak 1972 : c, j, kh, ny, sy, y, u

Kembali

Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Nasional

Sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai lambang kebanggaan kebangsaan, lambang identitas nasional, alat pemersatu berbagai suku bangsa, dan alat perhubungan antardaerah dan antarbudaya.

Kembali

Bahasa Indonesia sebagai Lambang Kebanggaan Nasional

Tidak semua bangsa di dunia mempunyai bahasa nasional yang dipakai secara luas dan dijunjung tinggi. Adanya sebuah bahasa yang dapat menyatukan berbagai suku bangsa yang berbeda merupakan suatu kebanggaan bagi bangsa Indonesia. Ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat mengatasi perbedaan yang ada.

Kembali

Bahasa Indonesia sebagai Lambang Identitas Nasional

Indonesia terdiri atas berbangai suku bangsa yang budaya dan bahasanya berbeda. Untuk membangun kepercayaan diri yang kuat, sebuah bangsa memerlukan identitas. Identitas sebuah bangsa bisa diwujudkan di antaranya melalui bahasanya. Dengan adanya sebuah bahasa yang mengatasi berbagai bahasa yang berbeda, suku-suku bangsa yang berbeda dapat mengidentifikasikan diri sebagai suatu bangsa melalui bahasa tersebut.
Kembali

Bahasa Indonesia sebagai Alat Pemersatu Berbagai Suku Bangsa

Sebuah bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa yang budaya dan bahasanya berbeda akan mengalami masalah besar dalam melangsungkan kehidupannya. Perbedaan dapat memecah belah bangsa tersebut. Dengan adanya bahasa Indonesia yang diakui sebagai bahasa nasional oleh semua suku bangsa yang ada, perpecahan itu dapat dihindari karena sukusuku bangsa tersebut merasa satu. Kalau tidak ada sebuah bahasa, seperti bahasa Indonesia, yang bisa menyatukan suku-suku bangsa yang berbeda, akan banyak muncul masalah perpecahan bangsa.
Kembali

Bahasa Indonesia sebagai Alat Penghubung antardaerah dan Budaya

Masalah yang dihadapi bangsa yang terdiri atas berbagai suku bangsa dengan budaya dan bahasa yang berbeda adalah komunikasi. Diperlukan sebuah bahasa yang dapat dipakai oleh suku-suku bangsa yang berbeda bahasanya sehingga mereka dapat berhubungan. Bahasa Indonesia sudah lama memenuhi kebutuhan ini. Sudah berabad-abad bahasa ini menjadi bahasa pergaulan antaretnis (lingua franca) di wilayah Indonesia.
Kembali

Kedudukan dan Fungsi Bahasa Indonesia


Kedudukan bahasa Indonesia a. Bahasa nasional b. Bahasa negara Fungsi bahasa Indonesia a. Lambang kebanggaan nasional b. Lambang jati diri/identitas nasional c. Alat pemersatu d. Alat penghubung antardaerah dan antarbudaya

*** Terima Kasih ***

Kembali

You might also like