You are on page 1of 6

Silahkan download e-book ini di halaman download pada situs

www.tinyurl.com/syariah

Bismillahirahmaanirrahim.
Oleh : Muhammad Fauzan Soebroto

Puji syujur kehairat allah swt.yang telah memberikan hiday ah kepada kita semua
sehingga kita semua dapat berkumpul dalam kajian ekonomi islam, di wisma
nusantara ini, dan sholawat serta salawat semoga terlimpahkan kepada nabi besar kita
Muhammad saw, yang telah menunjukkan dari jalan kegelapan menuju jalan yang
terang benerang yaitu agama islam. Amin ya rabbal alamin..

Apakah hukum setiap yang di haramkan itu juga haram pada penggunaannya?

Dari jabir r.a. bahwa sesungguhnya dia mendengar rasulullah saw. Bersabda pada hari
pembukaan kota makkah ( dan beliau saw. Berada di makkah) : sesungguhnya
raosulullah saw. Mengharamkan jual beli khamar, bangkai, babi, dan patung ( untuk
di sembah), maka jabir bertanya: ya rasullah, bukankah engkau tahu bahwa minyak
bangkai itu bisa di gunakan untuk minyak pelumas kapal, dan juga bisa di gumanakan
minyak untuk kulit, dan banyak orang2 yang menggukan minyak tersebut? Maka
rasullah menjawab, jangan digunakan, semua itu adalah haram.

Kemudian rosulullah swa. Bersabda tentang hal tersebut, Allah terlah memusnahkan
orang-orang yahudi, ketika Allah mengharamkan lemak2 babi maka mereka
merekayasa ( untuk di halalkan) kemudian menjualnya lalu memakan uang itu. Hr.
Muslim.
Dari hadis kedua hadits ini, ulama’ berbeda pendapat dalam menentukan hukum
diatas:
1. Ibnu hajar : segala sesuatu yang haram maka haram pula menggunakannya baik
itu untuk di manfaatkan manfaatnya atau di jual dalam bentuk barangnya, dalam hal
ini mayoritas ulama’ sepakat diantaranya imam sayafi’i dan para pengikutnya.
Maka haram hukumnya memanfaatkan bangkai, babi dan segala yang di haramkan
dalam bentuk apapun juga. ( kecuali ada dalil pengecualian , contoh kulit yang telah
di sama’ ).
2.imam khuthobi : sesuatu yang haram itu boleh dimanfaatkan manfaatnya dalam
bentuk apapun juga, dalilnya adalah terbukti bahwa bangkai itu halal untuk di
jadikan makanan bagi anjing2 buruan dan anjing2 lainnya.
Dengan demikian halal juga bila bangkai tersebut di gumakan untuk menyak pelumas
maupun kosmetik dan manfaat yang lainnya. Karena hal ini tidak ada bedanya dengan
hal tersebut diatas.
3. imam lain berpendapat : haram jual belinya tapi boleh menggunakanya, termasuk
imam baghowi dan abu hanifah.
Perbedaan ulama’ diatas adalah berpengaruh pada ketentuan hukum dalam
memproduksi, menkonsumsi dan menjual belikan barang2 yang haram tersebut.
Dalam hal ini penulis berpendapat bahwa :
1. dhahir dari hadits di atas menunjuk bahwa secara mutlak sesuatu yang haram
maka haram juga bagi seluruh manfaatnya, baik itu di makan, minyak
pelumas, dan juga minyak kosmetik dan lainya, termasuk juga hukum jual
belinya adalah haram.
2. saya tidak faham dalil mana yang di gunakan ulama’ untuk menghalalkan nya
( mengambil manfaat dari barang haram), hagaimana penafsiran mereka
terhadap hadits nabi di atas ?? lebih aneh lagi mereka melarang menjual nya
tapi menghalal memanfaatkannya?? dari dalil mana hal itu bisa terjadi??
3. kalau seandainya tidak ada hadits jabir di atas yang menjelaskan secara rinci
tentang lemak dan minyak babi yang bisa di gunakan untuk kebutuhan
pelumas, dan kosmetik, dan hubunganya dengan laknat allah terhadap orang
yahudi yang telah merekayasa minyak babi, ulama’ akan sepakat bahwa
sesuatu yang haram belum tentu haram pula untuk memanfaatkannya, artinya
ulama’ akan mengalalkan manfaatnya.
Maka masalah ini perlu adanya pembahasan yang jeli dengan didasarkan pada dalil
aqli dan naqli yang lebih mendalam.

Pengaruh suap menyuap terhadap hasil produksi :


1. menurunkan kinerja petugas yang di suap, karena kinerja tersebut di bawah
perintah penyuap.
2. melemahkan anggota lainnya yang semestinya mempunyai hak yang sama
dalam memproduksi barang.
3. melemahkan kinerja petugas yang tidak mendapatkan suapan.
Allah akan melaknat orang 2 yang melakuakan suap menyuap, baik itu penyuap, yang
di suap, dan juru tulisnya, dalam hal ini penulis lebih menyalahkan orang yang di
suap karena biasanya si penyuap tidak akan berani menyuap jika orang yang di suap
itu bukan tipe2 orang yang suka di suap, dan biasanya penyuap akan melihat prilaku
petugas tersebut sebelum dia berani menyuap, allohu a’lam bissowab.

Menjunjung Tinggi Nilai Manfaat (Keuntungan) Dalam Produksi :

Arti “ manfaat “ secara bahasa adalah maslahah ( kebaikan)


Sedangkan arti secara syar’i adalah menjaga produksi agar tetap sesuai dengan tujuan
syariat islam dan tidak melenceng dari maslahah umat manusia di dunia ini , kalau
produksi itu sudah melenceng dari kemaslahatan umat manusia maka bukan
dinamakan manfaa ( keuntungan).
Tujuan dari sayriat islam adalah :
1. menjaga kemaslahatan agama.
2. menjaga kemaslahatan jiwa
3. menjaga kemaslahatan akal fikiran
4. menjaga kemaslahatan keturunan
5. menjaga kemaslahatan harta

maksud dari motto diatas adalah menjadikan sebuah manfaat ( laba, keuntungan) itu
sebagai hal yang harus di pentingkan dalam sebuah produksi dan jangan sampai
terdapat sebuah kerugian ( bangkrut) dengan cara mengambil manfaat yang sebanyak
nya dan menekan beban produsi serendah-rendahnya , istilah tersebut sesuai dengan
prinsip ekonomi saat ini.
Imam Mawardi mengatakan dalam hal ini, ambil lah air itu sebagai manfaat yang
sebesar2 nya dan tekanlah kerugiannya serendah-rendahnya.

Dalam hal ini islam sangat menganjurkan manusai untuk memperhatikan dalam
masalah untung dan rugi, dan jangan sampai mereka terperosok dalam sebuah
kerugian yang besar, dan disana banyak kaidah-kaidah yang membantu umat islam
untuk memperhatikan masalah untung dan rugi agar tidak salah memilih dalam
menentukan antara untung dan rugi, dan mana yang harus di prioritaskan jika terdapat
dalam sebuah produksi itu di dalamnya sebuah keuntungan dan resiko kerugian,
maka dalam hal ini islam telah merumuskan kaidah- kaidah fiqhiyah diantaranya
adalah pencegahan terhadap sebuah kerugian itu lebih diprioritaskan diatas
pengambilan sebuah keuntungan, jika terdapat dalam produksi tersebut ada 2 hal yang
sama besar antara kerugian dan keuntungan.
Dalam hal ini allah swt. mencontohkan kepada kita dalam masalah khamar bahwa
didalamnya ada manfaat dan kerugian, namun allah memprioritaskan bahaya khomar
tersebut dengan melarangnya untuk di jadiakan sebagai minuman meskipun di
dalamnya ada manfaat bagi tubuh manusia.
Dalam hal ini ulama’ usul fiqh telah menyusun urutan-urutan keuntungan dan
kerugian yang harus di dahulukan sampai pada level terakhir pada posisi kerugian
atau kerusakan, untuk memudahkan kita dalam menerapkan “pemprioritasan”.
( tarjih).
1. wajib dan mandub =====> mengandung manfaat ( keuntungan)
2. makruh dan haram =====> mengandung kerusakan (kerugian)

Dalam hal maanfaat ===> 1. primer.


2. sekunder.
3. sampingan.

Urutan-urutan manfaat yang harus di dahulukan di tinjau dari segi tujuan syar’i :
1. kepentingan agama
2. kepentingan jiwa ( diri sendiri )
3. kepentingan akal fikiran
4. kepentingan keturuan
5. harta.

Kesimpulan syari’at islam ini adalah semuanya demi kepentingan dan manfaat
ummat manusia, maka sangat rugi orang tidak menerimnya baik di dunia maupun
di akherat.
Pengarus Situasi Dan Kondisi Dalam Sebuah Produksi.

Ibnu kholdun mengatakan : ilmu pengetahuan, industri, properti, garment, buah,


buah –buahan, dan ternak, semua itu harus di sesuaikan dengan situasi dan
kondisi.

Produksi Dan Penduduk.

Sebenarnya tidak semua oenduduk itu mereka produser akan tetapi kebanyakan
dari mereka adalah para konsumen yang terdiri dari anak-anak, orang dewasa, tua
dan muda.
Faktor menyebabkan negara itu terpuruk pada sebuah kemiskinan karena
pertumbuhan penduduk semakin meningkat akan tetapi produksi barang yang di
hasilkan sangat sedikit, maka yang perlu di perhatikan sekarang adalah bagaimana
menyesuaikan pertumbuhan produksi dengan pertumbuhan penduduk, karena itu
adalah faktor utama dalam menentukan sebuah kemajuan ekonomi dalam sebuah
negara.
Maka dari itu kuantitas dan kwalitas penduduk sangat mempengaruhi sekali
dalam menhasilkan sebuah produksi, dan tenaga kerja sehingga bisa memajukan
perekonomian sebuah negara.
Sejak semuala islam telah melarang istilah “kependetaan “, islam menganjurkan
kepada seluruh umatnya untuk memperbanyak sebuah keturunan, dan menyeru
untuk bekerja di muka bumi ini, agar tiak lain adalah demi memakmurkan bumi
ini, sebagaimana rosullullah telah bersabda: wahai para pemuda barang siapa
yang telah mampu diantara kamu untuk menikah maka nikahlah kamu sekalian,
dan barang ispa yang belum mampu hendaklah ia berpuasa. (HR. Jama’ah).

Dan Allah Swt. berfirman : Dan jika telah selesai kamu sekalian melakukan sholat
maka menyebarlah kalian semua di muka bumi ini ( bekerja ).

Ilmu, produksi, dan kemajuan.

Ibnu khaldun mengatakan: Sesungguhnya arab adalah negara yang primitif, yang
jauh dari peradaban teknologi, penyebabnya adalah karena mereka yang hidup di
pedesaan dan badui, yang jauh dari peradaban maju sehingga mereka tidak bisa
menghasilkan sebuah produsi yang banyak, sehingga mereka harus
mengkonsumsi barang-barang dari luar,
Lain halnya dengan china , jepang dan india, dan negara negara nasrani lainnya,
meraka telah memperbanyak produksi-produksi dan justru negara negara lain
yang mengambil dari mereka.

Karena hal tersebut adalah disebabkan majunya ilmu pengetahuan dan teknologi
yang di miliki oleh mereka.

Bercocok Tanam.

Bercocok taman dan mengelolah bumi adalah hal yang sangat terpenting dan
sering di singgung oleh para fuqoha untuk memajukan hasil produksi, dan hal ini
adalah termasuk dari jenis pekerjaan dan macam cara untuk menciptakan sebuah
kemajuan dan kemakmuran,
Dan dari faktor ini sebagai dalil bahwa negara islam adalah bukan negara
konsumtor saja, tapi dia juga merupakan negara yang bisa memproduksi, yaitu
khususnya dalam sektor pertanian, dan sebuah kemaujuan itu tidak hanya indentik
dengan produksi-produksi sina’i akan tetapi sektor pertanian juga merupakan
bagian dalam hal kemajuan tersebut.
Rosulullah sendiri telah memberikan jalan kebebasan bagi pera petani itu untuk
memproduksi hasil pertanian, rosullah swa. Pernah bersabda: kamu lebih mengerti
dengan urusan duniamu ( dalam sektor pertanian).

Dan dalam hal ini juga sangat di bolehkan bagi umat islam untuk mencontoh
orang-orang nasrani lainnya dalam hal memproduksi barang dan bercocok tanam
karena hal ini tidak ada larangan dari rosullah swa.

You might also like