You are on page 1of 12

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

MAKALAH

BIMBINGAN BELAJAR
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

DOSEN PENGAMPU: DEWI NOFRITA, S.Pd.I, M.Pd

OLEH: ABD.KARMAN ARTAJI MARYATI SUSI SUSANTI ZUKRY AS TOMY

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN TARBIYAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) AL-FATAH JAYAPURA

2010

BAB I PENDAHULUAN Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. Pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Sumbangsih psikologi terhadap pendidikan sangatlah besar. Kegiatan pendidikan, khususnya pada pendidikan formal, seperti pengembangan kurikulum, Proses Belajar Mengajar, sistem evaluasi, dan layanan Bimbingan dan Konseling merupakan beberapa kegiatan utama dalam pendidikan yang di dalamnya tidak bisa dilepaskan dari psikologi. Masalah belajar adalah merupakan inti dari kegiatan disekolah. Sebab semua disekolah diperuntukkan bagi berhasilnya proses belajar bagi setiap siswa yang sedang studi disekolah tersebut. Oleh karena itu memberikan pelayanan, bimbingan disekolah berarti pula memberikan pelayanan belajar bagi setiap siswa. Dan masalah bimbingan belajar adalah merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam psikologi pendidikan karena merupakan suatu proses bantuan kepada anak didik yang dilakukan secara terus menerus supaya anak didik dapat memahami dirinya sendiri, sehingga mengarahkan diri dan bertingkah laku yang wajar, sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat.

BAB II PEMBAHASAN 1. Bimbingan Dalam Belajar Masalah belajar adalah merupakan initi dari kegiatan disekolah. Sebab semua disekolah diperuntukkan bagi berhasilnya proses belajar bagi siswa yang sedang studi di sekolah tersebut. Adapun pembagian dalam bimbingan belajar meliputi: a. Tujuan dalam belajar Dengan rumusan tujuan bimbingan belajar disekolah yaitu suatu proses bantuan kepada anak didik yang dilakukan secara terus menerus supaya anak didik dapat memahami dirinya sendiri dan bertingkah laku yang wajar, sesuai tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat, jelaslah bahwa yang ingin dicapai dalam bimbingan adalah: Kebahagiaan hidup pribadi Kehidupan yang efektif dan produktif Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain. Keserasian antara cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya. Keempat hal tersebut adalah merupakan tujuan yang pertama dan utama yaitu tertuju kepada siswa-siswa sebagai individu yang diberikan bantuan. Tetapi sebenarnya tujuan pada bimbingan disekolah bukan hanya terbatas pada siswa-siswa disekolah saja, tetapi juga bagi sekolah secara keseluruhan dan masyarakat. b. Tujuan Pelayanan Bimbingan bagi Murid Tujuan bimbingan dan penyuluhan bagi murid adalah untuk: a. Membantu dalam memahami tingkah laku orang lain. b. Membantu murid-murid supaya hidup dalam kehidupan yang seimbang antara aspek fisik, mental dan sosial. c. Membantu proses sosialiasi dan sikap sensitive terhadap kebutuhan orang lain.

d. Membantu murid-murid untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan kecakapan, minat, bakat, kecakapan belajar, dan kesempatan yang ada. e. Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif intrinstik dalam belajar, sehingga dapat mencapai kemajuan yang berarti dan bertujuan. f. Memberikan dorongan dalam pengarahan diri, pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan. g. Mengembangakan nilai dan sikap secara menyeluruh, serta perasaan sesuai dengan penerimaan diri (self acceptance). h. Membantu murid-murid untuk memperoleh keputusan pribadi dalam menyesuaikan diri secara maksimal terhadap masyarakat. c. Tujuan Pelayanan Bimbingan dalam Belajar Tujuan bimbingan belajar secara umum adalah membantu murid-murid agar dapat penyesuaian yang baik dalam situasi belajar, sehingga setiap murid dapat belajar dengan efisien sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dan mencapai perkembangan yang optimal. Tujuan pelayanan bimbingan belajar dirincikan sebagai berikut : Mencarikan cara-cara belajar yang efisien dan efektifbagi seorang anak atau kelompok anak. Menunjukkan cara-cara mempelajari sesuai dan menggunakan buku pelajaran. Memberikan informasi (saran dan petunjuk) bagi yang memanfaatkan perpustakaan. Membuat tugas sekolah dan mempersiapkan diri dalam ulangn dan ujian. Memilih suatu bidang studi (mayor atau minor) sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan, citacita dan kondisi fisik atau kesehatan. Menunjukkan cara-cara menghadapi kesulitan dalam bidang studi tertentu. Menentukan pembagian waktu dan perencanaan jadwal belajarnya. Memilih pelajaran tambahan baik yang berhubungan dengan pelajaran di sekolah maupun untuk pengembangan bakat dan kariernya dimasa depan. d. Kebutuhan- Kebutuhan Dalam Belajar

Di dalam memasuki proses belajar dan situasi, supaya anak dapat belajar dengan baik, kebutuhan yang diperlukan dalam belajar adalah: a. Memiliki kondisi fisik yang tetap sehat. b. Memiliki jadwal belajar di rumah, yang disusun dengan baik dan teratur. c. Memiliki disiplin terhadap diri sendiri, patuh, dan taat dengan rencana belajar yang telah dijadwalkan. d. Memeiliki kamar atau tempat belajar yang sesuai dengan seleranya sendiri dan mandorong kegiatan belajarnya. e. Menyiapkan peralatan sekolah dengan baik sebelum balajar. f. Menerangi dalam kamar atau tempat belajar yang sesuai dan tidak mengganggu kesehatan mata. g. Harus biar memusatkan perhatian dan berkonsentrasi dalam belajar. h. Memiliki kepercayaan terhadap kemampuan sendiri dalam belajar. e. Peranan Guru Dalam Bimbingan Belajar. Perkembangan ilmu dan teknologi yang disertai dengan perkembangan social budaya yang berlangsung dengan cepat dewasa ini, peranan guru telah meningkat dari sebagai pengajar menjadi pembimbing. Guru sebagai designer of instruction atau perancang pengajaran yang di tuntut memiliki kemampuan untuk merencanakan (merancang) kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien. Guru sebagai manager of instruction (pengelola pengajaran), dituntut untuk memiliki kemampuan mengelola seluruh proses kegiatan belajar mengajar dengan menciptakan kondisikondisi belajar sedemikian rupa sehingga setiap muri dapat belajar dengan efektif dan efisien. Guru sebagai pembimbing, dituntut untuk mengadakan pendekatan bukan saja melalui pendekatan instruksional akan tetapi diberengi dengan pendekatan yang bersifat pribadi (personal approach) dalam setiap proses belajar mengajar berlangsung.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa guru sebagai pembimbing sekaligus berperan sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Sebagian pembimbing dalam belajar mengajar diharapkan mampu untuk : Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar. Membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya. Mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya. Memberikan kesempatan yang memadai agar setiap murid dapat belajar sesuai dengan karakteristik pribadinya. Mengenal dan memahami setiap murid baik secara individual maupun secara kelompok. Menurut Perceivel Huston, dalam bukunya The Guidance Function Education guru yang dapat berperan sebagai pembimbing yang efektif adalah guru yang memiliki kemampuan (kelebihan dalam hal mengajar bidang studi) : Dapat menimbulkan minat dan semangat dalam bidang studi yang diajarkan. Memiliki kecakapan sebagai pemimpin murid. Dapat menghubungkan materi pelajaran pada pekerjaan praktis. 2. Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Mengumpulkan, mengatur, dan memanfaatkan informasi yang berhubungan dengan lapangan yang telah disebutkan di muka dan menafsirkan untuk siswa, guru maupun orang tua dan lain-lain. Mengembangkan pada siswa, pengertian dan keterampilan dibutuhkan untuk menemukan informasi-informasi. Langkah-langkah yang ditempuh dalam bimbingan: a. Menentukan masalah. b. Pengumpulan data. c. Analisis data. d. Diagnosis.

e. Prognosis. f. Terapi. g. Tidak lanjut 3. Fungsi Dari Bimbingan Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara siswa dalam hubungannya dengan para guru maupun tenaga administrasi. Adapun fungsi bimbingan terbagi menjadi empat yaitu: Preservative : memelihara dan membina suasana dan situasi yang baik dan tetap diusahakan terus bagi lancarnya belajar mengajar. Preventif : mencegah sebelum terjadi masalah. Kuratif : mengusahakan penyembuhan pembentukan dalam mengatasi masalah. Rehabilitasi : mengadakan tindak lanjut secara penempatan sesudah di adakan treatment yang memadai. 4. Kebutuhan Bimbingan Bagi Anak Dan Macam-Macamnya Bimbingan belajar, yang perlu diperhatikan mengenai prosedur sekolah dan masalahnya, bagaimana kalau tidak masuk sekolah, bagaimana memakai perpustakaan. Bimbingan penyelesaian, memberikan kesempatan pada anak-anak yang dapat memberikan kesaksian pada dirinya. Bimbingan pekerjaan : anak-anak supaya diberi pengetahuan mengenai bermacam-macam sekolah menengah atas, supaya memiliki pandangan-pandangan tentang sekolah tersebut, hingga mudah membuat pilihan yang ada hubungannya dengan masa depan. Bimbingan karier, adapun prosedurnya dapat secara individual maupun secara kelompok. Program testing maupun rekor perlu dilaksanakan, kesulitan-kesulitan individual perlu mendapat perhatian. Bimbingan harus erhubungan dengan masa depan anak. Bimbingan social dan pribadi, bimbingan yang berhubungan dengan kesulitan psikologi yang dialami anak.

Bimbingan jabatan, bantuan yang diberikan pada anak dalam mengatasi kesulitan yang berhubungan dengan masa pekerjaan atau jabatan. 5. Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Teknik individual, terdiri dari : Directive counseling Dengan prosedur atau teknik pelayanan penyuluhan tertuju pada masalahnya, counselor yang membuka jalan pemecahan masalah yang dihadapi klien. Tokoh dari aliran wiliamson menunjukan alasan bahwa : Anak yang belum matang mendiagnosis sendiri sulit memecahka masalahnya, tanpa bantuan dari pihak lain yang berpengalaman. Anak yang berkesulitan, sekalipun sudah diberi petunjuk apa yang harus dilakukan, mereka tidak mau dan tidak berani. Mungkin ada masalah yang berat untuk dipecahkan oleh anak tanpa bantuan dari orang lain. Non-derective counseling Adanya pelayanan bimbingan bukan pelayanan yang mengambil inisiatif, tetapi klien sendiri yang mengambil prakarsa, yang menentukan sendiri apakah dia membutuhkan perolongan dari pihak lain. Cart Rogers memaparkan alas an yaitu: Setiap individu mempunyai kemampuan yang besar untuk menyesuaikan diri serta memiliki dorongan yang kuat untuk berdiri sendiri. Penyuluh hanya sebagai pebgantar dan membantu klien dalam menciptakan suasana damai, tenang, tidak tertekan, tidak merasa dipaksa dengan kesediannya menyatakan kesulitannya kepada pembimbing. Eclective counseling F.P. Robinson mengutarakan bahwa: Masalah dan situasi penyuluh selalu berbeda dan masalah yang tidak terbatas pada satu bidang kehidupan.

Langkah-langkah penyuluh harus selalu disesuaikan dengan keperluan yang dituntut oleh situasi penyuluhan. Teknik kelompok, terdiri dari : Home room program Field drip Group discussion Kegiatan kelompok Organisasi murid Sosiodrama Upacara Papan bimbingan.

BAB III KESIMPULAN Psikologi pendidikan dapat diartikan sebagai salah satu cabang psikologi yang secara khusus mengkaji perilaku individu dalam konteks situasi pendidikan dengan tujuan untuk menemukan berbagai fakta, generalisasi dan teori-teori psikologi berkaitan dengan pendidikan, yang diperoleh melalui metode ilmiah tertentu, dalam rangka pencapaian efektivitas proses pendidikan. 1. Bimbingan Dalam Belajar a. Tujuan dalam belajar Yang ingin dicapai dalam bimbingan adalah: Kebahagiaan hidup pribadi Kehidupan yang efektif dan produktif Kesanggupan hidup bersama dengan orang lain. Keserasian antara cita-cita siswa dengan kemampuan yang dimilikinya. b. Tujuan Pelayanan Bimbingan bagi Murid Membantu dalam memahami tingkah laku orang lain, hidup dalam kehidupan yang seimbang antara aspek fisik, mental dan social, proses sosialiasi dan sikap sensitive terhadap kebutuhan orang lain, dan lain-lain c. Tujuan Pelayanan Bimbingan dalam Belajar Membantu dalam memahami tingkah laku orang lain, hidup dalam kehidupan yang seimbang antara aspek fisik, mental dan social, proses sosialiasi dan sikap sensitive terhadap kebutuhan orang, dan lain-lain. d. Kebutuhan- Kebutuhan Dalam Belajar Di dalam memasuki proses belajar dan situasi, supaya anak dapat belajar dengan baik, kebutuhan yang diperlukan dalam belajar adalah memiliki kondisi fisik yang tetap sehat, memiliki jadwal belajar di rumah, yang disusun dengan baik dan teratur, memiliki disiplin

terhadap diri sendiri, patuh, dan taat dengan rencana belajar yang telah dijadwalkan, dan lainlain. e. Peranan Guru Dalam Bimbingan Belajar. Memberikan berbagai informasi yang diperlukan dalam proses belajar, membantu setiap siswa dalam mengatasi masalah-masalah pribadi yang dihadapinya, mengevaluasi hasil setiap langkah kegiatan yang telah dilakukannya, dan lain-lain. 2. Langkah-Langkah Dalam Bimbingan Mengumpulkan, mengatur, dan memanfaatkan informasi yang berhubungan dengan lapangan yang telah disebutkan di muka dan menafsirkan untuk siswa, guru maupun orang tua dan lain-lain. 3. Fungsi Dari Bimbingan Fungsi utama dari bimbingan adalah membantu murid dalam masalah-masalah pribadi dan sosial yang berhubungan dengan pendidikan dan pengajaran atau penempatan dan juga menjadi perantara siswa dalam hubungannya dengan para guru maupun tenaga administrasi. 4. Kebutuhan Bimbingan Bagi Anak Dan Macam-Macamnya Bimbingan belajar, yang perlu diperhatikan mengenai prosedur sekolah dan masalahnya, bagaimana kalau tidak masuk sekolah, bagaimana memakai perpustakaan. bimbingan penyelesaian, memberikan kesempatan pada anak-anak yang dapat memberikan kesaksian pada dirinya. 5. Teknik-Teknik Dalam Bimbingan Teknik individual Teknik kelompok

DAFTAR PUSTAKA Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Rosda Karya.2001 Oemar Hamalik, Drs. Metode belajar dan kesulitan Belajar, Bandung: Tarsito, 1975

You might also like