Professional Documents
Culture Documents
Protein, berasal dari kata proteus (bahasa Yunani), yang berarti utama. Manfaatnya bagi tubuh manusia, sesuai arti katanya sungguh sangat besar. Berkat protein, tubuh manusia bisa tumbuh dan terpelihara. Ia membentuk sel-sel dan jaringan baru tubuh dan memelihara pertumbuhan dan perbaikan jaringan tubuh yang aus. Protein juga membantu pengaturan asam basa di dalam tubuh, serta membentuk hormon dan enzim yang kemudian berperan dalam berbagai proses kimia tubuh. Protein juga bisa menjadi bahan bahan untuk energi bila keperluan tubuh akan hidrat arang dan lemak tidak terpenuhi. Bila kita mengkonsumsi makanan berprotein, tubuh akan menyerap protein dalam bentuk asam amino. Asam amino ini terbagi dalam asam amino nonesensial dan asam amino esensial. Asam amino esensial inilah yang mesti diperoleh dari makanan, karena tubuh tidak bisa membuatnya sendiri. Asam amino esensial terdiri atas isoleusin, leusin, lisin, methionin, femialanin, threonin, triptofan, dan valin. Jumlah konsumsi protein bagi setiap orang berbeda, tergantung pada umur, berat badan, jenis kelamin, dan mutu protein. Tabel di atas memperlihatkan berapa banyak protein yang dibutuhkan seseorang dalam sehari. Jadi kalau Anda seorang wanita berusia 16 tahun, dengan berat badan 50 kg, kebutuhan protein Anda 51 gram sehari. Ini bisa didapatkan bila Anda memakan makan pagi dengan menu: mi rebus dengan susu satu gelas (11 gram); makan siang:
nasi,daging sapi, sop kacang merah dan tempe (26 gram); makan malam: nasi, bakso daging dan 1 potong tahu (14 gram). Jumlah protein: 51 gram.
Sumber protein
Yang diketahui dan dikomsumsi banyak orang selama ini adalah sumber protein hewani yaitu daging, ikan, ayam, telur dan susu. Protein yang berasal dari hewan ini memiliki semua asam amino esensial, hingga disebut protein lengkap. Sumber protein lainnya adalah padi-padian, biji-bijian,dan kacangkacangan. Namun sumber protein jenis ini yang disebut protein nabati atau protein tidak lengkap, senantiasa mempunyai kekurangan satu atau lebih asam amino esensial. Sebab itu cara mengkonsumsinya harus dikombinasikan agar saling melengkapi. Perbedaan kelengkapan itu mengakibatkan ia hanya mampu memelihara jaringan tubuh, sedangkan protein hewani mampu memelihara jaringan tubuh dan menjamin pertumbuhannya. Agar asam aminonya layak disebut sebagai protein lengkap, protein nabati bisa dikomsumsi dengan sesamanya. Misalnya padi-padian (kaya dengan methionin) dengan biji-bijian (kaya dengan lisin dan triptofan). Dalam hal ini terdapat pada nasi dengan tahu atau perkedel jagung. Namun toh protein hewani tetap penting bagi tubuh dan tak dapat digantikan seratus persen oleh protein nabati. Jika dianggap terlalu mahal, cukup mengkonsumsi sehari sekali, misalnya ikan dan telur.
Jalur Metabolisme Protein
Kelebihan protein tidak baik, karena dapat mengganggu metabolisme protein yang berada di hati. Ginjal pun akan terganggu tugasnya, karena bertugas membuang hasil metabolisme protein yang tidak terpakai. Kekurangan protein akan membuat Anda mudah merasa lelah, tekanan darah turun, dan daya tahan terhadap infeksi menurun. Pada anak-anak, selain mudah terserang penyakit kwasiorkor, juga pertumbuhan dan tingkat kecerdasannya akan terganggu.
Pembentukan dan penguraian protein dan asam amino merupakan proses constant, ketika tubuh mencerna protein yang berasal dari makanan, enzim-enzim (contoh enzim protease) akan menguraikan protein menjadi asam amino. Sebagai tambahan, protein dalam tubuh secara konstan pembuatan dan penguraiannya yang dikenal dengan protein turnover. Ketika protein dicerna. Asam amino dari makanan akan bergabung dengan asam amino yang duhasilkan dalam tubuh untuk membentuk asam amino pool. Asam-asam amino dari pool ini mungkin digunakan pada protein turnover atau untuk membentuk energi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Protein memiliki beberapa fungsi dalam tubuh antara lain : Tumbuh dan memelihara fungsi tubuh. Transportasi. Protein juga bertindak sebagi sel transport, membawa nutrisi dan substansi lain ke dalam sel. Protein juga berfungsi sebagai buffer, membantu memelihara keseimbangan pH cairan tubuh. [1]
Protein yang masuk dalam tubuh, akan dicerna secara mekanik dimulut, dan secara kimiawi di dalam lambung. Di dalam lambung, protein akan diubah oleh pepsin yang telah diaktifkan oleh HCl dan mengubah protein menjadi proteose dan peptone. Lalu hasil penguraian tersebut akan diuraikan lagi oleh cairan pancreas, yang terdiri dari enzim tripsin yang telah diaktifkan oleh entero kinase menjadi tripsin menjadi poliproteose dan peptone dipeptida, lalu diuraikan lagi oleh enzim kimotripsin yang telah diaktifkan oleh tripsin aktif, menjadi poli dan pepton dipeptida koagulasi susu, lalu diuraikan lagi oleh enzim karboksipeptida menjadi peptide AA.
[4]
Setelah diubah menjadi polipeptida, lalu masuk ke dalam usus, kemudian diuraikan oleh amino peptidase, dan dipeptidase menjadi asam amino. [4] Hasil akhir pencernaan protein, yaitu asam amino (AA). Mekanisme absorbsi, mula-mula diduga secara absorbsi pasif, yaitu difusi melalui dinding usus. Ternyata protein ini melibatkan berbagai aspek. [4] 1. Sistem transport aktif, system transport yang aktif dan selektif yang tergantung pada energi. Asam amino dalam diangkut denbgan cara aktif ini isomer-isomernya secara difusi bebas 2. Kovaktor vitamin B6 dalam bentuk pyridoxal, fosfat diperlukan untuk transport aktif asam amino dari mukosa usus ke lapisan serosa. Vitamin B6 juga diperlukan untuk transport asam amino ke dalam sel. 3. Kompetisi (persaingan) untuk asorbsi. JIka campuran asam aminodiberikan, maka asam amino yang predominan akan menghambat asam amino lainnya. Hal serupa terjadi pula pada waktu asam amino dari plasma memasuki sel. 4. Penyerapan protein tubuh, pecahan-pecahan polipeptida yang agak besar bisa tidak dicerna dan kemudian diabsorbsi. Molekul-molekul semacam ini bila diabsorbsi tidak digunakan untuk sintesis protein seperti yang terjadi untuk asam amino, mereka akan berperanan dalam proses imunitas dan sensitivitas. Misalnya antibody dari Cloxtrum (ASI) diteruskan ke bayinya. [4]
METABOLISME PROTEIN
1. Keseimbangan
Seluruh bagian-bagian tubuh senantiasa berada dalam suatu
keseimbangan dinamik (dynamic equlibrum). KOnsep keseimbangan dinamik ini terlihat pada metabolisme hidrat arang dan lemak tetapi sangat menyolok pada metabolisme protein. [4] Protein turnover, ternyata jaringan-jaringan protein tubuh senantiasa mengalami pembongkaran dan pembangunan kembali. [4] Kecepatan pembongkaran dan pembanginan itu sangat bervariasi. tertinggi pada mukosa usus, hati, pancreas, ginjal dan plasma dan terendah pada otot. Otak dan jaringan kulit, hamper tidak ada protein turn over pada jaringan kolagen. [4] Protein tubuh endogen berada dalam keseimbangan antara dua bagian yaitu bagian protein jaringan dan protein plasma. Protein dari satu bagian dapat diambil untuk mensuplai keperluan bagian lainnya. [4] Pool asam amino metabolic, asam amino yang berasal dari pemecahan jaringan dan yang berasal dari makanan, keduanya akan berkumpul pada satu pool asam amino. Dari pool ini asam-asam amino yang diperlukan akan disuplai untuk sintesis protein jaringan. [4]
Keseimbangan nitrogen, nitrogen ditemukan juga pada persenyawaanpersenyawaan lain dari asam amino. [4] Nilai protein nitrogen (NPN) terdapat pada urea, asam urat, kreatin,kreatinin dan jaringan serta cairan tubuh lainnya. Keseimbangan nitrogen totalmelibatkan semua sumber-sumber ini. Seseorang berada dalam keseimbangan N bila masukan N dari diit sama dengan keluaran N dalam urione (U), tinja (F) dan kulit (S). [4] NPN berperan dalam sintesis protein melalui penghematan sparing effectnya pada keperluan-keperluan beberapa AA, yaitu dengan menyediakan gugusan asam amino untuk transminasi. [4]
2. Anabolisme (Building)
Pembangunan atau sintesis protein jaringan mengikuti hukum all or none. Semua asam-asam amino yang dikeluarkan untuk suatu protein tertentu harus tersedia pada saat yang sama, kalau tidak demikian maka protein tersebut tidak dapat dibentuk. [4] Zat-zat yang mengatur sintesis protein : DNA (deoxyribonucleic acid), ia membentuk pola dasar kode protein khusus yang akan disintesis. Messenger RNA (ribonucleic acid), dibentuk oleh DNA dalam inti sel. MRNA ini membawa kode-kode yang dikirim DNA. Ribosom, merupakan granula-granula halus pada jaringan kerja sel dari endoplasmic reticulum, M-RNA dari inti akan melekat pada ribosom dan
membentuk cetakan untuk urutan yang tepat dan diperlukan untuk mencocokkan pola protein. [4]
Tahap-tahap dalam proses sintesis protein : Aktivitas asam amino, supaya ia bisa bereaksi dengan zat-zat lainnya. Transfer RNA, merupakan RNA rantai pendek yang terdapat bebas
dalam sitoplasma. Setiap asam amino mempunyai t-RNA masing-masing. t-RNA yang mengangkut asam amino akan menempel pada m-RNA yang terdapat pada ribosom. Pembentukan rantai peptida, asam amino yang telah diaktifkan itu dan telah tersusun menurut urutan yang tepat akan digabungkan satu dengan lainnya untuk membentuk rantai polipeptida. [4]
2) Bisa digunakan untuk produksi urine dan persenyawaan lainnya. 3) Akan bereaksi dengan berbagai derivate hidrat arang dari residu asam amino untuk membentuk asam amino lainnya(asam amino esensil). Proses pengiriman gugusan amino ke hidrat arang atau residu asam amino disebut transaminase. Proses ini dikatalisasi oleh enzim transaminase. Yang berfungsi sebagi ko-enzim yaitu piridoxal fosfat (B6). Bila jaringan rusak, transaminase akan dilepaskan, sehingga kadarnya dalam plasma meningkat. 4) Bisa diambil suatu asam amino untuk membentuk persenyawaan amine. Proses ini disebut aminasi. Misalnya glutamic acid akan mengambil gugusan NH3 ini akan dilepaskan di tubulus distal ginjal dan diekskresi. [4] Manusia merupakan makhluk ureotelik (mengubah nitrogen menjadi asam urat) dan mengekskresi senyawa ureumyang sangat larut dalam air. Ureum merupakan senyawa nontoksik. Kenaikan kadar ureum darah pada pasien penyakit ginjal bukan merupakan penyebab melainkan skibat dari terganggunya fungsi ginjal. Biosintesis ureum akan dibagi menjadi empat tahap : 1. Transaminasi Transaminasi bersifat reversible bebas, enzim transaminase (aminotrnasferase) dapat bekerja baik pada proses katabolisme asam amino maupun dalam biosintesisnya. 2. Deaminasi oksidatif glutamate 3. Pengangkutan ammonia 4. Reaksi pada siklus ureum. [3]
Gangguan metabolic berkaitan dengan setiap reaksi pada siklus ureum anatara lain : 1. Sitrulinemia. Keadaan dimana sitrulin dengan jumlah 1 samapai 2 gram/hari diekkresikan ke dalam urine. 2. Hiperargininemia, kenaikan kadar arginin di dalam darah serta cairan serebrospinal. 3. Argininosuksinikasiduria 4. Hiperamominemia Tipe I 5. Hiperamominemia Tipe II [3]
Residu non nitrogen: Residu non nitrogen disebut keto acid. Bila residu ini kemudian diubah
menjadi hidrat arang maka ia disebut glikogenik, bila diubah menjadi lemak disebut ketogenik. Asam amino ketogenik yaitu phenylalanine, tyrosin dan isoleucine merupakan ketogenik yang lemah. [4]
Kebanyakan asam amino adalah glikogenik yaiu glycine, alanine, serine, threonine, valine, cystine, methionine, proline, dan isoproline.
10
Residu asam amino glikogenik akan memasuki : Siklus krebs pada oksaloasetat dan ketoglutarat Embden Meyerhof glycolitic pathway pada piruvat. [4]
Residu asam amino ketogenik akan memasuki lintasan oksidasi akhir yang sama melalui asetat aktif. Metabolit intermedier dari protein hidrat arang dan lemak akan masuk ke dalam pool metabolic umum. Terdapat hubungan timbal balik yang tetap antara pool ini dengan pool asam amino. [4]
Akhirnya metabolic dua dari tiga ketiga nutrienini masuk siklus krebs dan menghasilkan CO2 dan H2O. Selama puasa cadangan glikogen cepat berkurang, cadangan lemak kemudian akan berkurang secara perlahan. [4]
Hanya setelah cadangan lemak habis, maka tubuh untuk mempertahankan dirinya mulai memecah jaringan protein. Oleh karena itu diit yang mengandung cukup energi dari hidrat arang mempunyai efek penghematan (protein sparing effect).
[4]
Protein serum terutama adalah fraksi albumin dan globulin. Albumin merupakan protein serum pembangun tubuh yang paling dominan, Yang memiliki beberapa fungsi penting sebagai berikut :
11
Albumin meliputi 75-80 % koloid plasma normal, memberikan 50% tekanan onkotik pada protein. Ketika protein plasma, khususnya albumin jika tidak mampu mendukung tekanan colloid osmotic untuk mengimbangi tekanan hidrostatik yang dapat menyebabkan udem.
Albumin sebagai alat transportuntuk berbagai macam substansi termasuk bilirubin, asam-asam lemak, hormone.
Perubahan pada albumin dapat mempengaruhi fungsi trombosit. [3] Hipoalbuminemia merupakan masalah yang paling sering diderita oleh orang-
orang dengan dengan kondisi medis yang akut dan kronik. Pada saat ini terdapat 20% pasien yang mengalami hipoalbuminemia. Hipoalbuminemia bisa disebabkan oleh berbagai macam sebab, termasuk sindrom nefrotik, sirosis hepatic, gagal jantung, dan malnutrisi. Bagaimanapun pada kebanyakan kasus hipoalbuminemia disebabkan oleh karena meningkatnya jumlah albumin yang hilang karena penyakit seperti nefrotik sindrom, luka bakar yang luas, akibat inflamasi kronik dan akut. Hipoalbuminemia dapat juga disebabkan karena berkurangnya produksi albumin, tidak sempurnanya sintesis albumin, defisiensi intake asam amino. [3]
Defisiensi protein menimbulkan keadaan yang dikenal dengan malnutrisi energy-protein. Kondisi ini paling sering terjadi di daerah yang makanannya kurang dan sering terjadi kelaparan dan starvation, seperti negara-negara berkembang. PEM menyebabkan berkurangnya berat badan, wasting dan pada anak-anak pertumbuhan terhambat.
12
Kwahiorkor, defisiensi protein dimana intake kalori tidak adequate. Marasmus, defisiensi intake kalori dan protein. Kelebihan protein dapat menyebabkan beberapa penyakit antara lain :
Penyakit jantung, homocysteine mempunyai peranan penting yang dapat menyebabkan atherosclerosis, penyempitan pembuluh darah, yang meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke. Lebih jauh, banyak sumber protein yang mengandung banyak lemak, yang dapat meningkatkan resiko artheriosklerosis.
Osteoporosis, protein yang berlebihan dapat merangsang zat-zat yang berbahaya, sehingga tubuh menggunakan calsium dan zat-zat lain untuk menetralisirnya, jika asupan calsium dalam menu kurang, maka akan dapat menyebabkan osteoporosis. [2]
13
Kesimpulan
1. Anabolisme protein tidak dapat terjadi bila salah satu tahap tersebut tidak terjadi 2. Katabolisme protein Bila asam amino tidak digunakan untuk sintesis protein, ia bisa diubah menjadi energi. Dari hasil dari katabolisme asam amino yaitu senyawa nitrogen dan residu non nitrogen. 3. Biosintesis urea memilki empat tahap yaitu :
14
4. Protein serum tersusun atas, albumin, globulin, fibrinogen 5. Hipoalbuminemia adalah penurunan kadar albumin dalam darah, yang disebabkanoleh sirosis hepatic, sindrom nefrotik, inflamasi, malnutrisi, penyakit jantung.
15