You are on page 1of 37

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia membutukan, bahkan mempersyaratkan modal manusia atau SDM yang bermutu dan kritis (critical mass). Guna mempersiapakan modal manusia yang bermutu dan kritis diperlukan suatu tingkat pendidikan minimal tertentu dan kemampauan dasar tertentu. Dengan tingkat pendidikan minimal dan kemampuan dasar tertentu yang mampu melaksanakan, mewujudkan, dan mengawasi atau memantau secara krittis pembangunan bangsa Indonesia disamping memiliki daya saing dan mampu bersaing. Makin meluas, merata, dan besar lapisan masyarakat terdidik dan berkemampuan dasar yang memadai akan semakin meningkat taraf keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Di Indonesia, Bahasa Inggris sebagai bahasa asing memiliki peran yang sangat penting dalam komunikasi antar bangsa terutama dalam rangka membantu meningkatkan daya saing bangsa. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa Inggris hendaknya diarahkan untuk membekali peserta didik dengan kompetensi berkomunikasi secara lisan maupun tertulis sesuai dengan penggunaan Bahasa Inggris oleh para penuturnya. Hasil refleksi guru selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas VII-E semester I SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa minat siswa rendah. Keadaan tersebut

disebabkan karena siswa kurang merespon dan memahami materi pelajaran bahasa Inggris selain itu sebagian besar siswa tidak aktif, tidak bergairah

dan cenderung kurang senang dengan pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan oleh sikap yang kurang antusias ketika pelajaran berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru. Untuk meningkatkan minat belajar Bahasa Inggris siswa maka perlu diadakan sebuah penelitian. Salah satunya dengan cara menggunakan metode pembelajaran yang menarik dan mampu melibatkan siswa secara aktif dan kreatif, yaitu dengan melalui metode Belajar Kelompok Interaktif yaitu

memisahkan siswa secara berkelompok kedalam kelas atau dapat juga diartikan dengan suatu cara belajar dimana beberapa siswa berkumpul membentuk kelompok belajar untuk berkerjasama dan tukar-menukar pendapat dalam bentuk yang menghasilkan ketetapan yang telah disepakati bersama dalam rangka menyelesaikan tugas atau mengkaji suatu materi pelajaran. Pemisahan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar tentang materi subjek yang dibahas. Melihat permasalahan yang dihadapi peneliti di atas maka peneliti berusaha mencari jawaban dari persoalan di atas melalui sebuah penelitian dengan judul: Menumbuhkan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris "Agreement and Disagreement Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif Siswa Kelas VII-E Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan pembahasan di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :
a.

Apakah minat belajar

siswa kelas

VII-E semester

I SMP Negeri 1

Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/20012 dapat ditingkatkan melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif?.
b.

Bagaimana respon siswa terhadap penerapan Teknik Belajar Kelompok

Interaktif saat kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris ?.


c.

Apakah siswa semakin aktif setelah diterapkan Teknik Belajar Kelompok

Interaktif ?.

C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan Classroom Action Research ini antara lain : a. Untuk menumbuhkan minat belajar siswa kelas VII-E semester I SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012 pada mata pelajaran Bahasa Inggris. b. Untuk mengetahui umpan balik terhadap materi yang diberikan. c. Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran Bahasa Inggris. d. Menambah wawasan siswa terhadap materi pelajaran Bahasa Inggris. e. Meningkatkan motivasi guru dalam proses belajar mengajar bahasa Inggris.

D. Manfaat Penelitian * a. Bagi siswa Minat belajar siswa terhadap pembelajaran Bahasa Inggris semakin

meningkat. b. c. * a. b. Siswa semakin aktif dalam mengikuti kegiatan belajar. Pemahaman siswa meningkat. Bagi guru Memudahkan guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Guru lebih terangsang terhadap kesulitan siswa khususnya pada

materi Bahasa Inggris. * a. Bagi sekolah Mampu digunakan sebagai tolak ukur sekolah untuk mengetahui

minat belajar siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris. b. Meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran di SMP Negeri 1

Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A.

Kajian Teoritik (Subtema)

Expressing agreement and disagreement (menyatakan persetujuan dan pertidaksetujuan) Agreeing Thats true I agree with you Yes, I know Disagreeing yes, but dont

you think.. you, but.. Yes, but on I agree with

exactly what you mean I completely agree

the other hand.. like that. Example : 1. Indah : I think parents should give their children to decide their future themselves Dika : I agree with you I dont quite

2. Iva : Do you think teenagers can do everything they want to do ? Susi : I dont see it quite like that. Teenagers must choose what ara the best for them.

B. Bahasa Inggris Mata petajaran Bahasa Inggris mempunyai karakteristik yang berbeda dengan mata pelajaran eksakta atau mata pelajaran ilmu sosial yang lain. Perbedaan ini terletak pada fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini mengindikasikan bahwa belajar Bahasa Inggris bukan saja belajar kosakata dan tatabahasa dalam arti pengetahuanya, tetapi harus berupaya menggunakan atau mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam kegiatan komunikasi. Seorang siswa belum dapat dikatakan menguasai Bahasa Inggris kalau dia belum dapat menggunakan Bahasa Inggris untuk keperluan komunikasi, meskipun dia mendapat nilai yang bagus pada penguasaan kosakata dan tatabahasanya.

Memang diakui bahwa seseorang tidak mungkin akan dapat berkomunikasi dengan baik kalau pengetahuan kosakatanya rendah. Oleh karena itu, penguasaan kosakata memang tetap diperlukan tetapi yang lebih penting bukan semata-mata pada penguasaan kosakata tersebut tetapi memanfaatkan pengetahuan kosakata tersebut dalam kegiatan komunikasi dengan Bahasa Inggris. Dalam belajar bahasa, orang mengenal keterampilan reseptif dan keterampilan produktif. Keterampilan reseptif meliputi keterampilan menyimak (listening) dan keterampilan membaca (reading), sedangkan keterampilan produktif meliputi keterampilan berbicara (speaking) dan keterampilan menulis

(writing). Baik keterampilan reseptif maupun keterampilan produktif perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Agar dapat menguasai keterampilan tersebut di. atas dengan baik, siswa perlu dibekali dengan unsur-unsur bahasa, misalnya. kosakata. Penguasaan kosakata hanya merupakan salah satu unsur yang diperlukan dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Unsur lain yang tidak kalah pentingnya adalah penguasaan tatabahasa. Telah dipahami bahwa tatabahasa membantu seseorang untuk mengungkapkan gagasannya dan membantu si pendengar untuk memahami gagasan yang diungkapkan oleh orang lain. Sekali lagi perlu ditekankan bahwa tatabahasa hanyalah sebagai unsur pembantu dalam penguasaan keterampilan berbahasa. Oleh karenanya, pengajaran yang menekankan semata mata pada pengetahuan tata bahasa hendaknya ditinggalkan. Tatabahasa hendaknya diajarkan dalam rangka memfasilitasi penguasaan keempat ketrampilan yang telah disebutkan di muka. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat ditunjukkan dalam dua cara, yaitu komunikasi lisan dan komunikasi tertulis. Kalau komunikasi berlangsung secara lisan, ada unsur yang bin yang perlu diperhatikan o!eh guru, dan tentu saja perlu diajarkan kepada para siswanya, yaitu mengenai ucapan atau pronunciation. Lebih-lebih Bahasa Inggris yang ntara ejaan dan ucapannya kadang-kadang berbeda jauh. Kesalahan dalam ucapan akan menyebabkan seseorang tidak akan dapat mengemukakan gagasannya dengan tepat. Atau, kalau dia dalam posisi mendengarkan pembicaraan orang lain, maka kesalahan dalam ucapanriya juga akan berpengaruh terhadap kemampuannya untuk memahami apa

yang dia dengar. Sebagai contoh, seseorang yang mengucapkan kata procedure dengan ucapan /prosidur/ tentu tidak akan dapat dipahami oleh orang yang mengucapkan kata tersebut dengan benar /prasi : dje/. Demikian pula kalau orang tersebut mendengarkan pembicaraan orang lain yang mengucapkan dengan benar, tentu kata yang dia tangkap bukan kata tersebut. Hal yang sangat terkait dengan masalah ucapan adalah masalah intonasi. Dalam Bahasa Inggris, intonasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam berkomunikasi. Suatu kata dapat diucapkan dengan pola intonasi yang berbeda dan intonasi yang berbeda memberi makna yang berbeda kepada kata tersebut. Sebagai contoh, kata Sorry dapat menyatakan permintaan maaf kalau diucapkan dengan nada menurun, sementara kalau kata tersebut diucapkan dengan nada naik, artinya adalah meminta seseorang untuk mengulangi apa yang baru saja dikatakan. Hal ini dimaksudkan sebagai semacam pemberitahuan bahwa seseorang belum dapat memahami apa yang dikatakan oleh orang lain. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam masalah ucapan adalah kenyataan bahwa Bahasa Inggris mempunyai bunyi-bunyi yang tidak sama dengan Bahasa Indonesia. Sebagai contoh, di dalam Bahasa Indonesia tidak ditemukan bunyi// Bunyi ini tidak sama dengan bunyi /e/ dalam Bahasa Indonesia. OIeh karenanya, siswa perlu dilatih untuk mengucapkan bunyi-bunyi yang tidak terdapat di dalam Bahasa Indonesia. Dan ini berarti bahwa para siswa perlu dilatih melalui pembelajaran psikomotorik. Siswa perlu dilatih menggerakkan bibirnya, lidahnya, dan organ-organ yang diperlukan dalam berbicara sehingga dapat menghasilkan bunyi seperti bunyi yang terdapat di dalam Bahasa Inggris. Penguasaan kosakata,

tatabahasa, dan ucapan perlu dilengkapi pula dengan penguasaan tentang tatatulis dalam Bahasa Inggris. Ejaan Bahasa Inggris yang sangat banyak perbedaannya dengan ucapannya menyebabkan masalah tatatulis atau penulisan ejaan menjadi sesuatu yang tidak dapat diabaikan. Tentu saja hal mi diperlukan kalau yang menjadi penekanan adalah kemampuan berkornunikasi secara tertulis,

Penguasaan kosakata, tatabahasa, tatabunyi, dan tata tulis Bahasa Inggris perlu ditunjang oleh penguasaan sistem makna. Suatu hal yang sering dikeluhkan oleh siswa yang belajar Bahasa Inggris adalah bahwa Bahasa Inggris mempunyai katakata yang artinya tidak hanya satu. Mereka lupa bahwa Bahasa Indonesia sebenarnya juga mempunyai banyak kata-kata yang mempunyai makna bermacam-macam. Sebagai contoh, kata asal usul pada kedua kalimat di bawah ini mempunyai arti yang tidak sama: 1. Asal usul saya dari Jakarta 2. Kalau rapat saya tidak boleh asal usul. Kata-kata yang mempun arti banyak seperti mi juga dijumpai dalam Bahasa Inggris Sebagai contoh, kata that pada kalimat That boy is my friend dengan He said that his mother was sick. Kata that pada kalimat yang pertama mempunyal arti itu sedangkan pada kalimat kedua, kata that mempunyai arti bahwa. Mengingat bahwa di semua bahasa terdapat kata-kata yang mempunyai makna ganda seperti contoh di atas, siswa perlu diberi kesadaran bahwa hal seperti ini merupakan sesuatu yang wajar. Hal inipun perlu menjadi bagian dalam proses belajar mengajar Bahasa Inggris.

Hal-hal yang telah disajikan di muka dapat digolongkan menjadi dua ranah yang penting dalam proses belajar mengajar. Kedua ranah tersebut adalah ranah kognitif dan ranah psikomotor. Selain kedua ranah tersebut, masih ada satu ranh lagi yang sering dibicarakan dalam proses belajar mengajar, yaltu ranah afektif. Seorang guru perlu pula memahami sikap siswa terhadap Bahasa Inggris dan budaya lnggris. Seorang siswa yang mempunyai sikap yang positf terhadap Bahasa Inggris dan budaya Inggris diharapkan akan dapat menguasai Bahasa Inggris dengan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyal sikap yang negatif. Tentu saja, sikap seperti mi dapat ditumbuhkan oleh guru di dalam proses belajar mengajar. Sikap yang positif terhadap Bahasa Inggris dan para penutur ash Bahasa Inggris serta budaya lnggris akan membantu siswa untuk dapat menguasai Bahasa Inggris dengan hebih baik. Sebahiknya, kalau seorang siswa mempunyal sikap yang negatif terhadap Bahasa lnggris atau penutur ash Bahasa lnggris dan juga budaya lnggris, kemungkinan besar dia akan bersikap acuh tak acuh terhadap Bahasa Inggris yang pada gihirannya nanti akan menimbulkan kebosanan dalam belajar. Sebagal akib kemampuan bahasanya akan menjadi rendah. Perlu disadari bahwa bahasa bukan hanya suatu objek abstrak yang dipelajari, tapi sesuatu yang digunakan orang setiap hari. Dalam mempelajari bahasa sebagai alat komunikasi, seseorang perlu menyadari makna-makna bahasa yang perlu dikuasainya. Menurut Halliday (1973), komponen makna yang fundamental dalam bahasa adalah komponen yang fungsional dan semua bahasa tersusun dalam dua macam makna makna ideasional dan makna interpersonal, di

samping makna tekstual. Komponen-komponen mi merupakan manifestasi dalam sistem kebahasaan dalam tujuan umum penggunaan bahasa. Makna ideasional, interpersonal, dan tekstual merupakan tiga macam makna yang terangkum dalam bahasa sebagai suatu kesatuan yang membentuk andasan semantik semua bahasa. Makna ideasional merupakan wujud dan pengalaman seseorang, baik pengalaman di dunia nyata maupun pengalaman di dunia imajiner. Menurut Halliday makna ideasional merupakan makna in the sense of content. Selanjutnya, makna interpersonal merupakan makna sebagai bentuk dan tingkah laku yang kita (sebagai yang berbicara atau yang menulis) tujukan kepada orang lain (sebagai pendengar atau pembaca). Dalam kalimat, makna interpersonal ini ditampilkan dalam perubahan peran dalam interaksi, misalnya statements, questions, offers, dan commands, serta kata kerja bantu rnodallhities (may, could, must, would) yang menyertainya. Misalnya, empat kalimat berikut ini berisi makna ideasional yang sama, namun makna interpersonalnya berbeda: 1. Bill, close the door. 2. Could you close the door, please? 3. If I were you, I would close the door. 4. Why dont you close the door, Bill? Seperti telah dikemukakan sebelumnya, kemampuan mengguna-kan bahasa tidak dapat dilihat semata-mata dan penguasaan seseorang terhadap kosakata dan tatabahasa tetapi pada kemampuannya untuk berkomunikasi. Dalam kaitannya dengan kemampuan untuk berkomunikasi mi seseorang perlu untuk mengembangkan kemampuan berinteraksi. Oleh karena itu, agar siswa dapat

berkomun dengan balk, mereka juga penlu dibekali dengan keterampilan interaktif (interactive skill) yang sangat diperlukan. Keterampilan siswa untuk mengajuk usul, menyatakan persetujuan atau ketidak setujuan merupakan contoh keterampilan interaktif ini.

C. Teknik Belajar Kelompok Interaktif Teknik kelompok interaktif adalah bendera atau payung dari sekelompok model pembelajaran yang menata kegiatan pembelajaran dalam aneka bentuk interaksi social dalam kelompok kecil atau besar. Dalam kategori model belajar Joyce dan Wail (1986), model kelompok interaktif termasuk

kelompok model social, personal, dan perilaku. Sasaran Belajar Kelompok Interaktif ini antara lain untuk

mengembangkan kemampuan sebagai berikut : 1. Ketrampilan Berkomunikasi Ketrampilan ini pada dasarnya berkenaan dengan kemampuan menangkap pengertian atau makna dari apa yang didengar, dibaca, dilihat, dicium, diraba, atau dilakukan dan kemudian menjelaskan pengertian atau makna prestasi tangkapan dan pengelolaan pikiran dengan bahasa atau kata kata sendiri sehingga dipahami oleh orang lain. 2. Inisiatif dan Kreativitas Kemampuan ini pada intinya merupakan kesediaan atau kesiapan, kemauan, keberanian untuk melakukan sesuatu hal baru atau cara baru atau cara lain

dalam menangani sesuatu pekerjaan atau memanfaatkan sumber daya alam atau memecahkan persoalan.

3. Sinergi atau Kerjasama Sinergi atau kerjasama adalah semangat atau spirit dalam kesediaan untuk berbuat bersama orang lain secara kelompok dalam menangani suatu kegiatan yang secara sadar dirancang bersama guna mendapatkan kebersamaan sebesar besarnya.

D. Minat Belajar William James melihat bahwa minat siswa merupakan faktor utama yang menetukan derajat keaktifan belajar siswa. Jadi efektif nerupakan faktor yang menentukan keberhasilan siswa secara aktif dalam belajar (Moh. Uzer, 2000 : 27). Sesuai dengan belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berperang di dalamnya saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan. Faktor diri siswa yang berperang terhadap keberhasilan belajar adalah bakat, minat, kemampuan dan motivasi untuk belajar. (Juklak PBM, 1966 : 4). Salah satu upaya guru dalam meningkatkan kondisi belajar mengajar yang efektif adalah menarik minat dan perhatian siswa (Moh. Uzer, 2000 : 27). Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang minat. Menurut Slamet (1995 : 180) Minat adalah suatu rasa suka dan keterkaitan

pada suatu aktifitas tanpa ada yang menyuruh sedangkan menurut The Liang Gie (1994 : 23) Minat adalah rasa keterkaitan pada suatu kegiatan karena sadar akan pentingnya kegiatan itu, sehingga ia akan terlibat penuh di dalamnya. Menurut kamus bahasa Indonesia Minat, kecenderungan hati yang tinggi terhadap suatu gairah, keinginan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A.

Objek Tindakan Objek tindakan penelitian ini bermuara pada tindakan sebagai berikut : a. Minat siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar Bahasa

Inggris. b. c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran. Respon siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Inggris rendah.

B. Setting Lokasi dan Subjek Tindakan Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012. Tepatnya penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas VII-E Semester II dan dimulai dari awal bulan Februari sampai dengan akhir Maret 2011. Jumlah siswa 32 anak. Materi penelitian mata

pelajaran Bahasa Inggris Subtema Agreement and Disagreement. Saat penelitian didampingi oleh seorang kolabolator.

C. Prosedur Per Siklus

Classroom Action Research ini dilaksanakan selama 2 siklus dan setiap siklus memiliki empat tahapan kegiatan pada setiap siklus yaitu membuat perencanaan tindakan, melaksanakan tindakan, pengamatan tindakan dan yang terakhir memberikan refleksi. Upaya perbaikan dalam Classroom Action Research ini di laksanakan dengan Teknik Belajar Kelompok Interaktif. Jumlah pertemuan tiap siklus tergantung situasi yang dihadapi. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Hal itu dilaksanakan terus dari satu siklus ke siklus berikutnya sampai masalah yang dihadapi dapat dipecahkan secara tuntas. Kegiatan Awal a. Memberikan salam, diteruskan dengan doa. b. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. c. Memotivasi siswa melalui tanya jawab materi yang lalu. a. kelompok untuk melakukan diskusi. Kelompok 1-6 Kegiatan Inti Kelas dibagi menjadi 11

membahas tentang Agreement dan memberikan contoh dalam bentuk kalimat. Kelompok 7-11

membahas tentang Disagreement dan memberikan contoh dalam bentuk kalimat..

b.

Masing-masing kelompok maju

kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. c. Siswa yang lain menyimak dan

memberikan tanggapan atau menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan teks tersebut. d. Guru mengawasi jalannya

diskusi dan memberikan nilai hasil diskusi mereka. e. Setelah diskusi selesai setiap

kelompok disuruh membacakan hasil ringkasan selama jalannya diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi mereka. Kegiatan Akhir a. Memberikan evaluasi (post test) b. Menyimpulkan hasil pembelajaran.

D. Metode Pengumpulan Data Metode observasi Kedudukan metode observasi dalam penelitian ini, juga sebagai metode pelengkap. Datadata yang diperoleh dengan metode angket dan interview akan dilengkapi dengan yang diperoleh dari metode observasi. Disamping itu datadata yang tidak dapat diperoleh dengan kedua metode itu, akan diobservasikan langsung oleh peneliti di lapangan.

Yang dimaksud dengan metodemetode observasi adalah: pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomenafenomena yang diselidiki. (Sutrisno Hadi, 1978 : 136). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan observasi langsung yaitu akan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara langsung tanpa alat, terhadap segala obyek yang diselidiki dalam situasi yang sebenarnya. Metode Tes Menggunakan tes sebagai teknik pengumpulan data dapat dibedakna menjadi 2 yaitu : a. Tes bukan guru disusun oleh guru dengan

prosedur tertentu, tetapi belum mengalami uji coba. b. Tes terstandar yaitu tes yang biasanya sudah

tersedia di Lembaga testing, yang sudah terjamin kemampuannya.

E. Metode Analisa Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dianalisis sebagai berikut: a. Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran

Analisis data hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan cara menghitung rata rata setiap aspek yang diamati dari 2 pertemuan yang dilaksanakan. Hasil hasil siklus I di refleksi untuk menjadikan bahan penyempurnaan pada penerapan siklus II. b. Tes hasil belajar.

Dianalisis sesuai kurikulum 2004 dan kurikulum KTSP, ketuntasan belajar berdasarkan pedoman umum pengembangan system penilaian hasil belajar berbasis kompetensi siswa, yaitu apabila seseorang siswa sudah mencapai skor 75%, maka siswa tersebut berhasil (tuntas). c. Tes kinerja siswa

Analisis kinerja siswa berupa soal ketrampilan proses yang meliputi pengamatan dan membuat laporan ilmiah, kemudian dinilai sesuai dengan criteria jawaban tes kinerja. d. Respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran

Respon siswa terhadap pendekatan ketrampilan proses dianalisis secara diskriptif kualitatif yang dinyatakan dengan persentase untuk tiap aspek.

F. Instrumen Penelitian Instrumen yang dipakai dalam penelitian ini adalah questionnaires. Questionnares terdiri dari 10 item yang berkaitan dengan pengajaran bahasa Inggris dan metode pengajaran yaitu teknik Belajar Kelompok Interaktif. Pernyataan-pernyataan yang diberikan berkaitan dengan aktifitas pada pelajaran Bahasa Inggris. 10 pernyataan meliputi 5 pernyataan tentang aktifitas-aktifitas bercirikan pendekatan kebermaknaan dan 5 pernyataan tentang aktifitas-aktifitas bercirikan teknik Belajar Kelompok Interaktif Responden diminta untuk memberikan jawaban R apabila mereka setuju dengan pernyataan, W apabila tidak setuju.

BAB IV HASIL PENELITIAN

A.

Penjabaran Per Siklus

Siklus Pertama Perencanaan a. b. c. d. Memberikan salam, diteruskan dengan doa. Membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Memotivasi siswa melalui tanya jawab materi yang telah lalu. Memberikan evaluasi (post test)

Pelaksanaan

a. Kelas dibagi menjadi 11 kelompok untuk melakukan diskusi. Kelompok 1-6

membahas tentang Agreement dan memberikan contoh dalam bentuk kalimat. Kelompok 7-11

membahas tentang Disagreement dan memberikan contoh dalam bentuk kalimat.. b. Masing-masing kelompok maju kedepan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka. c. Siswa yang lain menyimak dan memberikan tanggapan atau menanyakan halhal yang berhubungan dengan teks tersebut. d. Guru mengawasi jalannya diskusi dan memberikan nilai hasil diskusi mereka. e. Setelah diskusi selesai setiap kelompok disuruh membacakan hasil ringkasan selama jalannya diskusi dan mengumpulkan hasil diskusi mereka. f. Guru memberikan post test. Pengamatan Berdasarkan pelaksanaan pembelajaran dan melalui pengamatan dari peneliti bersama kolabolator di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil yang pembelajaran sudah baik, tetapi belum maksimal. Maka untuk lebih jelasnya peneliti sajikan dalam bentuk tabel seperti di bawah ini:
Siklus Pertama No Nama Siswa Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Rata rata Nilai

1 2 3

Adi Antono Agus Salim Ahmad Yusuf

60 70 60

60 70 60

60 60 60

60 60 60

60 65 60

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Anisah Nur Fadilah Arfika Dewi Arifin Arum Nurviyanti R. Astutik Candra Ageng N. Defi Wati Devy Eka Fatmala Dewi Ratnasari Eka Fitria Elif Nur Fatin N. Enis Fitrotin Ery Muhammad Syafi'I Fidiana I'in Nur Janah Ismatul Dhiya Ismawati Istin Rahayu Khoirul Anam Linda Aprianti Luvi Dwi Apriani M. Abdul Kholik Maylani Novita S. Miftahul Huda Mufarokhah Muhammad Ali Muhammad Sutrai Novansya Hermawan Ratna Ningrum
Jumlah Nilai rata rata

70 70 70 65 60 65 60 60 75 70 80 50 50 50 60 60 70 70 60 70 70 50 65 50 70 70 60 60 60
2650 63,10

70 60 70 60 60 60 50 60 60 70 80 60 60 70 70 60 70 70 70 70 70 60 60 60 70 60 60 60 60
2670 63,57

70 70 70 70 60 70 70 60 70 70 80 60 60 70 70 60 70 60 70 70 60 65 60 60 70 60 60 60 60
2740 65,24

70 60 70 55 60 60 60 60 50 70 80 60 60 60 60 60 70 60 60 70 60 60 60 50 70 50 60 60 60
2615 62,26

70 65 70 63 60 64 60 60 64 70 80 58 58 63 65 60 70 65 65 70 65 59 61 55 70 60 60 60 60
2673 63,64

Refleksi Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sudah baik dan metode yang diterapkan guru juga mendapatkan respon baik dari siswa, namun dalam menterjemahkan bacaan yang ada di dalam LKS siswa masih perlu dilakukan bimbingan sebanyak mungkin pada proses pembelajaran selanjutnya sehingga mereka mempunyai minat yang tinggi. Guru

masih canggung dalam menghadapi siswa karena siswa masih banyak yang pasif dan tergantung kepada penjelasan guru sehingga mereka belum dapat kreatif. Siklus Kedua Perencanaan Secara umum perencanaannya sama dengan siklus pertama dengan pembahasan yang sama pula. Berdasar pada temuan siklus pertama maka ada beberapa tambahan dalam perencanaan sebagai berikut : a. Meningkatkan motivasi siswa supaya giat dalam menterjemahkan kata kata yang terdapat dalam mata pelajaran Bahasa Inggris. b. Memberikan waktu yang agak longgar sehingga siswa lebih efesien dalam belajar. c. Guru cenderung berperan sebagai motivator. d. Perhatian dalam memahami pelajaran lebih ditingkatkan. e. Motivasi siswa semakin ditingkatkan.

Pelaksanaan Setelah pertemuan pada siklus pertama, hasilnya belum mencapai target yang diharapkan. Maka masih diperlukan pelakasanaan tindakan dari siklus 1 ke siklus 2 dengan pelaksanaan yang mengalami perubahan antara lain: a. Pelajaran Bahasa Inggris yang diawali dengan

dialog atau wacana supaya lebih menyenangkan.


b.

Guru

memberikan

penjelasan/maksud

dari

materi yaitu tentang Agreement and Disagreement.

c.

Guru memberikan contoh soal materi serta cara

menyelesaikannya atau jawaban.


d.

Siswa diberi kesempatan mencoba mengerjakan

soal. e. Guru membahas dan menjelaskan cara

menyelesaikan soal dengan benar. f. bersama kelompoknya. g. Membahas penyelesaian soal yang telah Siswa mengerjakan soal-soal dengan berdiskusi

dikerjakan secara bergilir ke depan (dipapan tulis).


h.

Memberi tugas kepada setiap individu untuk

kemudian di kerjakan. Pengamatan Berdasarkan hasil pengamatan dan cacatan lapangan yang dikumpulkan guru (peneliti) dan kolabolator maka didapatkan bahwa tindakan yang dilakukan sudah terlaksana dengan baik dan penggunaan waktu sudah berjalan secara

efektif dan siswa sudah dapat berkonsentrasi dalam proses belajar mengajar.
Siklus Kedua No Nama Siswa Mendengarkan Berbicara Membaca Menulis Rata rata Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Adi Antono Agus Salim Ahmad Yusuf Anisah Nur Fadilah Arfika Dewi Arifin Arum Nurviyanti R. Astutik Candra Ageng N.

80 80 80 80 80 80 90 70 80

80 80 80 80 70 80 70 90 80

80 80 90 80 80 80 80 80 80

80 80 70 60 80 80 80 80 80

80 80 80 75 78 80 80 80 80

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Defi Wati Devy Eka Fatmala Dewi Ratnasari Eka Fitria Elif Nur Fatin N. Enis Fitrotin Ery Muhammad Syafi'I Fidiana I'in Nur Janah Ismatul Dhiya Ismawati Istin Rahayu Khoirul Anam Linda Aprianti Luvi Dwi Apriani M. Abdul Kholik Maylani Novita S. Miftahul Huda Mufarokhah Muhammad Ali Muhammad Sutrai Novansya Hermawan Ratna Ningrum
Jumlah Nilai rata rata

70 90 70 80 90 70 70 80 80 80 80 90 80 80 80 80 80 80 80 90 80 80 90
3375 80,36

80 90 70 80 80 70 80 80 80 80 80 90 80 80 80 80 90 80 80 90 80 80 90
3390 80,71

75 80 80 80 80 80 70 80 80 80 80 90 80 80 80 80 80 80 80 80 90 80 90
3405 81,07

90 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 90 80 80 80 80 90 80 80 80 90 80 90
3400 80,95

79 85 75 80 83 75 75 80 80 80 80 90 80 80 80 80 85 80 80 85 85 80 90
3394 80,81

Refleksi a. Seluruh kegiatan penelitian sudah dilaksanakan dengan baik dan benar

sehingga hasil belajar menjadi maksimal. Selain itu keberhasilan siswa setiap pertemuan selama siklus 2 mengalami perubahan / peningkatan yang cukup berarti, motivasi dan keaktifan siswa sudah cukup memadai. b.
c.

Guru sudah dapat melaksanakan kinerjanya dengan baik. Teknik Belajar Kelompok Interaktif yang diterapkan dalam mata

pelajaran Bahasa Inggris ini cukup menarik siswa belajar, karena banyak contoh contoh yang mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa.

B.

Proses Menganalisis Data Dalam analisis data penulis mengadakan pengajuan terhadap data yang

telah dilanjutkan. Agar memudahkan peneliti dalam menguji maka peneliti melakukan langkah - langkah. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan antara lain menunjukkan nilai nilai prestasi belajar siswa sebagai berikut : Analisis Data dan Reduksi Data
Siklus pertama No Nama
Menden g arkan Berbi cara Mem baca Menulis Rata Rata Nilai Mendeng arkan

Siklus kedua
Berbi cara Mem baca Menulis Rata Rata Nilai

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32

Adi Antono Agus Salim Ahmad Yusuf Anisah Nur Fadilah Arfika Dewi Arifin Arum Nurviyanti R. Astutik Candra Ageng N. Defi Wati Devy Eka Fatmala Dewi Ratnasari Eka Fitria Elif Nur Fatin N. Enis Fitrotin Ery Muhammad Syafi'i Fidiana I'in Nur Janah Ismatul Dhiya Ismawati Istin Rahayu Khoirul Anam Linda Aprianti Luvi Dwi Apriani M. Abdul Kholik Maylani Novita S. Miftahul Huda Mufarokhah Muhammad Ali Muhammad Sutrai Novansya Hermawan Ratna Ningrum

60 70 60 70 70 70 65 60 65 60 60 75 70 80 50 50 50 60 60 70 70 60 70 70 50 65 50 70 70 60 60 60

60 70 60 70 60 70 60 60 60 50 60 60 70 80 60 60 70 70 60 70 70 70 70 70 60 60 60 70 60 60 60 60

60 60 60 70 70 70 70 60 70 70 60 70 70 80 60 60 70 70 60 70 60 70 70 60 65 60 60 70 60 60 60 60

60 60 60 70 60 70 55 60 60 60 60 50 70 80 60 60 60 60 60 70 60 60 70 60 60 60 50 70 50 60 60 60

60 65 60 70 65 70 63 60 64 60 60 64 70 80 58 58 63 65 60 70 65 65 70 65 59 61 55 70 60 60 60 60

80 80 80 80 80 80 90 70 80 70 90 70 80 90 70 70 80 80 80 80 90 80 80 80 80 80 80 80 90 80 80 90

80 80 80 80 70 80 70 90 80 80 90 70 80 80 70 80 80 80 80 80 90 80 80 80 80 90 80 80 90 80 80 90

80 80 90 80 80 80 80 80 80 75 80 80 80 80 80 70 80 80 80 80 90 80 80 80 80 80 80 80 80 90 80 90

80 80 70 60 80 80 80 80 80 90 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 90 80 80 80 80 90 80 80 80 90 80 90

Jumlah Nilai rata Rata

2650 63,10

2670 63,57

2740 65,24

2615 62,26

2673 63,64

3375 80,36

3390 80,71

3405 81,07

3400 80,95

3394 80,81

1.

Paparan Data dan Kesimpulan Siklus Penelitian Siklus Pertama ( I ) Siklus Kedua ( II ) Prosentase (%) Hasil Belajar 63.64 80.81 18.17 %

Kesimpulan : Nilai rata-rata pada siklus yang ke-I 63.64

Nilai rata-rata pada siklus yang ke-II 80.81 Cara menentukan hasil prosentase dari peningkatan siklus yang pertama sampai siklus kedua. = = = Nilai siklus II Nilai Siklus I 80.81 64.63 18.17 %

C.

Interprestasi Data Berdasarkan pada serangkaian pengamatan minat belajar siswa Kelas

VII-E Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro mata pelajaran Bahasa Inggris menunjukkan hasil yang meningkat dari tiap siklusnya. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari siklus pertama (63.64) dan pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikasi yakni (80.81). Dengan demikian

dapat dikatan bahwa pelaksanaan teknik Belajar Kelompok Interaktif berhasil dalam meningkatkan minat siswa.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik perbandingan nilai rata rata di bawah ini :

90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Siklus Pertama Siklus Kedua 63,64 80,81

BAB V PENUTUP

A.

Kesimpulan Berdasarkan pada kajian kajian yang dikemukkan pada bagian

sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut : a. Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif minat belajar siswa Kelas VIIE Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro pada mata pelajaran Bahasa Inggris semakin meningkat. b. Pada siklus kedua siswa semakin aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris. c. Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif berpengaruh pada belajar siswa melalui hasil tes belajar siswa yaitu dari siklus pertama (63.64) dan pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikasi yakni (80.81).

Dengan demikian dapat dikatan bahwa pelaksanaan teknik Belajar Kelompok Interaktif berhasil dalam meningkatkan keaktifan siswa. d. Penerapan Teknik Belajar Kelompok Interaktif dalam pengajaran mata pelajaran Bahasa Inggris dapat menambah pengalaman guru sehingga dalam pengajaran tidak monoton.

B. Saran-Saran Berdasarkan pada simpulan di atas, kiranya penulis dapat memberikan saran- saran sebagai berikut : 1. Kepada para siswa diharapkan dapat belajar dengan rutin sehingga hasil

belajar mereka dapat mencapai optimal, selain itu siswa juga harus memperhatikan apa yang disampaikan guru agar mereka tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tugas.
2.

Sebagai seorang pendidikan yang mengajar terutama pada mata

pelajaran Bahasa Inggris seharunya dapat memberikan memanfaatkan hasil penilaian formatif sebagai umpan balik dalam mengajar.
3.

Sebaiknya guru menerapkan tehnik Belajar Kelompok Interaktif saat

kegiatan pembelajaran di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Harmer, Jeremy, Practice of English Language Teaching, Longman, New York: 1983, 252 halaman. Moersaleh, H, Drs, Msc dan Musanef, Drs, Pedoman membuat Classroom Action Research, CV. Haji Masagung, Jakarta: 1989, 100 halaman. Nurkancana, Wayan, Drs, dan Sumartana, PPN, Drs, Evaluasi Pendidikan, Usaha nasional, Surabaya: 1983, 309 halaman. Richard, Jack C, Approaches and Methods in Language Teaching, Cambridge University Press, USA, 1986, 171 halaman. ----------------, Second Language Teaching, Cambridge University. Widdowson, G, H, Teaching Language as Communication, Oxford University Press, Great Britain, 1978, 167 halaman.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Garis-garis Besar Program Pengajaran Bahasa Inggris, Jakarta: 1955, 94 halaman.

ABSTRAK
Menumbuhkan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris "Agreement and Disagreement Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif Siswa Kelas VIII-E Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012

Oleh : Drs. IMAM SUJONO


Keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia membutukan, bahkan mempersyaratkan modal manusia atau SDM yang bermutu dan kritis (critical mass). Guna mempersiapakan modal manusia yang bermutu dan kritis diperlukan suatu tingkat pendidikan minimal tertentu dan kemampauan dasar tertentu. Dengan tingkat pendidikan minimal dan kemampuan dasar tertentu yang mampu melaksanakan, mewujudkan, dan mengawasi atau memantau secara krittis pembangunan bangsa Indonesia disamping memiliki daya saing dan mampu bersaing. Makin meluas, merata, dan besar lapisan masyarakat terdidik dan berkemampuan dasar yang memadai akan semakin meningkat taraf keberhasilan pembangunan bangsa Indonesia. Hasil refleksi guru selama melaksanakan kegiatan belajar mengajar Bahasa Inggris di kelas VII-E semester I SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro menunjukkan bahwa minat siswa rendah. Keadaan tersebut disebabkan karena siswa kurang merespon dan memahami materi pelajaran bahasa Inggris selain itu sebagian besar siswa tidak aktif,

tidak bergairah dan cenderung kurang senang dengan pelajaran Bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan oleh sikap yang kurang antusias ketika pelajaran berlangsung, rendahnya respon umpan balik dari siswa terhadap pertanyaan yang diberikan guru. Penelitian ini bertujuan untuk menumbuhkan minat belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Bahasa Inggris. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/20012. Tepatnya penelitian ini dilaksanakan pada siswa Kelas VII-E Semester II dan dimulai dari awal bulan Februari sampai dengan akhir Maret 2011. Jumlah siswa 32 anak. Materi penelitian mata pelajaran Bahasa Inggris Subtema Agreement and Disagreement. Saat penelitian didampingi oleh seorang kolabolator. Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif berpengaruh pada belajar siswa melalui hasil tes belajar siswa yaitu dari siklus pertama (63.64) dan pada siklus kedua mengalami peningkatan yang signifikasi yakni (80.81). Dengan demikian dapat dikatan bahwa pelaksanaan teknik Belajar Kelompok Interaktif berhasil dalam meningkatkan keaktifan siswa.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................i HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................ii KATA PENGANTAR ..................................................................................iii ABSTRAK ...................................................................................................iv DAFTAR ISI ...............................................................................................v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................1 B. Rumusan Masalah......................................................................3
C.

Tujuan Penelitian .......................................................................3

D. Manfaat Penelitian .....................................................................4 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. B. C. D.

Kajian Teoritik (Subtema)......................................................5 Bahasa Inggris.......................................................................6 Teknik Belajar Kelompok Interaktif........................................12 Minat Belajar..........................................................................13

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. B. C. D. E. F.

Objek Tindakan ....................................................................15 Setting Lokasi dan Subjek Penelitian ...................................15 Prosedur Per Siklus...............................................................15 Teknik Pengumpulan Data ...................................................17 Teknik Analisis Data..............................................................18 Instrumen Penelitian .............................................................19

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. B. C.

Penjabaran Per Siklus........................................20 Proses Menganalisis Data..................................25 Interprestasi Data ..............................................27

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................29 B. Saran - Saran ..............................................................................30 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

KATA PENGANTAR

Dengan segala rasa syukur, penulis panjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan berkat membimbing dan memberikan dan petunjuk rakhmat-Nya serta hidayahnya telah bagi penulis demi terwujudnya

penyusunan Classroom Action Research sangat segerhana ini, guna untuk mengkur sejauh mana keberhasilan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar di kelas dengan menggunakan metode belajar kelompok Mengingat penyusunan Classroom Action Research yang masih sangat

sederhana ini, maka kami tak lupa pula penulis mengucapkan dengan rasa tulus banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu tersusunnya

Classroom Action Research, semoga jasa dan amalan semuanya diberikan imbalan yang setimpal oleh Allah S.W.T

Amin.

Bojonegoro, 28 Maret 2012 Penulis,

Menumbuhkan Minat Belajar Mata Pelajaran Bahasa Inggris "Agreement and Disagreement Melalui Teknik Belajar Kelompok Interaktif Siswa Kelas VII-E Semester II SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro Tahun Pelajaran 2011/2012 1. Identitas Peneliti Nama NIP Gol/Ruang Jabatan Unit Kerja : : : : : Drs. IMAM SUJONO 19640626199412 1 002 IV/a Guru Pembina SMP Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro

Kabupaten

2. Lokasi Penelitian : SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro 3. Lama Penelitian : 2 Bulan

4. Biaya Penelitian

MANDIRI Peneliti,

Petugas Pustaka,

Dra. SRI HARIYATI SUJONO NIP. 19690616 200701 2 027 19640626199412 1 002 Mengetahui/mengesahkan

Drs. IMAM NIP.

Kepala SMP Negeri 1 Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro

H.SAIFUDDIN SPd. MM. NIP. 19610615198403 1 020

You might also like