You are on page 1of 18

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG . 2 B. TUJUAN 3 C. RUMUSAN MASALAH . BAB II PEMBAHASAN


A. Proses belajar mengajar .. 5

B. Kejenuhan dalam belajar 6 C. Faktor-faktor yang menyebabkan kejenuhan dalam kelas .. 7 D. Alternatif untuk mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran... 10 BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN . 17 B. SARAN .. 17 C. DAFTAR PUSTAKA .. 18

Page

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh-kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Untuk melaksanakan profesinya tenaga pendidik khususnya guru sangat memerlukan aneka ragam pengetahuan dan keterampilan keguruan yang memadai, dalam arti sesuai dengan tuntutan zaman dan kemajuan sains dan teknologi. Siswa belajar tiap hari 7 sampai 9 jam. Belum lagi pekerjaan rumah yang menumpuk dan ulangan atau pre test tiap harinya. Sehingga siswa tidak akan maksimal dalam melaksanakan pembelajaran dalam kelas. Belum lagi banyaknya kegiatan mereka dirumah masing-masing. Mereka tentu dirumah membantu kedua orang tuanya dengan berbagai bentuk pengabdian mereka pada kedua orang tua. Selain itu anak-anak sekolah menengah lebih suka berkumpul ataupun mengelompok dengan temannya. Dan mereka lebih suka jalan-jalan ataupun melakukan hal yang aneh. Ini juga dibutuhkan banyak energy. Sehingga saat pelajaran dikelas mereka akan merasa jenuh. Waktu pembelajaran di kelas merupakan waktu yang lama, apalagi banyak pelajaran yang dipelajari bukan pelajaraan yang sesuai dengan kemampuannya. Misalnya pelajaran matematika, tidak semua siswa dapat dengan mudah memahami pelajaran matematika karena daya serap pelajaran tiap siswa berbedabeda. Kesulitan pemahaman ini biasanya terjadi pada pelajaran-pelajaran eksak. Siswa akan merasa jenuh jika pelajaran tersebut karena ia tak mampu memahami pelajaran denga baik. Di sekolah siswa tidak hanya belajar materi pelajaran atau akademik. Tapi
Page

dalam civitas pendidikan disajikan banya kegiatan sebagai media penggali bakat-

bakt dalam diri siswa maupun sebagai latihan siswa dimasyarakat kelak. Banyaknya kegiatan ekstra maupun intra juga berpengaruh dalam pembelajaran dikelas. Sisewa yang mempunyai banyak kegiatan ekstra maupun intra akan lebih sulit konsentrasi dalam kelas. Karena mereka sudah terlalu lelah dengan kegiatakegiatan tersebut. Belum lagi ketika aka nada acara besar dalam suatu organisasi, mereka pasti akan mengerahklan seluruh tenaga dan fikiran untuk mensukseskan acara tersebut. Guru merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Tanpa adanya guru siswa tidak dapat belajar dengan maksimal. Sebagai guru harus bisa memahami kondisi siswanya, bukan hanya kondisi akadmik namun juga permasalahannya. Kadang ada guru yang masa bodoh dengan siswa, ia hanya sibuk menyampaikan materi tanpa mengerti kemauan siswanya. Tipe guru yang seperti ini akan membuat siswa tidak begitu peduli juga padanya. Sehingga saat kegiatan belajr berlangsung tidak ada hubungan yang baik antara siswa dan guru. Akhirnya siswa merasakan kebosanan dan kejenuhan. Berdasarkan berbagai faktor penyebab kejenuhan di atas, bisa dicari alternatif pemecahannya. Dalam hal ini siswa harus berusaha melawan dan mengatasi apabila mengalami kejenuhan dalam belajar. Untuk mengatasi kejenuhan belajar, ada beberapa upaya yang dapat dilakukan B. TUJUAN Adapun tujuan dari makalah ini adalah: 1. Memberikan pengetahuan dan wawasan tentang kejenuhan yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. 2. Memberikan pemahaman faktor-faktor yang mempengaruhi kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar. 3. Memberikan beberapa alternatif dalam mengatasi kejenuhan dalam
Page 3

kegiatan belajar mengajar di sekolah dasar.

4. Siswa akan lebih nyaman belajar dikelas dan mudah menyerap pelajaran dari guru. C. RUMUSAN MASALAH Siswa sering mempunyai kebiasaan merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran, akan tetapi pada kenyataannya memang demikian karena banyak faktor yang menyebabkan hal tersebut terutama ditimbulkan dari guru sendiri, misalnya terlalu lemahnya suara guru, terlalu seriusnya guru menjelaskan, atau terlalu panjangnya materi yang dijelaskan. Namun tak dipungkiri kejenuhan juga bisa timbul dari siswa misalnya, lelah dalam belajar, tidak mampu menyerap atau memahami pelajaran. Permasalahan ini dapat diidentifikasi dan dirumuskan sebagai berikut : Bagaimanakah bentuk kejenuhan yang terjadi, faktor-faktor apakah yang mempengaruhinya, dan usaha apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi kejenuhan dalam kegiatan belajar mengajar mengajar.

Page

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Belajar Mengajar Belajar adalah proses perubahan menuju kedewasaan dalam hal pengetahuan, sikap dan ketrampilan, dan perilaku sebagai akibat berintraksi dengan lingkungannya. Perubahan perilaku yang relatif permanen itu ditentukan oleh stimuli yang dipasok oleh lingkungan luar seseorang , perubahan tingkah laku seseorang dapat dikendalikan melalui pengendalian stimuli lingkungan yang tepat sebagai hasil latihan ( Behavorist ) Proses pembelajaran merupakan aktivitas yang terdiri atas komponenkomponen yang bersifat sistemik. Artinya komponen-komponen dalam proses pembelajaran itu saling berkaitan secara fungsional dan secara bersama-sama menentukan optimalisasi proses dan hasil pembelajaran. Komponen pembelajaran terdiri dari tujuan pembelajaran, kondisi awal, prosedur didaktik, pengelompokan siswa, materi, media, dan penilaian. Tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai : (1) Organisator Guru sebagai pengatur dari proses pembelajaran. Guru mengatur strategi untuk mengarahkan siswanya menuju ke hal-hal yang mendewasakan. Jadi proses pembelajaran akan teratur dan terstruktur. (2) Fasilitator Guru adalah sebagai fasilitator siswa untuk memperoleh berbagai pengetahuan. Disini guru memfasilitasi semua kebutuhan siswa agar mereka bisa
Page 5

berkembang menjadi pribadi yang dewasa.

(3) Dinamisator Semua guru harus membuat siswanya berfikir dinamis. Sehingga guru harus membawa pembaharuan-pembaharuan pada proses pembelajaran dan juga semua kasus-kasus yang terjadi saat ini. (4) Evaluator Guru harus mengevaluasi siswanya. Agar kedepannya siswanya mampu menjadi yang lebih baik lagi. Setiap siswa melakukan kesalahan maka dinasehati, agar tidak mengulangi lagi. Secara operasional, tugas dan peran guru dalam proses pembelajaran meliputi seluruh penanganan komponen pembelajaran yang meliputi proses pembuatan rencana pembelajaran, penyampaian materi pembelajaran, pengelolaan kelas, pembimbingan, dan penilaian, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan membuahkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Guru dituntut untuk memiliki kompetensi terhadap materi yang diajarkan dan kompetensi dalam hal memberdayakan semua komponen pembelajaran, sehingga seluruh elemen pembelajaran dapat bersinergi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang dimaksud. B. Kejenuhan dalam Belajar Secara Harfiah kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan. Dalam belajar, di samping siswa sering mengalami kelupaan, ia juga terkadang mengalami peristiwa negatif lainnya yang disebut jenuh belajar.

Menurut Raber, 1988, kejenuhan belajar ialah rentang waktu tertentu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil. Seorang siswa yang
Page

yang diperoleh dari belajar tidak ada kemajuan. Tidak adanya kemajuan hasil

mengalami kejenuhan belajar merasa seakan-akan pengetahuan dan kecakapan

belajar ini pada umumnya tidak berlangsung selamanya tetapi dalam rentang waktu tertentu saja, misalnya seminggu. Namun tidak sedikit siswa yang mengalami rentang waktu yang membawa kejenuhan itu berkali-kali dalam satu periode belajar tertentu. Kejenuhan sendiri adalah capek atau lelah dalam menghadapi sesuatu yang disebabkan karena beberapa factor. Rasa capek ataupun lelah pasti ada dalam setiap manusia maka tidak dapat di pungkiri bahwa siswa juga akan merasa capek dan lelah dengan serentet kegiatannya. Dilain pihak menyatakan bahwa kejenuhan itu mengandung arti usaha, yaitu suatu usaha untuk berubah dan tidak menyerah kepada satu kenyataan. Karena ia tidak menyerah dalam suatu kenyataan maka ia senantiasa berusaha sehinnga menemui titik kejenuhan. Adapun bentuknya dalam proses pembelajaran sangatlah bervariasi, diantaranya siswa mengantuk dan jenuh ketika proses pembelajaran berlangsung. Ataupun malah jenuh ketika mengerjakan soal dari guru. Oleh karena itu usahausaha sangat perlu dilakukan untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam proses pembelajaran. Agar siswa senantiasa bisa menyerap pelajaran dengan maksimal. Kejenuhan siswa datangnya tidak setiap waktu, hanya pada waktu-waktu tertentu sehingga guru harus bisa mengatasinya. Karena kejenuhan ini bukan hanya dari siswa itu sendiri namun juga dari gurunya. C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kejenuhan dalam Kelas Menurut Robert. M. Gagner (dalam Lamudji, 2005), ada dua kondisi belajar siswa, pertama, kondisi belajar internal, yaitu kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis, fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar siswa.
Page 7

Keletihan fisik dan keletihan indera, dalam hal ini mata dan telinga pada umumnya dapat dikurangi atau dihilangkan lebih mudah. Setelah siswa beristirahat cukup terutama tidur nyenyak dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup bergizi. Sebaliknya, keletihan mental tak dapat diatasi dengan cara yang sederhana sebagaimana cara mengatasi keletihan-keletihan lainnya. Itulah sebabnya, keletihan mental dipandang sebagai faktor utama penyebab muculnya kejenuhan belajar. Secara umum, kejenuhan dalam PBM disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor yang berasal dari guru dan faktor yang berasal dari murid. 1. Faktor dari Guru Adapun beberapa faktor yang menyebabkan munculnya kejenuhan dari guru adalah: a. Kelelahan. Barangkali ia memiliki jumlah jam yang terlalu banyak. Walau pada sekolah pengabdiannya hanya mengajar beberapa jam saja, tetapi karena tuntutan hidup ia menjadi guru sukarela pula pada suatu atau dua sekolah lain. Atau bisa jadi karena kelelahan fisik setelah menjadi guru selama puluhan tahun. Sering kita lihat para guru-guru tua yang belum sudi untuk pensiun merasa segan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar. b. Pembelajarannya Mononton / Kreatifitas Guru kurang. Kreatifitas seseorang, juga guru, sangat ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pengetahuan dan wawasan. Guru kurang memiliki kemampuan dan tidak menguasai metoda, strategi dan pendekatan belajar yang dapat membuat suasana belajar menjadi membosankan dan menjenuhkan. Pelajaran yang
Page 8

disampaikan pun akan sulit diserap oleh siswa. Karena metode yang diterapkan

kurang menarik dan monoton. Dan suasana pembelajaran pun akan teras menyeramkan dan menegangkan apalagi pelajaran eksak. c. Kurangnya memahami karakteristik siswanya Ada tipe guru yang tidak mau tahu karakteristik siswanya. Ia hanya menuunt siswanya untuk memahami apa yang disampaikannya. Kadang juga Materi Pelajaran yang tidak sesuai dengan usia anak, namun cara penyampaian materi tanpa mengetahui karakteristik siswa sehingga siswa akan merasa kesulitan untuk mengikuti pelajaran. Bagi seorang anak, tidak ada materi pelajaran yang sulit apabila guru dapat menyampaikannya dengan cara yang aktif, kreatif dan menyenangkan. 2. Faktor dari Siswa a. Siswa mempunyai daya serap rendah atau kurang. Gairah mengajar guru untuk mengajar kerap kali terpancing karena di dalam kelas ada beberapa orang siswa yang cukup pintar. Pada umumnya penyebab melempemnya daya serap siswa di sekolah adalah karena mereka tidak terbiasa dengan budaya membaca sehingga mereka lambat dalam menganalisa. Kebiasaan dalam belajar cuma menghafal melulu. Dapat diamati bahwa siswa yang telah terbiasa dalam budaya membaca tidak mengalami kesulitan dalam kegiatan belajar pembelajaran. b. Alokasi Waktu yang berlebihan Siswa biasanya mudah jenuh jika diajak untuk belajar dalam waktu yang lama. Karena tipe mereka adalah mudah bosan dengan sesatu yang berlebihan dan terus menerus. Siswa memang lebih suka mendapat sesuatu yang baru, sehingga bosan dengan pembelajaran yang terlalu lama. Apalagi pada saat mendekati ujian
Page 9

setiap hari. Hal ini pasti akan menimbulkan kejenuhan dan kelelahan pada siswa.

akhir sekolah, maka mereka mau tidak mau harus mendapat pelajaran tambahan

c. Adanya konflik di dalam pikiran sang anak didik siswa masih mempunyai pemikiran yang sempit sehingga dalam mengalami masalah sedikit saja pasti akan sangat mengganggu pikirannya. Adanya konflik ini bisa muncul dari keluarga, misalnya sering dimarahi oleh orang tuanya, ataupun broken home. Dari linkungan ataupun teman misalnya, sedang bertengkar dengan temannya, aataupun bagi siswa yang mulai berpacaran mempunyai masalah dengan pacarnya. Semua yang disebutkan tadi akan sangat mempengaruhi proses penyerapan materi oleh siswa. Sehingga pembelajaran akan terasa jenuh baginya. d. Selain itu Sikap jenuh yang mereka rasakan bisa disebabkan karena ketidakmampuan mereka mengerjakan setiap soal yang diberikan. Tidak semua siswa mempunyai IQ yang brilian. Banyak siswa yang kurang begitu bisa menyerap pelajaran. Sehingg ketika diberi soal oleh uru tidak bisa menjawab. Bagi siswa yang memang malas maka ia tidak akan bersemangat dalam mengikuti pelajaran. Namun untuk siswa yang mempunyai semangat belajar tinggi ia akan mencoba mengerjakan walaupun tidak bisa, namun ia akan menemukan titik keputus asaan. Saat itu ia akan mengalami kejenuhan. Begitu banyak factor yang menyebabkan kejenuhan siswa sehingga diperlukan cara-cara untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Setelah ditemukan beberapa penyelesaian maka diharapkan pembelajaran akan berhasil optimal. D. Alternatif untuk mengatasi kejenuhan dalam pembelajaran Kejenuhan adalah rasa yang sering timbul selain rasa malas. Namun bukan hanya siswa yang sering merasakan kejenuhan. Namun, kejenuhan lebih sering melanda siswa di sekolah. Apalagi, pada jam pelajaran eksak yang diletakkan di akhir pelajaran. Biasanya pada jam-jam terakhir siswa sudah capek, lapar, kantuk, dan lemahnya konsentrasi.
Page 10

10

Menerapkan sistem fullday dan bimbingan belajar. Kelas 9 dan XII misalnya, hampir setiap hari ketika mendekati bulan ujian, sekolah biasanya mengadakan program les setelah pulang sekolah. Sehingga, siswa bukannya tambah siap untuk ujian tapi malah semakin jenuh dan bosan. Mereka sering jenuh jam-jam les. Solusi untuk mengatasi masalah kejenuhan dalam kelas bisa dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1. Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan Lingkungan belajar yang menyenangkan dapat mempengaruhi sikap belajar siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi dengan sesuatu yang menyegarkan dan memberi semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati. Dengan suasana seperti itu maka siswa tidak akan mudah jenuh, walaupun diberi banya materi pelajaran. 2. Belajar di Luar Kelas. Belajar diluar kelas yaitu melakukan pembelajaran diluar kelas misalnya dihalaman sekolah, perpustakaan, mushola ataupun di tempat-tempat yang

memberikan ketenangan seperti sawah ataupun sungai terdekat. Cara belajar seperti ini paling banyak disarankan oleh siswa. Sembari merasakan udara luar, siswa saya ternyata lebih bisa berkonsentrasi dan menerima penjelasan dengan lebih santai dan segar. Selain itu siswa bisa kembali semangat untuk belajar lagi. Sehingga pelajaran berikutnya siswa bisa berkonsentrasi dengan maksimal. Untuk cara ini, sebaiknya digunakan ketika pembahasan soal, karena tidak begitu membutuhkan papan tulis untuk menerangkan materi. Selain digunakan pembahasan soal juga bisa digunakan untuk mengenalkan pelaran yang

3. Menggunakan Sedikit Trik.

11

Page

11

berhubungan dengan alam.

Menggunakan sedikit trik untuk menghilangkan rasa jenuh siswa. Khususnya pada jam-jam pelajaran siang atau jam pelajaran terakhir, dan pelajaran eksak. Trik-trik tersebut seperti: Ketika membahas soal. Soal pertama guru yang membaca, kemudian soal ke 2 guru menunjuk salah satu siswa laki-laki. Siswa tersebut harus menjawab dengan benar, kemudian giliran dia yang memilih satu teman perempuan untuk menjawab soal berikutnya, begitu seterusnya. Ikuti saja trik itu, diselah-selah siswa kita memilih siapa yang akan melanjutkan mejawab soal, kegembiraan akan datang dengan sendirinya. Hal ini terjadi ketika salah seorang siswa laki-laki atau perempuan menunjuk anak yang memang dijodoh-jodohkan oleh teman sekelasnya. Atau yang ditunjuk adalah tim penggembira kelas mereka. Maka pembelajaran akan hidup dan tidak ada kejenuhan lagi. Megadakan tebak-tebakan. Bagi yang tidak bisa menjawab hukumannya adalah menghibur temannya. Sehinnga siswa akan konsentrasi penuh pada pelajaran tersebut. Dan pasti tidak ada yang mengantuk ataupun jenuh selain itu kelas akan semakin hidup dan saling akrab. 4. Selingi dengan Musik. Selingan ini hanya pada waktu-waktu saat siswa mencapai titik kejenuhan. Misalnya, saat harus mencatat pelajaran maka siswa boleh mendengarkan music. Namun cukup satu kelas satu lagu agar tidak menimbulkan kegaduhan dan tidak mengganggu kelas lain. maka memutar music harus dengan volume yang normal, kira-kira tidak mengganggu kelas lain. Setelah mencatat selesai maka music dimatikan dan giliran guru melanjutkan. Cara ini juga bisa dipakai untuk pelajaran bahasa Inggris saat mempelajari listening section. Bukan hanya bahasa inggris yang membutuhkan sesi mendengarkan, banyak pelajaran lain yang membutuhkan sesi mendengarkan terutama bahasa asing seperti bahasa mandarin, bahasa jepang, bahasa prancis,
Page

12

12

bahasa arab. Mendengarkan juga bisa digunakan dalam pelajaraan bahasa Indonesia seperti mendengarkan berita. 5. Menggunakan Media yang Unik Siswa kadang jenuh dengan penjelasan-penjelasan guru. Sehingga guru dituntut mampu membuat media pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan siswa. Misalnya; Dalam pembelajaran yang memanfaatkan LCD, guru bisa membuat powerpaoint yang menarik dan lucu. Umumnya siswa alergi untuk membaca persentasi yang berupa tulisan, apalagi tulisannya formal. Siswa lebih suka melihat gambar-gambar dan tulisan yang bagus. Sehingga guru jika membuat persentasi disarankan untuk memperbanyak gambar dan tulisan dibuat se menarik mungkin. Siswa biasanya suka dengan sesuatu yang baru dan unik. Maka untuk mencegah ataupun mengurangi kejenuhan siswa, guru harus mampu membuat sesuatu yang baru untuk menyampaikan materi pelajarannya kepada siswa. Selain untuk mencegah kejenuhan, siswa juga akan selalu ingat dengan materi tersebut. Menurut Gerlac dan Ely tiga keistemewaan yang dimiliki media pengajaran yaitu : (1) Media memiliki kemampuan untuk menangkap, menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian, (2) Media memiliki kemampuan untuk menampilkan kembali objek atau kejadian dengan berbagai macam cara disesuaikan dengan keperluan, dan (3) Media mempunyai kemampuan utuk menampilkan sesuatu objek atau kejadian yang mengandung makna.
Page 13

13

Begitu juga, Ibrahim (1982:12) mengemukakan fungsi atau peranan media dalam proses belajar mengajar antara lain : (1) Dapat menghindari terjadinya verbalisme, (2) Membangkitkan minat atau motivasi, (3) Menarik perhatian, (4) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan ukuran, (5) Mengaktifkan siswa dalam belajar dan (6) Mengefektifkan pemberian rangsangan untuk belajar 6. Setiap Materi diselingi Praktek Sebagian pelajaran tentunya membutuhkan praktek seperti biologi, semua bahasa, kimia, dan lain-lain. Dari praktek inilah siswa mampu memahami pelaran tersebut dan guru juga menilai seberapa kemampuan siswa menyerap materi pelajaran. Sehinnga siswa nantinya bisa mempraktekkannya di masyarakat untuk praktek pelajaran bahasa. Dan untuk pelajaran sains siswa dapat memahami secara lebih jelas. Pada saat praktek pasti siswa gembira tidak ada yang mengantuk ataupun jenuh. Mereka akan berusaha untuk tampil dan praktek sebaik mungkin. 7. Pemberian motivasi Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi, yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri, misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin mendapat nilai yang baik sebagai bukti mampu berbuat. Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktorPage

14

14

faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan membangkitkan minat. Dalam pembelajaran matematika misalnya, motivasi itu sangat penting. Untuk membangkitkan motivasi intrinsik, siswa diingatkan akan pentingnya belajar matematika untuk memecahkan persoalan hidup sehari-hari, seperti perhitungan, pengukuran dan sebagainya. Apalagi bila siswa berkeinginan untuk melanjutkan belajar ke jenjang lebih tinggi lagi, maka pelajaran matematika akan terus diperoleh, sehingga pemahaman dan penguasaan materi pada tahap-tahap awal akan membantu untuk tahap-tahap selanjutnya. Motivasi ekstrinsik dapat dikondisi oleh guru, seperti dengan memberi pujian, hadiah dan sebagainya. Langkah-langkah berikut ini juga merupakan bentuk motivasi ekstrinsik. Menurut John Holt ( 1967 ), proses belajar akan meningkat jika siswa diminta untuk: - Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri. - Memberikan contohnya. - Mengenalinya dalam bermacam bentuk dan situasi. - Melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain. - Menggunakan dengan beragam cara / variasi metode pembelajaran. - Memprediksikan sejumlah konsekuensinya. - Menyebutkan lawan atau kebalikannya.

15

Page

15

Sehingga pelajaran akan lebih mudah diserap oleh siswa serta siswa akan selalu ingat dengan apa yang dipelajari dan tida akan meras jenuh dalam pembelajaran.

16

Page

16

BAB III PENUTUP


A. KESIMPULAN Guru adalah tenaga pendidikan yang tugas utamanya mengajar, dalam arti mengembangkan ranah cipta, rasa, dan karsa siswa sebagai implementasi konsep ideal mendidik. Dimana salah satu tugas guru yaitu menghilangkan rasa jenuh dalam proses belajar mengajar dengan memahami faktor-faktor yang

mempengaruhi. Proses belajar mengajar diantaranya, karakteristik siswa, karakteristik guru, interaksi dan metode, karakteristik kelompok, fasilitas fisik mata pelajaran dan lingkungan. Sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kejenuhan siswa dapat diatasi dengan berbagai metode yaitu membuat lingkungan belajar yang menggairahkan, belajar di luar kelas, menggunakan sedikit trik, selingi dengan musik, menggunakan media yang unik, setiap materi diselingi praktek, pemberian motivasi pada siswa. Dengan menggabungkan ataupun memilih salah satu dari cara tersebut maka diharapkan siswa dapat belajar dengan menyenangkan dan dapat menyerap pelajaran yang disampaikan oleh guru secara optimal.

B. SARAN 1. Guru harus mengetahui karakteristik siswanya, sehingga ketika ada kejenuhan maka mudah memilih metode untuk mengatasinya. 2. Dalam proses belajar mengajar, guru harus bisa membuat suasana yang

3. Guru harus punya cara tersendiri untuk mengatasi kejenuhannya ketika dalam kelas.

17

Page

17

nyaman sehingga siswa tidak akan jenuh.

C. DAFTAR PUSTAKA Mugiarso, Heru,dkk.2010. Bimbingan dan Konseling. Semarang: UNNES. Ibrahim, 1982. Media Instruksional. Malang : FIP IKIP Malang Mudhoffir, & Tjun Surjaman. 1999. Teknologi Instruksional, sebagai landasan Perencanaan dan penyusunan program Pengajaran (Cetakan ke-7). Bandung : Remaja Rosdakarya Winkel, W.S. 1999. Psikologi Pengajaran (Cetakan kelima). Jakarta : Grasindo Miarso, Y. 1984. Teknologi Komunikasi Pendidikan, pengertian dan

penerapannya di Indonesia. Jakarta : Rajawali

18

Page

18

You might also like