You are on page 1of 20

BAB I PENDAHULUAN

Indonesia adalah Negara yang memiliki keragaman suku,agama, dan ras yang bermacam macam. Kita mengenal ada suku jawa ,suku Madura, suku dayak , agama Islam, agama Kristen, dan lain lain. Keanekaragaman ini tidak hanya berkumpul di suatu tempat di Indonesia, tetapi sudah menyebar di seluruh Indonesia. Kemudian mereka membentuk komunitas komunitas sesuai kesamaan mereka. Misalnya komunitas Ambon, komunitas Islam, komunitas Cina, dan lain lain. Dengan berjalannnya waktu, orang orang yang bergabung dalam komunitas tersebut semakin banyak sehingga komunitas itu semakin kuat dan kuat. Dengan semakin kuatnya komunitas komunitas masing, pada suatu saat pasti akan terjadi benturan antar komunitas tersebut yang menyebabkan banyak masalah di sekitarnya. Tentu hal ini membuat orang orang yang tidak terlibat menjadi ikut terlibat di dalam masalah itu sendiri. Ini tentu membuat orang yang tidak tahu menjadi resah dan bingung harus berbuat apa. Padahal masalah masalah yang terjadi sering kali disebabkan oleh masalah masalah sepele yang tidak terselesaikan terlalu lama dan berulang ulang sehingga masalah ini menjadi semakin besar. Biasnya masalah ini muncul karena adanya sikap fanatisme terhadap kelompoknya. Sikap fanatisme ini membuat masalah yang kecil tadi menjadi besar karena menganggap komunitas atau kelompoknya lah yang paling benar. Sikap ini juga membuat orang tidak akan mengalah pada kelompok lain yang menurutnya salah sehingga masalah kecil ini berbuntut menjadi panjang dan besar. Dari sikap ini muncullah sikap baru, yaitu rendahnya toleransi satu dengan yang lainnya. Sikap toleransi yang rendah terhadap orang lain ini muncul karena sikap fanatisme tadi yang menganggap dirinya dan kelompoknya lah yang paling benar sehingga orang dan kelompok lain dianggap rendah dan salah. Saat orang dan kelompok lain melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan pemikiran dari diri dan kelompoknya, maka mereka tidak menerima hal yang telah dilakukan oleh kelompok lain sehingga muncullah masalah yang baru dan lain. Karena sikap ini juga, sering kali terjadi salah tangap informasi yang ada dan menimbulkan masalah masalah yang lain lagi.
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 1

Di dalam agama Islam sendiri, kita telah diajarkan dalam menyelesaikan masalah masalah yang terjadi dengan orang lain atau kelompok lain. Misalnya dengan musyawarah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan masih banyak lagi. Meski banyak cara dalam menyelesaikan masalah dengan orang lain atau kelompok lain, kita dapat mencegah masalah yang akan timbul atau paling tidak masalah yang timbul adalah masalah masalah yang sangat kecil. Dalam hal ini misalnya kita perlu bersikap ukhwah islamiyah. Ini membantu mengurangi perselisihan diantara umat beragama. Kerukunan mengandung makna hidup dalam kebersamaan. Oleh karena itu, dalam usaha membina kerukunan hidup bangsa kita yang menganut berbagai agama dan kepercayaan itu, kita harus berusaha membangun semangat dan sikap kebersamaan di antara penganut berbagai agama dan kepercayaan di kalangan bangsa kita Nilai kerukunan hidup antarumat beragama di pandang dari aspek sosial-budaya menempati posisi yang sangat sentral, penting dan strategis bagi kesatuan bangsa Indonesia untuk menjadi perekat kesatuan bangsa yang sangat handal. Melalui ikatan semangat kerukunan hidup antarumat beragama akan mampu membangun atau memperkokoh persatuan masyarakat Indonesia yang tersebar di berbagai daerah dan pulau menjadi sebuah komunitas negara kesatuan yang sangat solid. Dari penguraian diatas perlu kita mencari tahu apa saja yang perlu dilakukan dalam menjaga kerukunan dalam umat beragama ini, terutama di Indonesia kita sendiri. Serta bagaimana kerukunan dari teladan kita Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya yang harus kita tiru agar dapat menciptakan kerukunan antar umat beragama. Selain itu juga kita harus belajar pula untuk hidup dengan simpati maupun empati terhadap sesama muslim.

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 2

BAB II PERMASALAHAN

Di dalam menghadapi negara bahkan dunia yang semakin berbeda (multikulturalisme) ini, kita harus mampu menjalin kerukunan diantara sesama khususnya menjalin kerukunan antar umat beragama. Indonesia mengakui 6 agama, yaitu Islam, Protestan, Katholik, Hindhu, Budha, dan Konghucu. Dari agama-agama tersebut tentulah tiap agama- tersebut menganut kepercayaan yang berbeda-beda, sehingga kita harus dapat menjalin kerukunan antar umat beragama. Sayangnya di Indonesia kerukunan antar umat beragama masih cukup sulit untuk diwujudkan. Banyak contoh kasus konflik maupun kerusuhan yang ditimbulkan oleh kegagalan menjalin kerukunan di dalam umat beragama, diantaranya yang terjadi di Sampang, Ambon, dan lain sebagainya. 2.1 Permasalahan Islam Sebagai Rahmat Seluruh Alam Situasi dan kondisi pada hari-hari ini cukup memprihatinkan. Dimana Islam diopinikan sebagai agama teroris, dan teroris identik dengan umat Islam terkhusus orangorang yang dipandang militan. Ketahuilah bahwa Islam merupakan agama rahmat bukan negara teroris. Banyak fitnah-fitnah serta hujatan-hujatan oleh berbagai kalangan yang menyamakan ajaran Islam dengan teroris. Fakta sebenarnya, Allah menurunkan Islam melalui Nabi-Nya dengan misi utama adalah Islam sebagai rahmat di dunia. Rasulullah (utusan Allah) yang selalu membacakan ayat-ayat Allah kepada umatnya, membersihkan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka al kitab(Al Quran) dan Al Hikmah, sebagaimana firman-Nya:

Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 3

mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. (QS. Ali-Imran : 164) 2.1.1 Kebencian Musuh-Musuh Islam Ketika cahaya Islam menerangi kegelapan peradaban umat manusia sejak 1439 silam, maka musuh-musuh Islam tiada henti membencinya. Upaya-upaya memadamkan cahaya itu pun senantiasa dilakukan. Allah berfirman :

Meraka berupaya untuk memadamkan cahaya ( agama ) Allah dengan mulut ( ucapanucapan ) mereka, dan Allah tetap menyempurnakan cahaya-Nya meskipun orang-orang kafir benci. ( Ash Shaff : 8 ) Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama meskipun orang-orang musyrik benci. ( Ash Shaff : 9 ) Maka dari itu orang-orang kafir dan musyrik dari berbagai macam jenisnya sangat berkepentingan untuk menjalankan program jahat tersebut. Yahudikah, Majusikah, Kristenkah, dll. Cobalah anda buka catatan sejarah, niscaya akan terucap sebuah pengakuan , maka benar Allah dengan segala firman-Nya. Program inipun dijalankan oleh orang-orang munafik (orang-orang yang menampakkan keislaman, namun menyembunyikan kebencian terhadap Islam). Hari-hari mereka berisikan makar terhadap orang-orang yang beriman,

sebagaimana firman Allah:

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 4

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudharatan (pada orang-orang mukmin), untuk kekafiran dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu[660]. Mereka Sesungguhnya bersumpah: "Kami tidak menghendaki selain kebaikan." Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). (QS at-Taubah: 107) 2.1.2 Terorisme bukan dari Islam Keberadan syariat jihad fi sabilillah ( perang dijalan Allah ) yang demikian mulia dalam agama Islam, benar-benar sebagai monster yang mengerikan bagi orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Sehingga merekapun berupaya mengopinikan di dunia internasional sebagai terorisme. Sementara dilain pihak, ada oknum-oknum dari kaum muslimin yang berlebihan bahkan sesat di dalam memahami makna jihad fi sabillah. Sehingga dalam sudut pandang mereka yang radikal itu, bom bunuh diri, peledakan-peledakan bom di tempat keramaian yang banyak di kunjungi turis, dan aksi-aksi terror lainnya di negeri-negeri kaum muslimin merupakan bagian dari jihad fiisabillah. 2.1.3 Sikap Orang Kafir dan Munafik Tentang Kesalahan Pemahaman Oleh Sebagian Kaum Muslimin Melihat keadaan tersebut, orang-orang kafir dan munafik (Amerika, Yahudi, dsb) memanfaatkan hal ini untuk menyebarkan isu terorisme oleh orang Islam. Hingga akhirnya tertanam suatu paradigma yang salah di tengah masyarakat, bahwa ciri-ciri teroris adalah selalu berpakaian muslim ( jubah, gamis, sorban dll), berjenggot, pakaian di atas mata kaki, rajin shalat berjamaah, dan kaum wanitanya berbusana muslimah. Padahal itu adalah tuntunan Rasulullah. Astaghfirullah. 2.2 Kendala-kendala Dalam Mewujudkan Kerukunan Umat Beragama 2.2.1 Rendahnya Sikap Toleransi Menurut Dr. Ali Masrur, M.Ag, salah satu masalah dalam komunikasi antar agama sekarang ini, khususnya di Indonesia, adalah munculnya sikap toleransi malas-malasan (lazy tolerance) sebagaimana diungkapkan P. Knitter. Sikap ini muncul sebagai akibat dari pola perjumpaan tak langsung (indirect encounter) antar agama, khususnya menyangkut persoalan teologi yang sensitive. Sehingga kalangan umat beragama merasa enggan mendiskusikan masalah-masalah keimanan. Tentu saja, dialog yang lebih mendalam tidak terjadi, karena
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 5

baik pihak yang berbeda keyakinan/agama sama-sama menjaga jarak satu sama lain. Masingmasing agama mengakui kebenaran agama lain, tetapi kemudian membiarkan satu sama lain bertindak dengan cara yang memuaskan masing-masing pihak. Yang terjadi hanyalah perjumpaan tak langsung, bukan perjumpaan sesungguhnya. Sehingga dapat menimbulkan sikap kecurigaan diantara beberapa pihak yang berbeda agama, maka akan timbullah yang dinamakan konflik. 2.2.2 Kepentingan Politik Faktor Politik, Faktor ini terkadang menjadi faktor penting sebagai kendala dalam mncapai tujuan sebuah kerukunan anta umat beragama khususnya di Indonesia, jika bukan yang paling penting di antara faktor-faktor lainnya. Bisa saja sebuah kerukunan antar agama telah dibangun dengan bersusah payah selama bertahun-tahun atau mungkin berpuluh-puluh tahun, dan dengan demikian kita pun hampir memetik buahnya. Namun tiba-tiba saja muncul kekacauan politik yang ikut memengaruhi hubungan antaragama dan bahkan memorakporandakannya seolah petir menyambar yang dengan mudahnya merontokkan bangunan dialog yang sedang kita selesaikan. Seperti yang sedang terjadi di negeri kita saat ini, kita tidak hanya menangis melihat political upheavels di negeri ini, tetapi lebih dari itu yang mengalir bukan lagi air mata, tetapi darah; darah saudara-saudara kita, yang mudah-mudahan diterima di sisi-Nya. Tanpa politik kita tidak bisa hidup secara tertib teratur dan bahkan tidak mampu membangun sebuah negara, tetapi dengan alasan politik juga kita seringkali menunggangi agama dan memanfaatkannya. 2.2.3 Sikap Fanatisme Yang Berlebihan Di kalangan Islam, pemahaman agama secara eksklusif juga ada dan berkembang. Bahkan akhir-akhir ini, di Indonesia telah tumbuh dan berkembang pemahaman keagamaan yang dapat dikategorikan sebagai Islam radikal dan fundamentalis, yakni pemahaman keagamaan yang menekankan praktik keagamaan tanpa melihat bagaimana sebuah ajaran agama seharusnya diadaptasikan dengan situasi dan kondisi masyarakat. Sehingga karena sikap fanatisme yang berlebihan, menyebabkan terjadinya konflik antar umat beragama yang tentu saja tidak kita inginkan.

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 6

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Islam Agama Rahmat Bagi Seluruh Alam 3.1.1 Fungsi Islam Sebagai Rahmat Allah Fungsi Islam sebagai rahmat Allah tidak bergantung pada penerimaan atau penilaian mannusia. Subtansi rahmat terletak pada fungsi ajaran tersebut , dan fungsi itu baru akan dirasakan, baik oleh manusia sendiri maupun oleh makhluk-makhluk yang lain apabila manusia srbagai pengemban amanah Allah telah mentaati ajaran tersebut. Fungsi Islam sebagai rahmat Allah bagi semua alam itu dijelaskan oleh Allah adalah:

Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (QS. Al-Anbiya: 107 Bentuk-bentuk kerahmatan Allah pada ajaran Islam itu adalah sebagai berikut: 1. Islam menunjuki manusia jalan hidup yang benar. Ajaran Islam sebagiannya bersifat supra rasional atau taabbudi, artinya di atas kemampuan akal manusia untuk mengetahuinya, Ajaran itu diperlukan manusia, baik sebagai substansi pengetahuan maupun sebagai sarana pengabdian, sepertu Kemahaesaan Allah, ajaran salat, dan lain-lain. Sebagian ajaran Islam yang lain bersifat rasional atau taaqquli, artinya mampu dipahami rasionalitasnya, tetapi tanpa bimbingan Islam tidak ada jaminan kalau manusia sendiri dengan akalnya mampu menemukannya, ajaran Islam memberikan kemudahan sehingga kerja akal lebih efisien, seperti bersikap adil terhadap sesama manusia, memanfaatkan alam secara proprosional, dan lain-lain. 2. Islam memberikan kebebasan kepada manusia untuk menggunakan potensi yang diberikan oleh Allah secara bertanggung jawab. Sekalipun Allah memberikan petunjuk kebenaran bagi manusia, tetapi Allah tidak memaksakan kehendak-Nya bagi manusia untuk menerima petunjuk-Nya itu. Allah hanya mengingatkan konsekuensiKelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 7

konsekuensi yang harus diterima manusia dengan pilihan hidupnya itu. Manusia bebas untuk menerima atau menolaknya. Penilaian dan balasan Allah terhadap pilihan hidup manusia secara mutlak akan diberikan di hari akhir nanti. Allah berfirman:

99. Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya ? (QS. Yunus : 99) 3. Islam menghargai dan menghormati semua manusia sebagai hamba Allah, baik mereka muslim maupun non-muslim. Di hadapan Allah manusia itu sama, karena itu semua manusia mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Yang membedakan manusia yang satu dengan lainnya hanyalah ketakwaannya. Asas persamaan itu mengharuskan perlakuan adil kepada setiap manusia dan tidak boleh menyakiti, mendzalimi satu sama lain. Apabila terjadi konsekuensi-konsekuensi dalam kehidupan, seperti harus dikenakan sanksi hukum, diberikan jizyah, harus membayar zakat, dan yang lain, hal itu timbul karena kondisi masing-masing secara spesifik berdasarkan perbuatan yang dilakukannya. Dalam al-Quran Allah SWT memperingatkan:

maka sesungguhnya mereka (yang disembah itu) telah mendustakan kamu tentang apa yang kamu katakan maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak (pula) menolong (dirimu), dan barang siapa di antara kamu yang berbuat zalim, niscaya Kami rasakan kepadanya azab yang besar. (QS. Al-Furqan : 19) 4. Islam mengatur pemanfaatan alam secara baik dan proporsional. Sekalian dalam QS al-Baqarah : 29, Allah telah memberikan hak kepada manusia untuk memanfaatkan alam beserta isinya ini, tetapi dalam QS ar-Rum : 41, Allah mengingatkan bahwa kerusakan yang terjadi di alam ini diakibatkan oleh perbuatan manusia yang tidak terkontrol dan akibatnya akan menyengsarakan hidup manusia juga. Begitu juga dalam pemanfaatan hewan, Allah menghalalkan memakan daging dari sebagian
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 8

binatang yang ada di bumi, tetapi dalam hal menyembelih binatang, Rasulullah mengingatkan apabila menyembelih binatang hendaknya disembelih dengan cara yang baik dan menggunakan pisau yang tajam agar tidak menyiksa binatang tersebut. 5. Islam menghormati kondisi spesifik individu manusia dan memberikan perlakuan yang spesifik pula. Orang yang bepergian jauh di bulan Ramadhan diberikan dispensasi untuk berbuka, orang yang lupa atau tertidur sehingga waktu salat habis ia boleh salat ketika ingat atau bangun dari tidurnya sekalipun waktu telah lewat, orang yang lapar dan tidak ada makanan kecuali barang haram ia boleh memakannya sekedar untuk bertahan hidup, dan lain sebagainya. Dalam masalah keyakinan, Islam juga menghormati pilihan bebas manusia untuk menentukan keyakinannya sendiri. Karena itu terhadap orang kafir selama mereka tidak mengganggu, menyakiti atai memusuhi orang Islam, mereka juga tidak boleh dimusuhi. 6. Dll. 3.1.2 Cara mewujudkan Islam Sebagai Rahmat Bagi seluruh Alam Ada beberapa cara mewujudkan Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam, yaitu: 1. Menerapkan syariat Islam secara kffah dalam wadah Khilafah Islamiyah. Para ulama dan cendekiawan Islam yang salih memahami bahwa Khilafah adalah kewajiban mendasar di antara kewajiban-kewajiban agung dalam agama Islam. Kewajiban ini bahkan merupakan kewajiban terbesar (al-fardh al-akbar) karena merupakan tumpuan bagi pelaksanaan seluruh kewajiban lain. Sebab, banyak hukum yang tidak bisa tegak tanpa adanya Khilafah seperti hukum-hukum yang terkait dengan sistem ekonomi, pendidikan, sosial, peradilan, keamanan, politik dan militer (termasuk di dalamnya jihad dan perjanjian dengan negara-negara asing), dll. Oleh karena itu, kelalaian kaum Muslim dalam melaksanakan kewajiban menegakkan Khilafah ini termasuk ke dalam salah satu dosa besar (kabir al-itsm). 2. Menyebarluaskan Islam ke seluruh dunia melalui dakwah dan jihad. Dakwah adalah seruan kepada orang lain untuk memeluk Islam atau agar melakukan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Dakwah juga bisa didefinisikan dengan usaha untuk mengubah keadaan yang rusak dan tidak islami menjadi baik sesuai dengan Islam. Jadi, dakwah bukan sekadar seruan kepada orang lain agar melakukan kebaikan, melainkan harus disertai dengan usaha untuk melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud adalah
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 9

mengarahkan segala hal yang tidak sesuai dengan Islam menjadi sesuai dengan syariat Islam. Ini meliputi seluruh aspek; sosial, pemerintahan, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya; baik yang dilakukan oleh individu, kelompok, maupun negara. Demikian juga dengan jihad. Jihad dalam pandangan Islam bertujuan untuk menghilangkan kekufuran di muka bumi. Jihad adalah metode efektif dalam menyebarkan Islam sebagai rahmat ke seluruh dunia. Allah swt beersabda:

Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang zalim. (QS al-Baqarah : 193) Ayat tersebut jika diteliti kembali maka jihad hanya dilakukan jika terjadi fitnah terhadap umat muslim (adanya serangan dari kaum kafir) dan itu harus ditunjukkan untuk Allah bukan untuk hal lain seperti kepuasan pribadi seperti ingin menguasai dsb. Selain itu jika kaum kafir sudah tidak memusuhi kaum muslim lagi, maka tidak boleh ada permusuhan lagi kecuali orang-orang zalim. Maksud dari zalim disini adalah orang yang merusak kerukunan antar umat beragama sehingga perlu untuk di berantas. 3.1.3 Terorisme Bukan Bentuk Dari Jihad Berikut ini adalah 13 jenis jihad yang telah dilaksanakan secara sempurna oleh Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasalaam (Ibnul Qayyim al-Jauziyah, Zaadul Maad, Juz 3, hlm. 612): I. Jihad menundukkan hawa nafsu (meliputi 4 tahap). 1. Berjihad dengan mempelajari ajaran agama Islam demi kebahagiaan dunia dan akhirat. 2. Berjihad dengan melaksanakan ilmu yang telah diperolehnya, karena ilmu tanpa amal adalah tidak berarti, dan bahkan membahayakan. 3. Berjihad dengan menjalankan dakwah berdasarkan ilmu yang benar dan praktik nyata.

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 10

4. Berjihad dengan menekan diri agar sabar terhadap cobaan dakwah berupa gangguan manusia. Empat hal inilah makna yang terkandung dalam surah Al-Ashr, yang kata Imam Syafii, seandainya Allah tidak menurunkan ayat lain kecuali Al-Ashr, niscaya surah Al-Ashr cukup bagi manusia. II. Jihad melawan setan (meliputi 2 hal). 1. Berjihad melawan pemikiran setan berupa syubhat dan keragu-raguan yang dapat merusak keimanan. Perlawanannya adalah dengan keyakinan. 2. Berjihad melawan setan yang membisikan agar terjerumus kepada syahwat hawa nafsu. Caranya dengan sabar dan menahan diri dengan berpuasa. (Lihat As-Sajdah: 2). III. Jihad melawan kaum kufar dan munafikin (melalui 4 tahap). 1. Berjihad dengan qalbu (hati). 2. Berjihad dengan lisan. 3. Berjihad dengan harta. 4. Berjihad dengan tangan. Jihad melawan kaum kuffar lebih utama dengan tangan (kekuasaan), sementara terhadap kaum munafikin dilakukan dengan lisan. IV. Jihad melawan kezaliman, kemungkaran, dan bidah (ditempuh melalui 3 tahap). 1. Berjihad dengan tangan (kekuasaan) kalau mampu. 2. Kalau tidak, dengan lisan. 3. Kalau masih tidak mampu, maka terakhir dengan hati. (HR Muslim). Jawaban dari pertanyaan darimana ajaran tentang jihad yang salah itu? adalah ajarannya kaum khawarij yang dinyatakan oleh Rasulullah anjing-anjingnya penduduk neraka. Dengan modal semangat keislaman yang tinggi, dan minimnya ilmu agama yang murni dari Rasulullah dan para sahahabatnya. Jihad apakah yang mereka lakukan ? Sungguh perbuatan mereka itu lebih pantas disebut terorisme dan mereka lebih pantas disebut teroris. dari pada kebaikan yang mereka inginkan. Tapi ingatlah akan janji Allah dalam firman ini:

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 11

Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. (Al-Anfal: 30) 3.2 Ukhwah Islamiyah 3.2.1 Pengertian Ukhwah Islamiyah Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya perasaan simpati dan emapti antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki satu kondisi atau perasaan yang sama, baik suka maupun duka, baik senang maupun sedih. Jalinan perasaan itu menimbulkan sikap timbal balik untuk salling membagi kesenangan kepada pihak lain bila salah satu pihak menemukan kesenangan. Ukhuwah atau persaudaraan berlaku sesama umat Islam, yang disebut ukhuwah Islamiyah, dan berlaku pula pada semua umat manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, dan aspek-aspek kehususan lainnya, yang disebut ukhuwah insaniyah. Persaudaraan sesama muslim, berarti saling menghormati dan saling menghargai relativitas masing-masing sebagai sifat dasar kemanusiaan, seperti perbedaan pemikiran, sehingga tidak menjadi penghalanag untuk saling membantu atau menolong karena di antara mereka terikat oleh satu keyakinan dan jalan hidup, yaitu Islam. Agama Islam memberikan petunjuk yang jelas untuk menjaga agar persaudaraan sesama muslim itu dapat terjalin dengan kokoh sebagaimana disebutkan dalam al-Quran:

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 12

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS AlHujurat: 10-12) 3.2.2 Manfaat Ukhuwah Islamiyah Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah: 1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai 2. Memohon didoakan bila berpisah 3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa 4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim) 5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan 6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu 7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara) 8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya 9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 13

Buah Ukhuwah Islamiyah 1. Merasakan lezatnya iman 2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan yang dilindungi) 3. Mendapatkan tempat khusus di syurga 3.3 Kebersamaan Dalam Pluralitas Agama 3.3.1 Pentingnya Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama Kerukunan umat beragama di Indonesia adalah hal yang sangat penting untuk diwujudkan. Kita harus mempunyai sifat toleransi kepada sesama umat beragama dengan batas-batas toleransi tersebut. Banyak manfaat yang kita peroleh dengan menjalin kerukuanan satu sama lain. Berikut adalah manfaat dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama secara umum: 1. Menciptakan kedamaian dalam hidup bersama 2. Mencegah terjadinya perpecahan dan permusuhan 3. Memperkokoh silaturahmi antar sesama 4. Membentuk masyarakat yang saling tolong-menolong satu sama lain 5. Membentuk masyarakat agamis 6. dll Berikut adalah manfaat dalam menciptakan kerukunan antar umat beragama untuk negara Indonesia: 1. Mempercepat pembangunan nasional 2. Meminimalisir adanya konflik 3. Menyatukan masyarakat Indonesia 4. Memperbaiki sifat bangsa yang telah hancur 5. Mempermudah pemerintahan dalan memerintah 6. dll

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 14

3.3.2 Langkah-langkah Dalam Mewujudkan Kerukuna Antar Umat Beragama Indonesia yang multikultural terutama dakam hal agama membuat Indonesia menjadi sangat rentang terhadap konflik antar umat beragama.Maka dari itu menjaga kerukunan antar umat beragama sangatlah penting. Dalam kaitannya untuk menjaga kehidupan antar umat beragama agar terjaga sekaligus tercipta kerukunan hidup antar umat beragama dalam masyarakat khususnya masyarakat Indonesia misalnya dengan cara sebagai berikut: 1. Menghilangkan perasaan curiga atau permusuhan terhadap pemeluk agama lain yaitu dengan cara mengubah rasa curiga dan benci menjadi rasa penasaran yang positf dan mau menghargai keyakinan orang lain. 2. Jangan menyalahkan agama seseorang apabila dia melakukan kesalahan tetapi salahkan orangnya. Misalnya dalam hal terorisme. 3. Biarkan umat lain melaksanakan ibadahnya jangan olok-olok mereka karena ini bagian dari sikap saling menghormati. 4. Hindari diskriminasi terhadap agama lain karena semua orang berhak mendapat fasilitas yang sama seperti pendidikan, lapangan pekerjaan dan sebagainya. 3.3.2.1 Perilaku Rasulullah SAW Dalam Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama Rasulullah SAW telah mencontohkan kita bagaimana menjalin kerukunan antar umat beragama. Berikut ini adalah perilaku Rasulullah dalam menjalin kerukunan antar umat beragama yang patut kita contoh: 1. Pada masa Fathu Makkah beliau memberikan grasi kepada para musuhnya, beliau bersabda, "Pergilah! kalian bebas". (Al-Sirah al-Nabawiyah, Ibnu Hisyam, Dar Ihya alTurats al-Arabiy Bairut, cet. I 1415 H, juz 4 hal 61) 2. Beliau mendo'akan kepada non muslim, seperti kepada: a. Daus. (Imam Bukhari, Al-Jihad wa al-Sair no. Hadits 2779. Imam Muslim, Fadlail alSahabat no. Hadits 2524. Imam Ahmad 2/243) b. Ibunya Abu Hurairah sebelum masuk Islam. (Imam Muslim, kitab fadlail sahabat, bab fadlail Abi Hurairah, no. Hadits 2491) c. Bani Tsaqif. (Imam Turmudzi, Manaqib, no. Hadits 3942) d. Orang yahudi yang minta dido'akan beliau ketika bersin. (Imam Bukhari, Al-Adab, no. Hadits 5870. Imam Abu Dawud, Al-Adab, no. Hadits 5033. Imam Ahmad 2/353), (Lihat
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 15

juga Imam Bukhari dalam Al-Adab Al-Mufrad, bab Idza 'Athasa al-Yahudy. Hadits ini dinyatakan shohih oleh Imam Al-Bany, lihat Shahih al-Adab al-Mufrad, Al-Bany, hal. 348 no. Hadits 719). 3. Beliau menerima pemberian dari non muslim, seperti menerima pemberian Zainab bin Harits seorang Yahudi. (Imam Abu Daud, Al-Diyat, 4510. Al-Daramy, Al-Muqadimah, 67), ( Lihat juga Imam Bukhari, Kitab Al-Hibah, bab Qabul al-Hadiyah min al-Musyrikin, no. Hadits 2617). Dalam hal ini para fuqaha' membolehkan menerima pemberian dari non muslim meskipun yang memerangi kaum muslim, karena Nabi juga menerima hadiah dari Maqoqas dari Mesir. (Al-Mughni, Ibnu Qudamah, juz 13 hal. 200) 4. Beliau SAW mengunjungi rumah-rumah non muslim. (Imam Bukhari, Al-Ikrah, no. Hadits 6545. Imam Muslim, Al-Jihad wa Sair, bab Ijla' al-Yahud min al-Hijaz, no. Hadits 1765. Abu Daud, Al-Kharraj wa al-Imarah wa al-fai' no. Hadits 3003. Imam Ahmad, 2/451). 5. Beliau menjenguk orang yahudi yang sedang sakit. (Imam Bukhari, Al-Mardla no. Hadits 5333. Abu Daud, Al-Janaiz, no. Hadits 3095. Imam Ahmad, 3/175), (lihat juga Imam Bukhari, kitab Al-Mardla, bab 'iyadatu al-musyrik, no. Hadits 5657). 6. Beliau SAW juga melakukan transaksi jual beli dengan non muslim. (Imam Bukhari, AlJihad wa al-sair, no. Hadits 2759. Imam Muslim, Al-Masaqah, no. Hadits 1603. Imam Nasa'I, Al-Buyu', no. Hadits 4650. Imam Ibnu Majah, Al-Ahkam, no. Hadits 2436. Imam Ahmad, 6/42), (Lihat juga Imam Bukhari, kitab Al-Maghazy, no. Hadits 4467). 7. Beliau SAW menyuruh untuk bersilaturrahmi / menjalin kekerabatan meskipun beda agama (non muslim). ( Imam Bukhari, Al-Hibah wa fadzluha wa tahridz 'alaiha, no. Hadits 2477. Imam Muslim, Al-Zakat, no. Hadits 1003. Imam Abu Daud, Al-Zakat, no. Hadits 1668. Imam Ahmad, 6/347), (lihat juga Imam Bukhari, kitab Al-Hibah, bab Al-Hadiah lil musyrikin, no. Hadits 2620). 8. Beliau SAW menjadi jaminan bagi non muslim yang terikat perjanjian dengan kaum muslimin (mu'ahada). (Imam Abu Daud, Al-Kharraj wa al-Imarah wa al-fai', no. Hadits 3052. Hadits ini dinyatakan shahih oleh Imam Al-Bany dalam kitab Shahih sunan Abi Daud, Al-Bany, Al-Maktabah Al-Islamy Bairut, cet. I 1409 H, juz II hal. 59), (Lihat juga Imam Bukhari, Al-Jizyah no. Hadits 2995. Imam Nasa'I, Al-Qasamah no. Hadits 4750. Imam Ibnu Majah, Al-Diyat, no. Hadits 2686. Imam Ahmad 2/186), (Lihat juga Imam Bukhari, kitab Al-Jizyah wa al-muwada'ah, bab itsmu man qatala mua'ahadan no. Hadits 3166).

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 16

3.3.2.2 Perilaku Sahabat Dalam Menjalin Kerukunan Antar Umat Beragama Para sahabat juga telah mencontohkan bagaimana menjalin kerukunan antarn umat beragama. Berikut ini adalah perilaku para sahabat dalam menjalin kerukunan antar umat beragama yang patut kita contoh: 1. Khalifah Abu Bakar berpesan kepada para tentara Islam, "Kalian akan melewati masyarakat (non muslim) yang beribadah dalam tempat-tempat ibadah, maka biarkan mereka dan jangan dirusak tempat ibadah mereka". (Al-Mausu'ah fi samahatil Islam, juz I, hal. 446). 2. Khalifah Umar bin Khatab berpesan kepada khalifah setelahnya, agar supaya menepati perjanjian mereka dan tidak membebani diluar kemampuan mereka. (Futuhu al-Syam, AlWaqidi, Dar al-Jail Bairut, Juz I hal. 8). 3. Khalifah Umar bertemu dengan seorang Yahudi yang sudah tua dan buta mengajak ke rumahnya dan memberikan sesuatu serta mengambilkan bagiannya dari baitul mal. (Kitab al-Kharraj, Abu Yusuf, hal 126). 4. Khalifah Umar ketika mendatangi Jabiyah sebuah daerah di Syam, meminjam baju seorang Nasrani hingga menyulam dan mencucinya, serta berwudlu' dengan pancuran bejananya orang nasrani. Ketika orang-orang ahli kitab menyiapkan makanan di gereja maka beliau menyuruh Ali bin Abi Thalib dan para sahabat untuk masuk dan makan. (Ighatsatu allahfan min mashayid al-syaithan, Ibnu al-Qayim, Darul Ma'rifah Bairut, juz I hal. 153157). 5. Ibnu Abbas berkata, "Kalau seandainya Fir'aun mendo'akanku, semoga Allah memberkahimu, maka aku akan mendo'akannya, demikian juga semoga memberkahimu, dan Fir'aun sudah mati. (diriwayatkan Imam Bukhari dalam al-Adab al-mufrad bab bagaimana mendo'akan kepada orang Dzimmi. Lihat juga kitab Shahihu al-Adab alMufrad, Al-Albani,hal 430 no. hadits 847). Riwayat ini menunjukkan bahwa mendo'akan kepada non muslim tidak bertentangan dengan syari'at. Dalam riwayat lain, 'Amir utusan Khalifah Umar juga pernah mendo'akan ahli kitab di sebuah daerah Hamsh. (Shaffatu alShafwah, Ibnu al-Juzie, Dar al-Kutub al-Ilmiyah Bairut, cet. I 1409 H, juz 1 hal 356). 6. Khalifah Umar bin Abdul Aziz, menulis kepada 'Adiy bin Artha'ah, "Lihatlah orang sebelum kamu dari kalangan Dzimmah telah lanjut usia dan semakin lemah kekuatannya, lalu mereka diberikan usaha (yang sesuai dengan kemampuannya) dan diberikan gaji
Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama Page 17

secukupnya dari baitul mal muslimin. (Kitab al-Amwal, Abu Abied, hal 57. lihat juga alMausu'ah fi samahah al-Islam, Muhammad Shadiq 'Arjun, juz I hal. 211) 7. Khalifar Umar bin Abdul Aziz juga pernah membela seorang ahli kitab yang didzalimi oleh Al-Abbas bin Abd al-Mulk. (Al-Bidayah wa al-Nihayah, Ibnu Katsir, Dar al-Fikr, Bairut, juz 9 hal. 213). Riwayat ini menunjukkan bahwa keadilan harus ditegakkan tanpa harus melihat latar belakang agama. 8. Pada masa Khalifah Harun Al-Rasyid, al-Qadhi Abu Yusuf (Murid Imam Abu Hanifah) berpesan kepada khalifah supaya memperhatikan ahl dzimmah sehingga tidak terdzalimi, teraniaya dan tidak diberikan beban diluar batas kemampuan mereka serta tidak mengambil harta mereka kecuali dengan baik. (Al-Kharraj, Abu Yusuf, Dar al-Ma'rifah, Bairut, 1399 H hal. 125) * Mendo'akan non muslim adalah sesuai dengan ketentuan syara' dan merupakan keagungan gambaran toleransi dalam Islam yang memandang manusia dengan pandangan hormat dan membantu. Dalam do'a adalah menarik hati orang yang di do'akan dan setiap orang ingin mendapatkan do'a yang baik. Dalam hal ini Ibnu Abbas mengatakan, : : Artinya: Kalau Fir'aun mendo'akanku; semoga Allah memberkatimu. Maka saya mendo'akan juga; semoga Allah memberkatimu. Tapi Fir'aun sudah mati. Diriwayatkan oleh Imam Bukhari "Adab Mufrad" bab "Kaifa yad'u lidzimmy", lihat "Shahihul Adab Al-Mufrad" Al-Baniy hal.72 no. hadits 95. 3.3.3 Solusi Terhadap Masyarakat Yang Tidak Bisa Menjaga Kerukunan 3.3.3.1 Dialog Antar Umat Beragama Dialog antar umat beragama adalah hal yang sangat penting, dengan menyampaikan aspirasi tiap umat beragama akan memuncukan suatu kesepakatan bersama yang tidak merugikan berbagai pihak. 3.3.3.2 Bersikap Optimis Bersikap optimis adalah hal yang sangant penting. Dengan bersikap optimis, kita akan teguh pada pendirian, selain itu sikap optimis yang dibarengi dengan sikap toleransi akan dapat pula menimbulkan kerukunan umat beragama.

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 18

BAB IV KESIMPULAN

1. Islam bukanlah agama yang mengandung unsur kebencian, permusuhan, dan lain sebagainya. Islam adalah agama yang penuh kasih sayang dan toleransi terhadap sesama manusia. Islam juga tidak mengajarkan balas dendam walaupun terhadap musuh-musuh Islam sekalipun. Sehingga Islam adalah agama rahmat bagi seluruh alam. 2. Terorisme bukanlah bentuk dari jihad yang disebutkan dalam Al-Quran. Oleh karena itu, pendapat yang mengatakan islam penuh terorisme itu salah.
3. Dalam Islam dikenal Ukhwah Islamiyah, yang berlaku sesama umat Islam, dan

berlaku pula pada semua umat manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, dan aspek-aspek kehususan lainnya, yang disebut ukhuwah insaniyah.
4. Dalam islam dikenal pula kerukunan antar umat beragama, yang juga telah

dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan para sahabat.


5. Kerukunan antar umat beragama merupakan hal yang harus kita wujudkan khususnya

di negara Indonesia. Oleh karena itu, kita harus memilki sikap toleransi antar umat beragama (dalam batas tertentu), selain itu sebagai negara demokrasi, kita tidak boleh membuat politik menjadi hal yang menghambat dalam membentuk kerukunan antar umat beragama. Dan hindari memiliki sifat fanatik yang berlebihan sehingga merendahkan agama lain. Adakan pula dialog antar umat beragama agar kerukunan tetap dipertahankan.

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 19

DAFTAR PUSTAKA Al-Quran http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/2062432-cara-mewujudkan-islam-sebagairahmat/ http://www.buletin-alilmu.com/2006/09/19/islam-rahmat-bagi-semesta-alam-bukan-agamateroris/ http://kebunhidayah.wordpress.com/2009/05/20/jenis-jenis-jihad/ Tim Dosen PAI Brawijaya, 2010, Pendidikan Agama Islam di Universitas Brawijaya, Malang, PPA Universitas Brawijaya http://materitarbiyah.wordpress.com/2008/03/15/ukhuwah-islamiyah/ http://kelompokvii-mi.blogspot.com/2012/06/kerukunan-hidup-antar-umat-beragama.html http://abiaidangalah.blogspot.com/2012/05/toleransi-rasulullah.html http://www.scribd.com/document_downloads/direct/90358408?extension=docx&ft=1347252 614&lt=1347256224&uahk=3pzX0395zt86j6n63ewmDRqXmOQ

Kelompok 5 Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama

Page 20

You might also like