You are on page 1of 3

PERBEDAAN AL-QURAN DAN HADITS KUDSI

Bagi seorang muslim, al-Qur`an dan as-Sunnah merupakan sumber hukum. Kedua nya wajib kita ambil. Keduanya bagaikan dua muka mata uang, tidak bisa dipisahkan. Memisahkan as-Sunnah dari al-Qur`an akan berujung pada pengabaian agama, dan menjauhkan al-Qur`an dari as-sunnah sama saja merobohkan agama. Al-Qur`an Secara Bahasa adalah Qaraa mempunyai arti mengumpulkan dan menghimpun dan qira`ah berarti menghimpun huruf-huruf dan kata-kata satu dengan yang lain dalam satu ucapan yang tersusun rapi. Qur`an dikhususkan sebagai nama bagi kitab yang diturunkan kepada Muhammad saw. Sehingga Quran menjadi nama khas bagi kitab itu sebagai nama diri. Sebagian ulama menyebutkan bahwa penamaan kitab ini dengan nama Alquran di antara kitab-kitab Allah itu karena kitab ini mencakup inti dari kitab-kitab-Nya bahkan mencakup inti dari semua ilmu. Hal itu diisyaratkan dalam firman-Nya yg artinya Dan Kami turunkan kepadamu al-kitab sebagai penjelasan bagi segala sesuatu. Tiada Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-kitab ini . {Al-Anam 38}. Para ulama menyebutkan definisi Alquran yang mendekati maknanya dengan membedakan dari yang lain dengan menyebutkan bahwa al-Qur`an adalah kalam atau firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad saw. yang pembacaannya merupakan ibadah. Dalam definisi kalam merupakan kelompok jenis yang meliputi segala kalam. Dan dengan menggabungkannya kepada Allah berarti tidak termasuk semua kalam manusia jin dan malaikat. Sedangkan hadits (baru) dalam arti bahasa lawan dari kata qadim (lama). Dan, yang dimaksud hadis ialah setiap kata-kata yang diucapkan dan dinukil serta disampaikan oleh manusia, baik kata-kata itu diperoleh melalui pendengarannya maupun wahyu; baik dalam keadaan jaga maupun dalam keadaan tidur. "... dan engkau telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil dari hadis-hadismaksudnya mimpi." (Yusuf : 101). Adapun menurut istilah, pengertian hadis ialah apa saja yang disandarkan kepada Nabi saw., baik berupa perkataan, perbuatan, persetujuan, maupun sifat. Yang berupa perkataan seperti perkataan Nabi saw., "Sesungguhnya

sahnya amal itu disertai dengan niat. Dan, setiap orang bergantung pada niatnya ...."(HR Bukhari). Yang berupa perbuatan ialah seperti ajarannya kepada para sahabat mengenai bagaimana cara mengerjakan salat, kemudian ia mengatakan, "Salatlah seperti kamu melihat aku salat." (HR Bukhari). Juga, mengenai bagaimana ia melaksanakan ibadah haji, dalam hal ini Rasulullah saw. bersabda, "Ambillah dariku manasik hajimu." (HR Muslim). Ada beberapa perbedaan antara Alquran dengan hadis qudsi, dan yang terpenting adalah sebagai berikut. 1. Alquran adalah kalam Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah saw. dengan lafal-Nya, dan dengan itu pula orang Arab ditantang, tetapi mereka tidak mampu membuat seperti Alquran itu, atau sepuluh surah yang serupa itu, bahkan satu surah sekalipun. Tantangan itu tetap berlaku, karena Alquran adalah mukjizat yang abadi hingga hari kiamat. Adapun hadis qudsi tidak untuk menantang dan tidak pula untuk mukjizat. 2. Al-qur`an hanya dinisbatkan kepada Allah, sehingga dikatakan Allah Ta`ala berfirman. Adapun hadis qudsi, seperti telah dijelaskan di atas, terkadang diriwayatkan dengan disandarkan kepada Allah, sehingga nisbah hadits qudsi itu kepada Allah adalah nisbah dibuatkan. Maka dikatakan, Allah telah berfirman atau Allah berfirman. Dan, terkadang pula diriwayatkan dengan disandarkan kepada Rasulullah saw. Tetapi nisbahnya adalah nisbah kabar, karena Nabi menyampaikan hadis itu dari Allah. Maka, dikatakan Rasulullah saw. mengatakan apa yang diriwayatkan dariTuhannya. 3. Seluruh isi Alquran dinukil secara mutawatir, sehingga kepastiannya mutlak. Adapun hadis-hadis qudsi kebanyakan adalah kabar ahad, sehingga kepastiannya masih merupakan dugaan. Adakalanya hadits itu sahih, hasan, dan kadang-kadang daif.

4. Al-quran dari Allah, baik lafal maupun maknanya. Hadis qudsi maknanya dari Allah dan lafalnya dari Rasulullah saw. Hadits qudsi ialah wahyu dalam makna, tetapi bukan dalam lafal. Oleh sebab itu, menurut sebagian besar ahli hadis, diperbolehkan meriwayatkan hadis qudsi dengan maknanya saja. 5. Membaca Al-quran merupakan ibadah, karena itu ia dibaca dalam salat. "Maka, bacalah apa yang mudah bagimu dalam Alquran itu." (Al-Muzamil: 20). Nilai ibadah membaca Alquran juga terdapat dalam hadis, "Barang siapa membaca satu huruf dari Alquran, dia akan memperoleh satu kebaikan. Dan, kebaikan itu akan dibalas sepuluh kali lipat. Aku tidak mengatakan alif laam miim itu satu huruf. Tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, dan miim satu huruf." (HR Tirmizi dan Ibnu Mas'ud). Adapun hadits qudsi tidak disuruh membacanya dalam shalat. Allah memberikan pahala membaca hadits qudsi secara umum saja. Maka, membaca hadits qudsi tidak akan memperoleh pahala seperti yang disebutkan dalam hadits mengenai membaca Al-quran bahwa pada setiap huruf mendapatkan sepuluh kebaikan.

You might also like