You are on page 1of 4

PERTANYAAN

1. Berikan manfaat yang Saudara peroleh dari materi praktikum ini! Manfaat dari praktikum parasitologi, khususnya tentang antelmintik yaitu kita dapat mengetahui bagaimana mekanisme obat dalam membunuh cacing tersebut apakah dengan membuat otot tubuh pada cacing menjadi berkontraksi terus menerus (spastik) atau dengan menjadikannya berelaksasi terus menerus (flasid), serta menguji larutan dekok dari tanaman yang kita ujikan efek antelmintiknya yang bekerja dengan mekanisme flasid atau spastik.

2. Berikan definisi : hospes sementara, vektor, hospes definitif, hospes reservoir! a. Hospes sementara Hospes / inang tempat parasit yang bukan sebenarnya, maksdunya parasit tadi hanya memakai hospes untuk tempat berkembang biak dari salah satu atau beberapa daur hidupnya (bukan tempat parasit dewasa). b. Vektor Pembawa atau sarana bagi parasit untuk menuju ke hospes definitive. c. Hospes definitif Hospes yang mengandung parasit dewasa. d. Hospes reservoir Hewan yang mempunyai parasit yang sama dengan parasit yang menginfeksi pada manusia.

3. Apa yang dimaksud dengan: parasit temporer, parasit permanen, parasitemia, dan parasitisme? Parasit temporer adalah parasit yang hidp nenas pada sebagian masa hidupnya dan sewaktu-waktu mencari hospes untuk mendapatkan sumber makanan Parasit permanen adalah parasit yang tinggal di permukaan atau di dalam tubuh hospes sejak awal sampai dewasa (ata selama masa hidupnya) Parasitemia adalah adanya parasit yang berada dalam darah (khususnya sel darah merah eritrosit). Parasit tersebut hidup di dalam darah dan menginfeksi hospes dengan tinggal di sel darah merah. Parasitisme adalah hubungan timbal balik suatu spesies dengan spesies lain untuk kelangsungan hidupnya.

4. Bagaimana saudara membedakan parasit yang mati dan hidup? Jelaskan! Cacing yang aktif (hidup) terlihat dari aktivitasnya yang selalu bergerak mencari rongga, kepalanya akan di atas untuk mencapai rongga. Sedangkan pada cacing yang mati akan terlihat perbedaan pada tubuhnya. Cacing akan menjadi tidak aktif, terlihat perubahan pada pergerakan dan tubuhnya. Tubuhnya dapat saja mengalami kaku atau lemas. Artinya cacing mengalami paralisis (dapat berupa spastik atau flasid). Bila cacing diusik dengan batang pengaduk (setelah diletakkan di larutan obat) dan tidak mengalami pergerakan, maka harus diperiksa secara lebih lanjut dengan memasukkan cacing ke air panas 500C. Jika cacing tidak mengalami perubahan maka cacing dapat dipastikan cacing mati.

5. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat keparahan infeksi parasit! Jenis parasit dan jumlah parasit yang menginfeksi karena akan menimbulkan gejala klinis yang berbeda-beda pula. a. b. c. d. e. Ukuran atau besar dari parasit yang menginfeksi. Kegiatan parasit. Status imunitas hospes. Toksik atau racun yang dihasilkan oleh parasit. Lokalisasi atau tempat parasit hidup pada hospes (organ hospes yang diserang).

6. Bagaimanakah penularan infeksi parasit terjadi? Jelaskan beserta contoh! Penularan infeksi parasit dipengaruhi 3 faktor yaitu sumber infeksi, cara penularan, dan kondisi hospes yang ditulari. Penyakit infeksi parasit seringkali bersifat menahun dan biasanya disertai dengan sedikit atau tanpa gejala. Oleh karena itu seorang penderita mungkin saja menjadi sumber parasit (carier) tanpa memperlihatkan gejala klinis dan dengan demikian menjadi sumber infeksi untuk orang lain. Penularan infeksi parasit dapat terjadi melalui kontak langsung maupun tidak langsung, misalnya melalui makanan, air, tanah, hewan vertebrata, vektor arthropoda karena parasit umumnya memiliki beberapa stadium hidup yang memungkinkan parasit hidup dalam kondisi lingkungan yang berbeda-beda. Transmisi infeksi parasit dapat juga terjadi melalui beberapa mekanisme lain yaitu : a. secara transplasenta atau dari ibu ke fetusnya, misalnya Toxoplasma gondii. b. transmisi melalui hubungan kelamin, misalnya Trichomonas vaginalis.

7. Berikan karakteristik protozoa dan penggolongannya!

8. Bagaimana penggolongan/klasifikasi cacing? Jelaskan karakteristika masing-masing golongan tersebut secara umum? 9. Mekanisme kerja anti cacing:

Kerja mempengaruhi transmisi neurotransmitter agonis asetilkolin, inhibitor kolinesterase, meningkatkan influks ion kalsium depaolarisasi kontraksi otot cacing kelumpuhan spastik paralisis Sebagai agonis GABA, Kerja pada saluran ion klorida hiperpolarisasi relaksasi otot cacing kelumpuhan flacid paralisis

Kerja pada produksi energi Meliputi enzim dan substrat yang terlibat di dalamnya

10. Prinsipprinsip dasar untuk menanggulangi infeksi parasit: Farmakologi, kemoterapi sedapat mungkin berdasarkan hasil diagnosis yang tepat, sehingga dapat dicapai tepat terapi, tepat sasaran, tepat waktu dll Mengetahui lokasi parasit/ stadium biologi Setiap parasit memiliki satdium hidup dalam tubuh yang berbeda-beda, penanganan yang berbeda juga diperlukan untuk setiap stadium hidup tersebut. Belum ada obat antiparasit yang dapat memberantas parasit pada senua stadium Mengetahui bagaimana ara penularan parasit Dapat dilakuakan tindakan penanggulangan yang tepat untuk meegah tersebarnya infeksi parasit dari satu orang ke yang lainnya. Mencegah lebih baik daripada mengobati Dampak dari infeksi yang ditimbulkan pada kondisi fisiologis tubuh (manifestasi klinis) Efek yang ditimbulkan yang sekiranya menimbulakan kondisi yang tidak menguntungkan untuk tubuh juaga harus ditangani, miaslkan pada penggunaan obat sulfonamida yang menimbulkan defisiensi asam folat,perlu ditambahkan suplemen calcium folinat untuk mencegah efek tersebut Kombinasi obat Berdasarkan terapi yang tepat untuk setiap stadium biologis parasit Perlu tidaknya pengulangan terapi Disesuaikan dengan jenis stadium hidup parasit yang menginfeksi

Pengobatan tunggal atau massal Terkadang penularan parasit dari satu individu ke individu lainnya dapat berlangsung dengan sangat cepat dan mudah, sehingga perlunya dilakuakan pengobatan massal. Pada kasus enterobiasis (infeksi cacing kremi), jika salah satu anggota keluarga terdiagnosis terinfeksi, maka pengobatan dilakukan untuk seluruh anggota keluarga karena penularan yang sangat mudah dari telur yang infektif

Kondisi penderita, anak, dewasa, geriatri, kehamilan menyusui Setiap kondisi tersebut tentunya memerlukan penanganan yang berbeda-beda.misal pada wanita hamil atau menyusui, perlu diperhatikan obat-obatan yang sekiranya berdampat negatif bagi kondisi kehamilan, janin, dan transfer melalui air susu ibu ke bayi. Sedangkan pada kondisi orang tua umunya berkaitan dengan penurunan fungsi fisiologis tubuh, seperti insufisiensi ginjal, hal ini sangat perlu diperhatikan mengingat umumnya obat diekskresikan melalui ginjal, kondisi yang tidak normal membuat peningkatan efek samping terhadap ginjal (neurotoksik) dan sebagainya

You might also like