You are on page 1of 5

I.

Judul : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit.

II.

Tujuan : Membandingkan Kenaikan Titik Didih Larutan Elektrolit dan Non-Elektrolit pada konsentrasi larutan yang berbeda.

III.

Teori : A. Larutan Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat ataupun cair. Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu, amalgam dan paduan logam yang lain. Larutan cair misalnya air laut, larutan gula dalam air, dan lain-lain. Komponen larutan terdiri dari pelarut (solvent) dan zat terlarut (solute). Pada bagian ini dibahas larutan cair. Pelarut cair umumnya adalah air. Pelarut cair yang lain misalnya bensena, kloroform, eter, dan alkohol. Jika pelarutnya bukan air, maka nama pelarutnya disebutkan. Misalnya larutan garam dalam alkohol disebut larutan garam dalam alkohol (alkohol disebutkan), tetapi larutan garam dalam air disebut larutan garam (air tidak disebutkan). Zat terlarut dapat berupa zat padat, gas atau cair. Zat padat terlarut dalam air misalnya gula dan garam. Gas terlarut dalam air misalnya amonia, karbon dioksida, dan oksigen. Zat cair terlarut dalam air misalnya alkohol dan cuka. Umumnya komponen larutan yang jumlahnya lebih banyak disebut sebagai pelarut. Larutan 40 % alkohol dengan 60 % air disebut larutan alkohol. Larutan 60 % alkohol dengan 40 % air disebut larutan air dalam alkohol. Larutan 60 % gula dengan 40 % air disebut larutan gula karena dalam larutan itu air terlihat tidak berubah sedangkan gula berubah dari padatan (kristal) menjadi terlarut (menyerupai air).

B. Larutan Elektrolit

Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Larutan ini memberikan gejala berupa dapat menyalanya

lampu atau timbulnya gelembung gas dalam larutan. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang bermuatan (kation dan anion). Berdasarkan percobaan yang dilakukan oleh Michael Faraday, diketahui bahwa jika arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit akan terjadi proses elektrolisis yang menghasilkan gas. Gelembung gas ini terbentuk karena ion positif mengalami reaksi reduksi dan ion negatif mengalami oksidasi. Contoh, pada laruutan HCl terjadi reaksi elektrolisis yang menghasilkan gas hidrogen sebagai berikut. HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq) Reaksi reduksi Reaksi oksidasi : 2H+(aq) + 2e- H2(g) : 2Cl-(aq) Cl2(g) + 2e-

Larutan elektrolit terdiri dari larutan elektrolit kuat contohnya .Nacl, HCl, H2SO4, dan larutan elektrolit lemah contohnya CH3COOH, NH3, H2S. Larutan elektrolit dapat bersumber dari senyawa ion (senyawa yang mempunyai ikatan ion) atau senyawa kovalen polar (senyawa yang mempunyai ikatan kovalen polar). C. Larutan Non-Elektrolit

Larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik dan tidak menimbulkan gelembung gas. Pada larutan non elektrolit, molekul-molekulnya tidak terionisasi dalam larutan, sehingga tidak ada ion yang bermuatanyang dapat menghantarkan arus

listrik.Adapun larutan non elektrolit terdiri atas zat-zat non elektrolit yang tidak dilarutkan ke dalam air tidak terurai menjadi ion ( tidak terionisasi ). Dalam larutan, mereka tetap berupa molekul yang tidak bermuatan listrik. Itulah sebabnya larutan non elektrolit tidak dapat menghantarkan listrik. Pembuktian sifat larutan non elektrolit yang tidak dapat menghantarkan listrik ini dapat diperlihatkan melalui eksperimen. Contoh larutan non elektrolit : Larutan Gula (C12H22O11), Etanol (C2H5OH), Urea (CO(NH)2), Glukosa (C6H12O6), dan lain-lain.

D. Kenaikan Titik Didih Larutan Jika ke dalam air yang mendidih pada 100oC dimasukkan gula, C12H22O11, tampak air tidak mendidih lagi, walaupun air tetap dipanaskan di atas api kecil. Molekul-molekul gula tentu menghambat molekulmolekul air yang akan meninggalkan permukaan larutan. Molekul air yang bergerak ke atas menjadi tidak leluasa, terhalang oleh molekul gula. Beberapa saat kemudian, ternyata larutan mendidih. Termometer menunjukkan suhu larutan naik. Waktu yang diperlukan untuk mendidih kembali tidak terlalu lama. Jika sejumlah gula ditambahkan lagi, larutan tidak mendidih lagi. Setelah beberapa saat, mendidih lagi dengan suhu yang lebih tinggi lagi. Kenaikan titik didih makin besar, jika gula ditambahkan terus. Ini karena gerakan molekul-molekul air dihalangi oleh molekul-molekul gula, maka air memerlukan tambahan kalor untuk meningkatkan energi kinetiknya. Oleh sebab itu, larutan gula harus terus dipanaskan. Pada saat larutan mendidih, berarti molekul-molekul air telah berhasil mengatasi hambatan dari molekul-molekul gula. Kenaikan titik didih disebabkan oleh penyerapan kalor oleh molekul-molekul air untuk meningkatkan energi kinetiknya. Secara otomatis, dengan diserapnya sejumlah kalor oleh air, suhu air naik, berarti suhu larutan naik. Kenaikan suhu larutan dari titik didih air hingga titik didih larutan, dikenal sebagai kenaikan titik didih larutan. Perubahan inilah yang dinyatakan sebagai sifat koligatif larutan. Jadi Kenaikan titik didih larutan berbanding lurus dengan jumlah zat yang dinyatakan dengan konsentrasi molal. Jika jumlah zat terlarut sebagai variabel manipulasi dan jenis pelarut sebagai variabel kontrol, maka kenaikan titik didih akan konstan. Konstanta titik didih pelarut molal dalah Kb. Tb = m . Kb IV. Tempat dan Waktu Tempat Waktu : Laboratorium Kimia SMA Negeri 1 Singaraja : Rabu, 1 Agustus 2012

V.

Alat dan Bahan Alat: -4 Gelas Kimia -Korek Api -Termometer -Kaki Tiga Bahan: -2M Urea (10 mL) -Lap Dapur -Gelas Ukur -2M NaCl (10 mL) -Spanduk Kecil -Kasa Asbes -Air (40mL) -Spiritus -Statif dan klap

VI.

Cara Kerja 1. Persiapkan alat dan bahan. 2. Siapkan statif dan klap, gantungkan termometer pada klap. 3. Letakkan kaki tiga yang di atasnya terdapat kasa asbes dan dibawah kaki tiga terdapat spiritus. 4. Gunakan gelas ukur untuk mengambil 20mL air masing-masing ke dalam 2 gelas, 10mL Larutan Urea, 10mL Larutan NaCl. Letakkan masingmasing dalam gelas kimia yang berbeda. 5. Nyalakan spiritus mengunakan korek api. 6. Letakkan masing-masing larutan di atas kasa asbes secara bergantian. Usahakan agar termometer menyentuh larutan. Gunakan lap dapur untuk mengangkat masing-masing gelas kimia. 7. Gunakan spanduk kecil untuk menutupi lubang di kaki tiga, agar panas api tidak keluar ke udara dan fokus ke gelas kimia. 8. Ukur titik didih masing-masing larutan (titik didih larutan didapat jika suhu pada termometer konstan). 9. Catat hasil pengukuran dalam bentuk tabel. 10. Setelah selesai, rapikan kembali tempat praktikum sampai bersih.

VII.

Hasil Percobaan Larutan Air 1 Air 2 Urea Nacl Volume 20 mL 20 mL 10 mL 10 mL Titik Didih 93C 97 C 100 C 103 C

VIII.

Pembahasan Titik didih air adalah 100oC. Dari hasil percobaan, diketahui gelas dengan air pertama (20mL) mempunyai titik didih 93oC dan gelas dengan air kedua (20mL)

mempunyai titik didih 97oC. Perbedaannya tidak terlalu jauh, jadi bisa kita anggap suhu konstan. Larutan NaCl elektrolit titik didihnya lebih tinggi dari Lautan Urea ( CO(NH)2 ) Non-Elektrolit karena di dalam suatu larutan banyaknya partikel ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat larutan itu sendiri. Jumlah partikel yang ada dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel yang ada dalam larutan elektrolit, walaupun keduanya mempunyai konsentrasi yang sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit dapat terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak dapat terurai menjadi ion-ion.

IX.

Kesimpulan Kesimpulan dalam percobaan ini : 1. Kenaikan Titik Didih dipengaruhi banyaknya ion yang dimiliki. Harga (nkonsentrasi) yang besar akan memiliki harga Kenaikan Titik Didih yang besar. 2.

You might also like