You are on page 1of 14

A.

Asmaaul Husna

1. Konsep Dasar/Pengertian Asmaul Husna

Asmaul Husna (bahasa Arab: ) adalah sembilan puluh sembilan (99) asma (nama) Allah Subhanahu wa ta'ala yang terbaik. Sejak dahulu para ulama telah banyak membahas dan menafsirkan Asmaul Husna ini. Meskipun timbul perbezaan pendapat tentang jumlah nama itu, ada yang menyebut 132, 200, bahkan 1000 nama, namun menurut mereka, yang terpenting adalah hakikat Zat Allah Subhanahu wa ta'ala yang harus difahami oleh orang-orang yang beriman.

Dalam agama Islam, Asmaa'ul husna adalah nama-nama Allah yang indah dan baik. Asma berarti nama dan husna berarti yang baik atau yang indah, jadi asma'ul husna adalah nama nama milik Allah yang baik lagi indah.

Asma'ul husna secara harfiah adalah nama-nama, sebutan, gelar Allah yang baik dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan milik Allah. Karena dari sudut maknanya, dalam nama-nama tersebut tersembunyi sejumlah sifat yang mencerminkan kualitas kebaikan, keindahan, dan kesempurnaan Allah.

Asmaul Husna dari segi bahasa ialah nama-nama Allah yang baik, mulia dan agung sesuai dengan sifat-sifat-Nya. Nama-nama Allah yang agung dan mulia itu merupakan suatu kesatuan yang menyatu dalam kebesaran dan kehebatan Allah, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta beserta segala isinya.

2. Dalil yang berkaitan dengan Asmaaul Husna

a. Dalil naqli:

Artinya: Dialah Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Dia mempunyai Asmaaul Husna (nama-nama yang baik). (QS. Thaa- Ha : 8). b. Dalil aqli: Dari Abu Hurairah R. A: Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya Allah itu memiliki 99 nama yang bagus, seratus kurang satu. Barang siapa yang mampu menghafalnya, maka ia akan masuk surga. Sesungguhnya Allah itu ganjil (Esa) dan Dia menyukai (bilangan) yang ganjil. (Sahih Bukhari).

3. Makna Asmaaul Husna Yang Terkandung dalam Tatanan Kehidupan Manusia

Para ulama mengatakan bahwa kemuliaan sebuah ilmu dinilai dari kemuliaan yang dipelajari. Berarti ilmu yang paling mulia adalah ilmu yang mempelajari tentang Dzat Yang Maha Mulia yaitu Allah, tentang hak, nama, serta sifat-sifat-Nya. Tak heran bila Nabi lalu memberikan motivasi kepada umat ini untuk mempelajari tentang Asma` (nama) dan Sifat Allah dengan menyebut fadhilah (keutamaan) dari mempelajarinya.

Sabda beliau : Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu. Barang siapa melakukan ihsha` padanya maka ia akan masuk ke dalam Al-Jannah. (Shahih, HR Al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).

Makna ihsha`, bila kita terjemahkan berarti menghafal/menyebut, tapi apakah sekedar itu maksudnya? Tentu tidak demikian. Ibnul Qayyim menjelaskan bahwa ihsha` memiliki tiga tingkatan: a. Menyebut lafadz-lafadz-Nya dari jumlah yang ada. b. Memahami makna dan kandungan-nya. c. Berdoa kepada Allah dengan nama-nama itu, yakni memuji-Nya dengan nama-nama itu dan memohon kepada-Nya dengan menyebut nama-nama itu.

Demikianlah, karena memang setiap nama itu akan melahirkan sikap ibadah tertentu pada diri seorang hamba ketika ia mengetahui maknanya dan memahaminya.

Ibnul Qayyim menjelaskan: Maka setiap sifat Allah memiliki pengaruh ibadah tertentu, yang merupakan konsekuensi dari kandungan sifat tersebut dan kemestian dari ilmu tentangnya Penjelasannya, bahwa seorang hamba (misalnya) ketika mengetahui bahwa Allah sendirilah yang memberikan manfaat dan mudharat, memberikan karunia atau menghalanginya, menciptakan, memberi rizki, menghidupkan dan mematikan, maka itu akan membuahkan sikap ibadah kepada-Nya dengan tawakkal kepada-Nya dalam batinnya, dan akan menimbulkan konsekuensi dari tawakkal serta buahnya secara lahiriah. Dengan ini maka seluruh ibadah kembalinya kepada konsekuensi kandungan Asma` dan Sifat. (Miftah Daris Saadah, dinukil dari Ziyadatul Iman wa Nuqsha-nuhu, hal. 188-189 dengan ringkas).

Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sadi mengatakan: artinya yang diibadahi, yang memiliki hak atas seluruh makhluk-Nya untuk dibadahi. Hal itu karena sifat uluhiyyah (diibadahi) yang Ia miliki, dan itu adalah sifat kesempur-naan.

Di antara yang menunjukkan makna demikian adalah firman-Nya: Dan Dialah Allah (Yang diibadahi), baik di langit maupun di bumi; Dia mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu lahirkan dan mengetahui (pula) apa yang kamu usahakan. (Al-Anam: 3)

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan: yakni yang diibadahi di langit dan di bumi. (Syarh Al-Wasithiyyah, hal. 28) Wallahu alam.

4. Nama Allah SWT Al- Maajid dan Ash- Shobuur

Al- Maajid (Maha Mulia)

a. Konsep Dasar/Pengertian Al- Maajid (Maha Mulia)

Dzat yang maha mulia, yaitu kemuliaan Allah tidak dapat dibandingkan dengan hamba-hambaNya. Dia yang mulia zat-Nya yang indah tindakan-Nya, dan yang berlimpah-ruah pemberian dan karunia-Nya.

Nama Allah Al- Maajid ini menunjukkan dzat Allah berada di segala puncak kemuliaan, kebesaran, keindahan, keagungan, ketinggian, dan kesempurnaan. Segala kemuliaan hanya milik Allah. Dialah sesembahan yang hanya satu (Esa), tidak ada yang dapat menandingi kemuliaan-Nya.

Maha Mulia (al-Majd) merupakan sifat yang diperuntukkan bagi Dzat yang dalam dirinya terhimpun segala sifat kesempurnaan. Kata ini merujuk pada sesuatu yang luas, banyak, dan berlimpah, seperti firman Allah, Tuhan Arsy yang mulia. Mulia dalam ayat ini digunakan sebagai sifat Arsy yang luas, agung, dan mulia.

b. Dalil yang berkaitan dengan Nama Allah SWT Al- Maajid (Maha Mulia)

i.

Dalil naqli : Sesungguhnya azab Rabbmu sangat dahsyat. Sesungguhnya Dia-lah yang menciptakan (makhluk) dari permulaan dan menghidupkannya (kembali). Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Pengasih, Yang mempunyai arasy lagi Maha Mulia, Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya. (QS. AlBuruuj: 12-16).

ii.

Dalil aqli : Sesungguhnya Allah Taala itu Maha Memberi, Ia mencintai kedermawanan serta akhlak yang mulia, Ia membenci akhlak yang buruk. (HR. Al- Baihaqi, dishahihkan oleh Al- Albani dalam Shahihu Jami, 1744).

c. Makna Nama Allah SWT Al- Maajid ( Maha Mulia) dalam Tatanan Kehidupan

Al-Majid ( Yang Mahamulia ), Dia yang mulia zat-Nya yang indah tindakan-Nya, dan yang berlimpah-ruah pemberian dan karunia-Nya. Dzat yang maha mulia, yaitu kemuliaan Allah tidak dapat dibandingkan dengan hamba-hambaNya.

ALLAH maha Mulia, Dia memperlihatkan kedermawanan dan kemurahan-Nya, kepada orang orang yang dekat kepada-Nya. Allah memberikan kita lebih banyak dari yang kita butuhkan dan juga karunia sifat baik, yang membuat kita mampu mengerjakan perbuatan perbuatan baik. Allah akan mencintai dan memuliakan kita atas sifat yang telah Dia berikan dan memberikan imbalan kepada kita dengan mengampuni dosa dan kesalahan kita. Dia menyembunyikan dosa dan kesalahan kita dari orang lain dan bahkan dari diri kita sendiri. Allah menerima tobat kita, melindungi hak hak kita, meringankan kesulitan kesulitan kita, menyediakan jalan bagi kedamaian, kebahagiaan dan keselamatan kita.

d. Nilai-nilai Hikmah yang dapat di ambil dari Nama Allah SWT Al- Maajid

(Maha Mulia) dalam Tatanan Kehidupan

Dalam Setiap Asmaaul Husna terdapat fadhilah-fadhilah yang terkandung di dalamnya apabila diamalkan dalam berdoa dan berdzikir, termasuk pada nama Allah Al- Maajid ini. Diantaranya adalah:

i.

Barang siapa berzikir dengan Nama ini seperti menyebutkan Ya Majiid setiap hari dan seusai shalat subuh 99 kali, lalu ditiupkan kepada kedua tangannya dan disapukan ke mukanya, insyaAllah ia akan memperoleh kemuliaan, ketenteraman, dan kasih sayang ditengah-tengah keluarganya.

ii.

Apabila orang yang berpenyakit kidal puasa pada hari biidh, yaitu pada tanggal 13, 14 dan 15 tanggal bulan Islam (3 hari dalam satu bulan) dan berzikir dengan menyebut Ya Majiid ketika hendak berbuka puasa sebanyak 100 kali atau lebih, insyaAllah ia akan sembuh dari penyakit kidalnya tersebut dengan atau tanpa sebab, dengan kehendak Allah SWT juga.

iii.

Barang siapa yang menyebut Ya Majiid berulang kali, insyaAllah, Allah SWT akan menerangi hati dan jiwanya.

e.

Wujud Nyata Nama Allah Al- Maajid (Maha Mulia) yang Berkaitan dengan Kehidupan Manusia

Allah Maha Mulia (Al- Maajid), Dia yang mulia dzat-Nya, yang indah tindakan-Nya, dan yang berlimpah-ruah pemberian-Nya serta karunia-Nya. Allah SWT memiliki kesempurnaan dalam kemuliaan atau keluhuran. Dia-lah yang memiliki kemuliaan dalam dzat-Nya, keindahan dalam perbuatan-Nya, dan banyak memberikan anugerah bagi makhluk-Nya. Sifat Al- Maajid yang disandarkan pada Allah juga memiliki arti bahwa kemulian-Nya juga memberi efek positif bagi makhluk-makhluk-Nya.

Di dalam Al- Quran disebutkan, Para Malaikat itu berkata: Apakah kamu merasa heran tentang ketetapan Allah? (itu adalah rahmat Allah dan keberkatan-Nya, dicurahkan atas kamu, wahai Ahlulbaith! Sesungguhnya Allah Maha Terpuji lagi Maha Pemurah. (QS. Hud: 73). Sandingan kata Hamid Majid menunjukkan bahwa keluhuran Allah secara bersamaan juga mengandung pujian yang layak disanjung pada-Nya.

f. Bagaimana Seharusnya Manusia Bersikap Terhadap Nama Allah Al- Maajid

(Maha Mulia)

Sebagaimana hamba Allah yang patuh dan taat kepada-Nya, hendaklah kita meyakini sepenuhnya bahwa hanya Dia-lah Yang Maha Mulia,seluruh kemuliaan dalam sifat,

dzat, dan, perbuatan adalah milik-Nya. Senantiasa bersyukur atas segala kemuliaan yang Dia anugerahkan kepada kita yaitu makhluk-makhluk ciptaan-Nya serta selalu mengharapkan cahaya kemuliaan-Nya. Pasrah hanya kepada-Nya dan meyakini keseluruhan-Nya, agar Dia menjadikan kita sebagai hamba yang taat kepada-Nya, dan senantiasa dilimpahkan cahaya kemulian-Nya, karena Dia-lah Al- Maajid dan Dia-lah Maha Penolong dan Maha Membantu. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.

g. Balasan Bagi Manusia yang Taat dan yang Ingkar Terhadap Nama Allah Al-

Maajid (Maha Mulia)

Memang benar bahwa zikir asmaul husna memiliki keutamaan yang sangat besar. Hanya saja khasiat tersebut harus disertai dalil yang valid yang berasal dari Allah dan Rasul-Nya.Lalu, berzikir dengan mengharap sesuatu diperbolehkan selama harapan dan tujuannya itu tidak bertentangan dengan syariat.

Rasul

saw.

sendiri

bersabda,

"Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama. Siapa yang membacanya (dengan disertai pemahaman dan pengamalan terhadapnya) pasti ia masuk sorga". Barang siapa senantiasa menyebut Ya Maajid dalam doa dan dzikirnya, insyaallah Allah akan menerangi hati dan jiwanya, serta diberikan kemuliaan dan kasih sayang diantara keluarganya.

Ash- Shobuur (Maha Sabar)

a. Konsep Dasar/Pengertian Ash- Shobuur (Maha Sabar)

Ash-Shobuur artinya Maha Sabar. Allah SWT Maha Sabar ketika menghadapi makhluk-Nya yang selalu berbuat dosa. Allah sangat sabar untuk tidak tergesa-gesa menghukum makhluk-Nya yang berdosa. Oleh karena itu, Allah memiliki nama AshShobuur. ASH SHABUUR (yang Maha Penyabar) adalah Allah yang tidak tergesa-gesa dalam bertindak melainkan memutuskan segala persoalan menurut rencana yang pasti dan mewujudkannya dengan cara-cara yang luar biasa, dan tidak menunda-nundanya seperti seorang pemalas, tidak memajukan pekerjaannya seperti orang yang tergesagesa tetapi menempatkan setiap sesuatu pada waktunya yang tepat, pada saat diperlukannya dan sesuai dengan kebutuhannya. Semua itu tanpa adanya kuasa yang bertentangandengan kehendak-Nya.

b. Dalil yang Berkaitan dengan Nama Allah Ash- Shobuur ( Maha Sabar)

h.

Dalil Naqli:

"Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantahbantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar" (Q.S. AlAnfal[8]:46) ii. Dalil Aqli: Dari Abu Musa Al Asyari radhiyallahu anhu, ia berkata, Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada seorang pun yang lebih sabar terhadap gangguan yang ia dengar daripada Allah. Manusia menyatakan Allah memiliki anak. Akhirnya, Allah memaafkan dan masih memberi rizki pada mereka. (HR. Bukhari no. 7378)

c. Makna Nama Allah Ash- Shobuur (Maha Sabar)

Ash-shabuur adalah nama Allah. Terkandung didalamnya kekuatan yang sangat luar biasa. Dengan Ash-shabuur, Allah tidak menimpakan siksa atau mencabut nikmat bagi orang yang durhaka dan melakukan kesalahan dengan sengaja. Allah memberi kesempatan kepada manusia untuk melakukan perbaikan dan mengadakan perubahan. Allah percikkan sifat sabar kepada manusia. Sabar yang disebutkan adalah menahan diri. Dan inilah sesungguhnya kekuatan manusia yang paling utama dan dasar dari seluruh kecerdasan manusia. Allah menyatakan : jadikanlah sholat dan sabar sebagai penolong. (S. AlBaqarah:45). KH. Mawardi Labay EL-Sulthani dam bukunya Zikir dan Doa dalam Kesibukan menyebutkan : sabar mengandung T-7 yaitu, tenang, tahan, tabah, tekun, teliti, tanggulangi dan tawakkal. Maka optimalkanlah kesabaran, pasti saudara akan jadi pemenang.

d. Nilai-nilai Hikmah dari Nama Allah Ash- Shobuur (Maha Sabar) dalam

Kehidupan

Sebagaimana nama-nama Allah lainnya yang mempunyai makna dan arti dari yang terkandung di dalamnya, Ash- Shobuur (Maha Sabar) juga memiliki fadhilah apabila diamalkan dalam doa dan dzikir kita, diantaranya:

i.

Barang siapa berzikir dengan dia seperti dikatanya Ya Sabuur sebanyak 100 kali pada tiap-tiap hari dahulu daripada timbul matahari, insyaAllah tiada mengena akan dia oleh bala pada harinya itu.

ii.

Ketika seseorang dalam kesulitan atau berduka, bacalah Yaa Shobuur sebanyak tiga ribu kali, dengan izin Allah, Allah akan memberinya jalan keluar. Jika Yaa Shobuur dibaca sebanyak seribu kali, Allah akan memberinya ilham berupa

kesabaran atas segala kesusahan dan bala bencana yang menimpanya. Wallaahualam.
iii. Barang siapa memperbanyak berzikir dengan Ya Shobuur, insyaAllah diberi

akan dia tingkat kebesaran yang elok.


e. Wujud Nyata Nama Allah Ash- Shobuur (Maha Sabar) yang Berkaitan dengan

Kehidupan Manusia Allah Yang Maha Sabar (Ash- Shobuur), Dia yang tidak terburu-buru bertindak sebelum waktunya, namun memutuskan segala persoalan menurut rencana yang pasti, dan mewujudkannya dengan cara-cara yang terlukiskan. Adapun bagi Allah Azza wa Jalla, tidak ada kecenderungan untuk bertindak gegabah atau terburu-buru. Sejauh menyangkut terburu-buru, Dia sangat jauh dari terburu-buru dibanding siapapun yang memiliki kecenderungan itu. Allah SWT banyak memerintahkan kesabaran kepada manusia, sebagaimana ayat-ayat yang banyak terkandung didalam Kitab Suci Al-Qur'an. f. Persepsi Manusia Terhadap Nama Allah Ash- Shobuur (Maha Sabar) Ash- Shobuur merupakan salah satu dari Asmaul husna, As-shobuur yang artinya Maha penyabar. Pentingkah berperilaku sabar? Sebuah ungkapan menyatakan tidak ada kesuksesan, keberhasilan tanpa kesabaran. Begitu tinggi penilaian Allah terhadap orang-orang yang sabar. Karena para Nabi yang diutus oleh Allah untuk memperbaiki hidup manusia adalah orang-orang yang memiliki tingkat kesabaran yang luar biasa. Sehingga Allah menyatakan dirinya bersama orang-orang yang sabar. Allah berfirman; Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) Shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (qs. Al- Baqarah: 153).

g. Bagaimana Seharusnya Manusia Bersikap Terhadap Nama Allah Ash- Shobuur

(Maha Sabar) Sebagaimana firman Allah SWT: Sesungguhnya barang siapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. (QS. Yusuf: 89) Maka, Sejauh menyangkut kesabaran manusia, hal itu memerlukan ketahanan, karena makna sabar meliputi penguatan ketetapan hati untuk menentang dorongan nafsu dan amarah. Jika dua alasan yang berlawanan bertarung didalam dirinya dan dia menolak dorongan yang menyebabkannya terburu-buru dan bertindak gegabah tetapi condong pada dorongan yang menyebabkannya menunda, dia dinamakan sabar karena dapat mengatasi dorongan untuk bertindak gegabah. Sabar adalah menahan nafsu dalam mengerjakan ibadah, sabar dalam musibah, serta sabar dalam meninggalkan perkara-perkara yang dilarang, keinginan nafsu dan kenikmatannya. Sabar yang paling utama adalah sabar yang berdasarkan hadits Abud Dunya: Sesungguhnya sabar karena ditimpa musibah akan dituliskan 300 derajat bagi seorang hamba. Dan seungguhnya sabar karena mengerjakan taat akan ditulis 600 derajat bagi seorang hamba. Dan sesungguhnya sabar karena meninggalkan maksiat akan dituliskan 900 derajat bagi seorang hamba.
h. Balasan Bagi Manusia yang Taat Terhadap Nama Allah Ash- Shobuur (Maha

Sabar) Firman Allah SWT: `Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az- Zumar: 10).

Sabar adalah sinar, yaitu yang senantiasa mendapat penerangan dengan cahaya kebenaran-Nya, tetap teguh walau dalam kesempitan sekalipun karena dalam diri orang yang sabar terdapat makrifat dan kebenaran. 5. Sumbangsih Pemikiran Agar Manusia Meyakini Asmaaul Husna a. Mengenal Allah dengan mengenal ciptaan-ciptaan-Nya Untuk lebih meyakini akan kebesaran Allah, al-Qur'an menyeru manusia untuk meneliti dan merenungkan ciptaan-ciptaan-Nya. Pengenalan atas ciptaan-ciptaanNya itulah yang melahirkan berbagai disiplin ilmu kealaman, yang seharusnya menjadi salah satu dalil dan bukti bagi kebesaran Dzat Yang Maha Pencipta. Seperti dalil-dalil : a. Kosmologi: Al-Baqarah : 164, 22 ; Ali ? Imran : 192-193 ; Yunus : 34 ; alMu'minun : 86 ; adz-Dzari'at : 47-49. b. Astronomi: Ath-Thoriq : 1-3 ; al-Buruj : 1. c. Botani : al-An'am : 95 ; al-Hijr : 19 dan 22 ; al-Hajj : 5 ; an-Naml : 60. d. Meteorology : ar-Rum : 46 ; al-Ghasiyah : 5. e. Geography : al-Ghasiyah : 20 ; ar-Ro'du : 3-4 ; al-Hijr : 19 ; al-Baqarah : 29. f. Zoology : al-Baqarah : 164 ; al-Ankabut : 60 ; asy-Syura : 29 ; Hud : 6 ; an-Nahl : 79. g. Antropologia : al-Baqarah : 28 ; ath-Thoriq : 5-7 ; ar-Rum : 20; al-Hajj : 5 ; alBalad : 4-9 ; an-Nahl : 78.

b. Mempelajari tentang makna, arti dan kandungan dari setiap nama-nama Asmaaul Husna, serta senantiasa membiasakan diri untuk mengamalkannya dalam doa dan dzikir kita, agar kita dapat lebih mengenal dan merasa dekat dengan-Nya.

You might also like