You are on page 1of 23

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA : PERILAKU KEKERASAN PADA KLIEN Mr. E DI RUANG UPIP RSJD Dr.

AMINO GONDOHUTOMO SEMARANG


A. IDENTITAS PASIEN 1. Nama 2. Umur 3. Jenis Kelamin 4. Agama 5. Alamat 6. Pendidikan 7. Pekerjaan 8. Tgl. Masuk RS 9. Tgl. Pengkajian 10. Dx. Medis 11. No. RM

: Mr. E : 46 : Laki-Laki : Islam : Semarang : SLTP : Swasta : 25 Maret 2012 : 06 April 2012 : Psikotik Akut : 082893

B. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB 1. Nama : Tn. S : 49 tahun : PNS : S1 : Kakak kandung : Semarang

2. Umur

3. 4. 5. 6.

Pekerjaan Pendidikan Hub. Dg klien Alamat

C. ALASAN MASUK
1

3 hari klien tampak marah-marah tanpa sebab dan tidak mau didekati orang lain. D. PREDISPOSISI Klien tidak pernah mengalami gangguan jiwa sebelumnya. Keluarga klien mengatakan klien tidak pernah mengalami kekerasan fisik baik dari keluarga klien maupun orang terdekat. Keluarga klien mengatakan bahwa klien termasuk pribadi yang mudah bergaul. Klien merasa tidak setuju terhadap pilihan pasangan anak perempuannya. Dan lebih kurang 1 minggu yang lalu rumah klien kemalingan (perhiasan, uang), kemudian klien terlihat selalu memikirkan kejadian itu, kemudian klien mencoba mencari tahu siapa yang mencuri barangnya ke paranormal. Tidak ada keluarga yang megalami gangguan jiwa dan pengalaman yang tidak menyenangkan adalah klien merasa minder karena tidak seberhasil atau sesukses kakaknya karena kakaknya adalah seorang dokter.

E. GENOGRAM

Keterangan Gambar : : laki-laki : perempuan : pasien/klien : garis perkawinan : garis keturunan Keluarga klien tidak ada yang mengalami penyakit ini sebelumnya. Klien merupakan orang pertama yang mengalami gangguan jiwa dalam keluarganya.
2

F. FISIK 1. Tanda-tanda Vital TD N S RR 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. TB Kepala Rambut Mata Hidung Telinga Mulut kering Leher : Simetris, tidak ada pembesaran kelenjar tyroid : Bentuk pengembangan dada simetris, tidak ada nyeri tekan : Tidak ada nyeri tekan : Ekstremitas atas dan ekstremitas bawah dapat berfungsi baik, : Sawo matang, turgor kulit baik : Tampak bersih 10. Dada 11. Abdomen 12. Ekstremitas 13. Kulit 14. Kuku G. PSIKOSOSIAL 1. Konsep diri a) Body Image Klien mengatakan senang dengan seluruh anggota tubuhnya dan tampak tidak adanya cacat pada tubuh pasien. b) Identitas Diri Klien berjenis kelamin laki-laki. Klien merupakan anak ke dua dari sembilan bersaudara bekerja sebagai swasta.
3

: 110/80 : 79 : 36,5 oC : 24 x/menit : 166 cm : Mesochepal : Hitam, pendek, kulit kepala ada ketombe : Sklera tidak ikterik, pupil isokor, konjungtiva tidak anemis, : Bersih, tidak ada sekret, penciuman baik : Pendengaran baik, simetris, tidak ada cerumen : Gigi bersih dan lengkap, tidak ada stomatitis, bibir tampak BB : 70 kg

mata dapat melihat dengan baik, tampak kemerahan.

dapat bergerak dengan bebas

c) Peran Klien berperan sebagai kepala rumah tangga dan klien mengatakan senang dengan perannya. d) Ideal Diri Klien ingin cepat pulang, pikiran saya masih bingung dengan masalah saya dan alasan dibawa ke rumah sakit jiwa. Klien menyatakan lebih baik dirumah bisa bekerja daripada disini. Klien banyak menderita sakit jiwa. e) Harga Diri Di rumah sakit, klien tampak suka menyendiri, lebih banyak menghabiskan kegiatan di kamar, dan kuantitas berbicara klien lebih sedikit. Klien mengatakan bahwa dia tidak sesukses atau seberhasil kakaknya. Klien juga mengatakan kadang jengkel dan malu karena kakaknya seorang dokter sedangkan dia hanya pedagang kecil-kecilan di pasar. H. HUBUNGAN SOSIAL 1. Orang yang berarti Klien mengatakan bahwa orang yang berarti dalam hidupnya adalah istri dan anak-anaknya. 2. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat Klien mengatakan dulu cukup sering mengikuti kegiatan yang ada dikampungnya seperti gotong royong kalau diminta. 3. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain Sebelum dirumah sakit keluarga klien mengatakan bahwa klien merupakan orang yang mudah bergaul. Dirumah sakit klien tampak pendiam dan tidak pernah berbicara dengan teman sekamarnya. I. SPIRITUAL 1. Nilai dan keyakinan Klien mengatakan beragama Islam, untuk sholat jarang. 2. Kegiatan ibadah tidak terima dibawa dirumah sakit yang

Sebelum di rumah sakit klien mengatakan sering shalat walaupun tidak harus lima waktu. Dirumah sakit klien tampak tidak pernah melakukan kegiatan ibadah seperti shalat, berdoa, dan lain-lain. J. STATUS MENTAL 1. Penampilan Dilihat dari penampilannya kebersihan dan kerapian klien cukup baik. Cara berpakaian cukup rapi, rambut tersisir, kuku tangan dan kaki cukup bersih. 2. Pembicaraan Pembicaraa lebih lambat, kualitas cukup baik dan kuantitas pembicaraan klien kurang baik. 3. 4. Aktivitas motorik Klien tampak bingung ketika diajak bicara. Alam perasaan Klien tampak kesal terhadap orang yang memasukan dirinya ke rumah sakit. Klien juga selalu menanyakan siapa yang telah memasukan dirinya ke rumah sakit. Klien juga mengatakan jengkel dan malu jika mengingat kakaknya. 5. Afek Sesuai (ada perubahan roman muka saat ada stimulasi menyenangkan atau menyedihkan). 6. Interaksi selama wawancara Klien kurang kooperatif karena klien tampak lebih curiga, ada kontak mata, pembicaraan cukup mudah dipahami oleh perawat, dan jawaban cukup sesuai dengan pertanyaan. 7. Persepsi Klien tidak merasa ada yang mengikuti atau menggangu baik dari pendengaran, penglihatan, perabaan, penghidu dan pengecap. 8. Proses fikir Pembicaraan klien tidak berbelit-belit dan cukup dapat dimengerti oleh perawat karena klien harus selalu dibimbing untuk berbicara. 9. Isi fikir

Klien tidak mengalami gangguan dalam isi pikir. Klien tidak mempunyai pikiran yang aneh-aneh selama ini. Bila memikirkan sesuatu terlalu lama klien merasa pusing. 10. Waham Tidak ada gangguan waham pada diri pasien. 11. Tingkat kesadaran Klien merasa bingung berada di rumah sakit. Klien tidak menyadari bahwa dirinya berada di Rumah Sakit Jiwa. Klien juga tidak mengetahui atau menyadari kapan dia dibawa ke rumah sakit. 12. Memori Memori jangka pendek klien kurang baik, klien tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan perawat dengan baik seperti kapan dibawa kerumah sakit dan dirumah sakit mana dia sekarang padahal sebelumnya klien telah diberi tahu dia berada dirumah sakit mana. Memori jangka panjang klien baik, klien masih mampu menceritakan pekerjaannya. 13. Tingkat konsentrasi dan berhitung Klien kurang mampu berkonsentrasi dengan baik dan klien mampu menghitung jumlah obat yang diminumnya. 14. Kemampuan penilaian Klien mampu mengambil keputusan sederhana, misalnya dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. 15. Daya tilik diri Klien mengatakan dirinya tidak sakit dan klien tampak kesal terhadap orang yang memasukan dirinya ke rumah sakit. Selain itu, klien selalu menanyakan siapa yang telah memasukan dirinya ke rumah sakit. Klien merasa tidak terima dibawa kerumah sakit dan beranggapan bahwa salah satu dokter (kakaknya) yang merawatnya dulu harus bertanggung jawab atas dirinya. Klien juga mengatakan bahwa dia di masukan ke rumah sakit dikarenakan dokter itu. K. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG (DISCHARGE PLANNING) 1. Makan Klien makan 3 x sehari dengan setengah porsi sampai 1 porsi makan tiap harinya.
6

pengalaman-pengalaman

di

masa

lalunya

dan

apa

dulu

2.

Eliminasi Klien mampu melakukan BAB dan BAK dengan mandiri. Klien BAB satu kali dalam sehari selama di Rumah Sakit, dan tidak keluhan.

3. 4.

Mandi Klien melakukan mandi dengan mandiri tanpa bantuan dari siapapun. Berpakaian Klien mampu mengenakan pakaian secara mandiri, berhias secara mandiri, dan klien tidak pernah mengenakan alas kaki.

5.

Istirahat dan tidur Klien tampak tidak mengalami gangguan tidur. Klien memiliki kebiasaan tidur siang.

6.

Penggunaan obat Selama minum obat klien belum mengetahui jenis obat, klien hanya mengetahui bahwa kalau dikasih obat oleh perawat harus diminum.

7.

Pemeliharaan kesehatan Klien mengatakan tidak ingin dibawa ke Rumah Sakit Jiwa lagi. Sistem pendukung yang dimiliki klien adalah perawat diruangan. Keluarga klien jarang mengunjungi klien dirumah sakit.

8. 9.

Kegiatan di dalam rumah Klien mengatakan dirumah biasanya saya Cuma duduk dan melamun. Kegiatan di luar rumah Klien mampu mengendarai kendaraan bermotor dan biasanya berjualan di pasar untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

L. MEKANISME KOPING Klien mengatakan kalau ada masalah lebih baik di pendam dan tidak membicarakannya baik istri maupun orang terdekat. M. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN Sebelum masuk Rumah Sakit Jiwa, klien meninggalkan pekerjaannya dan masih mau mengurus anaknya seperti klien masih mau mengantar anaknya berangkat kesekolah.
7

Selama di Rumah Sakit Jiwa, klien cenderung berdiam diri dikamar dan lebih sering tidur. N. PENGETAHUAN KURANG TENTANG Klien tampak tidak mengetahui cara mengatasi masalah dalam dirinya atau menemukan koping dalam dirinya. Pengetahuan yang kurang dari klien dan keluarga yaitu tentang : penyakit jiwa, faktor predisposisi, koping, sistem pendukung, penyakit fisik dan obat-obatan.

O. ANALISA DATA Tgl/Jam 06 April S : 2012 09.00 kerumah merupakan merawatnya sakit Data Masalah Resiko Perilaku kekerasan disekitarnya

Klien mengatakan tidak terima dibawa yang menderita sakit jiwa dan dulu (kakaknya) harus

beranggapan bahwa salah satu dokter yang bertanggung jawab atas dirinya. O: sebab. Klien tampak kesal terhadap orang yang memasukan dirinya ke rumah sakit. Klien selalu menanyakan siapa yang telah memasukan dirinya ke rumah sakit. S: Klien mengatakan bahwa dia tidak sesukses atau seberhasil kakaknya. karena Klien mengatakan malu kakaknya seorang dokter Harga diri rendah Ketika masuk rumah sakit marah-marah tanpa klien tampak

sedangkan dia hanya pedagang kecilkecilan di pasar. O: bingung Klien tampak sering
9

Klien

tampak

menyendiri

Selalu menyalahkan

kakaknya S:
Klien

Resiko mencederai diri sendiri, mengatakan kalau ada orang lain, dan lingkungan masalah lebih baik di pendam dan tidak membicarakannya baik istri maupun orang terdekat. Saya tidak terima, kesal, dan merasa malu dibawa dirumah sakit yang banyak menderita sakit jiwa.

O: Klien kadang mengangkat dan melempar meja atau kursi Kontak lambat Klien tampak pendiam dan

tidak pernah berbicara dengan teman sekamarnya. lebih banyak menghabiskan kegiatan di kamar baik makan, minum dan mandi.

P. DAFTAR MASALAH 1. 2. 3. Resiko mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan Resiko perilaku kekerasan Harga diri rendah

10

Q. POHON MASALAH

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan Resiko Perilaku Kekerasan

Akibat Core Problem Sebab

Harga diri rendah

11

R. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN TGL DX TUJUAN 06 April 2012 RPK TUM : Klien tidak menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan TUK : 1. Klien dapat membina hubungan saling percaya 1.1. Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit, ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat
1.1.1

RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KRITERIA EVALUASI TINDAKAN KEPERAWATAN

RASIONAL

2. Klien dapat mengidenti

Bina hubungan saling percaya Hubungan saling dengan mengungkapkan prinsip percaya merupakan komunikasi terapeutik. landasan utama untuk a. Sapa klien dengan ramah hubungan selanjutnya baik verbal maupun nonverbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien
12

fikasi penyebab perilaku kekerasan

2.1. Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien mampu mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/marah

3. klien dapat mengidenti fikasi tanda tanda perilaku 3.1. Setelah 2 x tatap kekerasan muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat mengungkapkan perasaan marah atau jengkel dan menyimpulkan tanda tanda jengkel atau marah yang dialami

2.1.1 Bantu klien mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya b. Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel / kesal. c. Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap tenang.

Memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaanya dapat membantu mengurangi stress dan penyebab perasaan jengkel / kesal dapat diketahui

3.1.1 Bantu klien mengidentifikasi Untuk mengetahui hal tanda tanda perilaku kekerasan yang dialami dan a. Anjurkan klien dirasakan saat jengkel mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat Untuk mengetahui tanda-tanda klien jengkel / kesal. jengkel / kesal b. Observasi tanda perilaku Menarik kesimpulan kekerasan pada klien bersama klien supaya c. Simpulkan bersama klien klien mengetahui secara tanda-tanda jengkel / kesal garis besar tanda-tanda yang dialami klien. marah / kesal

4. klien dapat mengidenti fikasi perilaku kekerasan yang biasa


13

dilakukan

4.1. Setelah 2 x tatap 4.1.1 Bantu klien mengidentifikasi muka dengan 1x 15 perilaku kekerasan yang biasa Mengeksplorasi menit diharapkan klien dilakukan perasaan klien terhadap dapat mengungkapkan a. Anjurkan klien untuk perilaku kekerasan yang perilaku kekerasan mengungkapkan perilaku biasa dilakukan yang biasa kekerasan yang biasa dilakukan,bermain dilakukan. Untuk mengetahui peran dengan perilaku perilaku kekerasan yang kekerasan dan biasa dilakukan dan b. Bantu bermain peran sesuai mengetahui cara yang dengan bantuan perawat dengan perilaku kekerasan biasa dilakukan itu bisa bisa membedakan yang biasa dilakukan menyelesaikan masalah perilaku konstruktif dan atau tidak destruktif Dapat membantu klien dapat menemukan cara yang dapat menyelesaikan masalah

5. klien dapat mengidenti fikasi akibat dari perilaku kekerasan

c. Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnya selesai ?"

5.1.1 Bantu klien mengidentifikasi 5.1. Setelah 2 x tatap akibat perilaku kekerasan muka dengan 1x 15 a. Bicarakan akibat / kerugian menit diharapkan Klien dari cara yang dilakukan. dapat menjelaskan akibat dari perilaku kekerasan

Membantu klien untuk menilai perilaku kekerasan yang dilakukan Dengan mengetahui akibat perilaku
14

b. Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yang digunakan. c. Tanyakan pada klien Apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat ? 6. klien dapat mengidenti fikasi cara 6.1. Setelah 2 x tatap konstruktif muka dengan 1 x 15 dalam menit diharapkan klien berespon dapat melakukan cara terhadap konstruktif dalam kemarahan berespon terhadap kemarahan.

kekerasan diharapkan klien dapat mengubah perilaku destruktif yang dilakukannya menjadi perilaku konstruktif Agar klien dapat mempelajari cara yang lain yang konstruktif

6.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon Dengan terhadap kemarahan mengidentifikasi cara a. Tanyakan pada klien apakah yang konstruktif dalam ingin mempelajari cara baru berspon thd kemarahan yang sehat? dapat membantu klien menemukan cara yang baik utk mengurangi b. Berikan pujian jika klien kejangkelan sehingga mengetahui cara lain yang klien tidak stress lagi sehat. Reinforcement positif dapat memotivasi klien dan meningkatkan c. Diskusikan dengan klien cara harga dirinya. lain yang sehat. Berdiskusi dengan 1) Secara fisik : tarik nafas klien untuk memilih dalam jika sedang kesal, cara yang lain sesuai memukul bantal / kasur dengan kemampuan atau berolah raga dan klien melakukan pekerjaan yang memerlukan tenaga 2) Secara verbal : katakan bahwa anda sedang
15

marah /kesal / tersinggung / jengkel( saya kesal anda berkata seperti itu ; saya marah karena anda tidak memenuhi keinginan saya 3) Secara Sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat ; latihan asertif, latihan managemen perilaku kekerasan 4) Secara spiritual : anjurkan klien berdo'a, sembahyang, atau ibadah lain ; memohon kepada Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu pada tuhan kekerasan atau kejengkelan. 7. klien dapat mengidenti fikasi cara 7.1. Setelah 2x tatap mengontrol muka dengan 1 x 15 perilaku menit diharapkan klien kekerasan mendemonstrasikan cara mengontrol marah, baik secara fisik, verbal maupun spriritual 7.1.1 Bantu klien mengidentifikasi cara Memberikan stimulasi mengontrol perilaku kekerasan pada klien untuk a. Bantu klien memilih cara yang menilai respon perilaku paling tepat untuk klien kekerasan secara tepat b. Bantu klien mengidentifikasi manfaat cara yang telah Membantu klien dalam membuat keputusan dipilih. terhadap cara yang c. Bantu klien untuk telah dipilihnya dengan mensimulasikan cara yang melihat manfaatnya telah dipilih (role play) d. Beri reinforcement positif atas Agar mengetahui cara marah yang konstruktif keberhasilan yang dicapai
16

8. klien mendapat dukungan keluarga

8.1. Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien menerima dirinya sendiri dan keadaan keluarga, Keluarga klien dapat : menyebutkan cara merawat klien yang berperilaku kekerasan,Mengungka pkan rasa puas dalam merawat klien

9. klien dapat

dalam simulasi. Pujian dapt e. Anjurkan klien untuk meningkatkan motivasi menggunakan cara yang telah dan harga diri klien dipilih / dipelajari saat Agar klien dapat jengkel / marah. melakukan cara yang telah dipiihnya jika ia sedang kesal atau jengkel 8.1.1 Diskusikan dengan keluarga a. Identifikasi kemampuan Kemampuan keluarga keluarga dalam merawat klien dalam dari sikap apa yang telah mengidentifikasikan dilakukan terhadap klien akan memungkinkan selama ini keluarga untuk melakukan penilaian b. Jelaskan peran serta terhadap perilaku keluarga dalam merawat kekerasan klien Meningkatkan pengetahuan keluarga c. Jelaskan cara-cara merawat tentang cara merawat klien : klien sehingga kelarga 1) Terkait dengan cara terlibat dalam mengontrol perilaku perawatan klien marah secara Agar keluarga dapat konstruktif merawat klien dengan 2) Sikap tenang, bicara perilaku kekerasan tenangdan jelas 3) Membantu klien mengenal penyebab klien marah d. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara
17

menggunak an obat dengan 9.1. Setelah 2 x tatap benar muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat menyebutkan obat-obat yang diminum dan kegunaannya ( jenis, waktu, dosis dan efek ), Klien dapat minum obat sesuai program pengobatan

merawat klien 9.1.1 Bantu klien agar dapat menggunakan obat dengan benar a. Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada klien dan keluarga. b. Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seijin dokter c. Jelaskan prinsip benar minum obat ( baca nama yang tertera pada botol obat, dosis obat, waktu dan cara minum) d. Anjurkan klien minta obat dan minum tepat waktu e. Anjurkan pada klien melaporkan pada perawat atau dokter jika merasakan efek yang tidak menyenangkan f. Beri pujian jika klien minum obat dengan benar Agar keluarga mengetahui cara merawat klien melalui demonstrasi yang yang dilihat oleh keluarga secara langsung

Klien dan keluarga dapat mengetahui nama-nama obat yang diminum oleh klien Klien dan keluarga dapat mengetahui kegunaan obat yang dikonsumsi oleh klien Klien dan keluarga mengetahui prinsip benar agar tidak terjadi kesalahan dalam mengkonsumsi obat. Klien dapat memiliki kesadaran pentingnya minum obat dan bersedia minum obat dengan kesadaran sendiri Mengetahui efek samping sedini
18

mungkin sehingga tindakan dapat diberikan segera mungkin untuk menghindari komplikasi. Reinforcement positif dapat memotivasi keluarga dan klien serta dapat miningkatkan harga diri.

HDR

TUM : Kien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal.


19

TUK: 1. Bina 1. hubungan saling percaya dengan menerapka n prinsip komunikasi terapeutik: 2. Klien dapat mengidenti fikasi kemampua n dan aspek positif yang 2. dimiliki. Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit, ekspresi wajah bersahabat, menunjukan rasa senang, ada kontak mata, mau berjabat tangan, mau menjawab salam, klien mau duduk berdampingan dengan perawat. Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling mengungkapkan prinsip komunikasi percaya merupakan terapeutik. landasan utama untuk a. Sapa klien dengan ramah baik hubungan selanjutnya verbal maupun nonverbal b. Perkenalkan diri dengan sopan c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien d. Jelaskan tujuan pertemuan e. Jujur dan menepati janji f. Tunjukan sikap empati dan menerima klien apa adanya g. Beri perhatian pada klien dan perhatikan kebutuhan dasar klien 2. Klien dapat mengidentifikasi Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang kemampuan dan aspek dimiliki. positif yang dimiliki a. Diskusikan kemampuan pasien dapat meningkatkan dan aspek positif yang dimiliki kepercayaan diri pasien. klien.
1.

3. Klien dapat menilai kemampua n yang digunakan.


4. Klien dapat

Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien menyebutkan kemampuan dan aspek positif yang dimilikinya.

b. klien. c.

Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu

3.

merencana

Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan

Utamakan memberi pujian

Dengan menilai kemampuannya yang


20

kan kegiatan sesuai dengan kemampua n yang dimiliki. 4.

klien dapat menilai kemampuan yang digunakan

yang realistik. 3. Klien dapat menilai kemampuan yang digunakan. a. Diskusikan kemampuan yang masih dapat dilakukan. b. Diskusikan kemampuan yang dapat dilanjutkan penggunaannya.
4.

digunakan diharapkan klien dapat mengetahui beberapa kelebihan yang ada dalam dirinya.

Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Klien dapat merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. a. Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari. b. klien. Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisi

Diharapkan dengan kegiatan tersebut klien dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri.

5. Klien dapat melakukan 5. kegiatan sesuai kemampua nnya.

Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya.

c.

Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan.

Diharapkan dengan kegiatan tersebut klien dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri.

5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kemampuannya. a. Beri kesempatan pada


21

6. Klien dapat memanfaat 6. kan sistem pendukung yang ada.

Setelah 2 x tatap muka dengan 1 x 15 menit diharapkan klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada.

klien untuk mencoba kegiatan yang telah direncanakan. b. Diskusikan pelaksanaan kegiatan dirumah 6. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada. a. Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat klien dengan harga diri rendah.
b.

Dengan pemanfaatan sistem pendukung, diharapkan adanya keoptimalan dalam proses peningkatan harga diri pasien.

Bantu keluarga memberikan dukungan selama klien dirawat.

c.

Bantu keluarga menyiapkan lingkungan rumah.

22

Mengeahui Pembimbing

Semarang,

April 2012

Praktikan

Ns. Unik Setyowati, S.kep Nip: 196902261983032002

Ferdio Ridha Nim: G2B009089

23

You might also like