You are on page 1of 11

PENGARUH BEBAN SUMBU KENDARAAN YANG BERLEBIH

TERHADAP MASA PELAYANAN JALAN



A. LATAR BELAKANG
Perkerasan jalan untuk transportasi darat dirancang dengan umur rencana tertentu.
Pada akhir umur rencana tersebut, suatu perkerasan jalan perlu direncanakan untuk
diperbaiki. Akan tetapi umur aktual dari suatu perkerasan jalan tidak selalu sesuai dengan
umur rencana yang ditetapkan saat perancangannya, dapat lebih lama tercapai atau lebih
cepat tercapai dari umur rencananya.
Umur rencana dari perkerasan jalan dinyatakan dengan jumlah pengulangan beban
sumbu tertentu yang direncanakan mampu dipikul oleh perkerasan jalan hingga akhir umur
rencananya. Jika umur aktual dari suatu perkerasan jalan tercapai jauh lebih cepat dari umur
rencananya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah pengulangan beban sumbu desain
yang dipikul oleh perkerasan jalan tersebut jauh lebih banyak dari yang direncanakan. Hal itu
dapat mengindikasikan banyaknya pengulangan beban sumbu yang lebih besar dari beban
sumbu desain pada perkerasan jalan tersebut.
Fenomena banyaknya kendaraan berat yang membawa muatan melebihi izin saat
melewati suatu jalan tertentu sudah menjadi suatu hal yang lazim akhir-akhir ini. Sebagai
contohnya adalah pemberitaan dalam artikel-artikel berikut ini:
1. Jalur Pantura Kelebihan Beban, Jurnal Nasional, 14-Februari 2008.
Kondisi ruas jalan di pantai utara (Pantura) Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa
Timur kian bertambah parah. Menurut Menteri Pekerjaan Umum (PU), Djoko
Kirmanto, kondisi tersebut selain disebabkan karena jalan kerap terendam banjir
khususnya selama musim penghujan ini, juga karena kelebihan beban muatan
kendaraan berat yang melewatinya.
2. Truk Tambang Picu Kerusakan Jalan, Kalteng Pos, 26-April 2012.
Tidak bisa dipungkiri salah satu penyebab kerusakan badan Jalan Provinsi antara
Puruk Cahu-Muara Teweh akibat kelebihan tonase. Menurut Kepala Dinas
Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Murung
Raya (Mura) Robby Surapati, jika jalan di Mura ingin bertahan lama makaperlu
dibangun jembatan timbang.

3. Benarkah Jalan Rusak Akibat Tonase Berlebih, Antara News, 2-Maret 2008.
Ditemukan bahwa kelebihan muatan mengurangi umur ekonomis pemakaian
jalan yakni untuk jalan Pantura umurnya tinggal 1,5 - 2 tahun dari yang
seharusnya 10 tahun. Adapun jalan di Jalintim sudah rusak setelah empat tahun
digunakan.
Ketiga artikel tersebut memiliki kesamaan yang menyatakan bahwa penyebab
kerusakan jalan adalah kendaraan-kendaraan yang membawa muatan melebihi izin. Yang
terjadi pada praktek di lapangan, kendaraan yang membawa muatan melebihi izin dapat
melanjutkan perjalanan setelah membayar denda tanpa menurunkan sebagian muatannya.

B. RUMUSAN MASALAH
Secara definisi beban berlebih (overloading) adalah suatu kondisi beban gandar
kendaraan melebihi beban standar yang digunakan pada asumsi desain perkerasan jalan atau
jumlah lintasan operasional sebelum umur rencana tercapai ,atau sering disebut dengan
kerusakan dini. Sedangkan umur rencana perkerasan jalan adalah jumlah repetisi beban lalu
lintas ( dalam satuan Equivalent standart Axle Load, ESAL) yang dapat dilayani jalan
sebelum terjadi kerusakan srtuktural pada lapisan perkerasan. Kerusakan jalan akan terjadi
lebih cepat karena jalan terbebani melebihi daya dukungnya. Kerusakan ini disebabkan oleh
salah satu faktor yaitu terjadinya beban berlebih (overloading) pada kendaraan yang
mengangkut muatan melebihi ketentuan batas beban yang ditetapkan yang secara signifikan
akan meningkatkan daya rusak (VDF = vehicle damage faktor) kenderaan yang selanjutnya
akan memperpendek umur pelayanan jalan. Beban berlebih (overload) akan menyebabkan
kerusakan dini akan terjadi pada jalan, karena jalan terbebani oleh kenderaan yang
mengangkut beban berlebih, hal ini akan menyebabkan CESA rencana akan tercapai sebelum
umur jalan yang direncanakan pada saat mendesign jalan. Umur rencana perkerasan jalan
adalah jumlah tahun dari saat jalan tersebut dibuka untuk lali-lintas kenderaan sampai
diperlukan suatu perbaikan struktural atau sampai diperlukan overlay lapisan perkerasan
(Sukirman, 1999). Jenis dan besarnya beban kendaraan yang beraneka ragam menyebabkan
pengaruh daya rusak dari masing-masing kendaraan terhadap lapisan-lapisan perkerasan jalan
raya tidaklah sama. Semakin besar muatan/beban suatu kendaraan yang dipikul lapisan
perkerasan jalan maka umur perkerasan jalan akan semakin cepat tercapai, hal ini disebabkan
kendaraan-kendaraan yang melintas memiliki angka ekivalen yang makin besar dan
kenderaan yang lewat pada suatu lajur jalan raya memiliki beban siklus atau suatu beban
yang berlang-ulang yang mempengaruhi indeks permukaan akhir umur rencana (IPt) dari
perkerasan jalan raya.
C. BATASAN MASALAH
Pada penulisan tugas akhir ini, penulis membatasi masalah yaitu hanya pada
pembahasannya pada pengaruh kenderaan dengan muatan berlebih terhadap umur perkerasan
jalan dengan komposisi lalu lintas yang telah ada di Indonesia. Beban berlebih yang
dimaksud adalah beban kendaraan melebihi beban sumbu standar yang ditetapkan sesuai
dengan konfigurasi sumbu kendaraan. Kendaraan yang akan digunakan dalam tugas akhir ini
adalah kendaraan yang mempunyai pengaruh yang cukup besar pada struktur perkerasan
jalan dan kendaraan yang kemungkinan besar biasa dijumpai di jalan raya dimuati dengan
beban yang berlebih seperti pada truk, trailer maupun kendaraan berat lainnya. Beban
berlebih yang digunakan dalam skripsi ini adalah beban sumbu standar kendaraan melebihi
dari beban sumbu yang telah ditetapkan.
Jenis kontruksi perkerasan adalah kontrusi perkersan lentur (flexible pavement) yaitu
perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Dimana lapisan-lapisan
perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar.
D. MAKSUD DAN TUJUAN
Pengurangan umur rencana perkerasan jalan dapat disebabkan oleh banyak faktor,
salah satu adalah akibat adanya kelebihan muatan pada kenderaan. Tugas akhir ini bertujan
untuk mengetahui pengaruh beban belebih (overload) terhadap umur pelayanan jalan,
sehingga penurunan umur pelayanan jalan akibat beban berlabih (overload) dapat diketahui.

E. LANDASAN TEORI
Pengertian beban berlebih
Beban berlebih (overloading) adalah jumlah berat muatan kendaraan angkutan
penumpang, mobil barang, kendaraan khusus, kereta gandengan dan kereta tempelan yang
diangkut melebihi dari jumlah yang diijinkan (JBI) atau muatan sumbu terberat (MST)
melebihi kemampuan kelas jalanyang ditetapkan (Perda Prov.Kaltim No.09 thn 2006).
Muatan lebih adalah muatan sumbu kendaraan yang melebihi dari ketentuan seperti
yang tercantum pada peraturan yang berlaku (PP 43 Tahun 1993) (Kamus Istilah Bidang
Pekerjaan Umum 2008, Hal 57).
JBI (jumlah berat yang diijinkan) adalah berat maksimum kendaraan bermotor berikut
muatannya yang diijinkan berdasarkan kekuatan. Muatan sumbu terberat (MST) adalah
jumlah tekanan maksimum roda-roda kendaraan pada sumbu yang menekan jalan (Perda
Prov.Kaltim No.09 thn 2006).
Umur pelayanan adalah jumlah waktu dalam tahun dihitung sejak jalan tersebut mulai
dibuka sampai saat diperlukan perbaikan berat atau dianggap perlu diberi lapisan permukaan
yang baru (SNI 1732 1989 F).
Sedangkan pada Keputusan Menteri Perhubungan, No, 75, Tahun 1990, khusus untuk
angkutan peti kemas adalah sebagai berikut :
- Sumbu tunggal roda tunggal = 6 ton
- Sumbu tunggal roda ganda = 10 ton
- Sumbu ganda roda ganda = 18 ton
- Sumbu tiga (tripel) roda ganda = 20 ton
Angka Ekivalen Beban Sumbu Kendaraan
Angka ekivalen dari suatu beban sumbu kendaraan adalah angka yang menyatakan
perbandingan tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh suatu lintasan beban sumbu tunggal
kendaraan terhadap tingkat kerusakan yang ditimbulkan oleh satu lintasan beban sumbu
tunggal seberat 8,16 ton 18000 lb (Departemen PU, 1987).
Angka ekivalen masing-masing golongan beban sumbu untuk setiap sumbu kendaraan
ditentukan dengan Rumus di bawah ini (Puslitbang Prasarana Transportasi, 2005):
4
40 , 5
) (

=
t bebansumbu
E
STRT


4
16 , 8
) (

=
t bebansumbu
E
STRG

4
76 , 13
) (

=
t bebansumbu
E
SDRG

4
45 , 18
) (

=
t bebansumbu
E
STrRG

dengan:
E
STRT
= Angka ekivalen untuk jenis sumbu tunggal roda tunggal
E
STRG
= Angka ekivalen untuk jenis sumbu tunggal roda ganda
E
SDRG
= Angka ekivalen untuk jenis sumbu dual roda ganda
E
STrRG
= Angka ekivalen untuk jenis sumbu triple roda ganda
Akumulasi Ekivalen Beban Sumbu Standar (CESA)
Dalam menentukan akumulasi beban sumbu lalulintas (CESA) selama rentang waktu
tertentu dapat ditentukan dengan menggunakan Rumus 2.7:

=
=
10
1
) (
gol
Exm CESA ............................................................................. (2.7)
dengan:
gol = (Golongan kendaraan, mencakup mobil penumpang dan truk)
(Gol. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 dan 10)
E = Angka ekivalen masing-masing golongan kendaraan
m = Jumlah lalulintas masing-masing golongan pada laju rencana selama rentang waktu
data
Untuk menentukan ITP (indeks tebal perkerasan) suatu perkerasan di Indonesia
biasanya digunakan rumus persamaan Bina Marga pada dasarnya bersumber dari rumus
AASHTO. Kemudian rumus tersebut disesuaikan dengan kondisi yang ada di Indonesia yaitu
dengan menyesuaikan beberapa parameternya.
Rumus umum/dasar persamaan menurut AASHTO93 adalah :
Log Wt = ZR x So + 9,36 Log (SN + 1) 0,20 +
(

+ 2,32 x Log
(M
R
) 8,07
Persamaan Metode Analisa Komponen/Bina Marga2002 adalah :
Log Wt = ZR x So + 9,36 Log (ITP + 1) 0,20 +
(

+ 2,32 x Log
(M
R
) 8,07
Dimana :
W18 = Perkiraan jumlah beban sumbu standar ekivalen 18-kip
ZR = Deviasi normal standar
So = Gabungan standard error untuk perkiraan lalu-lintas dan kinerja
IP = Perbedaan antara indeks permukaan jalan awal (IPo) dan Indeks permukaan
jalan akhir design (IPt), (IPo-IPt)
MR = Modulus resilient
Ipo =Indeks permukaan jalan awal (initial design serviceability index )
Ipt = Indeks permukaan jalan akhir (terminal serviceability index)
Ipf = Indeks permukaan jalan hancur (minimal 1,5)

F. PENELITIAN SEBELUMNYA
Pengaruh Beban Sumbu Kendaraan yang Melebihi Izin terhadap Masa Layan
Jalan Studi Kasus: Sta. 0+000 sampai 1+000 Jalan Soekarno-Hatta Bandung
Disusun oleh : Deni .MZ. Arifin dan Martha Saptianto Getri
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung
Di daerah Jawa Barat, kontainer yang membawa muatan melebihi izin sudah
menjadi fenomena umum. Cukup banyak penelitian yang dilakukan oleh media massa
mengenai hal ini, terutama mengenai kerusakan jalan yang semakin sering terjadi di
berbagai daerah. Salah satunya adalah Jalan Soekarno-Hatta yang menjadi lokasi
penelitian ini, karena dilatar belakangi oleh banyaknya kerusakan yang terjadi di jalan
tersebut yang dapat diambil kesimpulan bahwa jumlah pengulangan beban sumbu desain
yang dipikul oleh perkerasan jalan tersebut jauh lebih banyak dari yang direncanakan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
seringnya pengulangan lintasan sumbu kendaraan dengan beban melebihi izin terhadap
perkerasan jalan. Analisis dilakukan dengan memprediksi umur perkerasan jalan pada
kondisi semua kendaraan yang membawa muatan melebihi izin dapat melanjutkan
perjalanan tanpa menurunkan kelebihan muatannya terlebih dahulu (aktual) dan pada
kondisi semua kendaraan yang membawa muatan melebihi izin baru boleh melanjutkan
perjalanan setelah menurunkan kelebihan muatannya terlebih dahulu (asumsi)
dibandingkan dengan umur rencananya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kondisi lalulintas aktual, perkerasan
jalan dapat bertahan selama 50 tahun 3 bulan dihitung dari akhir tahun 2003. Sedangkan
pada kondisi lalulintas asumsi, perkerasan jalan dapat bertahan selama 52 tahun 9
bulan dihitung dari akhir tahun 2003. Perbedaan dari prediksi umur aktual perkerasan
jalan pada kondisi lalulintas aktual dan asumsi adalah sekitar 2 tahun 5 bulan 23 hari
atau 2,48 tahun atau 4,70% lebih pendek.
G. METODOLOGI
Metode pembahasan yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah studi
literatur yaitu dengan menggunakan Metode Bina Marga 2002 dimana metode ini mengacu
pada metoda AASHTO93 dan dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan serta
keterangan dari buku-buku, jurnal yang berhubungan dengan pembahasan ini maupun
masukan dari dosen pembimbing.
H. SISTEMATIKA PENULISAN
Tugas akhir ini dengan judul Pengaruh Beban Sumbu Kendaraan Yang Berlebih
Terhadap Masa Pelayanan Jalan Ditinjau Dengan Metode Bina Marga dalam
penulisannya menggunakan studi literatur. Sistematika pembahasan meliputi lima bagian
yang menjelaskan dan merangkum pokok-pokok bahasan dari tinjauan pustaka.
BAB I. PENDAHULUAN
Berisikan latar belakang pemilihan topik penelitian, permasalahan yang ada,
pembatasan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai, serta sistematika pembahasannya.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Berisikan uraian mengenai teori dasar tentang pengaruh kelebihan muatan kenderaan
terhadap kekuatan umur rencana jalan raya, arti penting dari mengetahui beban standar yang
dapat melintas di suatu perkerasan jalan, beserta parameter perencanaan perkerasan jalan dan
uraian metode analisa yang dipakai dalam penelitian ini.





BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Berisikan tentang pendekatan teori yang telah dijabarkan, langkah-langkah
perhitungan, rumus-rumus yang digunakan beserta data-data dalam pehitungan indeks
permukaan jalan raya. Sedangkan beban kenderaan diasumsikan sesuai dengan kondisi di
lapangan. Kemudian beban lalu lintas ditingkatkan melebihi beban standar. Sehingga struktur
perkerasan dengan ketebalan yang ada akan berkurang umurnya.
BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berisikan tentang pelaksanaan penelitian yang dilakukan yaitu perhitungan angka
ekivalen (damage faktor) ELintas Ekivalen Desain dengan muatan standar yang kemudian
perhitungan angka ekivalen (damage faktor) Elintas EkivalenAda dengan muatan yang
dilebihkan.Kemudian dihitung pengurangan umur perkerasan akibat beban berlebih tersebut.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Berisikan penutup dari penelitian, yang terdiri dari kesimpulan dari hasil penelitian
yang dilaksanakan, serta saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan.



PERMASALAHAN
Terdapatnya Kendaraan dengan Kondisi Beban berlebih
MAKSUD
Untuk mengetahui pengaruh beban sumbu kendaraan yang berlebih terhadap masa pelayanan jalan
TUJUAN
Untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh kelebihan muatan terhadap umur rencana perkerasan jalan
raya, sehingga terjadinya kerusakan perkerasan jalan dan besarnya pengaruh kelebihan muatan kendaraan
terhadap umur rencana jalan dapat diketahui.
TINJAUAN PUSTAKA
PENGAMBILAN DATA
BINA MARGA 2002 AASHTO 1993
Parameter yang digunakan :
- Volume lalu lintas
- CBR Mr
- LHR (kend/hari)
- Zr
- So
Parameter yang digunakan :
- Volume lalu lintas
- CBR Mr
- LHR (kend/hari)
- Zr
- So
MENENTUKAN NILAI CESA
MENENTUKAN PENGARUH
KELEBIHAN MUATAN BERLEBIH
PADA PERKERASAN JALAN
KESIMPULAN

Gambar Diagram alir penyelesaian Tugas Akhir



DAFTAR PUSTAKA
AASHTO. 1993. Guide for Design of Pavement Structures. AASHTO, Washington DC.
USA.
Sukirman, Silvia.1999. Dasar-Dasar Perencanaan Geometrik Jalan. Jilid 3. Bandung:
Penerbit Nova.
Sukirman, Silvia.1999. Pekerasan lentur Jalan Raya. Jilid 2. Bandung: Penerbit Nova.
Kosasih, Djunaedi. Perancangan Perkerasan & Bahan. Penerbit ITB.
Peraturan Pemerintah No.43. 1993. Tentang Prasarana dan Lalu-Lintas Jalan.
Departemen Pekerjaan Umum. (1988). Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya dengan Metode Analisa Komponen. SKBI -2.3.26.1987. Yayasan Badan Penerbit
PU.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 tahun 2004 Tentang Jalan
Jalur Pantura Kelebihan Beban, Jurnal Nasional, 14-Februari 2008
Robby Surapati (2012). Truk Tambang Picu Kerusakan Jalan. Kalteng Pos, 26-April 2012.
Benarkah Jalan Rusak Akibat Tonase Berlebih, Antara News, 2-Maret 2008.
Direktorat Jenderal Bina Marga. 1987. Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
Jalan Raya Dengan Metode Analisa Komponen. Departemen Pekerjaan Umum.
Direktorat Jenderal Perhubungan Darat. 2005. Master Plant Transportasi Darat. Dep.
Hub.Jakarta.
Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Timur No.09/2006. Tentang Pengendalian dan
Pengawasan Angkutan barang di Jalan dalam wilayah Provinsi Kalimantan Timur.
Kamus Istilah Bidang Pekerjaan Umum. 2008. Jakarta

You might also like