Professional Documents
Culture Documents
Dewasa ini praktik pendidikan di Indonesia cenderung lebih berorentasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan teknis) yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun kurang mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional intelligence (EQ), dan spiritual intelligence (SQ). Pembelajaran di berbagai sekolah lebih menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian. Sebagian besar guru masih memiliki persepsi bahwa peserta didik yang memiliki kompetensi yang baik adalah memiliki nilai hasil ulangan/ujian yang tinggi.
Seiring perkembangan jaman, pendidikan yang hanya berbasiskan hard skill yaitu menghasilkan lulusan yang hanya memiliki prestasi dalam akademis, harus mulai dibenahi. Sekarang pembelajaran juga harus berbasis pada pengembangan soft skill (interaksi sosial) sebab ini sangat penting dalam pembentukan karakter anak bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Pendidikan soft skill bertumpu pada pembinaan mentalitas agar peserta didik dapat menyesuaikan diri dengan realitas kehidupan. Kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan keterampilan teknis (hard skill) saja, tetapi juga oleh
keterampilan
mengelola
diri
dan
orang
lain
(soft
skill).
Sebagai upaya untuk meningkatkan kesesuaian dan mutu pendidikan karakter, Kementerian Pendidikan Nasional mengembangkan grand design pendidikan karakter untuk setiap jalur, jenjang, dan jenis satuan pendidikan. Grand design menjadi rujukan konseptual dan operasional pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian pada setiap jalur dan jenjang pendidikan. Berdasarkan grand design yang dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (dalam keluarga, sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat. Konfigurasi karakter dalam konteks totalitas proses psikologis dan sosial-kultural tersebut dapat dikelompokkan dalam (1) olah hati (spiritual and emotional development), (2) olah pikir (intellectual development), (3) olah raga dan kinestetik (physical and kinestetic development), dan (4) olah rasa dan karsa (affective and creativity development)
Beberapa penemuan penting mengenai hal pendidikan karakter, antara lain hasil studi Dr. Marvin Berkowitz dari University of Missouri- St. Louis, menunjukan peningkatan motivasi siswa sekolah dalam meraih prestasi akademik pada sekolah-sekolah yang menerapkan pendidikan karakter. Kelas-kelas yang secara komprehensif terlibat dalam
pendidikan karakter menunjukan penurunan drastis pada perilaku negatif siswa yang dapat menghambat keberhasilan akademik. KARAKTER
HAKIKAT
PENDIDIKAN
Secara akademik, pendidikan karakter dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerrti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang tujuannya mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik itu, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Karena itu muatan pendidikan karakter secara psikologis mencakup dimensi moral reasoning, moral feeling, dan moral behaviour
Karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah moral disebut dengan Pendidikan karakter berkarakter bertujuan untuk meningkatkan mulia. mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.
Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji dan menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari
Pembentukan karakter merupakan bagian penting kinerja pendidikan. Karakter merupakan bentuk kepribadian yang melekat pada diri seseorang. sebagaimana hadist Rosulullah saw, yang meyatakan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, karena kedua orangtuanyalah (baca: lingkungan) menjadikan anak itu yahudi, nasrani atau majusi (HR. Bukhari). Ini menunjukkan bahwa fitrah atau potensi tidak bisa dibiarkan begitu saja tapi perlu ditumbuhkan, sebagaimana benih yang baik, kalau ditanam ditanah yang subur dan dirawat (disiram dan dipupuk) dengan baik, maka benih itu akan tumbuh menjadi tanaman yang subur dan berbuah banyak. Demikian juga dengan karakter yang merupakan bagian dari potensi anak , harus dibina dan dididik dengan baik, biar menjadi anak yang shaleh dan bermanfaat. PEMBINAAN PENDIDIKAN KARAKTER MELALUI MANAJEMEN PMR Kegiatan ekstrakurikuler yang selama ini diselenggarakan sekolah merupakan salah satu media yang potensial untuk pembinaan karakter dan peningkatan mutu akademik peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat,
dan
minat
mereka
melalui
kegiatan
yang
secara
khusus
diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan berkewenangan di sekolah. Melalui kegiatan ekstrakurikuler diharapkan dapat mengembangkan kemampuan dan rasa tanggung jawab sosial, serta potensi dan prestasi peserta didik. Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan
pengembangan anggota remaja PMI dengan tujuan membangun dan mengembangkan karakter anggota PMR yang berpedoman pada Tri Bakti PMR dan Prinsip Kepalangmerahan untuk menjadi relawan masa depan. Kebijakan PMI dan Federasi tentang remaja bahwa (1) remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan, (2) remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan, (3) remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan, dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI, (4) remaja calon pemimpin Palang Merah masa depan, dan (5) remaja adalah kader relawan. Oleh karena itu, pola pembinaan konvesional yang berorientasi pada rekrut-latihlomba sudah harus ditinggalkan dan diganti dengan pembinaan yang berorientasi pada rekrut-latih-tri bakti untuk menyiapkan anggota PMR menjadi calon relawan masa depan.
Berdasarkan Pedoman Manajemen PMR, siklus pembinaan PMR melalui empat tahap, yakni (1) perekrutan, (2) pelatihan, (3) Tribakti, dan
(4) pengakuan dan penghargaan. Keempat tahap tersebut senatiasa dipantau 1. dan Tahap evaluasi. Perekrutan
Perekrutan adalah peningkatan jumlah anggota dan kelompok PMR. Melalui proses promosi, pendaftaran, dan wawancara, maka perekrutan memberitahukan remaja bahwa dengan bergabung dengan PMI, mereka dapat melakukan sesuatu yang memang mereka ingin lakukan. Nilai karakter yang digali dalam tahap ini adalah bepikir logis, kreatif menggali ide, 2. kerja Tahap keras Pelatihan
Mengingat pembinaan PMR terfokus pada pembangunan karakter, maka standarisasi pelatihan PMR berpedoman pada kurikulum PMR, dengan menerapkan 7 (tujuh) materi pelatihan PMR, yaitu (1) Gerakan Kepalangmerahan, (2) Kepemimpinan, (3) Pertolongan Pertama, (4) Sanitasi dan Kesehatan, (5) Kesehatan Remaja, (6) Kesiapsiagaan Bencana, dan (7) Donor Darah. Melalui materi tersebut, nilai karakter yang digali adalah bekerja sama, peduli sesama, menjadi pendidik sebaya, memberikan dukungan, menjadi contoh perilaku hidup sehat 3. Tri Bakti PMR
Ketujuh materi perlatihan PMR tersebut diharapkan dapat menguatkan karakter anggota PMR untuk melaksanakan Tri Bakti PMR. Melibatkan anggota PMR dalam berbagai kegiatan kepalangmerahan merupakan
karya dan bakti nyata setelah mengikuti pelatihan, pengakuan, terhadap keberadaan dan kompetensi dalam meningkatkan kualitas anggota dan organisasi, serta memberikan jawaban atas berbagai minat
bergabungnya remaja dengan PMI. Nilai karakter yang digali melalui Tri Bakti Tri Meningkatkan Bakti sebagai PMR hidup Nilai sehat Bersih, berikut: Karakter sehat
keterampilan
Berkarya dan berbakti di masyarakat Kepemimpinan, peduli, kreatif, kerjasama Mempererat persahabatan nasional dan internasional Bersahabat, ceria
4.
Pengakuan
dan
penghargaan
Peranan pembina PMR sangatlah penting dalam menyampaikan penghargaan dan pengakuan atas peran dan kegiatan PMR. Hal ini akan memberikan dampak yang besar dan sangat efektif. Pengakuan dan penghargaan bertujuan (1) memotivasi PMR agar tetap bersama dengan PMI, (2) memberikan rasa bangga dan kesadaran akan kualitasnya bahwa meskipun masih, (3) remaja mereka dapat berperan untuk kemanusiaan, (4) meningkatkan kepercayaan diri dan komitmen, (5) meningkatkan kualitas kegiatan kepalangmerahan. Pengakuan dan penghargaan dapat diberikan dalam bentuk ucapan selamat, hadiah, sertifikat, plakat, pin uji syarat kecakapan, mengikutsertakan anggota
PMR untuk pertukaran remaja dan konferensi, dan acara-acara khusus untuk penghargaan dan pengakuan anggota PMR. Nilai karakter yang digali adalah menghargai karya dan prestasi orang lain, demokratis Agar anggota PMR dapat memanfaatkan dan mengembangkan seluruh kecerdasan dan potensi dalam penguasaan materi, pelatih, fasilitator, dan pembina PMR menggunakan berbagai metode dan media yang memberikan kesempatan mereka untuk terlibat dalam proses sehingga tertanam 1. Fun karakter learning
Proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan riil yang dihayati dengan penuh kegembiraan. Itu membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imaji tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi seorang anggota PMR. Contoh nilai karakter yang ditanamkan 2. adalah berpikir logis, rasa percaya by diri, mandiri doing
Learning
Untuk menjadi lebih paham dan mengerti, anggota PMR hanya perlu difasilitasi dalam mempelajari sesuatu. Biarkan mereka mengamati, mengalami, merasakan, dan memahami berbagai macam perbedaan. Biarkan mereka yang merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi hasil kerja mereka. Contoh nilai karakter yang ditanamkan adalah, berpikir 3. logis, kreatif, Spider kerja keras. web
Setiap materi dan kegiatan saling terkait. Ketika belajar siaga banjir, maka akan belajar juga tentang Pertolongan Pertama pada luka atau sakit akibat banjir (diare, demam, akibat terbantur benda keras, luka lecet), sanitasi dan air bersih, belajar bagaimana menerapkan 7 Prinsip dan kepemimpinan jika memberikan pertolongan, cara-cara
menyelenggarakan aksi donor darah untuk korban banjir, belajar kandungan gizi yang tepat jika akan menyumbang bahan makanan, bagaimana menyelenggarakan acara-acara untuk menghibur remaja dan anak korban bencana. Contoh nilai karakter yang ditanamkan adalah berpikir logis, peduli sesama, gotong royong
http://ayyus.blogspot.com/2011/05/pendidikan-karakter-melalui-palang.html
BATUK EFEKTIF DAN NAPAS DALAM Pengertian Batuk efektif : merupakan suatu metode batuk dengan benar, dimana klien dapat menghemat energi sehingga tidak mudah lelah dan dapat mengeluarkan dahak secara maksimal.
Tujuan:
Batuk
efektif
dan
napas
dalam
merupakan
teknik
batuk
efektif
yang
menekankan inspirasi maksimal yang dimulai dari ekspirasi , yang bertujuan : a) Merangsang terbukanya system kolateral.
b) Meningkatkan distribusi ventilasi. c) Meningkatkan volume parud) Memfasilitasi pembersihan saluran napas ( Jenkins, 1996 )
Batuk Yang tidak efektif menyebabkan : 1) Kolaps saluran nafas 2) Ruptur dinding alveoli 3) Pneumothoraks
Indikasi
Dilakukan pada pasien seperti : COPD/PPOK, Emphysema, Fibrosis, Asma, chest infection, pasien bedrest atau post operasi
I. Latihan Pernafasan
Tujuan latihan pernafasan adalah untuk: 1.Mengatur frekuensi dan pola napas sehingga mengurangi air trapping 2.Memperbaiki fungsi diafragma 3.Memperbaiki mobilitas sangkar toraks 4.Memperbaiki ventilasi alveoli untuk memperbaiki pertukaran gas tanpa meningkatkan kerja pernapasan. 5.Mengatur dan mengkoordinir kecepatan pernapasan sehingga bernapas lebih efektif dan mengurangi kerja pernapasan
A. Pernafasan Diafragma
Pemberian oksigen bila penderita mendapat terapi oksigen di rumah. Posisi penderita bisa duduk, telentang, setengah duduk, tidur miring ke kiri atau ke kanan, mendatar atau setengah duduk. Penderita meletakkan salah satu tangannya di atas perut bagian tengah, tangan yang lain di atas dada. Akan dirasakan perut bagian atas mengembang dan tulang rusuk bagian bawah membuka. Penderita perlu disadarkan bahwa diafragma memang turun pada waktu inspirasi. Saat gerakan (ekskursi) dada minimal. Dinding dada dan otot bantu napas relaksasi
Penderita menarik napas melalui hidung dan saat ekspirasi pelan-pelan melalui mulut (pursed lips breathing), selama inspirasi, diafragma sengaja dibuat aktif dan memaksimalkan protrusi (pengembangan) perut. Otot perut bagian depan dibuat berkontraksi selama inspirasi untuk
memudahkan gerakan diafragma dan meningkatkan ekspansi sangkar toraks bagian bawah. Selama ekspirasi penderita dapat menggunakan kontraksi otot perut untuk menggerakkan diafragma lebih tinggi. Beban seberat 0,5 - 1 kg dapat diletakkan di atas dinding perut untuk membantu aktivitas ini
menarik napas (inspirasi) secara biasa beberapa detik melalui hidung (bukan menarik napas dalam) dengan mulut tertutup
kemudian mengeluarkan napas (ekspirasi) pelan-pelan melalui mulut dengan posisi seperti bersiul
PLB dilakukan dengan atau tanpa kontraksi otot abdomen selama ekspirasi Selama PLB tidak ada udara ekspirasi yang mengalir melalui hidung Dengan pursed lips breathing (PLB) akan terjadi peningkatan tekanan pada rongga mulut, kemudian tekanan ini akan diteruskan melalui cabang-cabang bronkus sehingga dapat mencegah air trapping dan kolaps saluran napas kecil pada waktu ekspirasi
Letakkan kedua tangan di bagian bawah kedua rusuk Tarik nafas dalam dan pelan, sehingga tangan terasa maju kedepan Keluarkan nafas secara pelan melalui mulut(pursed lips breathing) sehingga tangan terasa kembali pada posisi semula.Istirahat
Duduk di kursi, Letakkan kedua tangan di punggung, tahan dan luruskan punggung Tariklah nafas dalam dan pelan sehingga rongga rusuk belakang mengembang Tahan kedua tangan, keluarkan nafas secara pelan
E. Segmental Breathing
Letakkan tangan pada kedua bagian rusuk bawah Tarik nafas dalam dan pelan, konsentrasikan kepada bagian kanan rusuk dan tangan mengembang Pastikan/usahakan bagian rongga rusuk/tangan kanan mengembang lebih besar dibandingkan dengan bagian kiri Tahan tangan, keluarkan nafas secara perlahan dan rasakan rongga
rusuk/kanan yang mengembang kembali seperti semula Ulangi, dan lakukan sebaliknya untuk bagian kiri sama seperti tehnik diatas
Latihan Nafas Dalam Untuk mengurangi Rasa Nyeri Postsurgical Deep Breathing/Nafas dalam setelah Operasi Latihan Nafas Dalam Untuk Mengurangi Rasa Nyeri
Pasien tidur dengan posisi duduk atau setengah duduk (semifowler) dengan lutut ditekuk dan perut tidak boleh tegang. Letakkan tangan diatas perut Hirup udara sebanyak-banyaknya dengan menggunakan hidung dalam kondisi mulut tertutup rapat. Tahan nafas beberapa saat (3-5 detik) kemudian secara perlahan-lahan, udara dikeluarkan sedikit demi sedikit melalui mulut. Lakukan hal ini berulang kali (kurang lebih 15 kali) Lakukan latihan dua kali sehari praopeartif.
Cara latihan napas dalam pasca operasi : Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dpat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan. Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk pada bagian yang terdapat luka operasi dengan kedua tangan Bernafaslah dengan normal Bernafaslah dengan dalam melalui hidung, Rasakan lambung menekan keluar ketika bernafas Lipatkan bibir seperti meniup lilin Kemudian tiupkan perlahan melalui mulut, rasakan dada menurun ketika mengeluarkan nafas Istirahat untuk beberapa saat Ulangi tindakan diatas beberapa kali
Huff Coughing adalah tehnik mengontrol batuk yang dapat digunakan pada pasien menderita penyakit paru-paru seperti COPD/PPOK, emphysema atau cystic fibrosis. Postsurgical Deep Coughing
Huff Coughing
Untuk menyiapkan paru-paru dan saluran nafas dari Tehnik Batuk huff, keluarkan semua udara dari dalam paru-paru dan saluran nafas. Mulai dengan bernafas pelan. Ambil nafas secara perlahan, akhiri dengan mengeluarkan nafas secar perlahan selama 3 4 detik.
Tarik nafas secara diafragma, Lakukan secara pelan dan nyaman, jangan sampai overventilasi paru-paru.Setelah menarik nafas secara perlahan, tahan nafas selama 3 detik, Ini untuk mengontrol nafas dan mempersiapkan melakukan batuk huff secara efektif
keatas,
dan
gunakan
melakukan
pengeluaran nafas cepat sebanyak 3 kali dengan saluran nafas dan mulut terbuka, keluarkan dengan bunyi Ha,ha,ha atau huff, huff, huff. Tindakan ini membantu epligotis terbuka dan mempermudah pengeluaran mucus. Kontrol nafas, kemudian ambil napas pelan 2 kali. Ulangi tehnik batuk diatas sampai mucus sampai ke belakang tenggorokkan Setelah itu batukkan dan keluarkan mucus/dahak
Step 1 : Duduk di sudut tempat tidur atau kursi, juga dapat berbaring terlentang dengan lutut agak ditekukkan. Pegang/tahan bantal atau gulungan handuk terhadap luka operasi dengan kedua tangan Bernafaslah dengan normal
Step 2 : Bernafaslah dengan pelan dan dalam melalui hidung. Kemudian keluarkan nafas dengan penuh melalui mulut, Ulangi untuk yang kedua kalinya.
Untuk ketiga kalinya, Ambil nafas secara pelan dan dalam melalui hidung, Penuhi paru-paru sampai terasa sepenuh mungkin.
Step 3 : Batukkan 2 3 kali secara berturut-turut. Usahakan untuk mengeluarkan udara dari paru-paru semaksimalkan mungkin ketika batuk. Relax dan bernafas seperti biasa Ulangi tindakan diatas seperti yang diarahkan.
A. KELUHAN UTAMA : Batuk (Cough) Peningkatan Produksi Sputum Dyspnea Hemoptysis Chest Pain
Riwayat merokok Pengobatan saat ini dan masa lalu Alergi Tempat tinggal
Penyakit infeksi tertentu : khususnya tuberkulosa Kelainan alergis, seperti asthma bronchial
a. Inspeksi Kelainan pada bentuk dada : Barrel Chest Funnel Chest (Pectus Excavatum) Pigeon Chest (Pectus Carinatum) Kyphoscoliosis
b. Palpasi
c. Perkusi Suara perkusi normal :Resonan (Sonor) : bergaung, nada rendah. Dihasilkan pada jaringan paru normal Dullness : dihasilkan di atas bagian jantung atau paru Tympany : musikal, dihasilkan di atas perut yang berisi udara
a.Hiperresonan : bergaung lebih rendah dibandingkan dengan resonan dan timbul pada bagian paru yang abnormal berisi udara. b.Flatness : sangat dullness dan oleh karena itu nadanya lebih tinggi. Dapat didengar pada perkusi daerah paha, dimana areanya seluruhnya berisi jaringan.
d. Auskultasi
Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas normal, suara tambahan (abnormal). Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring ke alveoli, dengan sifat bersih
a) Bronchial b) Bronchovesikular c) Vesikular d) Wheezing e) Ronchi f) Pleural friction rub g) Crackles . Fine crackles . Coarse crackles
DIAGNOSA KEPERAWATAN
PERENCANAAN
1.INTERVENSI UMUM Posisi Kontrol lingkungan Aktivitas dan Istirahat Oral hygiene
2. TERAPI RESPIRASI
a.Memfasilitasi Batuk Efektif dan Nafas Dalam b.Fisioterapi Dada/Chest Physiotherapy c.Oksigen
Implementasi keperawatan sesuai dengan intervensi dan evaluasi dilakukan sesuai tujuan dan kriteria termasuk di dalamnya evaluasi proses.