You are on page 1of 42

MATERI PENGAWASAN DALAM PENDIDIKAN

PENYUSUN KELOMPOK 2 :
1. Turiman
3. Ibu Tatit

2. Kris

4. Ibu Siti Aminah

5. Sidik Azis

6. Ibu Tini Suhartini

7. Ibu Iit Saribanon

Pengertian Pengawasan
Pengertian "pengawasan" ialah suatu kegiatan untuk memperoleh kepastian apakah pelaksanaan pekerjaan/kegiatan telah dilakukan sesuai dengan rencana semula. Kegiatan pengawasan pada dasarnya membandingkan kondisi yang ada dengan yang seharusnya terjadi.

Tujuan Pengawasan
Menghentikan atau meniadakan kesalahan, penyimpangan, penyelewengan, pemborosan, hambatan, dan ketidakadilan Mendapatkan cara-cara yang lebih baik atau membina yang telah baik

Fungsi Pengawasan
Menurut Oteng Sutisna mengawasi ialah " proses dengan ...melihat apakah apa yang terjadi itu sesuai dengan apa yang seharusnya terjadi, jika tidak maka penyesuaian yang perlu dibuatnya".

Menurut Hadari Nawawi menegaskan bahwa " pengawasan ...berarti kegiatan mengukur tingkat efektifitas kerja personal dan tingkat efesiensi penggunaan metode dan alat tertentu dalam usaha mencapai tujuan".

Iplementasi Pengawasan
Dengan demikian, fungsi pengawasan ialah untuk mengetahui realisasi perilaku personel dalam organisasi, khususnya pada wilayah pendidikan akan diketahui melalui pengawasan apakah tingkat pencapaian tujuan pendidikan sesuai dengan yang dikehendaki ?, apakah perlu dilakukan perbaikan ?, dan lain sebagainya.

Prinsip-prinsip Pengawasan
Membandingkan perbuatan dengan standar yang ditetapkan dan menetapkan perbedaanperbedaan jika ada yang menjadi umpan balik sebagai bahan revisi dalam mencapai tujuan. Cocok dengan organisasi pendidikan dengan memperhatikan hakikat manusia dalam mengontrol para personel pendidikan; dan memperbaiki penyimpangan dengan tindakan pembetulan

Model Pengawasan Pendidikan


1. Pengawasan Melekat. pengawasan melekat ialah serangkaian kegiatan yang bersifat sebagai pengendalian yang terus-menerus, dilakukan langsung terhadap bawahannya secara preventif dan represif agar pelaksanaan tugas bawahan dapat berjalan secara efektif dan efisien sesuai dengan rencana kegiatan. Pelaku pengawasan dalam hal ini adalah atasan yang dianggap memiliki kekuasaan (power) dan dapat bertindak bebas dari konflik kepentingan.

2. Pengawasan Fungsional pengawasan fungsional berarti setiap usaha pengawasan yang dilakukan untuk melakukan audit dan pemantauan secara bebas terhadap obyek yang diawasinya. Jadi, fungsi pemantauan ini tidak dapat dilakukan oleh auditor eksternal dan hanya dapat dilakukan oleh manajemen atau aparat internal yang berwenang. Pengawasan fungsional ini terdiri atas pengawasan internal dan eksternal.

Pengawasan Internal
1. Pengawasan internal ialah suatu penilaian yang objektif dan sistematis oleh pengawas internal atas pelaksanaan dan pengendalian organisasi. Pengawasan internal menekankan pada pemberian bantuan kepada manajemen dalam mengidentifikasi sekaligus merekomendasi masalah inefisiensi maupun potensi kegagalan sistem dan program

Manfaat Pengawasan Internal


Menjembatani hubungan pimpinan tertinggi dengan para manajer dan staf dalam rangka memperkecil ketimpangan informasi Mendapatkan informasi keuangan dan penggunaan yang tepat dan dapat dipercaya Menghindari atau mengurangi risiko organisasi Memenuhi standar yang memuaskan Mengetahui penerimaan/ ketaatan kebijakan dan prosedur internal terhadap

Mengetahui efisiensi penggunaan sumber daya organisasi atau kepastian terwujudnya penghematan

Pengawasan Eksternal
Manfaat pengawasan eksternal adalah untuk meningkatkan kredibilitas keberhasilan dan kemajuan organisasi. Pelaksana pengawasan eksternal dilakukan dengan prinsip kemitraan (partnership) antara pengawas dengan yang diawasi.

Peranan Pengawasan
Pengawasan memegang peranan penting untuk mencapai tujuan dari suatu aktivitas atau kegiatan. khusus dalam dunia pendidikan, maka fungsi pengawasan bukan hanya sekedar kontrol, melihat apakah segala kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan rencana atau program yang telah digariskan, tetapi lebih dari itu mengandung pengertian lebih luas yaitu : "Kegiatan yang mencakup penentuan kondisi atau syarat-syarat personal maupun material yang diperlukan. untuk tercapainya situasi belajar mengajar yang efektif dan usaha memenuhi syarat-syarat itu".

Hakikat Pengawasan

Dalam dunia pendidikan pengawasan terhadap berlangsungnya kegiatan belajar bukan menjadi tanggung jawab guru semata-mata tetapi mencakup juga peribadi siswa, orang tua dan masyarakat dimana siswa itu berada.

Kemajuan ilmu dan pengetahuan didukung oleh teknologi yang semakin canggih, konsekuensinya manusia dapat membuat apa saja termasuk berbagai macam bentuk hiburan dan tontonan yang menarik. Dalam kaitannya, dengan tontonan hendaknya orang tua selalu mengawasi anaknya agar mereka tidak menonton sadis dan fornografi yang dapat pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani.

Lingkungan dapat memberikan pengaruh positif terhadap pembentukan dan perkembangan, tetapi sebaliknya lingkungan dapat pula memberikan pengaruh yang negatif yang dimaksud dengan pengaruh yang positif ialah apabila lingkungan itu memberikan kesempatan yang baik serta memberikan dorongan atau motivasi terhadap pembentukan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sedangkan apabila lingkungan itu memberikan kesempatan yang baik serta memberikan dorongan atau motivasi terhadap pembentukan pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Sedangkan yang dimaksud dengan pengaruh yang negatif ialah apabila lingkungan itu tidak memberikan kesempatan yang baik dan bahkan menghambat dalam proses pendidikan. (Kusuma, 1973 : 32).

A. Pemantauan
C.Evaluasi

B. Supervisi D.Pelaporan

Observasi Partisipan

Jenis-jenis observasi Berdasar keterlibatan observer

Berpartisipasi secara lengkap. Peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati sehingga peneliti mengetahui dan menghayati secara utuh dan mendalam sebagaimana yang dialami subjek yang diteliti lainnya. Berpartisipasi secara fungsional. Maksudnya peneliti sebenarnya bukan anggota asli kelompok yang diteliti, melainkan dalam peristiwa peristiwa tertentu bergabung dan berpartisipasi dengan subjek yang diteliti dalam kapasitas sebagai pengamat. Berpartisipasi sebagai pengamat. Peneliti ikut berpartisipasi dengan kelompok subjek yang diteliti, tetapi hubungan antara peneliti dan subjek yang diteliti bersifat terbuka, tahu sama tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai sponsor penelitian itu sendiri. Kepentingan penelitian tidak hanya bagi peneliti, melainkan juga bagi subjek yang diteliti.

Jenis-jenis observasi Berdasar keterlibatan observer

Observasi Non - Partisipan


observer tidak ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan.

Observer berlaku sebagai penonton.


Kelemahannya : observee akan bertingkah laku tidak wajar/dibuat-buat jika tahu bahwa dirinya sdg di observasi

Cara mengatasinya adalah hendaknya observer dapat mengatur sedemikian rupa, sehingga observasi itu berlangsung secara tidak formal, seakan-akan tanpa kesengajaan.

Jenis-jenis observasi Berdasar keterlibatan observer

Observasi Partisipan
Partisipasi secara lengkap

Peneliti menjadi anggota penuh dari kelompok yang diamati sehingga peneliti mengetahui dan menghayati secara utuh dan mendalam sebagaimana yang dialami subjek yang diteliti lainnya.

Partisipasi secara Fungsional

Maksudnya peneliti sebenarnya bukan anggota asli kelompok yang diteliti, melainkan dalam peristiwa peristiwa tertentu bergabung dan berpartisipasi dengan subjek yang diteliti dalam kapasitas sebagai pengamat.

Partisipasi

Peneliti ikut berpartisipasi dengan kelompok subjek yang diteliti,

sebagai Pengamat tetapi hubungan antara peneliti dan subjek yang diteliti bersifat

terbuka, tahu sama tahu, akrab, bahkan subjek yang diteliti sebagai sponsor penelitian itu sendiri. Kepentingan penelitian tidak hanya

Jenis-jenis observasi Berdasar keterlibatan observer

OBSERVASI PARTISIPAN
Observer turut ambil bagian & ikut serta dalam kegiatan yang dilakukan oleh subyek yang diselidiki. Observer sbg pelaku atau peserta.

Umumnya digunakan untuk penelitian yang bersifat eksploratif. Untuk menyelidiki satuan-satuan sosial yang besar seperti masyarakat suku bangsa Bentuk ini pada dasarnya timbul sebagai usaha untuk mengatasi kelemahan dari observasi non-partisipan.

YANG PERLU DIPERHATIKAN OBSERVER PARTISIPAN


a.

Materi Observasi

Materi observasi tidak dapat dilepaskan dari scope dan tujuan penelitian yang hendak diselenggarakan

Observer perlu memusatkan perhatiannya pada

apa yang sudah dikerangkakan dalam pedoman observasi (observation guide) dan tidak terlalu insidental dalam observasinya

B. Waktu dan Bentuk Pencatatan


Kapan dan bagaimana mengadakan pencatatan

adalah masalah yang pelik dan penting dalam observasi partisipan

Pencatatan dengan segera thd kejadiankejadian dalam situasi interaksi merupakan yang terbaik

Pencatatan

pemalsuan ingatan karena terbatasnya ingatan

on the spot, akan mencegah

Jika pencatatan on the spot tidak dapat dilakukan, sedang kelangsungan situasi cukup lama, maka perlu dijalankan pencatatan dengan kata-kata kunci (dengan tidak menarik perhatian dan tidak menimbulkan kecurigaan)
Tiap pencatatan dapat mengambil dua bentuk :

1. bentuk kronologis, menurut urutan kejadiannya


2. bentuk sistematik, memasukkan tiap-tiap kejadian ke dalam kategori masing-masing tanpa memperhatikan urutan kejadiannya

Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu memisahkan antara pencatatan yang faktual dengan pencatatan yang interpretatif Oleh sebab itu ada baiknya jika pencatat memberi kode-kode tertentu untuk dua jenis pencatatan, misal kode (F) untuk pencatatan faktual, kode (I) untuk interpretatif
Pemisahan penting karena : 1. untuk membedakan mana data yg otentik dan mana yang tidak 2. jika observasi dilakukan suatu tim, dalam analisa tidak timbul kesulitan dan selisih paham

C. Hubungan antara Observer dan Observee


Pedoman minimal yang perlu dipegang teguh

oleh penyelidik : 1. mencegah adanya kecurigaan 2. mengadakan good rapport 3. menjaga agar situasi dalam masyarakat yang diselidiki tetap wajar

Good rapport, saling hubungan antar pribadi


yang ditandai oleh semangat kerjasama, saling mempercayai, saling tenggang rasa, sama derajat dan saling membantu sec. harmonis antara observer & observee

OBSERVASI DIBAGI DUA GOLONGAN (POULINE YOUNG)


a. Controlled observation = Structured observation
prosedur serta pelaksanaan sangat ketat
biasanya dibantu dengan alat-alat yang peka,

didalam lembar observasinya dipergunakan proses kontrol yang memungkinkan observasi diulang

lembar observasi itu sendiri sangat terperinci

dan rancangannya sangat kompleks

sebelum observasi dilakukan, dipelajari secara

teliti gejala yang akan diobservasi (diadakan simulasi-simulasi)

b. Uncotrolled observation = unstructured observation


suatu proses observasi yg dilakukan secara

spontan thd suatu gejala tertentu tanpa menggunakan bantuan alat-alat yg peka atau pengontrolan kembali atas ketajaman hasil observasi
lembar observasi sebagai pedoman pelaksanaan

sangat sederhana, berisi garis besar pedoman saja tanpa suatu rancangan yang kompleks

OBSERVASI TIDAK BERSTRUKTUR


Dalam penelitian sosial observasi ini biasanya dilakukan untuk mengamati gejala-gejala sosial, seperti suasana kerja di pabrik/perusahaan, gerakan yg menyangkut t.l manusia, upacara keagamaan yg sangat suci Biasanya dikenakan pada gejala sosial yg sangat kompleks & di dalam melaksanakannya tanpa bantuan alat-alat yg peka

YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR HASIL OPTIMAL


1.

Participant
dalam hal ini perlu diperhatikan siapa yang diobservasi, dari golongan mana dari masyarakat, hubungan apa saja yang terjadi antara mereka

2.

Setting
dalam hal ini diperlukan situasi sosial dan lingkungan sosial yg bagaimana para participant tadi berada ( bisa fisik maupun psikis )

3.

Tingkah laku sosial yang terjadi


fenomena tingkah laku tertentu yang tjd diantara para participan dalam setting tsb di atas, perlu diperhatikan jenis-jenis tingkah laku apa,interaksi sosial apa yang terjadi

4.

Tujuan

mengapa para participan dalam setting tsb. di atas terkumpul, apakah kebersamaan mereka ini sec. kebetulan saja, apakah berkumpul krn ada kesengajaaan
5.

Frekuensi dan durasi ,


beberapa gejala yang diobservasi tsb terjadi dan berapa lama setiap gejala itu terjadi Slide 37

OBSERVASI BERSTRUKTUR
Observasi ini biasanya memerlukan persiapan lebih lama dengan bantuan peralatan-peralatan tertentu, dan selalu disertai dengan apa yang disebut sebagai Lembar Observasi (Observation sheet)
Untuk dapat menyusun lembar observasi biasanya dilakukan studi pendahuluan sebagai berikut :

1.

Mengamati gejala, setting dan participant didalam situasi sosial atau penampilan tingkah laku yang diperkirakan menyerupai atau identik dengan gejala yang akan diobservasi pada penelitian yg sesungguhnya
Mencoba menggolong-golongkan penampilan yang muncul dengan participant yang ada Mencoba menuangkan butir 1 dan 2 tersebut di atas dalam suatu lembar rekaman (recording sheet) yang mempunyai format tertentu. Setelah observasi percobaan selesai, hasil pengamatan yg tercatat dituangkan dalam lembar observasi

2.

3.

OBSERVASI SISTEMATIK / BERSTRUKTUR


Disebut juga observasi berkerangka atau Ciri pokok dari observasi ini adalah kerangka yang memuat faktorfaktor yang telah di atur kategorisasinya lebih dulu dan ciriciri khusus dari tiap-tiap faktor dalam kategorikategori itu

structured observation

a.

Materi Observasi
Isi dan luas yang akan diobservasi umumnya

lebih terbatas
Sebagai alat ukur untuk penyelidikan deskriptif, peneliti berlandaskan pada perumusan-perumusan yang lebih khusus Wilayah atau scope observasinya sendiri lebih dahulu dibatasi dengan tegas sesuai dengan tujuan dari penelitian

b.

Cara-cara Pencatatan
Persoalan-persoalan yang telah dirumuskan

secara teliti memungkinkan jawaban-jawaban, respons, atau reaksi yang dapat dicatat secara teliti pula
Ketelitian yang tinggi pada prosedur observasi

ini yang memberikan kemungkinan penyelidik untuk mengadakan kuantifikasi thd hasil-hasil penyelidikannya. Jenis gejala / t.l yg timbul dapat dihitung dan ditabulasikan

c.

Hubungan antara Observer dan Observee

Dalam observasi sistematik hubungan observer & observee mengajukan suatu persoalan yang pelik Jika tidak dilakukan di belakang one way screen, akan menimbulkan masalah, shg perlu rapport yang baik, situasi harus disiapkan agar observee bersedia menerima observer, observer tidak menyembunyikan kenyataan saat penelidikan (kerjasama mutlak diperlukan)

OBSERVASI EKSPERIMENTAL
Observasi dapat dilakukan dalam lingkup alamiah / natural ataupun dalam lingkup eksperimental Dalam observasi alamiah, observer mengamati kejadian, peristiwa, dan perilaku observee dalam lingkup natural, tanpa adanya usaha untuk mengontrol Observasi eksperimental, sebagai cara penyelidikan yg relatif murni, menyelidiki pengaruh kondisi tertentu thd perilaku manusia, faktor lain dikontrol secermat-cermatnya

CIRI-CIRI OBSERVASI EKSPERIMENTAL :

Observer dihadapkan pada situasi perangsang yang dibuat seseragam mungkin untuk semua observee Situasi dibuat sedemikian rupa, untuk memungkinkan variasi timbulnya tingkah laku yang akan diamati oleh observer

Situasi dibuat sedemikian rupa, sehingga observee tidak tahu maksud yang sebenarnya dari observasi Observer atau alat pencatat, membuat catatan dengan teliti mengenai cara-cara observee mengadakan aksi reaksi, bukan hanya jumlah aksi rekasi semata

PELOPOR PENYUSUNAN LEMBAR OBSERVASI


1.

2.

Dr. Dorothy Thomas Dr. Charlotte Buhler Mereka menemukan cara mereka pada saat melakukan observasi dalam setting situasi bermain dari anak-anak balita sewaktu mereka bertemu pertama kali di taman kanak-kanak

LANGKAH-LANGKAH MENYUSUN LEMBAR OBSERVASI


1.

Tentukan terlebih dahulu tujuan observasi secara jelas dan terperinci. Jelaskan tujuan yang terperinci ini dalam pola tingkah laku yang diobservasi
Buatlah inventarisasi pola tingkah laku pada butir 1 di atas secara terperinci mulai dari penampilan tingkah laku yang paling sederhana sampai penampilan tingkah laku yang paling kompleks

2.

3.

Tuangkanlah invetarisasi pola tingkah laku tsb. Dalam suatu lembar rekaman observasi (recording sheet) sekaligus dengan frekuensi, durasi dan keterangan-keterangan lain
Lembar observasi beserta lembar rekaman tadi sebelum dipergunakan dalam penelitian yang sesungguhnya harus dicoba terlebih dahulu melalui suatu trial observation. Di dalam observasi percobaan ini usahakan agar baik participant, setting maupun gejala tingkah lakunya mendekati atau sama dengan yang diteliti

4.

5.

Setelah dilakukan percobaan lembar observasi dan lembar rekaman bila perlu diadakan perbaikan-perbaikan agar lebih sempurna Setelah ke lima langkah tersebut dilakukan, sudah siap untuk melakukan observasi pada penelitian yang sesungguhnya YANG PERLU DIPERHATIKAN AGAR
HASIL OPTIMAL Hy

6.

You might also like