You are on page 1of 13

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ( KONTRAK )

NOMOR TANGGAL PROYEK T.A PEKERJAAN LOKASI BIAYA : 873.3/435/KIMPRASWIL/PPU/2009 : 12 Februari 2009 : PENINGKATAN JALAN PERUMAHAN KORPRI : 2009 : PEMBANGUNAN JALAN PNS KORPRI PENAJAM : KEL. SEI PARIT KEC. PENAJAM : Rp. 9.872.600.000 ( SEMBILAN MILYAR DELAPAN RATUS TUJUH PULUH DUA JUTA ENAM RATUS RIBU RUPIAH ) : 120 ( Seratus Dua Puluh ) Hari Kalender Mulai Selesai : 12 Februari 2009 : 11 Juni 2009

PELAKSANAAN

Kontraktor

PT. AINUR RISQI PRATAMA


Jl. Soekarno Hatta KM 2,5 RT.40 No.47 Telp. ( 0542 ) 415993 Balikpapan

SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN Nomor : 873.3/435/KIMPRASWIL/PPU/2009

PERJANJIAN Perjanjian ini ( termasuk semua lampiran yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari perjanjian, yang selanjutnya disebut ( KONTRAK ) Antara
PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA ( yang selanjutnya disebut PEMILIK ) Dan

AINUR RISQI PRATAMA


Pada hari Kamis Delapan Belas Oktober Dua ribu Tujuh, Kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1.Nama Jabatan Alamat : Drs. JOKO DWI FETRIANTO,MP,MPd : Pejabat Pembuat Komitmen Bidang Pengembangan Jalan Dinas Kimpraswil Kab. Penajam Paser Utara TA.2009 : Jl. Propinsi Km. 2,5 Penajam telp: ( 0542 )-7200535 Bedasarkan Surat Keputusan Kepala Dinas Kimpraswil Kab. Penajam Paser Utara Nomor : 382.2/2287/Kimpraswil/PPu/2007 Tanggal 18 Oktober 2007 Tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen pada Dinas Kimpraswil kab. Penajam Paser Utara T.A2009 PIHAK KESATU : BADIATUN HASANAH : Direktur : Jl. Soekarno Hatta KM 2,5 RT.40 No.47 Balikpapan yang berwenang dan bertindak untuk dan atas nama perusahaan PT. AINUR RISQI PRATAMA berdasarkan Akte Notaris YUNI ASTUTI,S.H. Nomor 25 tanggal 06 Februari 2007, Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA

2.Nama Jabatan Alamat

PIHAK KESATU Mengerjakan Pembangunan Jalan PNS Korpri Penajam Tahap III (Lanjutan) Proyek Penanganan Pasca Bencana Alam Pasca Banjir Sebagaimana di maksud dalam perjanjian ini.

1. PIHAK KEDUA menyatakan dirinya cukup mampu untuk melaksanakan jenis


pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diatas. 2. Selanjutnya kedua belah pihak mencapai kata sepakat untuk menetapkan per5janjian pemborongan pekerjaan ( Kontrak ) dengan ketentuan sebagaimana tercantum dalam pasal-pasal berikut :

1.1 PIHAK KEDUA harus mengorganisir dan mengatur pelaksanaan pekerjaan sebagai
mana di maksud dalam pasal 3, sehingga penanggung jawab pelaksanaan pekerja dilapangan dapat memberikan keputusan sepenuhnya kepada PIHAK KESATU.

1.2 PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan tugasnya harus menggunakan dan bertanggung
jawab terhadap kemampuan tenaga teknis, staf dan tenaga lainnya sesuai dengan kebutuhan pekerjaan dan peraturan-peraturan yang berlaku.

PASAL 2 TUJUAN KONTRAK


2.1 Tujuan Kontrak adalah PIHAK KEDUA harus melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan Pembangunan Jalan PNS Korpri Penajam , sehingga pekerjaan memberikan Kepuasan kepada PIHAK KESATU sesuai dengan ketentuan-ketentuan didalam Dokumen Kontrak.

PASAL 3 TUGAS PEKERJAAN


2.1 Pekerjaan Proyek sebagaimana dimaksud dalam Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan ini adalah : Proyek : Peningkatan Jalan Perumahan Korpri Pekerjaan : Pembangunan Jalan PNS Korpri Penajam Kab.Penajam Paser Utara Lokasi : Kecamatan Penajam PIHAK KEDUA harus melaksanakan , menyelesaikan dan memperbaiki pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 ayat 1.

2.2

PASAL 4 DOKUMEN KONTRAK


4.1 Dokumen Kontrak sebagaimana di tentukan di bawah ini harus dibaca serta dipahami yang merupakan bagian dari KONTRAK ini yaitu : a. Pengumuman b. Berita Acara Evaluasi Kualifikasi Rekanan. c. Dokumen Lelang : - Petunjuk Kepada Peserta Lelang - Syarat-syarat Umum Kontrak - Spesifikasi Umum - Gambar - Daftar Kuantitas Harga - Spesifikasi Khusus

d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p. q. r. s. t. u. v.

Berita Acara Aanwijzing Berita Acara Pembukaan Surat Penawaran Berita Acara Evaluasi Surat Penawaran Usul Calon Pemenang Lelang Penetapan Pemenang Lelang Pengumuman Pemenang Lelang. Surat Penujukan Pemenang Lelang ( Gunning ) Surat Penawaran Rekapitulasi Anggaran Biaya Rencana Anggaran Biaya Analisa Harga Satuan Daftar Harga Satuan Bahan Daftar Harga Satuan Upah Daftar Harga Satuan Alat Jangka Waktu Pelaksanaan ( Time Schedule ) Metode Pelaksanaan Foto Copy Surat Jaminan Penawaran Foto Copy Surat Jaminan Pelaksanaan Foto Copy Surat Jaminan Uang Muka

Semua Dokumen tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari setiap pasal harus ditafsirkan sedemikian sehingga satu dengan yang lainnya adalah sejalan dan saling menunjang.

PASAL 5 KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PIHAK KEDUA


5.1 Dalam melaksanakan tugasnya PIHAK KEDUA harus selalu mengadakan konsultasi teknis dengan PIHAK KESATU , Dinas KIMPRASWIL Kabupaten Penajam Paser Utara Selaku Direksi Tekhnis Proyek. 5.2 PIHAK KESATU setiap saat dapat meminta kepada PIHAK KEDUA untuk mengganti dan memperhatikan setiap personil yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA yang di anggap lalai atau kurang baik dalam melaksanakan tugasnya. 5.3 PIHAK KEDUA akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memenuhi permintaan PIHAK KESATU , sebagaimana yang dimaksud pasal 5 ayat 2 selambat-lambatnya dalam waktu 7 ( tujuh ) hari. 5.4 Selama dalam waktu pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus menunjuk seorang stafnya yang bertindak sebagai kuasa penuh yang selanjutnya disebut wakil pemborong dan memberitahukan kepada PIHAK KESATU secara tertulis. 5.5 PIHAK KEDUA harus mengadakan pembukuan dan pencatatan dari semua transaksi yang berhubungan dengan perjanjian ini, sehingga dapat dilakukan pemeriksaan bilamana diperlukan dengan seizing dari PIHAK KEDUA atau kuasanya dan telah diaudit sampai 1 ( satu ) tahun setelah berakhirnya kontrak. 5.6 PIHAK KEDUA diwajibkan membuat dan menyediakan antara lain sebagai berikut : a. Foto-foto dokumen-dokumen proyek yang menggambarkan keadaaan atau

b. c. d.
e.

f.

Kejadian di lapangan sesuai dengan tahap pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan pembayaran angsuran dan prosedur pekerjaan yang telah di atur dalam perjanjian pemborongan pekerjaan ini. Buku Laporan Harian. Menyediakan obat-obatan yang bersifat pertolongan pertama pada kecelakaan ( P3K ). Menyediakan Alat-alat tulis yang diperlukan untuk keperluan PIHAK KESATU. Direksi Tekhnis, Pengawasan Lapangan demi kelancaran Jalannnya Administrasi proyek. Menyediakan Ruang Kerja untuk PIHAK KESATU, Direksi tekhnisbeserta staf, lengkap dengan perabotannya.

PASAL 6 PENGAWAS PROYEK DAN KONSULTAN SUPERVISI


6.1 Agar supaya kemajuan pekerjaan dapat terjamin,maka PIHAK KESATU dalam waktu tidak lebih dari 7 ( tujuh ) hari sejak ditandatangani surat Perjanjian ini harus sudah menunjuk seorang pengawas proyek yang diberi kuasa dan memberitahukan kepada PIHAK KEDUA secara tertulis, untuk mengambil keputusan dalam hal-hal yang ada hubungannya dengan pekerjaan agar penyelesaian proyek dapat dilaksanakan sesuai dengan program yang telah ditentukan. Dalam pelaksanaan sehari-hari ditempat pekerjaan akan ditunjuk konsultan Supervisi untuk mengambil tindakan dalam soal yang dianggap perlu untuk kemajuan dan keselamatan pekerjaan.

6.2

PASAL 7 TANGGAL BERLAKU DAN TANGGAL MULAINYA PEKERJAAN


7.1 7.2 Tanggal mulai berlakunya perjanjian adalah tanggal bulan dan tahun ditandatangani perjanjian ini oleh kedua belah pihak. Tanggal dimulainya pekerjaan adalah hari kerja pertama sejak dikeluarkannya surat perintah mulai kerja.

PASAL 8 PEMINDAHAN KEWAJIBAN


8.1 PIHAK KEDUA tidak diperkenankan untuk menyerahkan,memindahkan atau mengambil tindakan-tindakan lainnya dari pada sisi perjanjian ini dengan tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK KESATU.

PASAL 9 HUBUNGAN KERJA


9.1 Dalam waktu pelaksanaan tugas pekerjaan, PIHAK KEDUA harus selalu berhubungan dengan PIHAK KESATU , sedemikian rupa untuk mendapat

persesuaian pendapat,baik mengenai gambar maupun semua hal-hal penting dari rencana pelaksanaan proyek. 9.2 Persesuaian pendapat dimaksud dilaksanakan dengan melalui musyawarah untuk mufakat antara pengawas teknis proyek,konsultan Supervisi,Direksi teknis,bersamasama dengan PIHAK KESATU,dan konsultan perencana yang merencanakan proyek bersangkutan.

P A S A L 10 DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN


10.1 Pekerjaan tersebut dalam pasal 3 di atas dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA memakai : Gambar termasuki Gambar detail dan peraturan serta syarat-syarat umum untuk melaksanakan pekerjaan dengan semua perubahan dan atau sesuai tambahan , sesuai berita acara penjelasan pekerjaan ( Aanwijzing ), dan hasil penijauan lapangan sebagaimana menjadi lampiran dan tidak dapat dipisahkan dari surat perjajian ini. Semua ketentuan-ketentuan / peraturan-peraturan baik administrasi maupun teknis yang tercantum : Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan tertulis yang diberikan direksi teknis pekerjaan termasuk dalam pasal perjanjian ini.

10.2

P A S A L 11 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


11.1 Kontrak ini berlaku sejaki tanggal penandatanganan oleh kedua belah pihak yang bersangkutan.Surat perintah mulai kerja diterbitkan setelah kontrak ditandatangani, waktu untuk penyelesaian pekerjaan terhitung sejak dikeluarkannya surat perintah mulai kerja. Seluruh Pekerjaan tersebut dalam pasal 3 perjanjian ini sudah harus diselesaikan oleh PIHAK KEDUA dan diterima oleh PIHAK KESATU dalam jangka waktu pelaksanaan sesuai berita acara penyerahan pertama pekerjaan. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan sampai selesai adalah 120 ( Seratus Dua Puluh Hari ) hari kalender,dihitung sejak tanggal keluarnya Surat Perintah Mulai Kerja. 11.4 Kerugian akibat keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaan adalah menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA sepenuhnya.

11.2

11.3

P A S A L 12 MASA PEMELIHARAAN
12.1 Masa pemeliharaan atas hasil pekerjaan-pekerjaan ditetapkan selama 120 ( Seratus Dua Puluh Hari ) hari kalender terhitung sejak tanggal penyerahan pertama pekerjaan selesai dan diterima oleh PIHAK KESATU dalam keadaan baik, yang dinyatakan dalam berita acara penyerahan kedua pekerjaan.

12.2

Dalam adanya perbaikan perbaikan yang dilakukan dalam masa pemeliharaan terhitung sampai dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan tersebut. Setelah serah terima Kedua Pekerjaan,sesuai Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang jasa Konstruksi Bab IV Pasal 25 Ayat 2,maka PIHAK KEDUA masih bertanggung jawab selama 10 (sepuluh) tahun atas kegagalan bangunan terhadap kerusakan-kerusakan berat yang disebabkan oleh kesalahan dan kelalaian dalam pelaksanaan konstruksi selama pekerjaan berlangsung.

12.3

P A S A L 13 JENIS DAN NILAI KONTRAK


13.1 13.2 Jenis Kontrak didasarkan atas sistim Harga Satuan ( Unit Price ) PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA sesuai dengan hasil penelitian yang telah disepakati bersama Nilai Kontrak pekerjaan sebesar Rp. 9.872.600.000,- ( Sembilan Miliar Delapan Ratus Tujuh Puluh Dua Juta Enam Ratus Ribu Rupiah ) ,sudah termasuk PPN 10% dengan sumber dana APBD kabupaten penajam Paser utara tahun anggaran 2009. Nilai kontrak pekerjaan tersebut pasal 13 ayat 2 didasarkan atas harga stuan ( price ) yang rinciannya tercantum dalam Rencana Anggaran Biaya ( RAB ).

13.3

P A S A L 14 PROSEDUR PEMBAYARAN
14.1 Semua pembayaran dilakukan secara beban tetap,Tahap-Tahap Pembayaran tersebut dilakukan melalui pemegang kas proyek kemidian diteruskan kebagian keuangan setda Kabupaten Penajam Paser Utara.. Pembayaran tersebut dalam pasal 14 ayat 1 ini,dilakukan atas dasar berita acara hasil pemeriksaan prestasi pekerjaan terpasang di lapangan.

14.2

P A S A L 15 UANG MUKA
15.1 Sesuai Kepres 80 Tahun 2004 Pasal ayat 1 uang muka dapat diberikan kepada penyedia barang /jasa untuk usaha kecil stinggi-tingginya 30% (tiga puluh persen ) dan untuk usaha selain kecil setinggi-tingginya 20% ( Dua puluh persen ) dari kontrak. PIHAK KEDUA mengajukan permohonan secara tertulis kepada PIHAK KESATU disertai : a. Proposal penggunaan dan kebutuhan tersebut. b. Jaminan uang muka tersebut diberikan oleh Bank Umum / lembaga keuangan lainnya atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian ( surety bond ) dan diresuransikan kepada perusahaan asuransi diluar negri yang bonafit. Besarnya jaminan uang muka tersebut senilai dengan besarnya uang muka. Pengembalian uang muka tersebut di atas dilakukan dengan pemotongan dari setiap pembayaran sesuai dengan prosentase pekerjaan dan diatur sedemikian rupa sehingga uang tersebutlunas sebelum penyerahan pertama pekerjaan.

P A S A L 16 CARA PEMBAYARAN
16.1 Pembayaran angsuran dilakukan secara termynt berdasarkan sertifikat kemajuan prestasi pekerjaan (payment Certificate ) yang dinyatakan dalam Berita Acara Kemajuan Prestasi Pekerjaan Fisik di Lapangan yang dilampiri request.Laporan harian,laporan mingguan, laporan bulanan, back up data, laporan dari hasil pengujian laboratorium,dan photo-photo kegiatan proyek. Guna mendapatkan pembayaran angsuran, PIHAK KEDUA harus mengajukan surat permintaan secara tertulis kepada PIHAK KESATU secara lengkap . Jumlah yang dibayarkan kepada PIHAK KEDUA setiap bulannya adalah jumlah nilai kemajuan pekerjaan dikurangi pengambalian uang muka sebesar 20 % dari nilai kemajuan pekerjaan tersebut dan 5 % sebagai jaminan pemeliharaan pekerjaan. Pembayaran Angsuran terakhir dilakukan setelah berita acara penyerahan pertama pekerjaan dan setelah kontraktor melunasi pajak retribusi galian C atau melampirkan ijin areal galian C.

16.2

16.3

16.4

16.5

PIHAK KEDUA

dapat menerima pengembalian uang jaminan pemeliharaan setelah berakhirnya masa pemeliharaan pekerjaan atau menyerahkan surat jaminan pemeliharaan yang dikeluarkan oleh Bank Umum/lembaga keuangan lainnya atau perusahaan asuransi yang mempunyai program asuransi kerugian (Surety Bond) dan diresuransikan kepada perusahaan asuransi diluar negri yang bonafit.

P A S A L 17 JAMINAN PELAKSANAAN DAN JAMINAN UANG MUKA


17.1. Untuk melaksanakan pekerjaan seperti dimaksud dalam pasal 3 ayat 1 surat perjanjian pemborongan pekerjaan ini, PIHAK KEDUA wajib menyerahkan jaminan pelaksanaan sebesar 5% dan nilai kontrak yang diterbitkan oleh bank. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak sampai 14 hari setelah masa pemeliharaan berakhir. Jaminan pelaksanaan tersebut pasal 17 ayat 1, dapat dicairkan oleh PIHAK

17.2.

KESATU
secara langsung tanpa acara pembuktiaan terlebih dahulu, apabila : a. PIHAK KEDUA mengundurkan diri setelah penandatanganan kontrak. b. PIHAK KEDUA tidak menyelesaikan pekerjaan pada waktunya yang telah di tetapkan kedua belah pihak.

P A S A L 18 KENAIKAN HARGA
18.1 Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah yang bersifat biasa selama masa pelaksanaan pemborongan inio di tanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA. 18.2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan/klaim atas kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah , kecuali akibat tindakan pemerintah dibidang moneter yang bersifat nasional, pemborong dapat mengajukan klaim sesuai dengan keputusan pemerintah, apabila hal tersebut dibenarkan sesuai dengan peraturan ketentuan pemerintah yang berlaku.

P A S A L 19 SANKSI DAN DENDA


19.1.

PIHAK KESATU berpendapat, bahwa jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan jangka waktu yang direncanakan, maka PIHAK KESATU mengirimkan surat teguran kepada PIHAK KEDUA dan memberikan tembusan kepada direksi
teknis dan Instansi pemerintah daerah yang terkait.

P A S A L 20 PEMILIK BERKEWAJIBAN
20.1. Menyediakan bagi PIHAK KEDUA jalan masuk, penggunaan semua lahan dari bangunan sebagaimana yang dinyatakan dalam gambar dan atau dokumen lain dalam kontak. Mebayar PIHAK KEDUA Atas pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan berdasarkan hasil pengukuran dan harga satuan (Unite Price) yang tertera dalam Rencana Anggaran Biaya (RAB), pada waktu dan dengan cara yang telah ditentukan dalam pasal 16.

20.2

P A S A L 21 PEKERJAAN TAMBAH ATAU KURANG


21.1 21.2 Pekerjaan tambah atau kuarang hanya di anggap sah bila perintah PIHAK KESATU epada PIHAK KEDUA secara tertulis. Penentuan Harga pekerjaan Tambah atau kurang yang tidak lebih 10% dari nilai kontrak, harga satuan pekerjaan akan ditetapkan bersama sesuai dengan peraturan Yang berlaku pada saat perintah diberikan.

21.3

Pekerjaan Tambah tidak dapat di pakai alas an untuk menambah waktu penyelesaian pekerjaan,kecuali atas persetujuan PIHAK KESATU secara tertulis.

P A S A L 22 AMANDEMEN / ADDENDUM KONTRAK


22.1 Bilamana di dalam pelaksanaan pekerjaan dikemudian hari ternyata terdapat perubahan terhadap Surat Perjanjian Pemborongan Pekerjaan ( Kontrak ), Maka hal tersebut akan diatur dalam pengaturan sendiri dengan pembuatan Amandemen / Addendum Kontrak. Perubahan Kontrak dapat terjadi apabila : a. Perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh kedua belah pihak dalam kontrak sehingga merubah lingkup pekerjaan dalam kontrak. b. Perubahan Jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan. c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan dan perubahan pelaksanaan. Amandemen / Addendum Kontrak tersebut pasal 22 ayat 1 ini berlaku dan mengikat jika dibuat secara tertulis dan ditandatangani kedua belah pihak.

22.2

P A S A L 23 PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PELAKSANAAN


23.1 Perpanjangan jangka waktu pelaksanaan dapat diberikan PIHAK KESATU atas

pertimbangan yang layak dan wajar. 23.2 Yang dimaksud hal-hal yang layak dan wajar untuk perpanjangan jangka waktu pelaksanaan pada pasal 23 ayat 1 diatas adalah sebagai berikut : a. Pekerjaan Tambah b. Pekerjaan perubahan disain. c. Bencana alam d. Keterlambatan yang disebabkan PIHAK KESATU e. Masalah yang timbuk diluar kewenangan PIHAK KEDUA. f. Keadaan Memaksa ( Force Maejur ) PIHAK KESATU dapat menyetujui perpanjangan jangka waktu pelaksanaan atas kontrak setelah melakukan penelitian dan evaluasi terhadap usulan tertulis yang di ajukan oleh PIHAK KEDUA.
Persetujuan perpanjangan jangka amandemen/addendum kontrak waktu pelaksanaan dituangkan didalam

23.3

23.4

P A S A L 24 KEADAAN MEMAKSA ( FORCE MAJEURE )


24.1 24.2 Yang dimaksud keadaan memaksa ( force majeure ) adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kehendak kedua belah pihak sehingga pekerjaan yang telah ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi. Yang digolongkan dalam keadaan memaksa ( force majeure ) pada pasala 24 ayat 1 diatas adalah : a. Peperangan. b. Kerusuhan c. Revolusi. d. Bencana alam, banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, tanah longsor, wabah penyakit dan angin topan yang dinyatakan oleh Bupati Penajam Paser Utara.

24.3 24.4 24.5 24.6

Keadaan memaksa ( Force Majeure ) ini tidak termasuk hal-hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan atau kelalaian kedua belah pihaki. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang disebabkan oleh karena terjadinya keadaan memaksa ( Force Majeure ) tidak dapat dikenakan sanksi. Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan memaksa ( Force Majeure ), diserahkan kepada kesepakatan kedua belah pihak. Hal-hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan memaksa ( Force Majeure ) diserahkan kepada kesepakatan dari kedua belah pihak.

P A S A L 25 PENYELESAIAN PERSELISIHAN
25.1 25.2 Apabila terjadi perselisihan antara kedua belah pihak pada dasarnya akan diselesaikan dengan jalan musyawarah. Apabila dengan jalan musyawarah belum dapat menyelesaikan perselisihan maka kedua belah pihak dapat mengajukan persoalan kepada arbitrase yang terdiri dari Badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI ) yang ditunjuk sebagai mediator/ konsiliator ( juru penengah ). Keputusan yang di ambil oleh arbitrase mengikat kedua belah pihak. Apabila dengan musyawarah dan arbitrase belum menyelesaikan perselisihan, maka kedua belah pihak dapat mengajukan perselisihan kepengadilan negri. Selama proses penyelesaian perselisihan dengan jalan musyawarah, arbitrase atau Pengadilan Negri tidak dapat dijadikan alasan untuk menunda pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan.

25.3 25.4 25.5

P A S A L 26 KETENTUAN HUKUM
26.1 Untuk pelaksanaan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( Kontrak ) ini kedua belah pihak memilih pendapat kedudukan hukum ( domisili ) yang tetap dan tidak berubah di kantor kepanitiaan Pengadilan Negri di Tanah Grogot.

26.2

PIHAK KEDUA dalam pelaksanaan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( Kontrak ) ini menyatakan tidak dan tidak akan memberikan atau menjanjikan imbalan berupa sesuatu dalam bentuk apapun juga, kepada pejabat-pejabat pemerintah yang berhubungan dengan pekerjaan ini maupun pengawasan pekerjaan. Jika dikemudian hari ternyata bahwa pernyataan PIHAK KEDUA tersebut tidak benar disamping PIHAK KESATU akan mengajukan PIHAK KEDUA kepada instansi yang berwenang, PIHAK KESATU dapat membatalkan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini dan semua kerugian dan biaya-biaya yang timbul kerenanya menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

26.3

P A S A L 27 KETENTUAN PENUTUP 27.1 Dengan telah ditandatangani surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) ini oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA maka ketentuan yang tercantum dalam pasal-pasal surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) ini dan seluruh ketentuan ketentuan di dalam dokumen-dokumen yang merupakan kesatuan serta bagian yang tak terpisahkan dengan surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini, termasuk segala sanksinya , mempunyai kekuatan mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi kedua belah pihak, berdasarkan ketentuan dalam pasal 1338 ayat 1 kitab Undang-Undang Hukum Perdata ( KUHP ). Yang dimaksud dengan dokumen-dokumen tersebut pasal 27 ayat 1 adalah dokumen-dokumen yang terdapat dalam pasal 4 dan dokumen-dokumen yang diterbitkan menurut ketentuan surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) selama dan sasudah surat perjanjian pemborongan pekerjaan (Kontrak) ini berlaku. Apabila terjadi pertentangan antara pasal-pasal yang ada dalam surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) dan pasal-pasal yang ada dalam dokumen kontrak, maka yang dipakai adalah pasal-pasal yang ada dalam surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ). Dengan dan arena ketentuan ketentuan yang ditetapkan dalam surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini, maka ketentuan pada pasal 1266 kitab undang-undang hukum perdata ( KUHP ) tidak diperlukan lagi dalam surat perjanjian pemborongan ( kontrak) ini, apabila PIHAK KEDUA tidak memenuhi kewajibannya. P A S A L 28 PENUTUP 28.1 Surat perintah mulai kerja diterbitkan setelah Surat Perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) di tandatangani. Waktu untuk penyelesaian seluruh pekerjaan terhitung mulai tanggal mulai kerja sebagai sebagaimana ditetapkan dalam surat perintah mulai kerja. Surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini mencakup dan mengikat kedua belah pihak termasuk para pelaksana, pengganti dan wakilwakil yang sah, yang secara bersama-sama atau sendiri-sendiri berhak atas manfaat dan bertanggung jawab atas surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini. Dengan kesaksian ini pihak-pihak yang bersangkutan telah menandatangani surat perjanjian pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini atas nama masingmasing di Penajam, pada hari,tanggal,bulan,tahun yang tercantum di atas.

27.2

27.3

27.4

28.2

28.3

28.4

Surat Perjanjian Pemborongan pekerjaan ( kontrak ) ini. Dimana aslinya dalam rangkap 3 ( tiga ) masing-masing dibubuhi materai secukupnya, 1 ( satu ) materai untuk PIHAK KESATU dan 2 ( dua ) materai untuk PIHAK KEDUA. Untuk keperluan administrasi surat perjanjian pemborongan pekerjaan (kontrak) ini dibuat tindasan dalam rangkap 8 ( delapan ) dengan bunyi serta kekuatan hokum yang sma dipergunakan sebagaimana mestinya.

28.5

PIHAK KEDUA PT. AINUR RISQI PRATAMA

PIHAK KESATU PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN

BADIATUN HASANAH Direktur Utama

Drs. JOKO DWI F,M P.M Pd NIP. 130 893 539

MENGETAHUI : PENGGUNA ANGGARAN

Ir. MAHMUDDIN SAINI NIP. 110 026 574

You might also like