You are on page 1of 5

Spesifikasi Natrium Metabisulfit

Rumus Molekul: Na2S2O5 (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). BM Fungsi : 190,10 (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). : Antioksidan (0,01-1,0%), Pengawet antimikroba (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Persyaratan : Natrium metabisulfit mengandung sejumlah Na2S2O5, setara dengan tidak kurang dari 65,0% dan tidak lebih dari 67,4% SO2. (FI IV, hal. 596) Pemerian : Tidak berwarna, berbentuk kristal prisma atau serbuk kristal berwarna putih hingga putih kecoklatan yang berbau sulfur dioksida dan asam, serta berasa asin (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Kelarutan : Mudah larut dalam air (1:1,9 pada suhu 20 C dan 1:1,2 pada suhu 100 C) dan dalam gliserin. Sukar larut dalam etanol (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). pH : 3,5-5,0 (5% w/v dalam larutan 20 C) (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Titik Leleh : Natrium metabisulfit dapat meleleh dan terdekomposisi pada suhu kurang dari 150 C (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Stabilitas : Teroksidasi dengan lambat menjadi natrium sulfat saat terpapar udara dan dalam kondisi lembab. Di dalam air natrium metabisulfit segera berubah menjadi ion sodium (Na )
+ o o o o

dan

bisulfit

(HSO3 ).

Larutan

natrium

metabisulfit

akan

terdekomposisi dengan paparan udara dan khususnya dengan pemanasan (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Inkompatibilitas: Natrium metabisulfit akan bereaksi dengan obat simpatomimetik, derivat orto- dan para-hidroksibensil alkohol, epinefrin, kloramfenikol, larutan cisplatin, dan

fenilmerkuri asetat (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Identifikasi : Larutan zat (1 dalam 20) menunjukkan reaksi terhadap natrium cara A dan B serta Sulfit (FI IV, hal 596). Terhadap Natrium Cara A Tambahkan kolbalt uranil asetat LP sejumlah lima kali volume kepada larutan yang mengandung tidak kurang dari 5 mg natrium per mL sesudah diubah menjadi

klorida atau nitrat. Hasilnya akan terbentuk endapan kuning keemasan setelah dikocok kuat-kuat beberapa menit. Terhadap Natrium Cara B Senyawa natrium menimbulkan warna kuning intensif dalam nyala api yang tidak berwarna. Terhadap Sulfit Campur asam klorida 3 N dengan zat (sulfit atau bisulfit). Hasilnya adalah terbentuk belerang dioksida yang dapat dikenal dari bau spesifik tajam. Gas ini menghitamkan kertas saring yang dibasahi dengan raksa(I) nitrat LP. Klorida : Tidak lebih dari 0,05%. Larutkan 1,0 gr dalam 10 mL air, bila perlu saring dengan penyaring kecil bebas klorida, dan tambahkan 6 mL hidrogen peroksida P 30%. Tambahkan natrium hidroksida 1 N hingga larutan sedikit basa terhadap fenoftalein LP, encerkan dengan air hingga 100 mL, dan campur. Pipet 2,0 mL dari larutan tersebut, encerkan dengan 20 mL air, dan tambahkan 1 mL asam nitrat pekat dan 1 mL perak nitrat LP. Campur, biarkan selama 5 menit ditempat yang terlinung dari cahya langsung, dan bandingkan kekeruhan, bila ada, dengan kekeruhan yang dihasilkan dari 2 mL larutan pembanding (yang dibuat dengan mengencerkan 0,71 mL asam klorida 0,020 N hingga 100 mL) dalam volume yang sama dengan kandungan pereaksi yang digunakan dalam larutan uji seperti yang tertera pada spektrofotometri dan Hamburan Cahaya. Kekeruhan yang dihasilkan dari larutan uji tidak lebih dari larutan pembanding (FI IV, hal 596) Tiosulfat : Tidak lebih dari 0,05%. Campur 2,2 gr dengan 10 mL asam klorida 1 N dalam gelas piala 50 mL. Didihkan dengan hati-hati selama 5 menit, dinginkan dan pindahkan ke dalam tabung reaksi kecil. Kekeruhan tidak lebih dari yang dihasilkan 0,10 mL natrium tiosulfat 0,10 N, yang ditetapkan dengan cara yang sama (FI IV, hal 596) Arsen : Tidak lebih dari 3 bpj. Larutan baku: Pipet 3 mL larutan persediaan arsen ke dalam labu pembangkit arsin, encerkan dengan air hingga 35 mL. Larutan uji: larutkan 1,0 gr dalam 10 mL air, secara hati-hati tambahkan 10 mL asam nitrat P dan 5 mL asam sulfat P, dan uapkan di atas tangas uap hingga volume lebih kurang 5 mL. Tempastkan gelas piala di atas lempeng pemanas, dan panaskan hingga tampak asap tebal putih yang keluar pertama dari belerang trioksida. Dinginkan, bilas hatihati bagian dalam gelas piala dengan lebih kurang 10 mL air, dan panaskan kembali hingga timbul asap putih yang tebal dari belerang trioksida. Dinginkan, ulangi pembilasan dan pemanasan dan dinginkan lagi. Prosedur: Larutan baku dan larutan uji masing-masing tambahkan 2 mL kalium iodida LP, 0,5 mL timah(II) klorida pekat LP, dan 1 mL isopropanol P, campur. Diamkan pada suhu kamar selama 30 menit. Isi unit pembersih dengan 2 gumpal kapas timbal(II) asetat P dengan jaraka 2 mm di antara dua gumpalan tersebut. Beri pelumas pada tiap pipa sambungan. Pindahkan 3,0 mL perak dietilditiokarbamat LP ke dalam tabung

penjerap. Masukkan 3,0 gr butiran Zink P (20 mesh) ke dalam campuran, segera hubungkan pasangan unit pembersih. Tempatkan labu pembangkit dalam tangas air pada suhu 253 C, biarkan terbentuk gas hidrogen dan pembentukan warna berlangsung selama 45 menit, goyang labu hati-hati dengan selang waktu 10 menit. Lepaskan tabung penjerap dari pembangkit dan unit pembersih, pindahkan larutan ke dalam sel 1 cm. Hasil: Warna merah yang terjadi pada larutan uji tidak lebih intensif dari larutan baku. Jika perlu diukur serapan pada panjang gelombang maksimum 535 dan 540 nm dengan spektrofotometer menggunakan blanko dietilditiokarbamat LP (FI IV, hal 596). Besi : Tidak lebih dari 20 bpj. Larutan baku: Pipet 1 mL larutan baku besi (10 g Fe) ke dalam tabung pembanding warna 50 mL, encerkan dengan air hingga 45 mL, tambahkan 2 mL asam klorida P dan campur. Larutan uji: larutkan 500 mg dalam 14 mL larutan asam klorida P (2 dalam 7), dan uapkan di atas tangas uap hingga kering. Larutkan residu dalam 7 mL larutan asam klorida P (2 dalam 7), uapkan kembali hingga kering. Larutkan kembali residu dalam campuran 2 mL asam klorida P dan 20 mL air, tambahkan 3 tetes air brom LP, dan didihkan untuk menghilangkan brom, dinginkan dan encerkan dengan air hingga 47 mL. Prosedur: Tabung larutan uji dan baku masing-masing ditambahkan 50 mg amonium peroksida sulfat P dan 3 mL larutan amonium tiosianat dan campur. Hasil: warna yang terjadi pada larutan uji tidak lebih gelap dari larutan baku (FI IV, hal 596) Logam berat : Tidak lebih dari 20 bpj. Larutan baku: pipet 2 ml larutan baku timbal (20 g Pb) ke dalam tabung pembanding warna 50 ml dan encerkan dengan air hingga 25 ml. Atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan asam asetat 1 N atau amonium hidroksida 6 N menggunakan kertas pH rentang pendek sebagai indikator eksternal, encerkan dengan air hingga 40 ml, campur. Larutan monitor: masukkan 25 ml larutan yang dibuat sama seperti larutan uji ke dalam tabung pembanding warna 50 ml, dan tambahkan 2,0 ml larutan baku timbal. Atur pH antara 3,0 dan 4,0 dengan asam asetat 1 N atau amonium hidroksida 6 N menggunakan kertas pH rentang pendek sebagai indikator eksternal, encerkan dengan air hingga 40 ml, campur. Larutan uji: larutkan 1 gr dalam 10 mL air, tambahkan 5 mL asam klorida P, uapkan di atas tangas uap sampai kering. Larutkan residu dalam 25 mL air. Prosedur: ke dalam tiap tabung dari 3 tabung yang masing-masing berisi larutan baku, larutan uji, dan larutan monitor tambahkan 10 ml hydrogen sulfida LP yang dibuat segar, campur, diamkan selama 5 menit. Amati permukaan dari atas pada dasar putih. Hasil: warna yang terjadi pada larutan uji tidak lebih gelap dari warna yang terjadi pada larutan baku, dan intensitas warna pada larutan monitor sama atau lebih kuat dari larutan baku (FI IV, hal 596) Wadah dan Penyimpanan: Disimpam dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, sejuk, dan kering (HandBook of Pharmaceutical Excipient Ed. 6, hal. 654). Penetapan kadar:
o

secara titrasi (FI IV, hal 596) Pembuatan larutan iodium o,1 N (tiap 1000 mL larutan mengandung 12,69 gr I) Larutkan lebih kurang 14 gr iodium P dalam larutan 36 gr kalium iodida P dalam 100 mL air, tambahkan 3 tetes asam klorida P, encerkan dengan air hingga 1000 mL.

Pembuatan larutan Natrium tiosulfat o,1 N (tiap 1000 mL mengandung 24,82 gr Na 2S2O3.5H2O) Larutkan lebih kurang 26 gr natrium tiosulfat P dan 200 mg natrium karbonat P dalam air yang sebelumnya telah dididihkan dan didinginkan, hingga 1000 mL.

Prosedur Timbang sesksama lebih kurang 200 mg zat masukkan ke dalam labu Erlenmeyer bersumbat kaca yang berisi 50,0 mL iodium 0,1 N LV dan goyangkan hingga larut. Biarkan selama 5 menit di tempat terlindung dari cahaya, tambahkan 1 mL asam klorida P dan titrasi kelebihan iodium dengan natrium tiosulfat 0,1 N LV, tambahkan 3 mL kanji LP pada saat mendekati titik akhir. 1 ml iodium 0,1 N setara dengan 3,203 mg SO2 HPLC (Kumar, Rao, Sreenivasulu, & Mallu, 2011) Alat Menggunakan sistem Shimadzu UFLC (Shimadzu, Kyota, Jepang) HPLC termasuk pompa, auto sampler, dan detektor PDA. Sinyal yang dihasilkan dimonitor dengan software LC solution.

Kondisi Kolom Fase gerak Laju alir Suhu kolom : Zorbax CN, 4,6 mm x 250 mm, 5 mikron : Milli Q air-asetonitril-asam trifluoroasetat 600:400:1 (v/v/v) : 1,0 mL/menit : 25 C
o

Panjang gelombang : 275 nm Volume injeksi Suhu sampel : 10 L : 8C


o

Pelarut Milli Q water: Metanol (80:20)

Penyiapan Standar Timbang natrium metabisulfit 190 mg dan masukkan ke dalam labu 200 mL, tambahkan 140 mL pelarut, sonikasi, dinginkan, dan cukupkan volumenya dengan pelarut hingga 200 mL. Pipet 5 mL ke dalam labu 50 mL dan cukupkan lagi volumenya hingga 50 mL.

Hasil Waktu retensi Natrium Metabisulfit adalah 3,489 menit

Sumber: Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). HandBook of Pharmaceutical Excipients Ed. 6. London:Pharmaceutical Press and American Pharmacist Assiciation. Hal. 654 Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Ed. IV. Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan. Hal 596 Kumar, T.N, Rao, K.C., Sreenivasulu, R., dan Mallu, U.R. (2011). Validated HPLC Stability-Indicating Method for the Quantification of Soium metabisulfit in Pharmaceutical Formulation. International Journal of Science Innovations and Discoveries, 1(3), 469-483. PubChem compund. Sodium metabisulfite Compound Summary. http://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov. 10 November 2012. Pkl 21.47 WIB.

You might also like