You are on page 1of 22

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

Nama NPM Fakultas Program Studi Grup Kerja Kode Praktikum Nama Praktikum Minggu Percobaan Tanggal Percobaan Asisten

: Maulidya Falah : 1106012823 : Teknik : Teknik Elektro : B2 : KR01 : Disipasi Kalor Hot Wire :6 : 11 April 2012 : Seto Wibowo

Laboratorium Fisika Dasar UPP IPD Universitas Indonesia

Disipasi Kalor Hot Wire


I. Tujuan Menggunakan hotwire sebagai sensor kecepatan aliran udara

II.

Peralatan 1. Kawat pijar (hotwire) 2. Fan 3. Voltmeter dan Ampmeter 4. Adjustable power supply 5. Camcorder 6. Unit PC beserta DAQ dan perangkat pengendali otomatis

III.

Landasan Teori Sensor dan transduser merupakan peralatan atau komponen yang mempunyai peranan penting dalam sebuah sistem pengaturan otomatis. Ketepatan dan kesesuaian dalam memilih sebuah sensor akan sangat menentukan kinerja dari sistem pengaturan secara otomatis. Besaran masukan pada kebanyakan sistem kendali adalah bukan besaran listrik, seperti besaran fisika, kimia, mekanis dan sebagainya. Untuk memakaikan besaran listrik pada sistem pengukuran, atau sistem manipulasi atau sistem pengontrolan, maka biasanya besaran yang bukan listrik diubah terlebih dahulu menjadi suatu sinyal listrik melalui sebuah alat yang disebut transducer.

Gambar 1. Alat Percobaan

Single normal probe merupakan suatu tipe hotwire yang paling banyak digunakan sebagai sensor untuk memberikan informasi kecepatan aliran dalam arah axial saja. Probe seperti ini terdiri dari sebuah kawat logam pendek yang halus yang disatukan pada dua kawat baja. Masing masing ujung probe dihubungkan ke sebuah sumber tegangan. Energi listrik yang mengalir pada probe tersebut akan didispasi oleh kawat menjadi energi kalor. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan , arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir. Hal itu dapat dijelaskan melalui perumusan berikut ini.

P=vit
Bila probe dihembuskan udara maka akan merubah nilai resistansi kawat sehingga merubah besarnya arus listrik yang mengalir. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah. Jumlah perpindahan panas yang diterima probe dinyatakan oleh overheat ratio yang dirumuskan sebagai : Overheat ratio =

Rw/Ra
Keterangan : Rw = resistansi kawat pada temperatur pengoperasian (dihembuskan udara). Ra = resistansi kawat pada temperatur ambient (ruangan).

Hot wire probe harus dikalibrasi untuk menentukan persamaan yang menyatakan hubungan antara tegangan kawat (wire voltage , E) dengan kecepatan referensi (reference velocity , U) setelah persamaan diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan dapat dievaluasi

menggunakan persamaan tersebut. Persamaan persamaan linear atau persamaan polinomial.

yang didapat

berbentuk

Perkembangan teknologi yang cepat dalam peralatan penyensoran telah memungkinkan berbagai pengukuran aliran fluida dilakukan dengan berbagai sensor yang memberikan hasil-hasil pengukuran yang akurat. Untuk pengukuran berbagai aliran turbulen, salah satu jenis sensor yang banyak digunakan adalah hot-wire anemometer. Sebelum digunakan dalam

pengukuran aliran, hot-wire anemometer harus dikalibrasi untuk menentukan suatu persamaan respon kalibrasi yang menyatakan suatu hubungan antara tegangan kawat (wire voltage, E) dengan kecepatan referensi (reference velocity, U). Setelah persamaan respon kalibrasi tersebut diperoleh, kemudian informasi kecepatan dalam setiap percobaan utama dapat dievaluasi dengan menggunakan persamaan respon tersebut. Ada beberapa bentuk persamaan respon kalibrasi, diantaranya adalah persamaan simple powerlaw dan persamaan extended power-law yang dapat digunakan dalam konversi data. Setiap persamaan respon ini memiliki keakurasian yang dihubungkan dengan curve fit yang dihasilkan pada suatu rentang kecepatan exit yang digunakan untuk setiap percobaan. Keakurasian persamaan respon kalibrasi tersebut ditentukan oleh nilai optimum konstanta pangkat yang dipilih untuk menghasilkan suatu curve fit yang baik Pada percobaan yang akan dilakukan yaitu mengukur tegangan kawat pada temperatur ambient dan mengukur tegangan kawat bila dialiri arus udara dengan kecepatan yang hasilkan oleh fan. Kecepatan aliran udara oleh fan akan divariasikan melalui daya yang diberikan ke fan yaitu 70 , 110 , 150 dan 190 dari daya maksimal 230 m/s.

IV.

Cara Kerja 1. Mengaktifkan Web cam dengan mengklik icon video pada halaman web rlab 2. Memberi aliran udara dengan kecepatan 0 m/s , dengan mengklik pilihan drop down pada ikon atur kecepatan aliran. 3. Menghidupkan motor pengerak kipas dengan mengklik radio button pada ikon menghidupkan power supply kipas.

4. Mengukur Tegangan dan Arus listrik di kawat hot wire dengan cara mengklik ikon ukur 5. Mengulangi langkah 2 hingga 4 untuk kecepatan 70 , 110 , 150 , 190 dan 230 m/s

V.

Data Pengamatan 1. Data saat pengamatan 0 m/s Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW (volt) 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 2.112 I-HW (ampere) 53.9 53.9 53.9 53.9 53.9 53.9 54.1 54.3 54.5 54.7

2. Data saat pengamatan 70 m/s Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW (volt) 2.064 2.065 2.066 2.066 2.067 2.067 2.067 2.066 2.068 2.069 I-HW (ampere) 55.8 55.2 54.6 54.2 54.0 54.0 54.0 54.0 54.1 54.2

3. Data saat pengamatan 110 m/s Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW (volt) 2.049 2.049 2.049 2.049 2.049 2.049 2.049 2.048 2.048 2.049 I-HW (ampere) 57.0 56.2 55.7 55.0 54.4 54.1 54.1 54.2 54.3 54.5

4. Data saat pengamatan 150 m/s Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW (volt) 2.040 2.040 2.039 2.040 2.040 2.040 2.040 2.039 2.039 2.040 I-HW (ampere) 55.1 55.8 56.3 56.7 56.9 56.5 56.0 55.4 54.8 54.4

5. Data pengamatan saat 190 m/s Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW (volt) 2.034 2.034 2.034 2.034 2.034 2.034 2.033 2.034 2.034 2.034 I-HW (ampere) 56.8 55.7 54.7 54.3 54.4 54.6 55.3 56.2 56.8 56.8

6. Data saat pengamatan 230 m/s Waktu (s) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 V-HW (volt) 2.030 2.030 2.030 2.030 2.030 2.030 2.030 2.030 2.030 2.030 I-HW (ampere) 54.4 54.6 55.2 56.2 56.9 56.9 56.1 55.1 54.5 54.4

VI.

Pengolahan Data Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel pengamatan, dapat dibuat grafik Perubahan Waktu vs Perubahan Tegangan untuk masing masing kecepatan angin. Grafik grafik tersebut ialah sebagai berikut 1. Grafik pada saat v = 0 m/s Jika pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah tegangan dan persamaan garis lurus adalah y = bx a. Untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan metode least square dengan penyelesaian berikut

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2

Waktu (x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55 3025

V-HW (y) 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 2,112 21,120 446,0544

xy 2,112 4,224 6,336 8,448 10,560 12,672 14,784 16,896 19,008 21,120 116,160 13.493,146

x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385 148.225

y2 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 4,460544 44,60544 1.989,645

a = = = 2,112 b = = =0
Setelah didapat nilai a dan b maka dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,20 2,00 1,80 1,60 1,40 1,20 1,00 0 2 4 6 Waktu (s) 8 10 12 Tegangan (V)

y = 0x + 2,112

2. Grafik pada saat v = 70 m/s Jika pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah tegangan dan persamaan garis lurus adalah y = bx a. Untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan metode least square dengan penyelesaian berikut

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2

Waktu (x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55 3025

V-HW (y) 2,064 2,065 2,066 2,066 2,067 2,067 2,067 2,066 2,068 2,069 20,665 427,0422

xy 2,064 4,130 6,198 8,264 10,335 12,402 14,469 16,528 18,612 20,690 113,692 12.925,871

x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385 148.225

y2 4,260096 4,264225 4,268356 4,268356 4,272489 4,272489 4,272489 4,268356 4,276624 4,280761 42,70424 1.823,652

a = = = 2,0642 b = = = 0,00378
Setelah didapat nilai a dan b maka dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,056 2,055 2,055 Tegangan 2,054 2,054 2,053 2,053 2,052 2,052 0 2 4 6 Waktu 8 10 12

y = 0,00378x + 2,0642

3. Grafik pada saat v = 110 m/s Jika pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah tegangan dan persamaan garis lurus adalah y = bx a. Untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan metode least square dengan penyelesaian berikut No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 Waktu (x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55 3025 V-HW (y) 2,049 2,049 2,049 2,049 2,049 2,049 2,049 2,049 2,049 2,049 20,490 419,8401 xy 2,049 4,098 6,147 8,196 10,245 12,294 14,343 16,392 18,441 20,490 112,695 12.700,163 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385 148.225 y2 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 4,198401 41,98401 1.762,657

a = = = 2,049

b = = = 0,000689
Setelah didapat nilai a dan b maka dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,037 2,037 2,037 2,037 2,036 2,036 2,036 2,036 0 2 4

Tegangan (V)

y = 0,000689 + 2,049

10

12

Waktu (s)

4. Grafik pada saat v = 150 m/s Jika pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah tegangan dan persamaan garis lurus adalah y = bx a. Untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan metode least square dengan penyelesaian berikut

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Waktu (x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9

V-HW (y) 2,040 2,040 2,039 2,040 2,040 2,040 2,040 2,039 2,039

xy 2,040 4,080 6,117 8,160 10,200 12,240 14,280 16,312 18,351

x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81

y2 4,161600 4,161600 4,157521 4,161600 4,161600 4,161600 4,161600 4,157521 4,157521

10 2

10 55 3025

2,040 20,397 416,0376

20,400 112,180 12.584,352

100 385 148.225

4,161600 41,60376 1.730,873

a = = = 2,039 b = = = -4,24 x 10-5


Setelah didapat nilai a dan b maka dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,031 2,030

y = -4,24 x 10-5 x + 2,039

Tegangan (V)

2,030 2,029 2,029 2,028 2,028 0 2 4 6 8 10 12

Waktu (s)

5. Grafik pada saat v = 190 m/s Jika pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah tegangan dan persamaan garis lurus adalah y = bx a. Untuk

mencari nilai a dan b dapat digunakan metode least square dengan penyelesaian berikut No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 Waktu (x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55 3025 V-HW (y) 2,034 2,034 2,034 2,034 2,034 2,034 2,033 2,034 2,034 2,034 20,339 413,6749 xy 2,034 4,068 6,102 8,136 10,170 12,204 14,231 16,272 18,306 20,340 111,863 12.513,331 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385 148.225 y2 4,137156 4,137156 4,137156 4,137156 4,137156 4,137156 4,133089 4,137156 4,137156 4,137156 41,36749 1.711,269

a = = = 2,034 b = = = -1,8 x 10-5


Setelah didapat nilai a dan b maka dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,025 2,025 2,025 2,025 2,024 2,024 2,024 2,024 0 2 4 6

Tegangan (V)

y = -1,8 x 10-5 x + 2,034

10

12

Waktu (s)

6. Grafik pada saat v = 230 m/s Jika pada sumbu x adalah waktu dan sumbu y adalah tegangan dan persamaan garis lurus adalah y = bx a. Untuk mencari nilai a dan b dapat digunakan metode least square dengan penyelesaian berikut No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 2 Waktu (x) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 55 3025 V-HW (y) 2,030 2,030 2,030 2,030 2,030 2,030 2,030 2,030 2,030 2,030 20,300 412,0900 xy 2,030 4,060 6,090 8,120 10,150 12,180 14,210 16,240 18,270 20,300 111,650 12.465,723 x2 1 4 9 16 25 36 49 64 81 100 385 148.225 y2 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 4,120900 41,20900 1.698,182

a = = = 2,03

b = = = -1,8 x 10-5
Setelah didapat nilai a dan b maka dapat dibuat grafik seperti gambar di bawah ini

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,024 2,023 2,022 2,021 2,020 0 2 4 6

Tegangan (V)

y = -1,8 x 10-5 x 2,03

10

12

Waktu (s)

Untuk mengetahui hubungan tegangan hot wire dengan kecepatan angin, maka kita harus mencari tegangan rata-rata pada setiap kecepatan. Kecepatan (m/s) 0 70 110 150 190 230 Tegangan (V) 2,112 2,0665 2,0488 2,0397 2,0339 2,03

Maka didapat suatu grafik hubungan antara waktu dengan tegangan rata-rata

Grafik Waktu vs Perubahan Tegangan


2,12 2,1 2,08 2,06 2,04 2,02 2 0 50 100 Waktu (s) Tegangan (V)

y = -0,0122 x + 2,081

150

200

250

Kemudian dapat dianalogikan persamaan y = bx a dengan y adalah V, x adalah v2 . Sehingga dapat dilakukan pengolahan seperti berikut

No. 1 2 3 4 5 6 2

Waktu (x) 0 0,49 1,21 2,25 3,61 5,29 12,85 165,1225

V-HW (y) 2,112 2,0665 2,0488 2,0397 2,0339 2,03 12,331 152,0511

xy 0,000 1,013 2,479 4,589 7,342 10,739 26,162 684,452

x2 0,000 0,240 1,464 5,063 13,032 27,984 47,783 2.283

y2 4,460544 4,270422 4,197581 4,160376 4,136749 4,120900 25,34657 642,449

a = = = 2,081 b = = = -0,0122

Sy2 =

= 2,7 x 10-4 Sa = Sy = 0,01644 = 0,01030 Sb = Sy = 0,01644 = 3,65 x 10-3

Tingkat Kesalahan Relatif =

= 18,73%

VII.

Analisis Data Analisis Alat Pada percobaan KR01 digunakan peralatan yang sedemikian rupa dapat membuat sistem Rlab dengan baik. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk mengukur kecepatan aliran angin adalah hot wire anemometer. Prinsip dasar kerja alat ini adalah mengukur jumlah kalor yang terbawa arus angin secara konveksi. Komponen utama alat ini adalah kawat filamen (hot wire) yang akan memanas jika alat ini dinyalakan dan arus listrik mengalir melalui kawat tersebut. Kawat filamen tersebut memiliki resistansi Ra saat arus tidak mengalir pada suhu ruangan. Saat arus mengalir melalui kawat, resistansi pada kawat tersebut akan menyebabkan konversi energi listrik menjadi energi panas. Ketika temperatur kawat mulai meningkat, resistansi pada kawat pun mulai naik hingga mencapai Rw. Pada saat aliran angin melewati hot wire tersebut, perpindahan panas pun mulai terjadi secara konveksi. Resistansi kawat pun akan cenderung turun dari nilai Rw. Dari beberapa jenis hot wire anemometer yang tersedia, yang paling sederhana ialah yang menggunakan satu kawat saja, atau single probe hot wire anemometer. Terdapat 2 jenis single probe hot wire anemometer, yaitu constant current dan constant temperature. Pada jenis constant current, arus yang diberikan konstan sehingga ketika kawat mulai dilewati aliran angin, kawat mengalami penurunan temperatur dan resistansi yang menghasilkan penurunan tegangan pada hot wire. Sementara itu, pada jenis constant temperature, arus yang diberikan pada hot wire disesuaikan sehingga temperatur hot wire tidak mengalami penurunan. Ketika aliran angin mulai menyerap panas dari kawat secara konveksi, arus listrik pada kawat akan ditambah sehingga tidak terjadi penurunan temperatur yang cukup berarti. Pada percobaan kali ini, alat yang digunakan adalah single probe hot wire anemometer dengan jenis constant temperature, sehingga ketika angin mulai mengalir atau kecepatan aliran angin mulai bertambah,

temperatur kawat akan tetap, resistansi kawat akan tetap, arus listrik pada kawat akan bertambah, dan

tegangan pada kawat akan berkurang.

Analisis Hasil Pada percobaan KR01 didapat persamaan hubungan antara tegangan dan kecepatan melalui hokum kekekalan energi antara energi kinetik dengan energi kalor disipasi dari hot wire. Dengan menggunakan persamaan seperti dibawah ini Dengan menganalogikan persamaan diatas dengan persamaan garis lurus y = bx a. Dengan V dianalogikan y, v2 dianalogikan x dan b adalah kemudian dengan menggunakan metode least square dalam pengolahannya, didapat persamaan y = - 0,0122x + 2,081. Kemudian persamaan y = -0,012x + 2,081 diubah kedalam bentuk persamaan V terhadap v menjadi V = -0,012v2 + 2,081. Dari persamaan tersebut didapat bahwa hubungan antara tegangan dan kecepatan adalah berupa persamaan polinomial (secara khusus disebut persamaan kuadrat). Kemudian dari persamaan tegangan dan kecepatan apabila dimasukkan nilai kecepatannya lalu kemudian dibandingkan dengan hasil real dari percobaan. Sehingga didapat hasil nilai persentasi perbedaan yang didapat dari persamaan Persentase Perbedaan Kemudian didapat dari persamaan itu untuk setiap kecepatan angin yang diberikan, kemudian dirata-ratakan didapat hasil dari persentase perbedaannya adalah sekitar 18,73%. Bila dilihat dari besarnya persentase perbedaan tersebut dapat dilihat bahwa persamaan yang didapat kurang relevan dalam menghitung besarnya tegangan pada hot wire yang digunakan saat diberikan angin dengan kecepatan tertentu.

Analisis Grafik Pada grafik tegangan terhadap waktu yang dihasilkan untuk setiap

kecepatan angin yang diberikan. Dapat dilihat bahwa grafik ada yang cenderung naik dan ada yang cenderung turun dan ada yang berupa garis horizontal. Grafik cenderung turun pada saat kecepatan angin sebesar 70 m/s dan 150 m/s. Sedangkan grafik cenderung turun pada saat kecepatan angin sebesar 110 m/s, 190 m/s dan 230 m/s. pada saat kecepatan 0 m/s terbentuk grafik yang berupa garis horizontal. Namun pada grafik grafik yang memiliki kemiringan garis, kemeringan garisnya adalah mendekati nol. Sehingga cenderung dapat dikatakan bahwa pengaruh waktu dalam percobaan

ini tidak banyak berpengaruh. Sementara kemiringan garis yang dimiliki oleh grafik grafik tersebut hanyalah merupakan kesalahan rambang. Sementara itu hubungan antara tegangan rata rata dengan kecepatan angin memiliki hubungan berupa grafik polynomial (dalam percobaan ini merupakan suatu persamaan kuadrat). Persamaan dari grafik tersebut didapat dari pengolahan dengan menggunakan dengan metode least square. Dari grafik tersebut dapat dilihat bahwa semakin besar kecepatan angin maka makin kecil pula tegangan pada hot wirenya.

VIII. Kesimpulan
1. Hubungan antara pengaruh waktu terhadap tegangan dalam percobaan ini tidak begitu pengaruh. Hal tersebut dapat dilihat dari kemiringan garis dari grafik yang mendekati 0 2. Hubungan antara kecepatan angin terhadap tegangan pada hot wire adalah membentuk persamaan polynomial atau lebih khusus lagi adalah persamaan kuadrat dengan persamaan V = -0,0122v2 + 2,081. Persamaan tersebut memiliki persentase perbedaan antara nilai real percobaan dan nilai yang dihasilkan hanya sekitar 18,73% 3. Besarnya energi listrik yang terdisipasi sebanding dengan tegangan, arus listrik yang mengalir di probe tersebut dan lamanya waktu arus listrik mengalir 4. Semakin cepat udara yang mengalir maka perubahan nilai resistansi juga semakin besar dan arus listrik yang mengalir juga berubah

XI.

Referensi

Giancoli, D.C. Physics for Scientists & Engeeners, Third Edition.

2000. New Jersey: Prentice Hall. Halliday, Resnick, Walker. Fundamentals of Physics, 7th Edition,

Extended Edition. 2005. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc. Giancoli, Douglas. C. Physics: Principles with Application, Sixth

Edition. New Jersey: Prentice Hall.

You might also like