Professional Documents
Culture Documents
Kegawatdaruratan Medik.
praktek dokter gigi sehubungan dengan kondisi sistemik seorang pasien, 2. kegawatdaruratan dental yang dapat terjadi diluar praktek dokter gigi tetapi membutuhkan penanganan yang segera dari dokter gigi.
sebagai akibat dari rasa cemas atau kontrol nyeri yang tidak adekuat. Kegawatdaruratan yang paling umum terjadi pada pasien gigi dewasa termasuk sinkop, alergi yang tidak mengancam jiwa, episode angina akut, hipotensi postural, seizure, srangan asma akut, dan hiperventilasi.
paling umum terjadi adalah biasanya sehubungan dengan pemberian obat-obatan, yang paling sering adalah anestesi lokal dan/atau penggunaan depresan sistem saraf pusat sebagai sedasi. Penatalaksanaannya Kemampuan untuk melakukan Basic Life Support secara tepat Lakukan ABC (airway, breathing, circulation) secara cepat. Pemberdayaan tim gawat darurat dalam klinik dokter gigi Akses terhadap bantuan kegawatdaruratan Ketersediaan obat-obatan dan peralatan
selanjutnya 0.1 mg/kg.Untuk bradikardi: 0.01 mg/kg IV. Dosis pemberian selanjutnya 0.1 mg/kg.Untuk anafilaxis: 0.01 mg/kg IM, SQ, IV. Diulang setiap 15 menit. Jika perlu. Atropine: Diberikan setelah pemberian epinephrine. Berikan atropine 0.02 mg/kg IV. Lidocaine: 1.0 mg/kg dengan dorongan yang cepat secara IV. Naloxone: 0.1 mg/kg IV/IM/SQ untuk mengurangi toksisitas narkotik. Flumazenil: 0.02 mg/kg IV untuk mengurangi oksisitas benzodiazepin. Antihistamine: I.M. Benadryl 1 mg/kg, hingga maksimal 75 mg. Kortikosteroid: Krisis adrenal. Prednisolone 1 mg/kg/hari IV. Atau Decadron 0.3 mg/kg. Nitroglycerin: satu tablet sublingual setiap 5 menit. Atau semprotan 1 detik diulang setiap 5 menit. Untuk angina. Bronchial dilator: Mengatasi bronkospasme dengan albuterol 0.5% 2 tiupan, dari inhaler. Antiemetic: Hydroxyzine pamoate 25 mg oral suspension preop; atau berikan hydroxizine 1.1 mg/kg suntikan IM. Anectine: 4.0 mg/kg IM. atau 1 mg/kg IV. Neuromuscular blocking agent untuk laryngospasm. Durasi 10 menit. 50% Dextrose: 1-2 ml/kg. untuk hipoglikemi. Maximum 25cc pada anak.
Definisi
Mukokel merupakan lesi mukosa oral yang terbentuk akibat rupturnya duktus glandula saliva minor dan penumpukan mucin pada sekeliling jaringan lunak.
Epidemiologi
Mukokel 70% pada usia dibawah 20 tahun, dengan prevalensi tertinggi pada usia 10-20 tahun. Lokasinya Bibir bawah merupakan bagian yang paling sering terkena mukokel, yaitu lebih dari 60% dari seluruh kasus yang ada. Umumnya terletak di bagian lateral mengarah ke midline.
Klasifikasi
Mukokel ekstravasasi mukus (mukokel superfisial) Mukokel retensi mukus (kista retensi mukus)
Etiologi
Trauma akibat pengunyahan, atau kebiasaan buruk seperti menghisap mukosa bibir diantara dua gigi yang jarang, menggigit-gigit bibir, kebiasaan menggesekgesekkan bagian ventral lidah pada permukaan gigi rahang bawah (biasanya pada anak yang memiliki kebiasaan minum susu botol atau dot), dan lain-lain. Tipe ini disebut mukus ekstravasasi. Adanya genangan mukus dalam duktus ekskresi yang tersumbat dan melebar, tipe ini disebut mukus retensi.
Patofisiologi
Penyebab utama dari pembentukan mucocele adalah terkait dengan ekstravasasi lendir dari kelenjar ludah aksesori dan umumnya diakibatkan oleh keadaan traumatik, khususnya yang berkaitan dengan menggigit bibir. Akibat adanya stimulus trauma ini, ada reaksi inflamasi dan jaringan granulasi reaktif terbentuk. Jaringan granulasi ini bertanggungjawab atas enkapsulasi musin dari saluran saliva yang ruptur, dan diklasifisikasikan sebagai pseudokista (Levy, 2010).
2. Berwarna translusen kebiruan apabila massa belum begitu dalam letaknya, kadang-kadang warnanya normal seperti warna mukosa mulut apabila massa sudah terletak lebih dalam, apabila dipalpasi pasien tidak sakit.
Manifestasi Klinis
5. sebagian besar mucocele tidak terasa sakit, namun cukup mengganggu terutama pada saat makan dan berbicara.
Perawatan
panjang, bervariasi dari beberapa hari hingga beberapa minggu, dan dapat hilang dengan sendirinya. Namun banyak juga lesi yang sifatnya kronik dan membutuhkan pembedahan eksisi. Pada saat dieksisi, dokter gigi sebaiknya mengangkat semua kelenjar liur minor yang berdekatan, dan dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menegaskan diagnosa dan menentukan apakah ada kemungkinan tumor kelenjar liur. Selain dengan pembedahan, mucocele juga dapat diangkat dengan laser.
modifikasi teknik elips, menebus mukosa, diluar batas permukaan dari lesi. Batas mucocele dengan jaringan sehat mudah diidentifikasi, lesi dipotong dengan teknik gunting, pengambilan gl.mukos asesoris, penutupan dengan jahitan terputus. Terkadang mucocele dapat sembuh dengan sendirinya. Akan tetapi, jika dibiarkan tanpa perawatan akan meninggalkan luka parut. Mucocele biasanya harus diangkat, bisa dengan bedah maupun laser. Namun ada kemungkinan pembedahan dapat menyebabkan munculnya mucocele lain. Beberapa dokter saat ini ada juga yang menggunakan menggunakan injeksi Kortikosteroid sebelum melakukan pembedahan, ini terkadang dapat mengempiskan pembengkakan. Jika berhasil, maka tidak perlu dilakukan pembedahan.
mukosa( palatum keras, gingiva) dan atau pada bibir dan perioral skin Sehingga membuat anak tidak mau makan, dan terasa sakit Penatalaksanaannya adalah dengan memberikan terapi antiviral , menghilangkan rasa sakit dan suplai nutrisi roboransia . Konsul dengan Spesialis anak
Terima kasih