Professional Documents
Culture Documents
NOMOR TANGGAL PROYEK T.A PEKERJAAN LOKASI BIAYA : 873.3/435/KIMPRASWIL/PPU/2009 : 12 Februari 2009 : PENINGKATAN JALAN PERUMAHAN KORPRI : 2009 : PEMBANGUNAN JALAN PNS KORPRI PENAJAM : KEL. SEI PARIT KEC. PENAJAM : Rp. 9.872.600.000 ( SEMBILAN MILYAR DELAPAN RATUS TUJUH PULUH DUA JUTA ENAM RATUS RIBU RUPIAH ) : 120 ( Seratus Dua Puluh ) Hari Kalender Mulai Selesai : 12 Februari 2009 : 11 Juni 2009
PELAKSANAAN
Kontraktor
PERJANJIAN Perjanjian ini ( termasuk semua lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian, yang selanjutnya disebut ( KONTRAK ) Antara
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ( yang selanjutnya disebut PEMILIK ) Dan
PIHAK KESATU Mengerjakan Pembangunan Jalan PNS Korpri Penajam Tahap III (Lanjutan) Proyek Penanganan Pasca Bencana Alam Pasca Banjir Sebagaimana di maksud dalam perjanjian ini.
1.1 PIHAK KEDUA harus mengorganisir dan mengatur pelaksanaan pekerjaan sebagai
mana di maksud dalam pasal 3, sehingga penanggung jawab pelaksanaan pekerja dilapangan dapat memberikan keputusan sepenuhnya kepada PIHAK KESATU.
1.2 PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan tugasnya harus menggunakan dan bertanggung
jawab terhadap kemampuan tenaga teknis, staf dan tenaga lainnya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
2.2
d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t. u. v.
Berita Acara Aanwijzing Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Berita Acara Evaluasi Surat Penawaran Usul Calon Pemenang Lelang Penetapan Pemenang Lelang Pengumuman Pemenang Lelang. Surat Penujukan Pemenang Lelang ( Gunning ) Surat Penawaran Rekapitulasi Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya Analisa Harga Satuan Daftar Harga Satuan Bahan Daftar Harga Satuan Upah Daftar Harga Satuan Alat Jangka Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule ) Metode Pelaksanaan Foto Copy Surat Jaminan Penawaran Foto Copy Surat Jaminan Pelaksanaan Foto Copy Surat Jaminan Uang Muka
Semua Dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari setiap pasal harus ditafsirkan sedemikian sehingga satu dengan yang lainnya adalah sejalan dan saling menunjang.
b. c. d.
e.
f.
Kejadian di lapangan sesuai dengan tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan pembayaran angsuran dan prosedur pekerjaan yang telah di atur dalam perjanjian pemborongan pekerjaan ini. Buku Laporan Harian. Menyediakan obat-obatan yang bersifat pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ). Menyediakan Alat-alat tulis yang diperlukan untuk keperluan PIHAK KESATU. Direksi Tekhnis, Pengawasan Lapangan demi kelancaran Jalannnya Administrasi proyek. Menyediakan Ruang Kerja untuk PIHAK KESATU, Direksi tekhnisbeserta staf, lengkap dengan perabotannya.
6.2
persesuaian pendapat,baik mengenai gambar maupun semua hal-hal penting dari rencana pelaksanaan proyek. 9.2 Persesuaian pendapat dimaksud dilaksanakan dengan melalui musyawarah untuk mufakat antara pengawas teknis proyek,konsultan Supervisi,Direksi teknis,bersamasama dengan PIHAK KESATU,dan konsultan perencana yang merencanakan proyek bersangkutan.
10.2
11.2
11.3
P A S A L 12 MASA PEMELIHARAAN
12.1 Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan-pekerjaan ditetapkan selama 120 ( Seratus Dua Puluh Hari ) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai dan diterima oleh PIHAK KESATU dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam berita acara penyerahan kedua pekerjaan.
12.2
Dalam adanya perbaikan perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan terhitung sampai dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan tersebut. Setelah serah terima Kedua Pekerjaan,sesuai Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang jasa Konstruksi Bab IV Pasal 25 Ayat 2,maka PIHAK KEDUA masih bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun atas kegagalan bangunan terhadap kerusakan-kerusakan berat yang disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian dalam pelaksanaan konstruksi selama pekerjaan berlangsung.
12.3
13.3
P A S A L 14 PROSEDUR PEMBAYARAN
14.1 Semua pembayaran dilakukan secara beban tetap,Tahap-Tahap Pembayaran tersebut dilakukan melalui pemegang kas proyek kemidian diteruskan kebagian keuangan setda Kabupaten Penajam Paser Utara.. Pembayaran tersebut dalam pasal 14 ayat 1 ini,dilakukan atas dasar berita acara hasil pemeriksaan prestasi pekerjaan terpasang di lapangan.
14.2
P A S A L 15 UANG MUKA
15.1 Sesuai Kepres 80 Tahun 2004 Pasal ayat 1 uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang /jasa untuk usaha kecil stinggi-tingginya 30% (tiga puluh persen ) dan untuk usaha selain kecil setinggi-tingginya 20% ( Dua puluh persen ) dari kontrak. PIHAK KEDUA mengajukan permohonan secara tertulis kepada PIHAK KESATU disertai : a. Proposal penggunaan dan kebutuhan tersebut. b. Jaminan uang muka tersebut diberikan oleh Bank Umum / lembaga keuangan lainnya atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian ( surety bond ) dan diresuransikan kepada perusahaan asuransi diluar negri yang bonafit. Besarnya jaminan uang muka tersebut senilai dengan besarnya uang muka. Pengembalian uang muka tersebut di atas dilakukan dengan pemotongan dari setiap pembayaran sesuai dengan prosentase pekerjaan dan diatur sedemikian rupa sehingga uang tersebutlunas sebelum penyerahan pertama pekerjaan.
P A S A L 16 CARA PEMBAYARAN
16.1 Pembayaran angsuran dilakukan secara termynt berdasarkan sertifikat kemajuan prestasi pekerjaan (payment Certificate ) yang dinyatakan dalam Berita Acara Kemajuan Prestasi Pekerjaan Fisik di Lapangan yang dilampiri request.Laporan harian,laporan mingguan, laporan bulanan, back up data, laporan dari hasil pengujian laboratorium,dan photo-photo kegiatan proyek. Guna mendapatkan pembayaran angsuran, PIHAK KEDUA harus mengajukan surat permintaan secara tertulis kepada PIHAK KESATU secara lengkap . Jumlah yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA setiap bulannya adalah jumlah nilai kemajuan pekerjaan dikurangi pengambalian uang muka sebesar 20 % dari nilai kemajuan pekerjaan tersebut dan 5 % sebagai jaminan pemeliharaan pekerjaan. Pembayaran Angsuran terakhir dilakukan setelah berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan setelah kontraktor melunasi pajak retribusi galian C atau melampirkan ijin areal galian C.
16.2
16.3
16.4
16.5
PIHAK KEDUA
dapat menerima pengembalian uang jaminan pemeliharaan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan atau menyerahkan surat jaminan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Bank Umum/lembaga keuangan lainnya atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (Surety Bond) dan diresuransikan kepada perusahaan asuransi diluar negri yang bonafit.
17.2.
KESATU
secara langsung tanpa acara pembuktiaan terlebih dahulu, apabila : a. PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah penandatanganan kontrak. b. PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktunya yang telah di tetapkan kedua belah pihak.
P A S A L 18 KENAIKAN HARGA
18.1 Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah yang bersifat biasa selama masa pelaksanaan pemborongan inio di tanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA. 18.2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah , kecuali akibat tindakan pemerintah dibidang moneter yang bersifat nasional, pemborong dapat mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah, apabila hal tersebut dibenarkan sesuai dengan peraturan ketentuan pemerintah yang berlaku.
PIHAK KESATU berpendapat, bahwa jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan jangka waktu yang direncanakan, maka PIHAK KESATU mengirimkan surat teguran kepada PIHAK KEDUA dan memberikan tembusan kepada direksi
teknis dan Instansi pemerintah daerah yang terkait.
P A S A L 20 PEMILIK BERKEWAJIBAN
20.1. Menyediakan bagi PIHAK KEDUA jalan masuk, penggunaan semua lahan dari bangunan sebagaimana yang dinyatakan dalam gambar dan atau dokumen lain dalam kontak. Mebayar PIHAK KEDUA Atas pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran dan harga satuan (Unite Price) yang tertera dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam pasal 16.
20.2
21.3
Pekerjaan Tambah tidak dapat di pakai alas an untuk menambah waktu penyelesaian pekerjaan,kecuali atas persetujuan PIHAK KESATU secara tertulis.
22.2
pertimbangan yang layak dan wajar. 23.2 Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pada pasal 23 ayat 1 diatas adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Tambah b. Pekerjaan perubahan disain. c. Bencana alam d. Keterlambatan yang disebabkan PIHAK KESATU e. Masalah yang timbuk diluar kewenangan PIHAK KEDUA. f. Keadaan Memaksa ( Force Maejur ) PIHAK KESATU dapat menyetujui perpanjangan jangka waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang di ajukan oleh PIHAK KEDUA.
Persetujuan perpanjangan jangka amandemen/addendum kontrak waktu pelaksanaan dituangkan didalam
23.3
23.4
Keadaan memaksa ( Force Majeure ) ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian kedua belah pihaki. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa ( Force Majeure ) tidak dapat dikenakan sanksi. Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan memaksa ( Force Majeure ), diserahkan kepada kesepakatan kedua belah pihak. Hal-hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan memaksa ( Force Majeure ) diserahkan kepada kesepakatan dari kedua belah pihak.
P A S A L 25 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
25.1 25.2 Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak pada dasarnya akan diselesaikan dengan jalan musyawarah. Apabila dengan jalan musyawarah belum dapat menyelesaikan perselisihan maka kedua belah pihak dapat mengajukan persoalan kepada arbitrase yang terdiri dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI ) yang ditunjuk sebagai mediator/ konsiliator ( juru penengah ). Keputusan yang di ambil oleh arbitrase mengikat kedua belah pihak. Apabila dengan musyawarah dan arbitrase belum menyelesaikan perselisihan, maka kedua belah pihak dapat mengajukan perselisihan kepengadilan negri. Selama proses penyelesaian perselisihan dengan jalan musyawarah, arbitrase atau Pengadilan Negri tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan.
P A S A L 26 KETENTUAN HUKUM
26.1 Untuk pelaksanaan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( Kontrak ) ini kedua belah pihak memilih pendapat kedudukan hukum ( domisili ) yang tetap dan tidak berubah di kantor kepanitiaan Pengadilan Negri di Tanah Grogot.
26.2
PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( Kontrak ) ini menyatakan tidak dan tidak akan memberikan atau menjanjikan imbalan berupa sesuatu dalam bentuk apapun juga, kepada pejabat-pejabat pemerintah yang berhubungan dengan pekerjaan ini maupun pengawasan pekerjaan. Jika dikemudian hari ternyata bahwa pernyataan PIHAK KEDUA tersebut tidak benar disamping PIHAK KESATU akan mengajukan PIHAK KEDUA kepada instansi yang berwenang, PIHAK KESATU dapat membatalkan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini dan semua kerugian dan biaya-biaya yang timbul kerenanya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.
26.3
P A S A L 27 KETENTUAN PENUTUP 27.1 Dengan telah ditandatangani surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) ini oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA maka ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) ini dan seluruh ketentuan ketentuan di dalam dokumen-dokumen yang merupakan kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan dengan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini, termasuk segala sanksinya , mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat 1 kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( KUHP ). Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut pasal 27 ayat 1 adalah dokumen-dokumen yang terdapat dalam pasal 4 dan dokumen-dokumen yang diterbitkan menurut ketentuan surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) selama dan sasudah surat perjanjian pemborongan pekerjaan (Kontrak) ini berlaku. Apabila terjadi pertentangan antara pasal-pasal yang ada dalam surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) dan pasal-pasal yang ada dalam dokumen kontrak, maka yang dipakai adalah pasal-pasal yang ada dalam surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ). Dengan dan arena ketentuan ketentuan yang ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini, maka ketentuan pada pasal 1266 kitab undang-undang hukum perdata ( KUHP ) tidak diperlukan lagi dalam surat perjanjian pemborongan ( kontrak) ini, apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya. P A S A L 28 PENUTUP 28.1 Surat perintah mulai kerja diterbitkan setelah Surat Perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) di tandatangani. Waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan terhitung mulai tanggal mulai kerja sebagai sebagaimana ditetapkan dalam surat perintah mulai kerja. Surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini mencakup dan mengikat kedua belah pihak termasuk para pelaksana, pengganti dan wakilwakil yang sah, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri berhak atas manfaat dan bertanggung jawab atas surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini. Dengan kesaksian ini pihak-pihak yang bersangkutan telah menandatangani surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini atas nama masingmasing di Penajam, pada hari,tanggal,bulan,tahun yang tercantum di atas.
27.2
27.3
27.4
28.2
28.3
28.4
Surat Perjanjian Pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini. Dimana aslinya dalam rangkap 3 ( tiga ) masing-masing dibubuhi materai secukupnya, 1 ( satu ) materai untuk PIHAK KESATU dan 2 ( dua ) materai untuk PIHAK KEDUA. Untuk keperluan administrasi surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) ini dibuat tindasan dalam rangkap 8 ( delapan ) dengan bunyi serta kekuatan hokum yang sma dipergunakan sebagaimana mestinya.
28.5