You are on page 1of 16

TUGAS KESELAMATAN KESEHATAN KERJA KECELAKAAN KERJA

OLEH: SAM SAM EKA BADA (K111 10 294) FAJRINA SARI RAHMAN (K111 10 314) GLADYS APRILIANA(K111 10 321) FRATIWI OETAMI(K111 10 330) YUSITRIANI (K111 10 332) AJIEF ACHMAD Z D (K111 10 339) RENI SUHELMI (K111 10 342) TRIE HERMAWAN ( K111 10 343) INDAH DEWI ANUGRAH (K111 10 347)

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN 2012

BAB I PENDAHULUAN Keselamatan dan perlindungan tenaga kerja di Indonesia ternyata masih minim. Ini terlihat dari banyaknya jumlah kecelakaan kerja di 2011 dengan jumlah 96.400 kecelakaan. Ada 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi di tahun 2011 akibat tragedi kecelakaan kerja yang sering terjadi sampai September 2012, sekitar 80.000 kasus kecelakaan menurut Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Muhaimin Iskandar Dari 96.400 kecelakaan kerja yang terjadi, sebanyak 2.144 diantaranya tercatat meninggal dunia dan 42 lainnya cacat. Muhaimin mengakui sampai dengan September 2012 angka kecelakaan kerja masih tinggi yaitu pada kisaran 80.000 kasus kecelakaan kerja. Data Internasional Labor Organization (ILO) seperti dipaparkan Muhaimin, dalam rentan waktu rata-rata per tahun terdapat 99.000 kasus kecelakaan kerja dan 70% di antaranya berakibat fatal yaitu kematian dan cacat seumur hidup. Total kerugian sangat banyak, yaitu Rp 280 triliun. Untuk itu di himbau semua perusahaan untuk melakukan pengamanan pada sektor tenaga kerja dengan menambah anggaran keselamatan kerja para tenaga kerjanya dan penerapan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang selama ini masih dipandang lemah. pekerjaan yang banyak menelan korban itu adalah pekerjaan konstruksi, kenyamanan, dan pengamanan para tenaga kerja itu penting, salah satu yang harus dilakukan adalah menambah anggaran di setiap perusahaan agar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bisa dijalankan secara optimal Rumusan masalah 1. Sebutkan pengertian kecelakaan kerja ? 2. Sebutkan usaha pencegahan kecelakaan kerja? Tujuan 1. Untuk mengetahui pengertian kecelakaan kerja 2. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan dalam pencegaha kecelakaan kerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan aspek yang penting dalam aktivitas dunia industri. Relativitas kadar penting tidaknya akan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) ini tergantung pada seberapa besar pengaruhnya terhadap subjek dan objek itu sendiri. K3 menjadi wacana industri abad ini setelah ditemukannya teori teori yang representatif yang mendukung akan improvisasi dalam konteks keselamatan dan manajemen resiko yang muncul dalam kegiatan industri yang lebih luas. Meninjau kembali literatur literatur yang telah dikenal dan diterapkan mengenai studi kasus dalam masalah K3 dimana kesempurnaan metoda dan penerapan yang penuh komitmen dan konsistensi penuh dari semua pihak masih banyak diharapkan. Kendala kendala makro seperti costibility dan understanding sering kali banyak ditemui dilapangan akan tetapi tidak berarti pula bahwa program K3 tidak berjalan, ini menuntut komitmen dan kesadaran pada masing masing pihak.Sebagai logika dasar tentang pentingnya pemahaman K3 dapat diilustrasikan dengan Historical perspective yaitu Apabila seorang pembangun membangun sebuah rumah untuk seseorang dan tidak membuat konstruksi dan rumah yang ia bangun runtuh akan menyebabkan rumah tersebut rusak dan meninggal pemiliknya, ternyata pembangun bisa menyebabkan kematian. Ini artinya bahwa dalam setiap aktivitas apapun selain perencanaan teknis fisik harus diperhatikan pula aspek aspek keamanan yang terkait langsung maupun tidak langsung. Walaupun hakekat bahaya bersifat labil dan tidak bisa direncanakan akan tetapi setidaknya dengan program K3 membantu dalam menjamin peminimalisasian bahaya dan manajemen resiko. Hal ini sangat besar pengaruhnya terhadap dinamika industri. Tujuan dari penerapan K3 dalam suatu industri adalah : 1. Menerapkan peraturan pemerintah UUD 1945 pasal 27 ayat 2, UU No. 14 Tahun 1969 pasal 9 & 10 Tentang pokok pokok Ketenagakerjaan, dan UU No. 1 Tahun 1970 Tentang keselematan kerja 2. Menciptakan suatu sistem keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja dengan melibatkan unsur manjemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang terintregasi, dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan, dan penyakit akibat kerja, serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif (SMK3, pasal 2 ). Sebelum tahun 1911, tentang keselamatan kerja dalam industri hampir tidak diperhatikan. Pekerja tidak dilindungi dengan hukum. Tidak ada santunan kecelakaan bagi pekerja. Bila terjadi kecelakaan, perusahaan menganggap bahwa kecelakaan itu : 1. Disebabkan oleh kesalahan tenaga kerja (karyawan) sendiri. 2. Disebabkan teman sekerja sehingga ia (pekerja) mengalami kecelakaan. 3. Tanggungan pekerja, karena menganggap perusahaan merasa sudah membayar (menggaji) maka resiko kecelakaan menjadi tanggungan pekerja. 4. Karena pekerja mengalami kelalaian, sehingga terjadi kecelakaan.

Pada tahun 1908 di New York, dilakukan kompensasi pertama bagi pekerja yang mengalami kecelakaan. Setelah tahun 1911, pekerja mendapat kompensasi Penyakit Akibat Kerja (PAK). Bila disebabkan terkena panas (atmosphere)seharusnya panas dalam industri diberi pelindung (safety) dan inilah yangmenghasilkan dasar pemikiran mengenai perkembangan teknologi safety dan sanitasi industri. Perkembangan terkini mengenai K3 sebagai integrasi dari ISO 9001 : 2000(Quality) dan ISO 14001 : 1996 (Enviromental) yang diterapkan diseluruh Negara didunia adalah dengan munculnya berbagai macam sistem keamanan dan keselamatan kerja yang disesuaikan dan diselaraskan dengan kebutuhan dancompatibility dari jenis dan lingkungan di industri masing masing Negara tersebut, misalnya : 1. NSC (USA) 2. SAFETY MAP (Australia) 3. SMK3 (Indonesia) 4. British standard 8800 Guide to OH&SMS (Inggris) 5. SGS Yarsley ICS & ISMOL ISA 2000 Requirements for S&HMS (Swiss) 6. National Standard Authority of Ireland (Irlandia) 7. Det Norske Veritas Standard for Certification of OH&SMS (Holland) 8. South African Bureau of Standard (Afrika Selatan) 9. SIRIM QAS Sdn. Bhd. (Malaysia) 10. OHSAS 18001 dsb. Keselamatan (safety) adalah kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan/ mengontrol resiko yang tidak bisa diterima. Ketidakberterimaan awalnya berasal dari bahaya,. Bahaya adalah suatu keadaan yang berpotensi untuk terjadinya kecelakaan dan kerugian. Potensi bahaya dapat berasal dari mesin mesin, pesawat, alat kerja, dan bahan bahan serta energi, dari lingkungan kerja, sifat pekerjaan dan proses produksi yang beresiko akan munculnya bahaya. Faktor faktor sumber bahaya adalah : 1. Faktor fisik 2. Faktor kimia 3. Faktor biologi 4. Faktor fisiologi 5. Faktor psikologi Resiko adalah kesempatan untuk terjadinya kecelakaan atau kerugian, juga kemungkinan dari akibat dan kemungkinan bahaya tertentu. Sumber sumber resiko adalah: 1. Perubahan 2. Produk 3. Kekayaan dan bahan baku 4. Prosedur dan aktivitas proses 5. Teknologi dan peralatan 6. Personel 7. Tempat kerja dan lingkungan 8. Lingkungan alam, keadaan iklim 9. Eksternal/pihak pihak yang terkait

Kecelakaan kerja Kecelakaan kerja merupakan suatu kecelakaan atau tindakan yang terjadi ketika berhubungan dengan aktifitas kerja,termasuk peyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula dengan kecelakan kera yang teradi dalam perjalanan rumah menuju tepat kerja dan pulang ke rumah melalui jaln biasa atau wajar di lalui. Kecelakaan kerja merupakanresiko yang harus di hadapi oleh para tenaga erj dalam melakuka pekerjaannya. Terjadinya kecelakaan kerja disebabkan oleh kedua faktor utama, yakni faktor fisik dan faktor manusia. Oleh sebab itu, kecelakaan kerja juga merupakan bagian dari kesehatan kerja. Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan akibat dari kerja. A~B~C~D~E~F merupakan 6 hal yang berpotensi terhadapa terjadinya kecelakaan kerja,yaitu : 1. A -> Apparatus, yaitu potensi kecelakaan kerja karena terjepit mesin 2. B -> Big Heavy, yaitu potensi kecelakaan kerja karena terbentur benda berat 3. C -> Car, yaitu potensi kecelakaan kerja karena alat transportasi ( misalnya forklift) 4. D -> Drop, yaitu potensi kecelakaan kerja karena terjatuh dari ketinggian 5. E -> Electric, yaitu potensi kecelakaan kerja karena terkena kejutan listrik 6. F -> Fire, yaitu potensi kecelakaan kerja karena terkena benda panas Hubungan kerja atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Oleh sebab itu, kecelakaan akibat kerja ini mencakup dua permasalahan pokok, yakni: a. Kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan. b. Kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan. Dalam perkembangan selanjutnya ruang lingkup kecelakaan ini diperluas lagi sehingga mencakup kecelakaankecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transportasi ke dan dari tempat kerja. Dengan kata lain kecelakaan lalu lintas yang menimpa tenaga kerja dalam perjalanan ke dan dari tempat kerja atau dalam rangka menjalankan pekerjaannya juga termasuk kecelakaan kerja. Penyebab kecelakaan kerja pada umumnya digolongkan menjadi dua, yakni:

Perilaku pekerja itu sendiri (faktor manusia), yang tidak memenuhi keselamatan, misalnya: karena kelengahan, kecerobohan, ngantuk, kelelahan, dan sebagainya. Menurut hasil penelitian yang ada, 85% dari kecelakaan yang terjadi disebabkan karena faktor manusia ini.

Kondisi-kondisi lingkungan pekerjaan yang tidak aman atau unsafety condition, misalnya: lantai licin, pencahayaan kurang, silau, mesin yang terbuka.

Menurut Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), kecelakaan akibat kerja ini diklasifikasikan berdasarkan 4 macam penggolongan, yakni: A. Klasifikasi menurut jenis kecelakaan a. Terjatuh b. Tertimpa benda c. Tertumbuk atau terkena benda-benda d. Terjepit oleh benda e. Gerakan-gerakan melebihi kemampuan f. Pengaruh suhu tinggi g. Terkena arus listrik h. Kontak bahan-bahan berbahaya atau radiasi B. Klasifikasi menurut penyebab a. Mesin, misalnya: mesin pembangkit tenaga listrik, mesin penggergajian kayu, dan sebagainya. b. Alat angkut, misalnya: alat angkut darat, udara, dan alat angkut air. c. Peralatan lain, misalnya : dapur pembakar dan pemanas, instalasi pendingin, alatalat listrik, dan sebagainya. d. Bahan-bahan, zat-zat, dan radiasi, misalya : bahan peledak, gas, zat-zat kimia, dan sebagainya.

e. Lingkungan kerja (di luar bangunan, di dalam bangunan dan di bawah tanah). f. Penyebab lain yang belum masuk tersebut di atas. C. Klasifikasi menurut luka atau kelainan a. Patah tulang b. Dislokasi (keseleo) c. Regang otot (urat) d. Memar dan luka dalam yang lain e. Amputasi f. Luka di permukaan g. Gegar dan remuk h. Luka bakar i. Keracunan-keracunan mendadak j. Pengaruh radiasi k. Lain-lain D. Klasifikasi menurut letak kelainan atau luka di tubuh a. Kepala b. Leher c. Badan d. Anggota atas e. Anggota bawah f. Banyak tempat g. Letak lain yang tidak termasuk dalam klasifikasi tersebut. Klasifikasi-klasifikasi tersebut bersifat jamak, karena pada kenyataannya kecelakaan akibat kerja biasanya tidak hanya satu faktor, tetapi banyak factor. para ahli keselamatan kerja kemudian melakukan penyelidikan dan selanjutnya berkesimpulan bahwa suatu kecelakaan yang berakibat fatal biasanya terjadi tidak begitu saja datang dengan tiba-tiba. Ternyata kasus kecelakaan mempunyai bentuk seperti piramida. 1. Suatu kejadian kecelakaan fatal , biasanya didahului dengan adanya 10 kali kecelakaan ringan.

2. Dan 10 kecelakaan ringan itupun sebelumnya juga didahului oleh adanya 30 kecelakaan yang mengakibatkan rusaknya peralatan (equipment damage) . 3. Sedangkan dari 30 kecelakaan yang berakibat rusaknya peralatan muncul setelah andanya 600 kejadian nyaris celaka (near miss) . 4. Near miss ini sendiri terjadi karena adanya 10.000 sumber bahaya yang ada di sekitar pekerja .

Incident : Suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident. Accident : Suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan Langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja(Menurut ILO) Peraturan PerundangUndangan Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa Penyelenggaraan pengawasan & pemantauan pelaksanaan K3

Standarisasi Standar K3 maju akan menentukan tingkat kemajuan pelaksanaan K3

Inspeksi / Pemeriksaan

Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3

Riset,Teknis,Medis,Psikologis,& Statistik

Riset/penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnik & teknologi

bidang

K3

sesuai

Pendidikan & Latihan Persuasi

Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi Tenaga Kerja

Cara penyuluhan & pendekatan di bidang K3, bukan melalui penerapan & pemaksaan melalui sanksi-sanksi

Asuransi

Insentif finansial untuk meningkatkan pencegahan kecelakaan dengan pembayaran premi yang lebih rendah terhadap peusahaan yang memenuhi syarat K3

Penerapan K3 di tempat kerja

Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dalam upaya memenuhi syaratsyarat K3 di tempat kerja

BAB III PEMBAHASAN Secara umum Kecelakaan kerja di bagi menjadi dua golongan. 1. Kecelakaan industri (Industrial Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di tempat kerja karena adanya sumber bahaya atau bahaya kerja. 2. Kecelakaan dalam perjalanan (Community Accident) yaitu kecelakaan yang terjadi di luar tempat kerja yang berkaitan dengan adanya hubungan kerja Beberapa teori tentang penyebab Kecelakaan Kerja. a. Teori kebetulan murni ( pure chance theory) mengatakan bahwa kecelakaan terjadi atasKehendak Tuhan, secara alami dan kebetulan saja kejadiannya, sehinggatak adapola yang jelas dalam rangkaian perist iwanya. b. Teori Kecenderungan (Accident Prone Theory), teori ini mengatakan pekerja tertentu lebih sering tert impa kecelakaan, karena sifat -sifat pribadinya yang memang cenderung untuk mengalami kecelakaan. Teori Dua Factor (Twa Factor Theory), mengatakan bahwa kecelakaan kerja disebabkan oleh kondisi berbahaya (unsafe condit ion) dan perbuatan berbahaya (unsafe act ion) dan Teori Faktor manusia (human fctor theory), menekankan bahwa pd akhirnya semua kecelakaan kerja, langsung dan tdk langsung disebabkan kesalahan manusia. Work over loaded. Yang di maksud Work over loaded di sini adalah penjumlahan tugas yang harus dilaksanakan, lingkungan kerja, faktor internal (stress, emosi, perilaku)& faktor eksternal (instruksi tidak jelas, kompensasi) Aktifitas yg tidak tepat (inappropriate act ivit ies) - salah dlm menilaibesarnya resiko - tidak ada t raining untuk pekerja Reaksi yang t idak tepat (inappropriate respons), - Sikap mengabaikan standar keselamatan - Tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) Berdasarkan konsepsi sebab kecelakaan tersebut diatas, maka ditinjau dari sudut keselamatan kerja unsur-unsur penyebabkecelakaan kerja mencakup5 M yaitu : 1. Manusia 2. Manajemen (Unsur Pengatur) 3. Material (Bahan - bahan)

4. Mesin (Peralatan) 5. Medan (Tempat Kerja/Lingkungan Kerja) Semua unsur tersebut saling berhubungan dan membentuk suatu sistem tersendiri. Ketimpangan pada salah satu atau lebih unsur tersebut akan menimbulkan kecelakaan Unsur Manusia, antara lain : Tidak adanya unsur keharmonisan antar tenaga kerja maupun dengan pimpinan. Kurangya pengetahuan / keterampilan. ketidakmampuan fisik / mental. Kurangnya motivasi. Unsur Manajemen, antara lain : Kurang pengawasan. Struktur organisasi yang tidak jelas dan kurang tepat. Kesalahan prosedur operasi. Kesalahan pembinaan pekerja. Unsur Material, antara lain : Adanya bahan beracun / mudah terbakar. Adanya bahan yang mengandung korosif. Unsur Mesin, antara lain : Cacat pada waktu proses pembuatan. Kerusakan karena pengolahan. Kesalahan perencanaan Unsur Medan, antara lain : Penerangan tidak tepat ( silau atau gelap ). Ventilasi buruk dan housekeeping yang jelek. PENCEGAHAN KECELAKAAN Tujuan Umum K3 sesuai gdn UU No.1 th 1970 adalah : 1. Melindungi tenaga kerja di tempat kerja agar selalu terjamin keselamatan dan kesehatannya sehingga dpt diwujudkan peningkatan produksi dan produktifitas kerja.

2. Melindungi setiap orang lain yg berada di tempat kerja yg selalu dlm keadaan selamat dan sehat 3. Melinduungi bahan dan peralatan produksi agar di capai secara aman dan efisien. Berdasarkan uraian diatas, maka kecelakaan terjadi karena adanya ketimpangan dalam unsur 5M, yang dapat dikelompokan menjadi tiga kelompok yang saling terkait, yaitu : 1. Manusia 2. Perangkat Keras 3. Perangkat Lunak Oleh karena itu dalam melaksanakan pencegahan dan pengendalian kecelakaan adalah dengan pendekatan kepada ketiga unsur kelompok tersebut, yaitu 1. Pendekatan terhadap kelemahan pada unsur manusia, antara lain : a. Pemilihan / penempatan pegawai secara tepat agar diperoleh keserasian antara bakat dan kemampuan fisik pekerja dengan tugasnya. b. Pembinaan pengetahuan dan keterampilan melalui training yang relevan dengan pekerjaannya. c. Pembinaan motivasi agar tenaga kerja bersikap dan bertndak sesuai dengan keperluan perusahaan. d. Pengarahan penyaluran instruksi dan informasi yang lengkapdan jelas. e. Pengawasan dan disiplin yang wajar. 2. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat keras, antara lain : a. Perancangan, pembangunan, pengendalian, modifikasi, peralatan kilang, mesin-mesin harus memperhitungkan keselamatan kerja. b. Pengelolaan penimbunan, pengeluaran, penyaluran, pengangkutan, penyusunan, penyimpanan dan penggunaan bahan produksi secara tepat sesuai dengan standar keselamatan kerja yang berlaku. c. Pemeliharaan tempat kerja tetap bersih dan aman untuk pekerja. d. Pembuangan sisa produksi dengan memperhitungkan kelestarian lingkungan. e. Perencanaan lingkungan kerja sesuai dengan kemampuan manusia. 3. Pendekatan terhadap kelemahan pada perangkat lunak, harus melibatkan seluruh level manajemen, antara lain : a. Penyebaran, pelaksanaan dan pengawasan dari safety policy.

b. Penentuan struktur pelimpahan wewenang dan pembagian tanggung jawab. c. Penentuan pelaksanaan pengawasan, melaksanakan dan mengawasi sistem/prosedur kerja yang benar. d. Pembuatan sistem pengendalian bahaya. e. Perencanaan sistem pemeliharaan, penempatan dan pembinaan pekerja yang terpadu. f. Penggunaan standard/code yang dapat diandalkan. g. Pembuatan sistem pemantauan untuk mengetahui ketimpangan yang ada. A.P.D adalah kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya Contoh macam - macam A.P.D: 1. Safety Helmet 2. Tali Keselamatan (Safety Belt) 3. Sepatu Karet 4. Sepatu Pelindung 5. Sarung Tangan 6. Tali Pengaman (Safety Harness) 7. Penutup Telinga (Ear Plug) 8. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses) 9. Masker (Respirator) 10. Pelindung Wajah (Face Shield) 11. Jas Hujan (Rain Coat) Kecelakaan kerja bersifat tidak menguntungkan, tidak dapat diramal, tidak dapat dihindari sehingga tidak dapat diantisipasi dan interaksinya tidak disengaja. Berdasarkan penyebabnya, terjadinya kecelakaan kerja dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu langsung dan tidak langsung. Adapun sebab kecelakaan tidak langsung terdiri dari faktor lingkungan(zat kimia yang tidak aman, kondisi fisik dan mekanik) dan faktor manusia(lebih dari 80%). Pada umumnya kecelakaan terjadi karena kurangnya pengetahuan dan pelatihan, kurangnya pengawasan, kompleksitas dan keanekaragaman ukuran organisasi, yang kesemuanya mempengaruhi kinerja keselamatan dalam industri konstruksi. Para pekerja akan tertekan dalam bekerja apabila waktu yang disediakan untuk merencanakan, melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan terbatas. Manusia dan beban kerja serta faktor-faktor dalam lingkungan kerja

merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, yang disebut roda keseimbangan dinamis. Untuk mencegah gangguan daya kerja, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan agar para buruh tetap produktif dan mendapatkan jaminan perlindungan keselamatan kerja, yaitu: 1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja (calon pekerja) untuk mengetahui apakah calon pekerja tersebut serasi dengan pekerjaan barunya, baik secara fisik maupun mental. 2. Pemeriksaan kesehatan berkala/ulangan, yaitu untuk mengevaluasi apakah faktor-faktor penyebab itu telah menimbulkan gangguan pada pekerja 3. Pendidikan tentang kesehatan dan keselamatan kerja diberikan kepada para buruh secara kontinu agar mereka tetap waspada dalam menjalankan pekerjaannya. 4. Pemberian informasi tentang peraturan-peraturan yang berlaku di tempat kerja sebelum mereka memulai tugasnya, tujuannya agar mereka mentaatinya. 5. Penggunaan pakaian pelindung 6. Isolasi terhadap operasi atau proses yang membahayakan, misalnya proses pencampuran bahan kimia berbahaya, dan pengoperasian mesin yang sangat bising. 7. Pengaturan ventilasi setempat/lokal, agar bahan-bahan/gas sisa dapat dihisap dan dialirkan keluar. 8. Substitusi bahan yang lebih berbahaya dengan bahan yang kurang berbahaya atau tidak berbahaya sama sekali. 9. Pengadaan ventilasi umum untuk mengalirkan udara ke dalam ruang kerja sesuai dengan kebutuhan.

BAB IV PENUTUP Kesimpulan 1. Kecelakaan kerja merupakan suatu kecelakaan atau tindakan yang terjadi ketika berhubungan dengan aktifitas kerja,termasuk peyakit yang timbul karena hubungan kerja demikian pula dengan kecelakan kera yang teradi dalam perjalanan rumah menuju tepat kerja dan pulang ke rumah melalui jaln biasa atau wajar di lalui. Kecelakaan kerja merupakanresiko yang harus di hadapi oleh para tenaga kerja dalam melakuka pekerjaannya.
2. Dapat disimpulkan bahwa pekerja sebagai sumberdaya dalam lingkungan kerja

konstruksi harus dikelola dengan baik, sehingga dapat memacu produktivitas yang tinggi. Keinginan untuk mencapai produktivitas yang tinggi harus memperhatikan segi keselamatan kerja, seperti memastikan bahwa para pekerja dalam kondisi kerja aman

DAFTAR PUSTAKA
Wiji Nurhayat (2012). Angka Kecelakaan Kerja di RI Masih Tinggi. From http://finance.detik.com/read/2012/10/16/120952/2063698/4/angka-kecelakaan-kerjadi-ri-masih-tinggi, 15 Oktober 2012 Imam Rosidi (2012). Kerugian Kecelakaan Kerja capai Rp 28oTriliun/Tahun. From http://economy.okezone.com/read/2012/10/16/320/704821/kerugian-kecelakaan-kerjacapai-rp280-triliun-tahun, 16 Oktober 2012 Jamsostek (2010). Program Jaminan Kecelakaan Kerja. http://www.jamsostek.co.id/content/i.php?mid=3&id=17, 13 Oktober 2012 From

Anonim (2010). Pengertian Kecelakaan Kerja. From http://id.shvoong.com/socialsciences/economics/2224358-pengertian-kecelakaan-kerja/, 12 Oktober 2012 Bayu Banjar Purnama (2009). Penyebab dan Pencegahan Kecelakaan Kerja. From http://bayubanjarpurnama.blogspot.com/2010/12/penyebab-dan-pencegahankecelakaan.html, 12 Oktober 2012

Anonim (2011). Usaha-usaha Pencegahan Terjadinya Kecelakaan Kerja. From http://id.shvoong.com/business-management/human-resources/1822345-usahausaha-pencegahan-terjadinya-kecelakaan/#ixzz29Z61kXTS, 16 Oktober 2012

You might also like