You are on page 1of 9

MIKROMERITIK Kelompok 2 Nama Anggota Kelompok 1. Mega Ayu Mawarni 2. Yitania Sari 3. Anugerah Elfa Y 4.

Dinar Ika Fitriana 5. Afrida Rachmawati 6. Meutia Tamimi Auli 7. Yoga Angga S 8. Erita Rahmani 9. Zulkarnaen 10. Desie Suci 11. Alfi 105070500111 105070500111014 105070500111 105070500111036 105070501111 105070501111 105070500111013 105070500111 105070500111 105070501111

Laboratorium Kimia Fisik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya

MIKROMERITIK 1.Tujuan Percobaan Mengetahui dan memahami cara menentukan ukuran partikel serbuk dengan menggunakan metode ayakan. 2.Teori Dasar Mikromeritik diartikan sebagai ilmu dan teknologi tentang partikel yang kecil. Ukuran partikel dapat dinyatakan dengan berbagai cara. Ukuran diameter rata rata , ukuran luas permukaan rata rata, volume rata rata dan sebagainya. Pengertian ukuran partikel adalah ukuran diameter rata rata (Tim Asisten, 2008). Setiap kumpulan partikel biasanya disebut pendispersi. Karenanya perlu untuk mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tetapi juga mengetahui berapa banyak partikel partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi diperlukan suatru perkiraan kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi dari tiap tiap ukuran partikel, dari sini dapat dihitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel tersebut (Martin, 1990). Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologinya (Moechtar,1990). Pentingnya mempelajari mikromeritik adalah (Parrot,1970): 1. menghitung luas permukaan 2. sifat kimia dan fisika dalam formulasi obat 3. secara teknis mempelajari pelepasan obat yang diberikan secara per oral, suntikan, dan topical 4. Pembuatan obat bentuk emulsi, suspense, dan duspensi 5. Stabilitas obat (tergantung dari ukuran partikel) Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedangkan partikel emulsi dan suspense farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskopik optik. Partikel yang mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet, dan garam granular berada dalam kisaran ayakan (Martin,1990). Metode metode yang digunakan untuk menentukan ukuran partikel yaitu (Martin, 1990) : a. Mikroskopik Optik Metode mikroskopik dilakukan dengan cara mengamati partikel dengan menggunakan mikroskop, pada tempat dimana partikel terlihat, diletakkan micrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke layar dimana partikel partikel tersebut lebih mudah diukur.

Kelemahan dari metode ini adalah garis tengah yang diperoleh hanya dari dua dimensi partikel tersebut yaitu dimensi pahjang dan lebar. Tidak ada perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan menggunakan metode ini. b. Pengayakan Metode pengayakan ini merupakan metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel. Pengayak terbuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi linear. Sampel diayak melalui sebuah susunan pengayak dari pengayak dengan lubang terbesar sampai lubang terkecil. Setelah itu, dilakukan penimbangan partikel. c. Sedimentasi Dasar untuk metode sedimentasi ini adalah aturan stokes :

Metode yang dapat digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi adalah metode pipet, metode hydrometer, dan metode malance. 3.Alat dan Bahan 3.1 Alat Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Ayakan bertingkat dengan nomor mesh 60, 90, 120, 150 Kuas Timbangan

3.2 Bahan Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah : Talk ZnO

4. Prosedur Kerja
Ayakan Dibersihkan dengan kuas bersih dan kering secara perlahan Dipastikan pengayak kering dan tidak terdapat partikel tertinggal yang dapat menghalangi proses pengayakan Disusun secara berurutan dengan nomer mesh 60 berada di paling atas , disusul secara berurutan ke bawah : 90, 120,150 Talk, ZnO Ditimbang sebanyak 25 g

Ayakan bersih dan tersusun

Talk, ZnO seberat 25 g

Diletakkan serbuk pada ayakan teratas (ayakan no.60) Digoyang pengayak secara arah putaran horizontal dan ketuk ketuk pada frame ayakan secara vertical selama 20 menit Ditimbang serbuk yang tertinggal pada setiap ayakan serta serbuk yang terdapat pada penampung Dicatat berat serbuk tersebut Dimasukkan pada data pengamatan Dibuat histogram

Histogram

5.Data Pengamatan 5.1 Perhitungan 5.1.1 Talk % tertahan = berat serbuk yang tertinggal dalam setiap mesh/berat sampel x 100% - Nomor mesh 60 % tertahan = 0,0191 gram/25 gram x 100% = 0,0764% - Nomor mesh 90

% tertahan = 1,11 gram/25 gram x 100% = 4,44% - Nomor mesh 120 % tertahan = 0,21 gram/25 gram x 100% = 0,84% - Nomor mesh 150 % tertahan = 0,07 gram/25 gram x 100% = 0,28% 5.1.2 ZnO % tertahan = berat serbuk yang tertinggal dalam setiap mesh/berat sampel x 100% - Nomor mesh 60 % tertahan = 3,08 gram/25 gram x 100% = 12,32% - Nomor mesh 90 % tertahan = 3,27 gram/25 gram x 100% = 13,08% - Nomor mesh 120 % tertahan = 1,78 gram/25 gram x 100% = 7,12% - Nomor mesh 150 % tertahan = 1,34 gram/25 gram x 100% = 5,36% 5.2 Tabel hasil pengamatan 5.2.1 Talk No Mesh Diameter (mm) (a) 0,250 0,178 0,125 0,105 0,658 = axb / a = 0,009438 / 0,658 = 0,0143 mm= 14,3 m Serbuk tertahan (gram) 0,0191 1,11 0,21 0,07 Persen Tertahan (b) 0,0764% 4,44% 0,84% 0,28% Persentase a x b Kumulatif

60 90 120 150 Total Dln

0,0764% 4,5164% 5,3564% 5,6364%

0,000191 0,007903 0,00105 0,000294 0,009438

5.2.2 ZnO No Mesh Diameter (mm) (a) 0,250 0,178 0,125 0,105 0,658 = axb / a = 0,0686/0,658 = 0,1042 mm= 104,2m 6. Pembahasan 6.1 Analisa Prosedur Semua alat seperti ayakan, timbangan, kuas, wadah dan bahan ( Talk dan ZnO) disiapkan terlebih dahulu. Talk dan ZnO maing-masing ditimbang sebanyak 25 gram. Ayakan yang tersedia dibersihkan dengan kuas kering secara perlahan, dan dipastikan ayakan tetap kering dan tidak ada partikel yang tertinggal di ayakan, karena jika masih ada partikel yang tertinggal di ayakan akan mengganggu saat proses pengayakan dan mempengaruhi jumlah zatnya. Lalu ayakan disusun secara berurutan dengan cara, nomor mesh yang paling besar berada di bawah dan yang paling kecil berada di paling atas. Urutannya nomor mesh yang di paling bawah yaitu 150, lalu 120, 90, dan yang paling atas yaitu nomor mesh 60 karena yang tersedia hanya ayakan dengan nomor mesh 60,90,120, dan 150 saja. Ayakan disusun sesuai urutan nomor mesh karena ayakan dengan nomor mesh besar mempunyai ukuran lubang yang lebih kecil daripada nomor mesh yang kecil, seperti pada farmakope Indonesia IV ayakan dengan nomer mesh 120 ukuran lubang 125 m sedangkan ayakan dengan nomor mesh 60 ukuran lubang 250 m. Setelah ayakan tersusun rapi, Talk yang sudah ditimbang tadi di masukkan ke dalam ayakan yang paling atas, karena sesuai susunan ayakan jadi serbuk dimasukkan pada ayakan dengan nomor mesh paling kecil. Lalu ayakan yang telah tersusun tadi, di goyangkan dengan arah putaran horizontal dan diketuk-ketuk secara vertical pada permukaan yang keras. Arah putaran yang horizontal membantu agar serbuk yang ada pada ayakan bisa turun ke ayakan di bawahnya dengan digoyang secara horizontal, kalau ketukan secara vertical pada permukaan yang keras agar serbuk yang telah menyebar pada ayakan bisa berkumpul dan bisa digoyang secara horizontal. Lama pengayakan lebih kurang 20 menit hingga dipastikan serbuk benar-benar sesuai pada ukurannya. Serbuk tertahan (gram) 3,08 3,27 1,78 1,34 Persen Tertahan (b) 12,32% 13,08% 7,12% 5,36% Persentase a x b Kumulatif

60 90 120 150 Total Dln

12,32% 25,4% 35,52% 37,88%

0,0308 0,0233 0,0089 0,0056 0,0686

Setelah selesai diayak, ditimbang serbuk yang tertinggal pada tiap ayakan agar diketahui seberapa banyak serbuk dengan ukuran partikel yang lebih besar dari ukuran ayakan. Lalu serbuk yang berada pada penampung paling bawah juga ditimbang karena menunjukkan jumlah serbuk yang ukurannya sama atau lebih kecil dari ukuran lubang mesh yang plaing besar. Dicatat data yang telah didapatkan untuk dibuat kurva histogram. 6.2 Analisa hasil 6.2.1 Talk Dari praktikum yag dilakukan, serbuk Talk tartahan paling sedikit pada ayakan dengan nomor mesh 60 (diameter = 250 m) dan serbuk paling banyak tertahan pada ayakan nomer mesh 90 (diameter = 178 m). Serbuk yang tertinggal paling sedikit pada ayakan dengan nomor mesh 60. Berdasarkan teori, ayakan dengan no mesh 60 memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan dengan ayakan no mesh 90, 120, dan 150, jadi kemungkinan partikel serbuk yang lolos lebih banyak dan partikel yang tertahan menjadi lebih sedikit. Serbuk paling banyak tertahan pada nomor mesh 90 , hal tersebut terjadi dikarenakan ukuran partikel ratarata serbuk polydisperse, dapat juga dikarenakan faktor alat, bahan, praktikan, cara mengayak dan tenaga praktikan dalam mengayak. Karena berdasarkan teori seharusnya serbuk paling banyak tertahan pada ayakan nomor 150, karena ayakan nomor 150 memiliki diameter yang paling kecil dibandingkan dengan ayakan no mesh 60, 90, 120, oleh karena itu seharusnya partikel yang lolos lebih sedikit dan partikel yang tertahan lebih banyak, namun hal tersebut juga berganting pada ukuran partikel serbuk. Berdasarkan perhitungan diperoleh diameter rata-rata serbuk talk adalah 14,3 m. Kurva histogram hubungan antara ukuran partikel (diameter ayakan) dan persen berat tertahan memiliki hubungan yaitu :

Persen Tertahan
5 4.5 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 105 125 178 250 Ukuran Partikel (m) Persen tase Berat Tertahan (%)

Kurva histogram hubungan antara ukuran partikel (diameter ayakan) dan persen kumulatif memiliki hubungan yaitu :

6.2.2 ZnO Dari praktikum yang dilakukan, serbuk ZnO yang tertahan paling sedikit ada pada ayakan dengan no. mesh 150 (diameter 105 m) dan yang paling banyak tertahan terdapat pada ayakan dengan no. mesh 90 (diameter 178 m). Serbuk yang tertinggal paling sedikit pada ayakan dengan no. mesh 150 (diameter 105 m). Serbuk paling banyak tertahan pada ayakan dengan no. mesh 90 (diameter 178 m), hal ini terjadi dikarenakan ukuran partikel rata-rata serbuk polidisperse (bervariasi,ada yang berukuran besar dan kecil), dapat juga dikarenakan faktor alat, bahan, praktikan, cara mengayak dan tenaga praktikan dalam mengayak. Karena berdasarkan teori seharusnya serbuk paling sedikit tertahan pada ayakan nomor mesh 60, karena ayakan dengan no mesh 60 memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan dengan ayakan no mesh 90, 120, dan 150, jadi kemungkinan partikel serbuk yang lolos sehrusnya lebih banyak dan partikel yang tertahan menjadi lebih sedikit ,namun hal tersebut juga bergantung pada ukuran partikel serbuk . Serta berdasarkan teori seharusnya serbuk paling banyak tertahan pada ayakan nomor 150, karena ayakan nomor 150 memiliki diameter yang paling kecil dibandingkan dengan ayakan no mesh 60, 90, 120, oleh karena itu seharusnya partikel yang lolos lebih sedikit dan partikel yang tertahan lebih banyak, namun hal tersebut juga bergantung pada ukuran partikel serbuk. Berdasarkan perhitungan diperoleh diameter rata-rata serbuk ZnO adalah 104,2m. Kurva histogram hubungan antara ukuran partikel (diameter ayakan) dan persen berat tertahan memiliki hubungan yaitu :

Persen Tertahan
Persen tase Berat Tertahan (%)
14 12 10 8 6 4 2 0 105 125 178 250 ukuran partikel (m)

Kurva histogram hubungan antara ukuran partikel (diameter ayakan) dan persen kumulatif memiliki hubungan yaitu :

KESIMPULAN Sampel serbuk talk dan ZnO bersifat polydisperse, artinya ukuran partikel pada serbuk bervariasi. Ukuran partikel ditunjukkan oleh besarnya lubang diameter pada masing-masing ayakan. Dari percobaan serbuk talk ukuran terbanyak adalah 178 m, ukuran rata-rata partikel dari serbuk berukuran cukup besar. Dari percobaan serbuk ZnO ukuran terbanyak adalah 178 m, ukuran rata-rata partikel dari serbuk berukuran cukup besar. Diameter panjang rata rata (dln) serbuk talk adalah 14,3 m. Diameter panjang rata rata (dln) serbuk ZnO adalah 104,2 m DAFTAR PUSTAKA

Martin,A. 1990.Farmasi Fisika Buku II. Jakarta : UI Press Moechtar.1990. Farmasi Fisika. Yogyakarta : UGM Press Parrot,L E.1970.Pharmaceutical Technologi. Mineapaish : Burgess Publishing Company.
Tim asisten.2008.Penuntun Praktikum Farmasi Fisika Jurusan Farmasi. Makasar : UNHAS Press

You might also like