You are on page 1of 11

BAB 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Ilmu pengetahuan alam ( IPA ) pada hakekatnya adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena di alam semesta. Ilmu pengetahuan alam memperoleh kebenaran tentang fakta dan fenomena alam. Ilmu pengetahuan alam berkaitan dengan fakta, konsep, prinsip dan juga proses penemuan itu sendiri. Penemuan diperoleh melalui kegiatan eksperimen yang dapat

dilakukan di Laboratorium maupun di alam bebas. Ilmu pengetahuan alam (natural science), merupakan pengetahuan yang mengkaji mengenai gejala-gejala dalam alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip Ilmu Pengetahuan Alam Dasar hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang essensial saja. IPA berupaya membangkitkan minat manusia agar mau meningkatkan kecerdasan dan pemahamannya tentang alam seisinya yang penuh dengan rahasia yang tak habis-habisnya. Dengan tersingkapnya tabir rahasia alam itu satu persatu, serta mengalirnya informasi yang dihasilkannya, jangkauan Sains

semakin luas dan lahirlah sifat terapannya, yaitu teknologi adalah lebar. Namun dari waktu jarak tersebut semakin lama semakin sempit, sehingga semboyan "Sains hari ini adalah teknologi hari esok" merupakan semboyan yang berkali-kali dibuktikan oleh sejarah. Bahkan kini Sains menjadi budaya ilmu pengetahuan yang saling mengisi ibarat mata uang, yaitu satu sisinya mengandung hakikat Sains (the nature of Science) IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Hal ini sebagaimana yang dikemukakan oleh Powler (dalam Wina-putra, 1992:122) bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil obervasi dan eksperimen.Dalam Memahami dan mempelajari IPA digunakan metode ilmiah karena metode tersebut sebagai dasar dari IPA selain itu IPA bemanfaat dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan akademik, dan untuk pengembangan suatu negara.
1

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan pada latar belakang yang telah dijelaskan diatas tadi, maka dapat dibuat perumusan masalah, yaitu : 1. Bagaimanakah perkembangan dan pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam ? 2. Apa perbedaan motede ilmiah dan metode non-ilmiah ? 3. Memahami lebih dalam tentang metode ilmiah dan metode ilmiah sebagai dasar dari IPA ? 4. Apa saja ruang lingkup IPA dan mengembangkannya untuk pembangunan ?

BAB II Pembahasan
Perkembangan dan Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam
2.1 Membedakan Metode Ilmiah dan Non Ilmiah Penelitian dapat digolongkan dalam dua, sesuai dengan ukuran kwalitasnya yaitu penelitian ilmiah dan penelitian tidak ilmiah atau yang dilakukan oleh orang awam. Penelitian tidak ilmiah mempunyai ciri-ciri dilakukan tidak sistematik, data yang dikumpulkan dan cara-cara pengumpulan data bersifat subyektif yang sarat dengan muatan-muatan emosi dan perasaan dari si peneliti. Sedangkan penelitian ilmiah adalah suatu kegiatan yang sistematik dan obyektif untuk mengkaji suatu masalah dalam usaha untuk mencapai suatu pengertian mengenai prinsip-prinsipnya yang mendasar dan berlaku umum (teori) mengenai masalah tersebut. Penelitian yang dilakukan, berpedoman pada berbagai informasi (yang terwujud sebagai teori-teori) yang telah dihasilkan dalam penelitian-penelitian terdahulu, dan tujuannya adalah untuk menambah atau menyempurnakan teori - teori yang telah ada sebelumnya dan sudah di akui.

Metode ilmiah berlandaskan pada pemikiran bahwa pengetahuan itu terwujud melalui apa yang dialami oleh panca indera, khususnya melalui pengamatan dan pendengaran. Sehingga jika suatu pernyataan mengenai gejala-gejala itu harus diterima sebagai kebenaran, maka gejala-gejala itu harus dapat di verifikasi secara
2

empirik. Jadi, setiap hukum atau rumus atau teori ilmiah haruslah dibuat berdasarkan atas adanya bukti-bukti empiric.

2.1.1 Penelitian Ilmiah Menggunakan kaidah-kaidah ilmiah Mengemukakan pokok-pokok pikiran, dan menyimpulkan dengan melalui prosedur yang sistematis dengan

menggunakan proses pembuktian ilmiah/meyakinkan. Ada dua kriteria dalam menentukan kadar/tinggi atau rendahnya mutu ilmiah suatu penelitian yaitu: a. Kemampuan memberikan pengertian tentang masalah yang diteliti.

b. Kemampuan untuk meramalkan sampai dimana kesimpulan yang sama dicapai apabila data yang sama ditemukan di tempat/waktu yang lain. 2.1.2 Penelitian non ilmiah Pada penelitian non Ilmiah ada beberapa pendekatan yaitu akal sehat, intuisi, prasangka, penemuan dan coba-coba dan pikiran kritis.
1. Akal sehat

Menurut Conant yang dikutip Kerlinger (1973, h. 3) akal sehat adalah serangkaian konsep dan bagian konseptual yang memuaskan untuk penggunaan praktis bagi kemanusiaan. Konsep merupakan kata yang dinyatakan abstrak dan dapat digeneralisasikan kepada hal-hal yang khusus. Akal sehat ini dapat menunjukan hal yang benar, walaupun disisi lainnya dapat pula menyesatkan.
2. Intuisi

Intuisi adalah penilaian terhadap suatu pengetahuan yang cukup cepat dan berjalan dengan sendirinya. Biasanya didapat dengan cepat tanpa melalui proses yang panjang tanpa disadari. Dalam pendekatan ini tidak terdapat hal yang sistemik.
3. Prasangka

Pengetahuan yang dicapai secara akal sehat biasanya diikuti dengan kepentingan orang yang melakukannya kemudian membuat orang

mengumumkan hal yang khusus menjadi terlalu luas. Dan menyebabkan akal sehat ini berubah menjadi sebuah prasangka.
4. Penemuan coba-coba

Pengetahuan yang ditemukan dengan pendekatan ini tidak terkontrol dan tidak pasti. Diawali dengan usaha coba-coba atau dapat dikatakan trial and
3

error. Dilakukan dengan tidak kesengajaan yang menghasilkan sebuah pengetahuan dan setiap cara pemecahan masalahnya tidak selalu sama.
5. Pikiran Kritis

Pikiran kritis ini biasa didapat dari orang yang sudah mengenyam pendidikan formal yang tinggi sehingga banyak dipercaya benar oleh orang lain, walaupun tidak semuanya benar karena pendapat tersebut tidak semuanya melalui percobaan yang pasti, terkadang pendapatnya hanya didapatkan melalui pikiran yang logis Aspek Non-Ilmiah Ilmiah

Pendekatan thd masalah Konsep/teori spesifik Hipotesis

Intuitif Ambigu

Empiris Jelas, operasional,

Tidak dapat dibuktikan

Dapat dibuktikan

Observasi gejala

Tidak terkontrol, seadanya

Sistematis, terkontrol

Alat ukur

Tidak akurat, tidak tepat, tidak sesuai

Akurat, tepat, sesuai Valid, reliabel

Pengukuran

Tidak valid, tidak reliabel

Kontrol Pelaporan hasil penelitian

Tidak ada Bias, subjektif

Selalu dilakukan Tidak bias, objektif Kritis, skeptis, mencari bukti

Sikap peneliti

Tidak kritis, menerima apa adanya

Penyimpulan terhadap hubungan antar variable

Menghubungkan dua kejadian tanpa pengujian Tidak dapat diulang

Mencari hubungan antar variabel secara sistemati Dapat diulang


4

Sifat peneltian

2.2 Memahami Metode Ilmiah 2.2.1. Prinsip Dasar Metode Ilmiah Adanya teori yang mendasari penyusunan hipotesis. Adanya observasi dan pengukuran yang sistematis, objektif, dan terkontrol. Adanya keterbukaan untuk melakukan koreksi terhadap kesalahandan

keterbukaan akan perbedaan pendapat dengan ilmuwan lain Adanya kemungkinan untuk mengulang penelitian.

2.2.2. Sifat dari penelitian: 1. Pasif, hanya ingin memperoleh gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan 2. Aktif, ingin memecahkan suatu persoalan atau menguji suatu hipotesa. 3. Posisi penelitian sendiri pada umumnya adalah menghubungkan: Keinginan manusia, permasalahan yang timbul, ilmu pengetahuan, dan metode ilmiah. 2.2.3. Ciri-ciri penelitian ilmiah adalah: 1. Purposiveness, fokus tujuan yang jelas; 2. Rigor, teliti, memiliki dasar teori dan disain metodologi yang baik; 3. Testibility, prosedur pengujian hipotesis jelas 4. Replicability, Pengujian dapat diulang untuk kasus yang sama atau yang sejenis; 5. Objectivity, Berdasarkan fakta dari data actual, tidak subjektif dan emosional 6. Generalizability, Semakin luas ruang lingkup penggunaan hasilnya semakin berguna; 7. Precision, Mendekati estimasi dapat dilihat; 8. Parsimony, Kesederhanaan dalam pemaparan masalah dan metode penelitiannya. realitas dan confidence peluang kejadian dari

Metode ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan oleh para ilmuwan untuk memecahkan suatu permasalahan, serta menggunakan langkah-langkah yang sistematis, teratur, dan terkontrol. Metode Ilmiah bisa juga dikatakan sebagai ciri dari Imu Pengetahuan Alam karena Manusia memiliki kecenderungan untuk menanggapi rangsangan yang ada di sekitarnya, termasuk gajala-gejala di alam semesta ini. Seperti yang telah diulas sebelumnya bahwa metode ilmiah merupakan salah satu ciri dari ilmu pengetahuan alam. Dengan kata lain, suatu materi pengetahuan harus melalui proses metode ilmiah. Tentunya, proses metode ilmiah harus mencerminkan sifat sistematis, konsisten, dan objektif. Adapun langkah-langkah operasional metode ilmiah, antara lain: 1. Penginderaan Penginderaan adalah langkah pertama metode ilmiah, sehingga hanya sesuatu yang dapat diindera yang dapat diselidiki oleh ilmu alamiah. Namun penginderaan dalam konteks ini bukan berarti segala sesuatunya harus dapat dilihat dengan mata atau melalui penginderaan langsung, melainkan harus jelas terlihat dari efek-efek yang akan ditimbulkan nantinya.. Penggunaan instrumen standar dapat meminimalkan kesalahan akibat subjektivitas, contohnya penggunaan termometer untuk mengukur suhu. 2. Masalah atau Problem ( Perumusan Masalah )

Langkah kedua yang harus dilakukan dalam metode ilmiah adalah perumusan masalah. Masalah adalah pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana mengenai objek yang diteliti. Masalah tersebut harus jelas batasannya sehingga mempermudah jalan dalam pencarian data (fakta-fakta yang relevan terkait pemecahan masalah). Secara singkat, dapat dikatakan bahwa perumusan masalah adalah membuat pertanyaan mengenai apa yang ditemukan melalui penginderaan itu, mengapa begitu, bagaimana hal itu terjadi, dan seterusnya. 3. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan sementara yang ditaksir merupakan jawaban dari suatu pertanyaan dan dibuat berdasarkan pengetahuan yang telah ada sebelumnya. Untuk membuktikan kebenaran suatu hipotesis diperlukan data atau fakta yang diperoleh melalui survey atau eksperimen. Apabila data-data yang ada tidak mendukung hipotesis, maka perlu disusun hipotesis baru.
6

4. Eksperimen Eksperimen atau percobaan merupakan langkah ilmiah keempat. Ekperimen merupakan usaha pengumpulan fakta yang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan sehingga diketahui apakah fakta-fakta tersebut mendukung hipotesis atau tidak. Pada langkah ini, tampak jelas perbedaan antara ilmu alamiah dan non ilmu. 5. Teori Bukti dari ekperimen yang telah dilakukan menjadi dasar langkah metode ilmiah yang terakhir, yakni teori. Suatu teori dapat disusun apabila hipotesis telah didukung oleh bukti atau data yang diperoleh melalui eksperimen atau survey dan menunjukkan hal yang dapat dipercaya (valid) walaupun terdapat keterbatasan tertentu. 2.3 Metode Ilmiah Sebagai Dasar IPA Manusia sebagai makhluk hidup diberi akal budi oleh Tuhan, dengan akal budi manusia timbul rasa ingin tahu yang selalu berkembang dan tak pernah ada puasnya. Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan tanpa batas menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia. Pengetahuan yang diperoleh akhirnya tidak terbatas pada obyek-obyek yang dapat diamati dengan panca indera saja, tetapi juga masalah lain yang berhubungan dengan baik atau buruk, indah atau tidaknya, dan sebagainya. Manusia melalui panca indera yang di miliki dapat menerima rangsangan dan memberikan tanggapan terhadap semua rangsangan, termasuk gejala di alam semesta ini. Tanggapan gejalagejala atau peristiwa-peristiwa alam merupakan suatu pengalaman. Pengalaman tersebut dari zaman ke zaman akan terakumulasi, karena manisia mempunyai rasa ingin tahu terhadap segalanya di alam semesta ini. Perkembangan pengetahuan lebih diperlancar lagi dengan adanya tukar menukar informasi mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi ilmu pengetahuan berlangsung cepat. llmu tentang alam merupakan kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis. Artinya, hasil percobaan yang dilakukan manusia akan menghasilkan suatu konsep yang mendorong dilakukannya percobaan-percobaan berikutnya, karena ilmu alam bertujuan untuk mencari kebenaran yang relatif dari suatu hal, tidak semua pengetahuan dapat disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang cara mendapatkannya harus memenuhi syarat tertentu.
7

Adapun syarat-syarat suatu pengetahuan dapat dikatakan sebagai ilmu adalah sebagai berikut: a) Logis Pengetahuan tersebut masuk akal dan sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu pengetahuan. b) Objektif Pengetahuan yang didapat harus sesuai dengan objeknya dan didukung oleh fakta empiris. c) Metodik Pegetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati, dan dikontrol. d) Sistematik Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang saling berkaitan dan menjelaskan satu sama lain sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. e) Universal Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan di mana saja yaitu dengan cara eksperimentasi yang sama caranya maka akan diperoleh hasil yang sama juga. Suatu pengetahuan dapat dikatakan benar apabila ada kesesuaian antara pengetahuan dan objeknya. Untuk mencapai hal itu, tidak dapat terjadi secara kebetulan melainkan harus melalui prosedur atau metode yang tepat, yakni metode ilmiah. Dengan metode ilmiah, dapat diperoleh kebenaran yang merupakan keputusan atas objek penelitian dan dirumuskan secara tertentu. Kebenaran yang terkandung dalam ilmu pengetahuan alam terletak pada metode ilmiah yang menentukan kelebihan dan kekurangan ilmu alam. Oleh dasar inilah metode ilmiah dikatakan sebagai ciri ilmu pengetahuan alam (IPA) sehingga pemecahan masalah yang tidak diterapkan melalui metode ilmiah tidak dapat dikatakan bersifat ilmiah 2.4 Mengkaji Perkembangan IPA Ilmu Pengetahuan Alam pada mulanya berkembang sangat lambat (abad 1516). Dan kemudian berkembang cukup pesat setelah Copernicus yang kemudian diperkuat Galileo (konsep geosentris konsep heliosentris), dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern (kebenaran berdasarkan induksi).

Dan sangat pesat setelah konsep fisika kuantum dan relativitas (awal abad 20) dan penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan ke arah pemikiran modern Konsep klasik dan modern lebih mengacu pada konsepsi cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam bukan pada waktu penemuannya. Konsep yang modern ini mempengaruhi konsep IPA secara keseluruhan dan menyebabkan adanya revisi serta penyesuaian-penyesuaian konsep ke arah yang modern. Dengan demikian, terdapat dua konsep IPA yang berkembang, yakni IPA Klasik dan IPA Modern. 2.4.1 Pengertian IPA Klasik IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen dari pada teori. 2.4.2 Pengertian IPA Modern IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah ada untuk eksperimen selanjutnya. 2.4.3 Penerapan Metode Ilmiah Pada IPA klasik dan Modern Secara umum, langkah-langkah penerapan metode ilmiah pada IPA Klasik dan IPA Modern adalah sama, yakni harus melalui penginderaan, perumusan masalah, pengajuan hipotesis, eksperimen, dan penarikan kesimpulan (teori). Baik IPA Klasik maupun IPA Modern keduanya memiliki tujuan akhir yang sama, yakni keingintahuan. Namun pada IPA Klasik, suatu pengetahuan didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu penelitian. Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari IPA Modern lebih mendetail. Sehingga diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai suatu fenomena alam.
9

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa IPA Modern merupakan pengembangan dari IPA Klasik. Perkembangan yang makin cepat menyebabkan IPA diklasifikasikan menjadi berbagai disiplin ilmu sub disiplin ilmu spesialisasi Tetapi muncul juga ilmu multidisplin karena munculnya fenomena baru yang tidak mungkin ditelaah hanya dengan satu disiplin ilmu saja. Pengembangan aplikasi IPA merupakan dasar dari terbentuknya teknologi dan industri yang secara tidak langsung akan mempengaruhi pola sosial manusia 2.1.1 Pengembangan Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam semakin berkembang seiring dengan

perjalanannya dari masa ke masa, sehingga manusia mengelompokkan Ilmu Pengetahuan Alam menjadi beberapa kelompok, diantaranya Sains Fisik dan Sains Hayati. Ilmu Pengetahuan Alam Sains Fisik Fisika Kimia Astronomi Geologi Mineralogi Geografi Geofisika Meteorologi Oseanologi Dll Didukung oleh Matematika/Statistika dan Informatika Sains Hayati (Biologi) Botani Zoologi Mikrobiologi Kesehatan Palaentologi Fisiologi Taksonomi Dll

2.5 Memahami Ruang Lingkup IPA dan Dapat Mengembangkannya Untuk Tujuan Pembangunan Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala yang terjadi di Alam melingkupi seluruh alam semesta dan isinya. Ilmu Pengetahuan Alam, berasal dari sifat manusia yang memiliki rasa ingin tahu. Misalnya, Newton yang awalnya ingin tahu mengapa buah apel
10

jatuh

dari

pohonnya,setelah

dilakukannnya

percobaan sehingga terciptalah

teori Gravitasi. Pada awalnya manusia hanya ingin meneliti tentang kejadian yang terjadi di alam, kebanyakan dari mereka selalu berpikir tentang mengapa dan apa yang menyebabkan terjadinya suatu kejadian. Manusia meneliti alam semesta dari rasa ingin tahunya, sehingga

berkembanglah ilmu IPA yang awalnya mengadopsi dari kejadian kejadian yang terjadi di alam, ilmu IPA di gunakan untuk menutupi kekurangan manusia, Sehingga terciptalah Teknologi dari Ilmu Pengetahuan Alam, misalnya pesawat terbang tercipta, kapal selam tercipta, dan teknologi teknologi lainnya yang memudahkan manusia dalammelakukan pekerjaan, baik dalam pembangunan maupun perkembangan ilmu pengetahuan itu sendiri. Tujuan dari pembangunan tersebut bisa dikatakan sebagai upaya untuk merubah pemikiran manusia tradisional menjadi manusia modern dengan bantuan Ilmu Pengetahuan Alam. IPA dan Teknologi digunakan untuk mempertahankan hidup dan memajukan kehidupan manusia.

11

You might also like