You are on page 1of 66

i

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

KATA PENGANTAR

Buku Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar di Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu upaya yang dilakukan Direktorat Pembinaan TK dan SD Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah untuk memenuhi kebutuhan guru Taman Kanak-Kanak dan orangtua dalam membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi yang berkaitan dengan pengembangan fisik/motorik kasar. Berbagai

potensi yang dikembangkan meliputi fisik/motorik kasar, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama, memungkinkan anak mengembangkan potensi dalam berbagai bidang, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan dalam kehidupan anak sehari-hari. Dalam penyusunan buku ini, banyak pihak yang turut membantu memberikan sumbangan pemikiran, saran dan masukan yang sangat berguna. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak baik guru, kepala TK, akademisi dan praktisi pendidikan yang telah membantu penyusunan buku pedoman ini. Buku pedoman ini diharapkan dapat menjadi acuan dan referensi bagi semua pihak yang memberikan layanan pendidikan TK, khususnya yang berkaitan dengan

pengembangan fisik/motorik kasar anak. Jakarta, Oktober 2008

a.n. Direktur Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktur Pembinaan TK dan SD

Drs. Mudjito AK., M.Si NIP. 131 112 700

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI ................................................................................................... DAFTAR GAMBAR........................................................................................ DAFTAR TABEL ............................................................................................

i ii iv vi

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. .. A. Dasar Pemikiran ............................................................................... B. Landasan Yuridis .............................................................................. C. Tujuan ............................................................................................... D. Fungsi ............................................................................................... E. Pendekatan Pembelajaran ................................................................

1 1 2 4 4 5

BAB II. KONSEP TENTANG MOTORIK KASAR ........................................ A. Pengertian Motorik ............................................................................ B. Pengertian Motorik Kasar.................................................................. C. Tahap Perkembangan Motorik Kasar................................................ D. Gerak Dasar Motorik Kasar................................................................ E. Program Aktivitas Jasmani (Motorik Kasar) ..................................... F. Program Permainan Mengarah Pengembangan Motorik Kasar........

6 6 7 16 16 19 30

BAB III. PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR............................................ A. Alat Bermain ...................................................................................... B. Persyaratan Alat Bermain.................................................................. C. Fungsi Alat Bermain .......................................................................... D. Aktivitas Gerak.................................................................................... E. Prosedur Pelaksanaan Aktivitas Gerak ............................................. F. Pencegahan dan Penanggulangan Cedera (P2C).............................

32 32 33 34 38 59 60

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

ii

BAB IV. EVALUASI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TK ........................................................................................ .. A. Pengertian dan Tujuan Evaluasi Motorik ............................................ B. Prinsip-prinsip Evaluasi ....................................................................... C. Instrumen Evaluasi .............................................................................. D. Waktu Pelaksanaan Evaluasi .............................................................. 62 62 63 64 66

BAB V. PENUTUP............................................................................................

67

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................

69

LAMPIRAN.......................................................................................................

71

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tubuh Manusia Pada Anak .......................................................... Gambar 2. Tulang Manusia Pada Anak.......................................................... Gambar 3. Sistem Rangka Anak..................................................................... Gambar 4. Sistem Otot Pada Anak................................................................. Gambar 5. Sistem Otot Manusia Pada Anak................................................... Gambar 6. Tulang Rangka Manusia................................................................ Gambar 7. Sistem Kerja otot............................................................................ Gambar 8. Sistem Jantung dan Paru............................................................... Gambar 9. Bagan Konsep Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar......... Gambar 10a. Tahap 1 Lompat Jauh ............................................................... Gambar 10b. Tahap II Lompat Jauh ............................................................... Gambar 10c. Tahap III Lompat Jauh ............................................................... Gambar 11. Alat Pengembangan Motorik Kasar di TK...................................... Gambar 12. Alat Bermain dari Lingkungan........................................................ Gambar 13. Alat Pengembangan Kemampuan Motorik Keseimbangan............ Gambar 14. Melempar bola ke target................................................................. Gambar 15. Gerak Keseimbangan dan Koordinasi............................................ Gambar 16. Gerak Keseimbangan dan Koordinasi dengan beban.................... Gambar 17. Gerak Keseimbangan, Koordinasi, dan Keberanian....................... Gambar 18. Gerak Keseimbangan, Koordinasi, kekuatan dan Keberanian........ Gambar 19. Gerak Keseimbangan, Koordinasi, dan Keberanian....................... Gambar 20. Gerak Keseimbangan, Koordinasi, dan Keberanian....................... Gambar 21. Gerak Keseimbangan, Koordinasi, dan Keberanian....................... Gambar 22. Gerak Kekuatan, Keseimbangan, Koordinasi, dan Keberanian......

8 9 10 11 12 13 14 15 19 21 22 22 36 36 37 37 40 42 43 43 46 47 49 50

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

iv

Gambar 23. Gerak Kekuatan, Koordinasi, dan Nilai Sportivitas.......................... Gambar 24. Gerak Kekuatan, Kelentukan, Koordinasi, dan kerja sama............. Gambar 25. Gerak Kelentukan, Kelincahan, Koordinasi, dan percaya diri.......... Gambar 26. Gerak Kekuatan otot lengan, bahu, punggung dan tungkai, Keberanian, dan patuh pada peraturan.......................................... Gambar 27. Gerak Kelentukan, Kelincahan, dan Kreativitas anak...................... Gambar 28. Gerak Kelentukan tubuh, Koordinasi, Creativitas, sportivitas, dan Mengembangkan imajinasi.........................

52 53 54

55 56

59

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Materi Fisik/Motorik Kelompok A...................................................... Tabel 2. Materi Fisik/Motorik Kelompok 8.......................................................

24 26

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Pemikiran Masa kanak-kanak sangat penting untuk mendasari pemahaman terhadap pengetahuan, sikap dan kepribadian. Masa pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sangat pendek antara 1-2 tahun. Pada masa ini proses pembelajaran bagi anak ditekankan pada aspek pertumbuhan dan perkembangan fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial, emosional, konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral, dan nilai-nilai agama. Sebagai masa peka, TK memberikan pengalaman yang mampu dilakukan dan dialami anak untuk menuju jenjang pendidikan selanjutnya. Pendidikan TK yang baik harus memenuhi standar minimal dalam proses pembelajarannya, termasuk bagaimana sistem pembelajaran dan model yang digunakan di dalamnya. Dalam proses pembelajaran di TK, contohnya bermain di luar kelas yang berkaitan dengan fungsi dan tujuan motorik kasar, kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan kegiatan lainnya. Seharusnya pengembangan kognitif, afektif, dan psikomotor berjalan seimbang. Hal ini akan menghambat laju pertumbuhan fisik anak, khususnya motorik kasar. Perkembangan seorang anak pada usia 4-6 tahun lebih mengarah pada perkembangan dendrit-dendrit (tonjolan yang menghantarkan informasi menuju badan sel) atau disebut juga serabut syaraf atau tonjolan syaraf (Lita Feriyawati, 2006). Lebih lanjut dikatakan bahwa otak beradaptasi terhadap lingkungan untuk membentuk denditic sprouting (pertumbuhan tunas sel-sel dendrit). Prinsipnya adalah bagaimana aksi lingkungan terhadap individu dan bagaimana reaksi individu terhadap lingkungan (Sidiarto Kusumoputro dan Lily Djokosetio Sidiarto, 2008: 37). Pada masa taman kanak-kanak, penyerapan informasi akan berlangsung sangat cepat dan cepat pula direspon oleh otak, sehingga anak pada masa ini banyak melakukan peniruan terhadap bahasa, perilaku, dan emosional. Masa ini dikenal pula sebagai masa emas (golden age). Hal ini berarti pula peletakan proses pendidikan TK haruslah benar dan sesuai dengan karakter pertumbuhan dan perkembangan anak, sehingga dapat dikembangkan menuju pertumbuhan optimal. Bila tidak dikembangkan dengan baik dan benar, akan mengakibatkan penyimpangan terhadap tumbuh-kembang anak yang sulit untuk diperbaiki. Hal ini akan merugikan anak dalam menghadapi masa depannya, keluarga, dan bangsa.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Pendidikan TK modern tidak memperhatikan salah satu aspek secara parsial (bagian), melainkan menyeluruh terhadap komponen terkait pada diri anak. Pertumbuhan otak pada masa ini perlu mendapat rangsangan untuk menerima informasi yang bermanfaat bagi anak, serta mengembangkan sikap sosial-emosional. Seiring dengan pertumbuhan otak, maka pertumbuhan jasmani penting untuk diperhatikan. Banyak anak TK yang seusia, namun pertumbuhan fisik/motorik atau

jasmaninya berbeda karena mengalami gangguan. Ketidakseimbangan pertumbuhan jasmani akan mengganggu anak dalam melakukan aktivitas dan keterampilan fisik/motorik yang melibatkan sistem kerja sensori-motorik (sistem syaraf dan otot). Pada pendidikan TK, proses perkembangan sensori-motorik haruslah mendapat perhatian pendidik dengan benar. Salah satu faktor keberhasilan pendidikan TK, yaitu melibatkan pendidikan jasmani/aktivitas motorik kasar sebagai pembentuk dan penyelaras pertumbuhan otot, tulang, dan sistem syaraf anak. Pendidik yang menangani masalah ini harus mengetahui sistem kerja motorik anak saat bergerak, berjalan, berlari, mengangkat, atau melompat.

B. Landasan Yuridis 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pasal 1 butir (14) menetapkan pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pasal 28 butir (2) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal, dan/atau informal. Pasal 28 butir (3) Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. 2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan Prasekolah. Bab VII Pasal 13 butir (1) menetapkan pengelolaan Taman Kanak-kanak dilakukan oleh seorang kepala dan dibantu oleh tenaga kependidikan lainnya. Pada butir (2) kepala sebagaimana dimaksud dalam butir (1) bertanggung jawab atas pengelolaan tenaga kependidikan, anak didik, pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, dana, sarana dan prasarana, serta administrasi. Bab VII pasal 14 butir (1) pendidik TK merupakan tenaga pendidik yang memiliki kualifikasi sebagai
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

pendidik TK. Dan pada butir (2) anggota masyarakat yang memiliki kemampuan tertentu dapat membantu pendidik dalam penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar atau bermain. 3. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 486/U/1992 tanggal 30 November 1992 tentang Taman Kanak-kanak. 4. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 053/U/2001 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal Penyelenggaraan Prasekolah Bidang Pendidikan Dasar dan Menengah. 5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.14/2005, tentang organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar Menengah yang memerikan tugas kepada Direktorat Pembinaan TK dan SD untuk menyiapkan bahan perumusan kebijakan dan pertimbangan teknis di bidang pembinaan Taman Kanakkanak dan Sekolah Dasar.

C. Tujuan Tujuan penulisan buku pengembangan kemampuan motorik kasar di TK untuk membantu penyelenggara pendidikan agar: 1. Dapat melaksanakan pembelajaran yang mengarah kepada aktivitas gerak, sehingga ketepatan gerak dapat berlangsung dengan baik. 2. Dapat menentukan aktivitas yang sesuai dengan kebutuhan, pertumbuhan dan perkembangan anak, diminimalkan. 3. Dapat membantu mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak didik berkaitan dengan pengembangan motorik kasar dalam berbagai bidang sehingga siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang SD dan dalam kehidupan anak sehari-hari;. sehingga kesalahan dalam melakukan gerak dapat

D. Fungsi Fungsi buku pengembangan kemampuan motorik kasar di TK: 1. Sebagai acuan bagi pendidik dalam melaksanakan pembelajaran di TK. 2. Sebagai acuan dalam memberikan pembelajaran dan pengembangan motorik kasar dengan menggunakan metode dan media yang tepat.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

3. Sebagai pedoman untuk mengidentifikasi hambatan maupun penyimpangan yang mungkin terjadi dalam proses pengembangan kemampuan motorik kasar di TK, sehingga jika terjadi hambatan atau penyimpangan dapat dilakukan penanganan dini. 4. Sebagai pedoman dalam membantu proses menyeimbangkan fungsi belahan otak kiri dan otak kanan, pertumbuhan otot dan syaraf yang merupakan bagian pertumbuhan dan perkembangan anak.

E. Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan cara: 1. Berorientasi pada prinsip perkembangan anak; 2. Berorientasi pada kebutuhan anak; 3. Bermain sambil belajar atau belajar seraya bermain; 4. Tematik; 5. Kreatif dan inovatif; 6. Lingkungan kondusif; 7. Pengembangan kecakapan hidup.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

BAB II KONSEP TENTANG MOTORIK KASAR

A. Pengertian Motorik Motorik merupakan terjemahan dari kata motor yang artinya dasar mekanika yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Gerak (movement) adalah suatu aktivitas yang didasari oleh proses motorik. Proses motorik ini melibatkan sebuah sistem pola gerakan yang terkoordinasi (otak, syaraf, otot, dan rangka) dengan proses mental yang sangat kompleks, disebut sebagai proses cipta gerak. Keempat unsur tersebut tidak bisa bekerja secara sendiri-sendiri, melainkan selalu terkoordinasi. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka gerak yang dilakukan dapat mengalami gangguan. Dengan kata lain, gerakan yang dilakukan oleh anak secara sadar dipengaruhi oleh stimulus dari lingkungannya (informasi verbal atau lisan, gambar, dan alat lainnya) yang dapat direspon oleh anak. Kemampuan gerak dasar sudah dimulai sejak dalam kandungan sampai lahir. Pada saat lahir bayi mulai menggerakkan kedua tangan, kemudian menarik dan menjulurkan kedua kakinya, memutar badan ke samping, tengkurap, merangkak, merambat untuk berdiri, berjalan hingga berlari. Gerak dasar meliputi gerak lokomotor, non-lokomotor, dan gerak manipulatif. Gerak lokomotor, yaitu gerakan yang memindahkan tubuh atau berat badan dari satu tempat ke tempat lainnya dan biasanya membutuhkan ruang yang cukup lebar dan luas seperti jalan, jinjit, lari, loncat, dan lompat serta gerak kombinasi; meluncur, menggeser ke kanan dan ke kiri. Gerak nonlokomotor, yaitu gerak yang dilakukan di tempat, tanpa menggunakan ruang yang lebar dan luas seperti membungkuk, menekuk, mengayun, bergoyang, berputar, dan meliuk. Gerak manipulatif dilakukan apabila anak menghadapi berbagai macam objek dan cenderung mengarah pada koordinasi antara mata dan kaki, mata dan tangan, seperti mendorong, memukul, memantul, melempar, menendang, berguling, menerima, menangkap, menghentikan, menari dan pantomim. Kemampuan gerak dasar inilah

yang akan berperan sebagai landasan perkembangan keterampilan motorik kasar anak.

B. Pengertian Motorik Kasar Motorik kasar berkaitan dengan aktivitas fisik/jasmani dengan menggunakan otot-otot besar, seperti otot lengan, otot tungkai, otot bahu, otot punggung dan otot perut yang dipengaruhi oleh kematangan fisik anak. Motorik kasar dilakukan dalam bentuk berjalan, berjinjit, melompat, meloncat, berlari, dan berguling.
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Perkembangan

motorik

berbeda

dari

setiap

individu,

ada

anak

yang

perkembangan motoriknya sangat baik, seperti atlet, namun ada juga yang memiliki keterbatasan fisik. Selain itu juga dipengaruhi oleh perbedaan jenis kelamin (gender). Menurut pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood kelentukan fisiknya 5 % - 10 % lebih baik dari pada anak laki-laki, tetapi kemampuan fisik atlet seperti berlari, melompat, dan melempar lebih tinggi pada anak laki-laki dari pada perempuan (http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/03). Pertumbuhan anak diikuti oleh pertumbuhan otak, rangka, otot, sistem syaraf, dan perkembangan kepribadian. Sistem rangka dan otot sangat mempengaruhi kemampuan motorik anak dalam melakukan sebuah tugas. Sistem otot adalah kumpulan otot-otot yang mempengaruhi gerak manusia sehari-hari. Sistem otot ini merupakan rangkaian kelompok otot besar dan kecil yang memiliki tugas bergerak sesuai dengan rangsangan (stimulus) yang dilihat oleh manusia, dan direspon oleh sistem syaraf yang kemudian memerintahkan kelompok otot untuk bekerja melakukan tugas tertentu. Oleh karena itu stimulus (berupa instruksi verbal dari guru atau bentuk gerakan yang ditampilkan) yang diterima anak harus sederhana dan jelas, sehingga tidak menyebabkan kesalahan gerakan yang dilakukan. Pada tahap awal, pemahaman anak terhadap instruksi yang diterima masih harus membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mampu melaksanakan tugas dengan benar. Berikut ini adalah gambar yang menunjukkan kelompok otot besar yang sering digunakan saat melaksanakan kegiatan fisik/jasmani sebagai aktivitas motorik kasar.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Gambar 1. Tubuh Manusia Pada Anak (sumber: www.medicalook.com)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Gambar 2. Tulang Manusia Pada Anak (sumber: www.medicalook.com)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Gambar 3. Sistem Rangka Anak (sumber: www.medicalook.com)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Gambar 4. Sistem Otot Pada Anak (sumber: www.medicalook.com)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

10

Gambar 5. Sistem Otot Manusia Pada Anak (sumber: www.medicalook.com)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

11

Gambar 6. Tulang Rangka Manusia

Dalam melaksanakan gerak motorik kasar yang melibatkan otot-otot besar, maka dapat dilihat dua sistem yang bekerja, yaitu sistem syaraf-otot-rangka, dan sistem jantung paru-paru. Berikut ini adalah bagan dari sistem yang mempengaruhi kerja fisik/motorik kasar anak.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

12

SISTEM OTOT

Gerakan, Rentang Gerak (movement, range of motion)

Otot (muscles)

Sistem Syaraf-Otot (neuromuscular)

Tulang dan Persendian (bones and joints)

Gambar 7. Sistem Kerja otot

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

13

SISTEM JANTUNG DAN PARU

Gerakan Otot (muscles movement), Rentang Gerak (range of motion)

Sistem Syaraf- Otot (neuromuscular)

Oksigen, respirasi Jantung, Sirkulasi Darah

Mampu melakukan tugas dengan baik dalam waktu yang lama

Gambar 8. Sistem Jantung dan Paru Mempengaruhi Kerja otot C. Tahap Perkembangan Motorik Kasar

Tahap perkembangan motorik berdasarkan usia (milestones) untuk anak usia 45 tahun seperti berjalan, berlari, berbelok dan melompat dengan baik, melompat, meniti, memanjat dan daya tahan fisik. Untuk anak usia 5-6 tahun seperti melompat dengan lincah dan cepat, gerakan koordinasi untuk berenang, dan naik sepeda, meniti, melompat, meloncat dan memanjat dengan baik (dalam Gronlund, 2001). Alat untuk
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

14

mengembangkan kemampuan motorik anak, diperlukan aktivitas gerak jasmani yang menggunakan kelompok otot secara bersama-sama. Perkembangan motorik mengarah pada perkembangan pengendalian gerakan jasmani melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkoordinasi (Elizabeth B. Hurlock, 1978: 150). Lebih lanjut Hurlock menyebutkan bahwa sebagian tugas perkembangan anak yang paling penting dalam masa TK dan dalam tahun-tahun permulaan sekolah, terdiri atas perkembangan motorik yang didasarkan atas penggunaan kumpulan otot yang berbeda secara terkoordinasi (1978: 150). Pada tahap belajar awal, kurangnya koordinasi pusat syaraf, urat syaraf, dan otot, sehingga anak masih banyak melakukan kesalahan dan kurang cermat dalam gerakan.

D. Gerak Dasar Motorik Kasar Sebagai bagian dari aktivitas motorik, perkembangan motorik kasar sangat tergantung pada aspek-aspek kebugaran jasmani yang dimiliki oleh anak. Menurut

Corbin (1980: 100), perkembangan kebugaran jasmani bagi anak-anak sangat penting dan khusus. Perkembangan motorik anak adalah kebugaran jasmani. Sebagai aspek yang merupakan gerak dasar dapat mengembangkan kemampuan fisik anak,

khususnya berhubungan dengan pengembangan kebugaran jasmani. Kemampuan gerak anak dapat berkembang dan meningkat dengan baik apabila aspek-aspek yang merupakan gerak dasar anak dikembangkan sejak awal. Berikut adalah aspek-aspek yang berhubungan dengan kesehatan (health-related aspects) dan kebugaran jasmani (motor fitness aspects) yang dapat diberikan di TK (Corbin, 1980: 101). a. Kekuatan adalah kemampuan seseorang menggunakan kelompok otot untuk menahan, memindahkan atau mengangkat beban. Contohnya mendorong meja dan memindahkan kotak. b. Daya tahan Kardiovaskuler adalah kemampuan seseorang untuk bekerja dalam waktu yang relatif lama tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Contoh berjalan, jalan cepat, dan berlari menempuh jarak dan waktu yang cukup lama. c. Power adalah kemampuan sesorang dalam menggunakan kekuatan maksimum dengan waktu yang secepat-cepatnya. Contohnya adalah lompat katak, meraih benda dengan melompat, dsb. d. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk bergerak atau berpindah dari satu ke tempat yang lain dengan waktu yang sesingkat-singkatnya. Contohnya berlari menuju tempat tertentu dengan cepat.
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

15

e. Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan posisi tubuh dan equilibrium secara bersama-sama selama bergerak dan dalam keadaan tetap (stationer). Contohnya adalah berdiri seperti burung bangau mencari makan, berdiri seperti pesawat, tari balet, dsb. f. Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan bermacammacam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Contohnya berjalan sambil memantulkan bola ke lantai atau berlari melewati pancang kemudian diakhiri lompat, dsb. g. Kelincahan adalah adalah kemampuan seseorang untuk mengubah posisi dan arah dalam waktu yang singkat. Contohnya bermain kejar-kejaran dan menyentuh lawan kemudian bergantian dikejar, berlari berkelok-kelok, dsb. h. Waktu Reaksi adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak secepatcepatnya sebagai tanggapan (response) terhadap rangsangan (stimulus) yang timbul melalui indera, syaraf atau feeling lainnya sejak awal gerakan hingga berakhirnya gerakan. Contohnya setelah ada aba-aba, anak memegang kepala, hidung, dan telinga dengan cepat. Atau hanya dengan tanda tangan ke bawah anak jongkok, tangan ke atas, anak lompat, dsb. i. Ketepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak-gerak bebas terhadap suatu ojek atau sasaran. Anak melempar bola tenis masuk ke dalam keranjang (basket) pada jarak lempar tertentu. Menari dan pantomim merupakan kombinasi semua aspek gerak tersebut diatas. Rangkaian gerak yang dilakukan di TK merupakan dasar gerakan yang harus dilakukan dengan cermat dan benar. Apabila gerak yang dilakukan kurang benar akan mengarah kepada dasar pembentukan otomatisasi gerak yang salah. Hal ini harus dihindari dan perlu mendapat perhatian dan pengawasan selama proses pembelajaran berlangsung. Guru dan orang tua anak harus secara bersama-sama memberikan perhatian terhadap aktivitas gerak anak di sekolah atau di rumah.

Untuk memberikan konsepsi yang benar tentang aktivitas gerak dalam motorik kasar yang dapat dikembangkan di TK, berikut ini adalah bagan konsep pengembangan kemampuan motorik di TK.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

16

ANAK
BERMAIN B ER N Y A N Y I MENARI

KURIKULUM TK SISTEM OTOT GERAK


SISTEM RANGKA SISTEM JANTUNG

ALAT BERMAIN

KEBUGARAN UNTUK KESEHATAN

KEBUGARAN MOTORIK

KEKUATAN, DAYA TAHAN, KECEPATAN, POWER, KELENTUKAN KELINCAHAN, KESEIMBANGAN, KOORDINASI, KETEPATAN

Gambar 9. Bagan Konsep Pengembangan Kemampuan Motorik Kasar

E. Program Aktivitas Jasmani (Motorik Kasar) Selama melakukan aktivitas motorik kasar, anak bebas melakukan kegiatan yang sudah dirancang dan disusun dalam Satuan Kegiatan Mingguan (SKM) dan Satuan Kegiatan Harian (SKH). Aktivitas motorik kasar yang dilakukan anak dalam bentuk kegiatan fisik atau jasmani sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangannya. Untuk Kelompok A, anak dapat melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan dan kelincahan, misalnya menangkap dan melempar bola besar dari jarak 1-2 meter, memantulkan bola besar diam di tempat dan sambil bergerak; berjalan maju pada garis lurus, berjalan diatas papan titian, berjalan jinjit; berjalan mundur ke samping pada garis lurus sejauh 1-2 meter, meloncat dari ketinggian 20-30 cm; memanjat dan bergantung; berdiri diatas satu kaki selama 10 detik; berlari sambil melompat; menendang bola terarah; merayap

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

17

dan merangkak lurus ke depan; bermain simpai, menirukan gerakan hewan, menirukan gerakan tanaman tertiup angin; dan naik sepeda roda tiga (Diknas, 2005: 16). Untuk kelompok B, anak diharapkan mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian. Misalnya memantulkan bola besar, sedang dan bola kecil diam di tempat; melambungkan dan menangkap kantong biji sambil bergerak; memantulkan bola besar, sedang dan bola kecil sambil bergerak; menangkap bola sambil memutar badan, mengayunkan lengan, dan melangkah; berjalan mundur ke samping pada garis lurus sejauh 2-3 meter, meloncat dari ketinggian 30-50 cm; memanjat dan bergantung; berdiri dengan tumit, berdiri diatas satu kaki dengan seimbang; berlari sambil melompat dan seimbang tanpa jatuh; menendang bola ke depan dan ke belakang; merayap dan merangkak dengan berbagai variasi; bermain simpai, menirukan gerakan hewan, menirukan gerakan tanaman tertiup angin; dan naik otopet dan sepeda roda dua (Diknas, 2005: 24-25). Selain itu anak juga dapat berlari kesamping kiri, ke kanan, dan ke belakang. Aktivitas fisik yang dirancang dan disusun sebaiknya menyesuaikan dengan kurikulum yang dibuat oleh Depdiknas. Namun demikian untuk memberikan daya tarik dan anak-anak senang melakukannya, dapat dibuat modifikasi aktivitas yang tidak menyimpang dari kompetensi yang ingin dicapai. Menurut McClenaghan dan Gallahue dalam Corbin, bahwa pada masa anakanak yang perlu diperhatikan adalah kemampuan anak berbeda satu dengan lainnya dan memiliki beberapa tahapan gerak. Misalnya dalam keterampilan gerak lokomotor berjalan, maka yang perlu diperhatikan adalah bagaimana langkah kaki (footwork), gerak pinggul (hip action), dan gerak lengan dan tangan (arm action) sebagai satu rangkaian gerak. Demikian pula untuk gerakan berlari (running), dan lompat, loncat (jumping) (1980: 49). Aktivitas fisik/motorik yang dilakukan oleh anak laki-laki dan anak perempuan berbeda. Hal ini dijelaskan bahwa berdasarkan hasil penelitian tentang kapasitas kerja (kinerja kardiovaskuler) hubungannya dengan jenis kelamin dan usia oleh Per-Olaf Astrand menunjukkan bahwa denyut nadi maksimal (maximal heart rate) anak laki-laki sebesar 204 + 5.0 dan anak perempuan sebesar 203 + 2.2. Hal ini berarti bahwa anak usia 4-6 tahun melakukan aktivitas fisik/motorik kasar, maka denyut nadi dapat dimonitor sebagai indikator berat atau ringannya aktivitas yang dilakukan (Corbin, 1980:

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

18

111). Meskipun ini belum menjadi indikator yang sesungguhnya bagi anak-anak Indonesia usia 4-6 tahun. Berikut ini contoh anak melakukan aktivitas lompat jauh, maka terdapat melalui tiga tahapan gerak yang dilakukan oleh anak.

Gambar 10a. Tahap 1 Tahap I menunjukkan anak melakukan gerakan melompat awal, gerakan dilakukan secara alami sebelum dibimbing oleh guru

Gambar 10b. Tahap 2 Tahap II menunjukkan anak melakukan gerakan melompat mengalami perbaikan gerakan selama mengalami pembelajaran yang diberikan oleh guru

Gambar 10c. Tahap 3


PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

19

Tahap III menunjukkan anak melakukan gerakan melompat sempurna, gerakan dilakukan dengan melibatkan rangkaian gerak anggota tubuh secara utuh. Dari beberapa pendapat para ahli dan contoh gambar di atas, fase

pembelajaran gerak bagi anak masih sangat lemah, gerakan yang melibatkan otot-otot besar anak masih memiliki kekurangan frekuensi (jumlah gerakan yang dilakukan anak) dan masih terdapat kesalahan gerak. Selama proses pembelajaran untuk mencapai gerak yang benar diperlukan bimbingan yang teliti. Catatan kesalahan sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki gerak anak. Fitts dan Posner, ahli belajar gerak menyatakan bahwa fase belajar gerak keterampilan dibagi menjadi 3 fase belajar, yaitu fase kognitif, fase asosiatif, dan fase otonomus (Richard A. Magill. 1980). Pada fase kognitif, sebagai fase awal dalam belajar gerak keterampilan dengan perubahan anak menjadi tahu tentang gerakan yang dipelajari. Gerakan yang dipelajari masih belum baik dan sering melakukan kesalahan dan masih sifatnya mencoba-coba. Anak berusaha mengetahui gerakan dari informasi yang diberikan. Informasi yang disampaikan kepada anak bersifat verbal dan visual. Verbal berarti informasi yang disampaikan dalam bentuk kata-kata, sehingga peran pendengaran sangat aktif. Visual berarti bahwa informasi yang disampaikan dapat dilihat, misalnya dalam bentuk contoh gerakan atau gambar. Fase kedua adalah fase asosiatif, yaitu gerakan yang dipelajari secara berulang-ulang mengalami perbaikan dan menjadi lancar. Gerakan sudah dapat dilakukan anak dalam bentuk rangkaian gerak secara utuh dan benar. Kesalahan merupakan kunci membetulkan gerakan yang dilakukan. Dengan mengetahui kesalahan, anak dapat melakukan gerakan secara berulang-ulang sampai menjadi gerakan yang utuh dan benar. Fase ketiga adalah fase otonomus. Pada fase ini gerakan yang dilakukan sudah benar dan terpadu dari beberapa rangkaian gerak menjadi satu kesatuan. Kesalahan sudah sangat minimal, sehingga menjadi gerak yang otomatis. Pengalihan perhatian pada kegiatan atau informasi yang lain, tidak mempengaruhi gerakan yang dilakukan. Sebagai contoh pada fase ini, anak naik sepeda sudah bisa sambil berbicara dan mampu mengontrol lajunya sepeda dan tidak jatuh. Dari ketiga fase tersebut, dalam pembelajaran gerak fisik/jasmani, anak TK

masuk pada fase pertama (fase kognitif). Pada fase ini anak masih mencermati informasi yang diberikan oleh guru, baru kemudian mencoba melakukannya. Bahasa

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

20

yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan informasi kegiatan harus sederhana dan mudah dimengerti oleh anak. Dalam Kurikulum 2004 Standar Kompetensi tentang Materi Motorik Kasar untuk Kelompok A terdiri atas hasil belajar dan indikator pencapaian yang diharapkan. Secara rinci dapat dilihat dalam tabel berikut: (Depdiknas, 2005: 16-17). Tabel 1. Materi Fisik/Motorik Kelompok A
KOMPETENSI DASAR Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan, dan kelincahan HASIL BELAJAR Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan otot dan koordinasi INDIKATOR 1. mengurus dirinya sendiri dengan sedikit bantuan, misal makan, mandi, menyisir rambut, mencuci dan melap tangan, mengikat tali sepatu. 2. membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough/tanah liat. 3. menjiplak dan meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. 4. meniru melipat kertas sederhana (1-6 lipatan) 5. menjahit jelujur 10 lubang dengan tali sepatu 6. menggunting bebas 7. merobek bebas 8. menyusun menara dari kubus minimal 8 kubus 9. membuat lingkaran dan segi empat 10.memegang pensil (belum sempurna) Dapat menggerakkan lengannya untuk kelenturan otot dan koordinasi 1. menangkap dan melempar bola besar dari jarak kira-kira 1-2 meter 2. memantulkan bola besar (diam di tempat)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

21

KOMPETENSI DASAR

HASIL BELAJAR

INDIKATOR 3. memantulkan bola besar sambil berjalan/bergerak 4. melambungkan dan menangkap kantong biji

Dapat menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan dan koordinasi

1. berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan jinjit 2. berjalan mundur dan ke samping pada garis lurus sejauh 1-2 meter 3. meloncat dari ketinggian 2030 cm 4. memanjat dan bergantung 5. berdiri di atas satu kaki selama 10 detik 6. berlari sambil melompat 7. menendang bola dengan terarah 8. merayap dan merangkak lurus ke depan 9. bermain dengan simpai (bebas, melompat dalam simpai, merangkak dalam terowongan dari simpai, dll. 10. menirukan berbagai gerakan binatang/hewan 11. menirugerakan tanaman yang terkena angin (sepoisepoi dan angin kencang) 12. naik sepeda roda dua (belum seimbang)

Untuk Kelompok B, kompetensi dasar yang ingin dicapai lebih banyak dibanding kelompok A dengan ditambah kekuatan dan melatih keberanian (2005: 24-25).

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

22

Tabel 2. Materi Fisik/Motorik Kelompok B


KOMPETENSI DASAR Anak mampu melakukan aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan, keseimbangan, kelincahan dan melatih keberanian HASIL BELAJAR Dapat menggerakkan jari tangan untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi INDIKATOR 1. mengurus dirinya sendiri tanpa bantuan, misal makan, mandi, menyisir rambut, mencuci dan melap tangan, mengikat tali sepatu. 2. membuat berbagai bentuk dengan menggunakan plastisin, playdough/tanah liat, pasir. 3. meniru membuat garis tegak, datar, miring, lengkung dan lingkaran. 4. meniru melipat kertas sederhana (7 lipatan) 5. menjahit bervariasi (jelujur dan silang) 15 lubang dengan tali rafia, benang wol 6. menggunting dengan berbagai media berdasarkan bentuk/pola (lurus, lengkung, gelombang, zizg zag, lingkaran, segi empat, segitiga) 7. mencocok bentuk 8. menyusun menara kubus minimal 12 kubus 9. membuat lingkaran dan bujur sangkar dengan rapi 10. memegang pensil

dengan benar (antara ibu jari dan 2 jari) Dapat menggerakkan lengannya untuk kelenturan, kekuatan otot dan koordinasi 1. memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil (diam di tempat) 2. melambungkan dan

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

23

KOMPETENSI DASAR

HASIL BELAJAR

INDIKATOR menangkap kantong biji sambil berjalan/bergerak 3. memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil sambil berjalan/bergerak 4. menangkap, melempar memantulkan bola besar, bola sedang dan bola kecil (tennis) dengan memutar badan, mengayunkan lengan dan melangkah

Dapat menggerakkan badan dan kaki dalam rangka keseimbangan, kekuatan, koordinasi dan melatih keberanian

1. berjalan maju pada garis lurus, berjalan di atas papan titian, berjalan dengan jinjit, berjalan dengan tumit sambil membawa beban 2. berjalan mundur, berjalan ke samping pada garis lurus sejauh 2-3 meter sambil membawa beban 3. meloncat dari ketinggian 3050 cm 4. memanjat, bergantung dan berayun 5. berdiri dengan tumit, berdiri di atas satu kaki dengan seimbang 6. berlari sambil melompat dan seimbang tanpa jatuh 7. menendang bola ke depan dan ke belakang 8. merayap dan merangkak dengan dengan berbagai variasi 9. bermain dengan simpai (digelindingkan sambil

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

24

KOMPETENSI DASAR

HASIL BELAJAR

INDIKATOR berjalan dan berlari) 10. Senam fantasi bentuk meniru, misalnya menirukan berbagai gerakan hewan, 11. Menirukan gerakan tanaman yang terkena angin (sepoisepoi dan angin kencang dan kencang sekali) dengan lincah 12. naik otopet, sepeda roda dua

Berdasarkan isi kurikulum tersebut, bahwa aktivitas fisik/motorik kasar yang dikembangkan masih sangat terbatas sehingga diharapkan guru mampu

mengembangkan indikator. Kegiatan pembelajaran aktivitas gerak fisik/motorik difokuskan dan diharapkan mampu mengembangkan kelenturan otot dan koordinasi, keseimbangan dan koordinasi. Dalam konsep pengembangan motor educability (dasar kemampuan untuk belajar gerak), bahwa anak perlu dilibatkan dan dikembangkan fisiknya melalui aktivitas gerak untuk meningkatkan kemampuan motorik lainnya, seperti kekuatan, kecepatan, kelincahan, keceriaan, keluguan, dan kejujuran.

F. Program Permainan yang mengarah ke Motorik Kasar Pengembangan kemampuan motorik kasar anak dikembangkan melalui bentuk permainan. Bentuk permainan yang dapat mengembangkan aspek kesehatan dan kebugaran jasmani, meliputi kekuatan, daya tahan kardiorespirasi (jantung dan paruparu) dan kardiovaskuler (jantung dan sirkulasi darah), kecepatan, power, kelentukan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan waktu reaksi atau bentuk permainan lainnya. Dengan demikian guru diharapkan dapat menganalisis gerak yang dilakukan oleh anak. Di TK pada umumnya memiliki beberapa alat bermain yang hampir sama. Namun, TK dapat memodifikasi alat bermain sesuai dengan tujuan yang diharapkan, sehingga aktivitas fisik dalam bermain dapat memberikan pencapaian gerak yang benar dan menyenangkan. Analisis gerak dapat disederhanakan dengan membuat catatan gerak motorik kasar yang dilakukan anak yang meliputi muatan hasil belajar yang lebih lengkap, indikator pencapaian, dan catatan-catatan tentang langkah-langkah pembelajaran gerak

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

25

yang sudah dilakukan anak. Bila anak belum mampu melakukan gerak dengan pencapaian yang baik, maka pada kegiatan berikutnya anak diminta untuk melakukannya lagi, hingga anak mencapai batas minimal yang ditentukan. Jika anak sudah mampu, maka dapat diberikan pembelajaran berikutnya. Aktivitas gerak dapat dilakukan dalam bentuk permainan dan perlombaan yang menyenangkan. Pemberian penghargaan atas pencapaian hasil setiap anak dapat berbentuk apresiasi apa saja yang memberikan kebanggaan untuk setiap anak. Dengan demikian anak merasa diperhatikan oleh gurunya. Guru dapat memberikan pembelajaran yang mengarah kepada aktivitas jasmani, sehingga ketepatan gerak dapat betul-betul berlangsung dengan baik, kesalahan diminimalkan, anak mampu memiliki kompetensi gerak motorik kasar, dan dapat mengatasi tantangan pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

26

BAB III PENGEMBANGAN MOTORIK KASAR

A. Alat Bermain Alat bermain yang digunakan di Taman Kanak-Kanak harus sesuai dengan karakter pertumbuhan dan perkembangan anak usia 4-6 tahun, sehingga semua alat dapat digunakan secara optimal. Alat bermain tersebut terbuat dari plastik, kayu, fiber, atau besi harus yang aman, nyaman, dan tidak membahayakan anak. Untuk mengembangkan motorik kasar anak dapat menggunakan alat bermain yang berada di luar kelas/halaman. Jenis alat-alat bermain di luar kelas/halaman yang digunakan antara lain: 1. Bak pasir dan kelengkapannya 2. Bak air dengan kelengkapannya 3. Papan luncur, perosotan 4. Papan jungkitan 5. Ayunan 6. Papan titian 7. Sepeda roda dua/roda tiga 8. Otopet 9. Tangga majemuk 10. Bola dunia 11. Panjatan jala 12. Jembatan goyang 13. Terowongan ban bekas 14. Bola berbagai ukuran Semua alat bermain tersebut dapat dimainkan dengan otot besar atau melibatkan sistem motorik kasar, otot tangan, lengan, badan, tungkai dan kaki. Dalam pembelajaran gerak fisik/jasmani, alat yang digunakan mudah diperoleh. Alat bermain untuk pembelajaran harus memenuhi standar yang sudah ditetapkan.

B. Persyaratan Alat Bermain Besar dan beratnya alat bermain yang disediakan untuk anak sebagai alat pembelajaran harus tepat, sesuai dan memiliki keserasian ukuran (proporsional) dengan ukuran tinggi, berat tubuh, panjang tungkai, panjang tangan, tinggi duduk, lebar tangan dan lebar kaki anak (ukuran standar).
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

Alat bermain yang digunakan harus 27

memiliki aspek edukatif, teknik dan estetika. Edukatif berarti sesuai dengan kurikulum dengan didaktik dan metodik yang sesuai dengan kemampuan anak. Teknik berarti memiliki kebenaran yang sesuai dengan keilmuan, kreativitas, kemudahan dalam pemakaian, aman dan awet/tahan lama. Alat bermain harus memiliki estetika artinya memiliki keserasian ukuran, warna dan kerapihan. Ketiga aspek ini diperlukan agar anak didik tertarik untuk menggunakan alat bermain yang ada, sehingga terdorong untuk memahami pengetahuan yang diberikan selama bermain di Taman Kanak-Kanak. Alat bermain di taman kanak-kanak harus dibuat dengan spesifikasi khusus dan proporsional anak TK. Pedoman tentang spesifikasi sarana prasarana TK sangat detail dibuat agar sesuai dengan kemampuan anak, ukuran panjang, lebar, tinggi, serta tingkat kenyamanan dan keamanan anak selama melakukan kegiatan aktivitas fisik/motorik sekaligus bermain dengan penuh gembira. Alat bermain di luar sangat rentan terhadap panas dan hujan, atau keringat, sehingga cepat menjadi berkarat apabila kurang perawatan. Alat-alat seperti ayunan, tangga majemuk, jungkitan atau bola dunia, konstruksinya harus kuat dan rapi sehingga tidak membahayakan anak (Depdikbud, 1992: 18). Setiap alat yang digunakan sebagai alat pembelajaran dan bermain bagi anak TK haruslah memenuhi konstruksi spesifik dan memiliki tingkat kenyamanan dan memiliki rasa aman. Dengan demikian tidak ada yang komplain terhadap pembelajaran dengan alat yang tersedia dimana anak bebas bergerak dan bermain menggunakan alat tersebut tanpa mengalami cidera. Jarak antara alat bermain yang satu dengan lainnya agar tidak terlalu dekat serta diatur letaknya dan diatur secara berurutan dengan melihat penekanan aspek gerak motorik apa yang dikembangkan melalui alat tersebut. Semua alat bermain diluar kelas sebagai sarana pendidikan dianjurkan selalu memiliki prinsip-prinsip yang sesuai dengan tujuan pendidikan meliputi: 1. Aman dan tidak membahayakan bagi anak 2. Sesuai dengan tujuan dan fungsi penggunaan sarana pendidikan memenuhi unsur keindahan dan kerapian 3. Menarik, menyenangkan, dan tidak membosankan 4. Dapat digunakan secara individual, kelompok atau klasikal 5. Dapat menimbulkan imajinasi dan mengembangkan kreativitas anak (Depdiknas, 2005: 3).

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

28

C. Fungsi Alat Bermain Dengan memiliki alat bermain di luar kelas, tujuan pendidikan diharapkan

memberikan dasar gerak bagi anak cara berjalan, berlari, berjingkat, melompat, meloncat, melempar, dan mengangkat. Dengan demikian optimalisasi pengembangan kemampuan motorik kasar anak akan tercapai. Jadi model pembelajaran di TK yang kurang memperhatikan tujuan pembelajaran yang diselaraskan dengan program pembelajaran dalam perencanaan setiap semester untuk masing-masing kelompok A dan B untuk pengembangan fisik/motorik perlu mendapat perhatian. Fungsi alat bermain adalah mengembangkan kemampuan gerak (motorik) anak untuk pertumbuhan dan perkembangan serta kesehatannya. Fungsi tersebut adalah: 1. Memperkenalkan sejak dini hidup sehat. 2. Mengembangkan kemampuan koordinasi motorik kasar. 3. Meningkatkan kesegaran jasmani. 4. Memperkenalkan gerakan-gerakan yang indah melalui irama musik. 5. Melatih keterampilan/ketangkasan gerak dan berpikir anak. 6. Membentuk, membangun, dan memperkuat tubuh anak. 7. Memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan kesehatan anak. 8. Meningkatkan perkembangan emosional anak. 9. Meningkatkan perkembangan sosial anak. 10. Menanamkan nilai-nilai sportivitas. Apabila alat bermain yang dimiliki oleh TK dikembangkan dalam program pembelajaran dengan benar, maka tujuan pengembangan kemampuan jasmani, khususnya motorik kasar anak akan meningkat. Namun harus dibuat dalam satuan kegiatan harian (SKH) secara jelas. Sebagai contoh alat papan luncur, bertujuan untuk meningkatkan apersepsi anak terhadap perasaan kinestetik tubuh secara keseluruhan; papan balok titian untuk pengembangan kekuatan otot-otot betis (tungkai bawah) bila dilakukan secara berulang-ulang sebagai beban latihan akan mampu mengembangan keseimbangan. Dengan gerakan diperlambat dan dipercepat akan memiliki sasaran yang berbeda pada kemampuan motorik kasar anak.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

29

Berikut ini adalah contoh alat bermain di lingkungan TK.

Gambar 11. Alat Pengembangan Motorik kasar di TK (www.almamun.net/amec-kbtk.html)

Gambar 12. Alat Bermain dari lingkungan

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

30

Gambar 13. Alat pengembangan kemampuan motorik keseimbangan dan kekuatan anak (www.lsu.lboro.ac.uk.nursery, www.robinssports.com)

Gambar 14. Melempar bola ke target, bentuk gerak motorik kasar pengembangan ketepatan dan koordinasi

D. Aktivitas Gerak Aktivitas gerak bagi anak merupakan sebuah kebutuhan mendasar yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu menjadi kewajiban semua pihak untuk mengkondisikan lingkungan dan pemenuhan berbagai sarana prasarana yang mendukung aktivitas gerak anak secara nyaman dan aman. Terkait dengan sarana prasarana, yang patut diperhatikan adalah bagi TK yang mampu tentu dapat menyediakan sarana prasarana standar secara mudah. Bagi TK

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

31

yang kurang mampu akan mengalami kesulitan dalam hal penyediaan sarana prasarana standar tersebut. Oleh karena itu perlu langkah bijak dan kreatif bagi masingmasing TK tersebut untuk menyediakan, memodifikasi atau bahkan membuatnya sesuai dengan kemampuan TK dan karakteristik masyarakat setempat. Hal terpenting adalah bahwa penyediaan atau pembuatan sarana prasarana tersebut dilakukan dengan memperhatikan kaidah dan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak, serta memenuhi persyaratan. Aktivitas gerak yang dapat dikembangkan di TK sesuai dengan program pembelajaran yang mengacu pada kurikulum TK dan dapat dilaksanakan secara fleksibel dan bervariasi, juga dapat diiringi alat musik atau dengan bernyanyi.

Contoh aktivitas gerak: 1. Berjalan mengikuti alur tambang (garis lantai, lakban, tali rafia, selendang, benang, karet gelang, pelepah pisang, dll), jembatan kayu, papan titian. a. Tujuan : Mengembangkan keseimbangan dan koordinasi

b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot-otot tungkai atas dan bawah, otot panggul dan punggung c. Alat yang diperlukan : lantai keramik, lakban, tali rafia, selendang, benang, karet gelang, pelepah pisang, jembatan kayu, papan titian d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan : Anak berkumpul dan berdoa. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Guru dan anak melakukan kegiatan berjalan berkeliling dan berjingkat menggunakan kaki kanan dan kiri secara bergantian. 2) Kegiatan Inti : Anak berbaris secara tertib Guru memberi contoh kegiatan yang akan dilakukan Anak berjalan di garis lantai keramik/tali/lakban/selendang secara perlahan. Anak berjalan di garis lantai keramik/tali/lakban/selendang dengan merentangkan tangan. Setiap anak mengulangi gerakan secara bergantian masing-masing 3-4 kali.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

32

3) Kegiatan Penenangan: Anak berkumpul dan duduk melingkar dengan kaki lurus ke depan sambil bernyanyi (dapat dilakukan bervariasi).

e. Evaluasi : Perhatikan anak berjalan yang tidak menginjak

keramik/tali/lakban/selendang. Guru menunjuk anak berjalan di atas garis lantai

keramik/tali/lakban/selendang dengan benar.

Gambar 15. Gerak keseimbangan dan koordinasi (Diperagakan oleh siswa TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan)

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

33

2. Berjalan di Atas Balok Titian dengan membawa beban a. Tujuan : mengembangkan keseimbangan dan koordinasi,

melatih kerja sama b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot lengan, bahu, dada, tungkai atas dan bawah, panggul dan punggung c. Alat yang diperlukan dll. d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan : Anak berkumpul di halaman dan berdoa. Guru menjelaskan tentang papan titian, manfaat dan cara : balok/papan titian, cangkir/balok/bola/kantong biji-bijian,

melakukannya. Anak membentuk lingkaran dan berjalan melingkar sambil bernyanyi, kemudian membentuk empat barisan untuk menunggu giliran. 2) Kegiatan Inti : Anak berjalan di atas papan titian sambil membawa cangkir yang berisi air/bola/kantong biji-bijian, dll. Setelah melewati ujung papan titian secara bergantian anak yang lain melakukan kegiatan yang sama secara bergiliran 3) Kegiatan Penenangan : Anak diminta membentuk lingkaran Anak menirukan gerakan guru melakukan peregangan pasif Berdoa bersama kemudian mengembalikan alat ke tempat yang sudah ditentukan. e. Evaluasi : Perhatikan anak berjalan di atas balok/papan titian dengan membawa cangkir yang berisi air/bola/kantong biji-bijian, dll. dengan tidak tumpah/jatuh. Guru menunjuk anak berjalan di atas balok/papan titian dengan membawa cangkir yang berisi air/bola/kantong biji-bijian, dll. dengan benar.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

34

Gambar 16. Gerak keseimbangan dan koordinasi dengan beban (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 3. Bermain Otopet a. Tujuan : mengembangkan keseimbangan, koordinasi, dan melatih keberanian

b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot tungkai atas dan bawah, panggul dan punggung c. Alat yang diperlukan : otopet (dapat diganti dengan alat yang sejenis) d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan ; Sebelum melakukan kegiatan anak berdoa. Anak mendengarkan penjelasan tentang cara menggunakan otopet. Anak diajak berkeliling dan berjalan pelan-pelan sambil sekali-sekali mengangkat salah satu kaki secara bergantian. Anak diajak berlari pelan dan sekali-sekali mengangkat salah satu kaki.

2) Kegiatan Inti : Anak bermain otopet dimulai secara perlahan sambil melewati jalanjalan yang sudah ditentukan Anak bermain secara bergantian secara tertib Setiap anak diberi kesempatan melakukan dua kali

3) Kegiatan Penenangan:

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

35

Anak menirukan gerakan guru meregangkan tangan dan kaki secara bergantian.

Anak melakukan penenangan dengan rileks.

e. Evaluasi : Guru mengamati setiap anak saat bermain otopet. Guru memberi pujian pada anak yang melakukan dengan benar.

Gambar 17. Gerak keseimbangan, koordinasi, dan keberanian (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan)

4. Bersepeda (roda empat, tiga atau dua) a. Tujuan : mengembangkan keseimbangkan, koordinasi, kekuatan, dan melatih keberanian. b. Sasaran otot yang dikembangkan: otot tungkai atas dan bawah, panggul, punggung dan lengan c. Alat yang diperlukan : sepeda roda empat, tiga atau dua. d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan: Anak berkumpul dan berdoa. Anak mendengarkan penjelasan tentang cara menggunakan sepeda roda tiga.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

36

Anak meniru gerakan seolah-olah menaiki sepeda kemudian mulai berjalan perlahan lalu dipercepat sambil bernyanyi .

2) Kegiatan Inti : Secara bergantian anak melakukan keliling halaman dengan sepeda roda tiga. Setiap anak melakukan dua atau tiga kali putaran.

Penenangan: Anak berkumpul, bernyanyi, dan berdoa

e. Evaluasi : - Guru mengawasi setiap anak yang bermain sepeda roda tiga, dan mengatur dengan tertib pergantian setiap anak. - Guru memberi motivasi bagi anak yang belum berani naik sepeda.

Gambar 18. Gerak keseimbangan, koordinasi, kekuatan dan keberanian (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 5. Bermain Jungkitan a. Tujuan : mengembangkan keseimbangan, koordinasi, dan melatih keberanian b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot lengan dan tungkai, panggul dan punggung c. Alat yang diperlukan : jungkitan d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan : Anak berkumpul dan berdoa Guru menjelaskan tentang cara bermain jungkitan. Guru mengajak anak untuk berbaris, melakukan senam, dan gerakan meloncat di tempat.
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

37

2) Kegiatan Inti : Anak bermain jungkitan secara berpasangan dan bergantian. Anak menentukan pasangan masing-masing. Anak bermain jungkitan dengan pasangan sebanyak 5 kali jungkit.

3) Kegiatan Penenangan: Guru mengajak anak berbaris, kemudian berjalan secara perlahan menuju ke ruang kelas.

e. Evaluasi : - Guru mengamati kegiatan anak bermain jungkitan.

Gambar 19. Gerak keseimbangan, koordinasi, dan keberanian (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 6. Bermain Ayunan a. Tujuan : mengembangkan keseimbangan, koordinasi, dan melatih

keberanian b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot lengan dan tungkai, panggul dan punggung c. Alat yang diperlukan: Ayunan terbuat dari tali/besi d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan: Anak berkumpul dan berdoa.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

38

Anak mendengarkan penjelasan tentang cara bermain ayunan. Guru mengajak anak untuk meloncat dengan dua kaki ke depan dan ke belakang serta ke kanan dan ke kiri.

2) Kegiatan Inti : Anak bermain ayunan dengan tertib. Anak bermain ayunan secara bergantian 3-4 kali ayun.

3) Kegiatan Penenangan : - Anak berkumpul dan melakukan gerakan merentangkan tangan sambil bernafas panjang.

e. Evaluasi : - guru mengawasi anak saat bermain ayunan agar tidak terlalu kencang dan tinggi

Gambar 20. Gerak keseimbangan, koordinasi, dan keberanian (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 7. Bermain Papan Luncur/perosotan a. Tujuan : keseimbangan, koordinasi, dan melatih keberanian b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot tungkai, panggul, punggung dan lengan c. Alat yang diperlukan : papan luncur/perosotan d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan:
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

39

Anak berkumpul dan berdoa. Guru menjelaskan cara bermain papan luncur/perosotan. Anak duduk dengan dua kaki selonjor dan lurus ke depan dan berikutnya buka kedua kaki selebar bahu serta jari-jari kedua tangan mencoba meraih kedua ujung kaki.

2) Kegiatan Inti : Anak bergiliran bermain papan luncur/perosotan dengan tertib

3) Kegiatan Penenangan : e. Evaluasi Anak berkumpul dan bernyanyi :

- Perhatikan bahwa tidak ada anak di ujung papan luncur saat teman lainnya sedang meluncur - guru mengawasi anak bermain papan luncur/perosotan agar tidak saling berebutan, bergantian, dan tertib

Gambar 21. Gerak keseimbangan, koordinasi, dan keberanian (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 8. Bermain Memanjat jala panjatan, tangga majemuk, dan bola dunia. a. Tujuan : mengembangkan kekuatan, koordinasi, keseimbangan, dan melatih keberanian b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot lengan, bahu, dada, punggung dan tungkai
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

40

c. Alat yang diperlukan : jala panjatan, tangga majemuk, dan bola dunia d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan: Anak berkumpul dan berdoa. Guru menjelaskan cara memanjat jala panjatan. Anak melakukan peregangan otot lengan, bahu, punggung dan tungkai.

2) Kegiatan Inti : Anak secara bergantian memanjat secara berhati-hati. Anak memanjat sebanyak 2-3 kali

3) Kegiatan Penenangan: - guru memimpin peregangan rileks - anak-anak diajak bernyanyi

e. Evaluasi : - guru mengawasi setiap anak agar memanjat jangan sampai berebutan

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

41

Gambar 22. Gerak kekuatan, keseimbangan, koordinasi, dan keberanian (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan)

9. Bermain Menggunakan Pasir/Air dan Kelengkapannya a. Tujuan : Mengembangkan kemampuan kekuatan, koordinasi, dan menanamkan nilai sportivitas. b. Sasaran otot yang dikembangkan: otot lengan, bahu, dada dan tungkai c. Alat yang diperlukan : pasir (bak pasir, ember, cetakan plastik, sekop), air (ember plastik kecil, botol, gayung) d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan : Anak berbaris dan berdoa Guru menjelaskan kegiatan dan aturan main Anak berjingkat, melompat, dan lari-lari di tempat

2) Kegiatan Inti : Anak berdiri menunggu aba-aba dari guru Anak berlari untuk mengambil pasir dengan sekop plastik/cangkir plastik yang sudah tersedia dengan memindahkan pasir ke dalam ember kecil untuk dibawa kembali ke tempat semula, Anak yang dapat mengambil pasir paling banyak adalah pemenangnya.

3) Kegiatan Penenangan : - Menyanyi bersama e. Evaluasi : - Perhatikan kesesuaian tujuan kegiatan dengan aktivitas yang
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

42

dilakukan oleh anak. Berikan penghargaan terhadap keberhasilan yang dilakukan oleh anak.

Gambar 23. Gerak kekuatan, koordinasi, dan nilai sportivitas (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 10. Bermain Menggunakan Ban Bekas a. Tujuan : mengembangkan kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan kerja sama b. Sasaran otot yang dikembangkan: otot tungkai dan panggul c. Alat yang diperlukan: ban motor/mobil bekas 1) Kegiatan Pemanasan : Anak berkumpul dan berdoa Anak berlari kecil keliling membuat lingkaran

2) Kegiatan Inti : Anak berjalan menuju ban bekas yang sudah ditempatkan secara berurutan dan bergantian Anak melakukan sebanyak 2-3 kali

3) Kegiatan Penenangan : - peregangan otot tungkai dan rileks - menyanyi bersama e. Evaluasi : - Perhatikan kesesuaian tujuan kegiatan dengan aktivitas yang dilakukan oleh anak. - Perhatikan setiap anak saat melewati ban bekas.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

43

Gambar 24. Gerak kekuatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan kerja sama

(Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 11. Bermain Simpai (Holahop) a. Tujuan : mengembangkan kelentukan, kelincahan koordinasi dan percaya diri b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot panggul, punggung dan tungkai c. Alat yang diperlukan : simpai d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan Anak berkumpul dan berdoa Guru menjelaskan cara bermain simpai (holahop) Anak meliukkan panggul secara perlahan kemudian dipercepat

2) Kegiatan Inti : Guru memberikan contoh gerakan meliukkan panggul dengan

menggunakan simpai, kemudian anak menirukan secara perlahanlahan. Anak bermain simpai (holahop) secara bergantian. Guru menunjuk salah satu anak yang mampu bermain simpai (holahop) dengan baik sebagai model Berikan kesempatan setiap anak untuk memainkan simpai 2-3 kali

3) Kegiatan Penenangan :
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

44

- guru mengajak anak berjalan perlahan-lahan sambil bernyanyi e. Evaluasi: - perhatikan saat anak memainkan simpai (holahop) dengan simpai.

Gambar 25. Gerak kelentukan, kelincahan, koordinasi, dan percaya diri (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 12. Bermain Mangkuk Putar a. Tujuan : Melatih kekuatan otot lengan, bahu, punggung dan tungkai, keberanian, dan patuh pada peraturan b. Sasaran otot yang dikembangkan: otot lengan, bahu, punggung dan tungkai c. Alat yang diperlukan : mangkuk putar d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan : Anak berbaris dan berdoa Guru menjelaskan cara menggunakan mangkuk putar. Anak meniru gerakan menyetir mobil dan berjalan berputar.

2) Kegiatan Inti : Anak menggunakan/bermain mangkuk putar dengan benar secara bergantian 3) Kegiatan Penenangan : Guru mengajak anak membentuk lingkaran untuk bermain bisik/pesan berantai e. Evaluasi : - Secara bergantian anak bermain dengan bergiliran dan tertib; perhatian pada kecepatan putaran mangkuk putar Anak berdoa

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

45

Gambar 26. Gerak kekuatan otot lengan, bahu, punggung, tungkai, keberanian, dan patuh pada peraturan (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) 13. Pengembangan/Modifikasi (kardus, koran, batu, bentuk-bentuk geometri, balok, dll) a. Tujuan : mengembangkan kelentukan, koordinasi dan kreativitas anak, b. Sasaran otot yang dikembangkan: otot lengan, bahu, dada, punggung, dan tungkai c. Alat yang diperlukan : kardus, koran, batu, bentuk-bentuk geometri, balok, dll d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan Anak berbaris dan berdoa. Anak mendengarkan penjelasan tentang kegiatan yang akan dilakukan. Anak melakukan peregangan ringan pada otot lengan, bahu dan punggung. 2) Kegiatan Inti : Anak merayap melalui terowongan kardus. Anak masuk ke beberapa kardus yang sudah tersusun secara bergantian. Setiap anak melakukan 2-3 kali

3) Kegiatan Penenangan : - Guru mengajak anak membuat lingkaran dan bernyanyi . - Doa penutup e. Evaluasi : - Guru mengamati setiap anak saat merayap. - Pastikan setiap anak melakukan kegiatan dengan antusias.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

46

Gambar 27. Gerak kelentukan, kelincahan dan kreativitas anak (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan)

14. Pantomim a. Tujuan : Mengenalkan beberapa karakter tokoh, seperti tukang kayu, dokter, pencuci, polisi, dll. b. Sasaran otot yang dikembangkan : kelentukan otot lengan, bahu, punggung, dada, tungkai, dan koordinasi c. Alat yang diperlukan : - kostum, media yang sesuai dengan tokoh d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan: Anak berkumpul dan berdoa Persiapan peregangan otot-otot yang terkait aktivitas dalam pantomim :

2) Kegiatan Inti

- Anak melakukan gerakan pantomim sesuai dengan karakter yang diperankan (misalnya tukang kayu, dokter, pencuci, polisi, dll). 3) Kegiatan Penenangan : - Melemaskan otot-otot yang digunakan dalam pantomim. - Berdoa e. Evaluasi : - Perhatikan kesesuaian gerak pantomim dengan karakter yang diperankan

15. Menari/gerak dan lagu/senam fantasi/senam irama dengan alat dan tanpa alat a. Tujuan : melatih kelentukan tubuh, koordinasi, kreativitas, 47

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

sportivitas, dan mengembangkan imajinasi b. Sasaran otot yang dikembangkan : otot lengan, bahu, punggung, dada, panggul, dan tungkai c. Alat yang diperlukan : tape, cassete, radiotape, kostum d. Cara pelaksanaan: 1) Kegiatan Pemanasan: Anak berkumpul dan berdoa. Anak mendengarkan penjelasan tentang gerakan-gerakan tarian. Anak menggerakkan kepala, tangan sambil meliuk-liukkan tubuh, dan kaki ke depan dan ke belakang secara bergantian, ke samping. 2) Kegiatan Inti : Guru mengenalkan dan mengajarkan gerakan tarian/gerak dan

lagu/senam fantasi/senam irama dengan alat dan tanpa alat secara bertahap dengan iringan musik dan diikuti oleh anak. Anak dan guru menari/gerak dan lagu/senam fantasi/senam irama dengan alat dan tanpa alat secara bersama-sama dengan diiringi /tanpa iringan musik. 3) Kegiatan Penenangan : - Anak duduk dengan kaki menjulur sambil menarik nafas panjang dan menggerakkan kepala secara rileks. - Berdoa. e. Evaluasi : - Guru mengamati gerakan anak saat melakukan kegiatan.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

48

Gambar 28. Gerak kelentukan tubuh, koordinasi, kreativitas, sportivitas, dan mengembangkan imajinasi (Diperagakan oleh anak TK Pembina Nasional, Jakarta Selatan) E. Prosedur Pelaksanaan Aktivitas Gerak Aktivitas gerak anak TK dapat tercapai apabila dilakukan sesuai dengan prosedur. Selain itu, harus nyaman, aman, dan menyenangkan. Prosedur baku dalam pelaksanaan setiap aktivitas gerak meliputi gerakan pemanasan (warming up), inti (core) dan penenangan (cooling down).

1. Gerakan Pemanasan Gerakan pemanasan (warming up) merupakan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan sebelum melakukan gerakan inti. Gerakan pemanasan bertujuan untuk menyiapkan sistem pernafasan, peredaran darah, otot dan persendian

menyongsong gerakan inti yang akan dilakukan.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

49

Gerakan pemanasan meliputi gerakan statis dan gerakan dinamis. Gerakan statis (stretching) dilakukan dengan cara meregangkan atau mengulurkan otot dan persendian secara statis dalam ruang gerak tertentu.

Gerakan dinamis (chalistenic) dilakukan dengan cara meregangkan otot atau persendian secara dinamis (terjadi penguluran dan pemendekan otot secara simultan) dalam ruang gerak tertentu.

Mengingat waktu yang sangat terbatas, maka gerakan pemanasan dilakukan dalam bentuk gerakan pemanasan dinamis saja.

2. Gerakan Inti Gerakan inti (core) merupakan berbagai aktivitas gerak yang akan dilakukan dalam pembelajaran motorik kasar pada anak-anak TK.

3. Gerakan Penenangan Gerakan penenangan (coolling down) merupakan gerakan-gerakan tubuh yang dilakukan untuk menetralisir metabolisme tubuh anak-anak setelah melakukan gerakan inti, seperti gerakan berjalan rileks dan stretching (peregangan) ringan. Dengan demikian, anak-anak TK akan selalu siap melakukan berbagai aktivitas yang menyenangkan.

F. Pencegahan dan Penangulangan Cedera (P2C) Cedera dalam setiap aktivitas gerak mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, yang lebih tepat dilakukan adalah upaya preventif dalam bentuk pencegahan agar cedera tersebut tidak sampai terjadi pada anak TK. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pencegahan kecelakaan/cedera antara lain : 1. Penataan lingkungan TK yang aman, nyaman, dan menyenangkan. 2. Peningkatan pemahaman guru terhadap aspek pertumbuhan dan perkembangan anak , baik pada aspek fisik maupun psikologis. 3. Peningkatan dan pengembangan kemampuan guru terhadap setiap bentuk aktivitas gerak. 4. Pelaksanaan aktivitas gerak dilakukan dalam satu rangkaian yang utuh terdiri dari: gerakan pemanasan, gerakan inti, dan gerakan penenangan.
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

50

5. Penyediaan

sarana

prasarana

dengan

memperhatikan

atau

memenuhi

persyaratan kelayakan alat bermain sebagai media pendidikan bagi anak TK. 6. Tersedianya ruang UKS, bila tidak memungkinkan dapat disediakan kotak P3K.

Diharapkan aktivitas gerak berlangsung secara nyaman, aman, menyenangkan dan mencapai hasil optimal. Namun, dalam kondisi tertentu jika ada anak yang mengalami cedera seperti terkilir, maka guru seyogyanya memiliki penguasaan tentang cara penanggulangannya. Penanggulangan tersebut tentunya sebatas pertolongan pertama. Oleh karena itu, lebih tepat bila dilakukan upaya preventif dalam pertolongan pertama yang akan sangat membantu mengatasi cedera termasuk dampak dari cedera tersebut pada anakanak.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

51

BAB IV EVALUASI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK TK

Hasil penilaian pengembangan kemampuan motorik kasar dalam pembelajaran gerak fisik/jasmani anak dapat dikumpulkan secara periodik dalam waktu harian, mingguan, bulanan, atau satu semester yang berbentuk forto folio. Hasil kumpulan penilaian dianalisis yang dituangkan dalam bentuk grafik. Apabila grafik menunjukkan peningkatan, berarti keberhasilan anak dalam melakukan aktivitasnya tercapai. Jika grafik menunjukkan penurunan berarti aktivitas gerak anak belum tercapai sehingga perlu adanya pemberian motivasi dan latihan secara periodik. Dalam analisis terhadap lembar porto folio, berbagai catatan dan

rekomendasi setiap anak berbeda satu dengan lainnya.

A. Pengertian dan Tujuan Evaluasi Motorik 1. Pengertian Evaluasi perkembangan motorik kasar adalah suatu cara untuk menganalisis dan mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan agar dapat mengetahui pencapaian kemampuan dan tahapan anak. Jadi evaluasi itu sangat diperlukan untuk mengukur sampai sejauh mana proses pembinaan atau pengembangan kemampuan gerak motorik kasar yang diberikan guru berdampak terhadap perubahan anak.

2. Tujuan Evaluasi pembelajaran motorik kasar bertujuan untuk memberi makna dari hasil yang telah dilakukan dan dicapai oleh anak, tetapi makna itu tidak diberikan dalam bentuk kuantitatif (angka). Akan tetapi, hasil penilaian akan disampaikan kepada orang tua dalam bentuk narasi secara tertulis atau lisan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan evaluasi motorik kasar adalah proses gerak fisik/jasmani yang telah dilaksanakan dan pencapaian hasil yang telah diperoleh anak.

B. Prinsip-prinsip Evaluasi Beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi

pengembangan kemampuan motorik kasar di TK, yaitu: 1. Menyeluruh, artinya tidak dilakukan secara terpisah dengan proses pembelajaran, mengingat evaluasi tersebut lebih banyak menilai proses perilaku anak dan hasil perbuatan anak yang pada umumnya tidak dapat dilakukan dengan tes tertulis (paper

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

52

and pencil test), namun lebih kepada apa, mengapa, dan bagaimana gerak motorik kasar dilakukan oleh anak selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Berkesinambungan, artinya harus dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus. Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh betul-betul berasal dari gambaran perkembangan proses pembelajaran motorik halus pada anak TK. 3. Berorientasi pada tujuan, artinya dalam menetapkan indikator harus menggunakan acuan standar. Guru, orangtua dapat menilai hasil kegiatan anak melalui indikator yang terwujud dalam perilaku dan kemampuan tersebut. 4. Objektif, artinya penilaian dilakukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan dan sesuai dengan kemampuan anak. Prasangka, keinginan, dan perasaan tertentu tidak boleh mempengaruhi penilaian yang dilakukan. 5. Mendidik, artinya penilaian yang dapat dilakukan untuk membina dan memberikan dorongan kepada semua anak dalam meningkatkan hasil pertumbuhan dan perkembangannya. 6. Kebermaknaan, artinya hasil penilaian harus memiliki arti, baik bagi orangtua, guru dan anak itu sendiri, maupun pihak lain yang memerlukan.

Jadi evaluasi perkembangan motorik kasar merupakan upaya untuk memperoleh informasi atau data yang akurat mengenai penguasaan keterampilan motorik kasar anak TK. Secara garis besar, evaluasi perkembangan motorik kasar berfungsi sebagai berikut: 1. Memberikan umpan balik (feedback) dengan segera untuk memperbaiki dan mengembangkan kegiatan. 2. Memberikan informasi tentang tingkat keberhasilan pertumbuhan dan perkembangan anak agar dapat memperbaiki dan meningkatkan bimbingan dan motivasi. 3. Sebagai bahan pertimbangan untuk menempatkan anak dalam kegiatan yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. 4. Sebagai bahan masukan bagi pihak terkait yang memerlukan dalam memberikan pembinaan selanjutnya.

C. Instrumen Evaluasi Mengingat bahwa evaluasi terhadap anak TK itu sangat sensitif, maka guru sebagai observer (pengamat) harus hati-hati, baik dalam menentukan instrumen evaluasi maupun interpretasinya. Instrumen evaluasi terhadap perkembangan kemampuan motorik kasar anak TK harus dikembangkan atas dasar kemungkinan keterampilan gerak yang telah

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

53

dicapai anak TK sesuai dengan tingkat perkembangannya, yaitu instrumen dalam bentuk pengamatan (observasi) dan catatan porto folio.

1. Pengamatan (observasi) Instrumen ini digunakan untuk merekam proses dan hasil dari aktivitas sehari-hari anak TK selama di TK, berdasarkan pengamatan langsung terhadap sikap dan perilakunya. Pengamatan itu dapat memberikan informasi yang sangat berharga dalam

merencanakan suatu program dan menjadi aspek perencanaan integral sebagi seorang pendidik. Berikut ini contoh penilaian yang dapat dilakukan melalui pengamatan: - Membedakan bermacam-macam bentuk gerak dan cara melakukannya - Melakukan percobaan melalui gerak motorik yang sederhana - Cara melakukan aktivitas gerak dengan bagian tubuh anak yang sesuai dengan gerak yang dilakukan

2. Lembar Portofolio Untuk melaksanakan pengamatan dengan baik, guru sebagai pengamat harus terlatih dan menyiapkan format penilaian atau lembar porto folio sesuai dengan aspek yang akan diamati. Setiap anak diamati sendiri-sendiri dan hasil pengamatan dicatat. Catatan diberikan kepada semua pencapaian gerak atau selama proses pembelajaran berlangsung. Secara khusus pengamatan diberikan bagi anak yang lebih mengalami kesulitan dan anak yang sudah sangat maju dari anak yang lainnya. Hal ini dimaksudkan agar pengamatan tidak terlalu terbebani oleh banyaknya anak yang dinilai setiap hari.

Dalam pembuatan format penilaian, aspek-aspek yang akan dinilai disesuaikan dengan bentuk kegiatan yang akan dilaksanakan. Berikut ini dicantumkan salah satu contoh format penilaian dengan menggunakan teknik pengamatan atau observasi dan sekaligus sebagai bukti portofolio.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

54

Contoh Format Evaluasi Tingkat Perkembangan Motorik Kasar Anak TK Nama Kelompok No : Rendra :B Keterampilan Motorik Kasar
Perkembangan aspek gerak komponen keseimbangan tahapan:
Baik

Kegiatan : Berjalan di garis lakban

Penilaian*
Cukup Perlu Perbaikan v v v v v

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Posisi kaki Posisi tungkai Posisi tubuh Posisi lengan dan tangan Kombinasi bagian tubuh, kaki, lengan dan tangan

Jumlah pengulangan/repetisi setiap langkah Proses jinjit atau melangkah Pandangan mata terbuka Pandangan mata tertutup Gerakan keseimbangan keseluruhan
v

v v

Rekomendasi: Perlu latihan dalam kombinasi bagian tubuh, kaki, lengan dan tangan serta pandangan mata tertutup

* Berilah tanda cek lis (V) pada kolom penilaian

D. Waktu Pelaksanaan Evaluasi Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan pada saat proses pembelajaran dimulai hingga akhir kegiatan, misalnya saat persiapan anak melakukan gerak, saat melaksanakan gerak, dan setelah melakukan gerak.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

55

BAB V PENUTUP

Pengembangan kemampuan motorik kasar tidak terlepas dari aktivitas belajar lainnya di Taman Kanak-kanak, sehingga perlu dilakukan dengan porsi yang seimbang dan perhatian yang serius. Pegembangan kemampuan motorik kasar anak TK dapat direncanakan dan

disusun dalam program pembelajaran, dan bukan hanya sekedar aktivitas bermain tanpa memiliki tujuan yang mampu mengembangkan kompetensi dasar secara optimal. Artinya dalam kurikulum kompetensi dasar kemampuan motorik kasar harus dimuat secara eksplisit, jelas, dan tegas. Kemudian dibuat dalam satuan kegiatan harian yang sistematis dan terencana dengan baik. Alat pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan motorik anak harus dipilih yang sesuai dengan karakteristik pertumbuhan dan perkembangan anak. Alat dipilih dan dibuat dari bahan yang tidak berbahaya serta memiliki tingkat kenyamanan dan keamanan bagi anak. Sebagai alat pembelajaran memenuhi aspek edukatif, teknik dan estetika serta ketertarikan bagi anak. Untuk mengetahui tingkat pencapaian perkembangan motorik kasar anak, perlu dilakukan pengamatan, penilaian (assessment), dan evaluasi. Belajar gerak dapat bersifat permanen. Oleh karenanya pemberian koreksi gerak atau remidial terhadap gerak yang salah sangat perlu untuk diperhatikan oleh guru pendamping. Pengamatan secara cermat sangat penting untuk melihat perkembangan anak secara individu dalam setiap kelompok. Pengamatan ini akan lebih baik bila diberikan assessment terhadap setiap gerak fisik/jasmani sebagai kemampuan motorik anak, kemudian dilakukan evaluasi terhadap keseluruhan aktivitas secara periodik setiap hari, minggu, bulan, dan semester. Lembar assesment dibuat sebagai lembar porto folio, yang mampu mencatat pencapaian pembelajaran setiap satuan kegiatan harian (SKH). Evaluasi ini perlu dilaksanakan agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik sesuai dengan rancangan yang telah dibuat. Evaluasi juga dilakukan agar proses pembelajaran yang kurang optimal dapat diperbaiki dengan alat yang tepat, sehingga menghasilkan pencapaian yang lebih baik.

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

56

DAFTAR PUSTAKA

Corbin, Charles B. 1980. A Textbook of Motor Development. Dubuque, Iowa: Wm. C. Brown Company Publishers. Depdikbud. 1992. Pedoman Prasarana dan Sarana Taman Kanak-Kanak. Jakarta; Depdikbud. Depdiknas. 2003. PAKEM Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta; Dirjen Mandikdasmen, Direktorat Pendidikan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar. Depdiknas. 2005. Pedoman Pengelolaan Sarana Pendidikan Taman Kanak-Kanak. Jakarta; Dirjen Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Depdiknas. 2005. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Taman Kanak-Kanak dan Raudlatul Athfal. Jakarta; Dirjen Mandikdasmen. Depdiknas. 2006. Pedoman Penilaian Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Dirjen

Depdiknas. 2006. Pedoman Pembelajaran Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta; Dirjen Mandikdasmen Depdiknas. 2008. Pedoman Pelaksanaan Lomba Gugus TK. Jakarta; Dirjen Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Kanak-kanak dan Sekolah Dasar Elizabeth B. Hurlock. 1978. Perkembangan Anak. Jilid 1. Solo: Penerbit Erlangga. Lita Feriyawati. 2006. Anatomi Sistem Syaraf Dalam Regulasi Kontraksi Otot Rangka. Medan: USU. Magill, Richard A. 1980. Motor Learning: Concept and Applications. Dubuque: Wm.C. Brown Company Publisher. Yudha M. Saputra. 2005. Perkembangan Gerak. Jakarta: Dirjen Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Taman Sekolah Luar Biasa. http://parentingislami.wordpress.com/2008/03/03/aspek-perkembangan-motorik-danketerhubungannya-dengan-aspek-fisik-dan-intelektual-anak-part-2 www.almamun.net/amec-kbtk.html www.lsu.lboro.ac.uk.nursery www.robinssports.com www.medicalook.com
PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

57

LAMPIRAN:
BENTUK-BENTUK PROGRAM UNTUK PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR DI TK
NO 1 ASPEK FISIK KEKUATAN SASARAN Otot Tungkai Otot Lengan Otot Pungggung AKTIVITAS MOTORIK/FISIK Loncat Katak Tarik Tambang, mengangkat kotak, memindahkan benda Merangkak, merayap VOLUME/Frekuensi 3-5 kali ALAT kotak kardus cone/pembatas Tali Botol, berisi pasir/air 2 DAYA TAHAN Jantung-Paru Otot Tungkai Otot Lengan 3 KECEPATAN Otot betis, paha pinggul, punggung, dada, lengan atas, lengan bawah 4 KELINCAHAN Otot tungkai Otot pinggul Lari-sentuh, kembali Lari-sentuh, belok Lari-kelok, kembali Lari-kelok, belok 5 KELENTUKAN Persendian lutut Persendian pinggul Otot betis, otot paha, Otot punggung, Otot lengan 6 KESEIMBANGAN Sistem Syaraf Koordinasi otot Jalan jinjit melalui garis lurus Jalan jangkit, bebatuan, setiap batu satu kaki tahan Lompat batu kali Burung bangau, satu kaki Pesawat terbang 7 KOORDINASI Sistem Syaraf, Mata, Otot tangan, Otot kaki Jalan - mantul2 bola - masukkan keranjang Jalan - mantul2 bola - lari masukan keranjang Lari lurus- giring bola, tendang ke gawang Lari lurus- bawa bola- kompetisi masukan ke basket/keranjang Aba2 lari ke tanda merah, kuning, biru Aba2 lari zigzag ke tanda merah, kuning, biru 8 KECEPATAN REAKSI Sistem Syaraf otot Lengan otot Kaki 9 KETEPATAN Sistem syaraf Aba2 angka, huruf, hewan, pegang kepala, hidung, telinga Aba2 maju-mundur, berbalik cepat lari-lompat Aba2 warna -pilih dan sentuh Melempar bola pingpong ke target, sendiri 5-7 Kali keranjang, 3-5 kali cones, bendera kecil 5-7 kali keranjang, gawang kecil; cones 5-7 hit karpet bulat, segitiga warna-warni tali besar, Bermacam-macam stretching/peregangan Cium lutut, halang rintang, terobos Buka tutup kaki, tangan di atas 6-8 hit alas karpet bola, cones 3-5 kali cone/pembatas pancang/tiang Jalan di tempat, angkat kedua paha dan ayun lengan Lari ditempat, angkat kedua paha dan ayun kedua lengan Kejar-kejaran, lari zigzag Lari lurus 5-10 meter-selesai Lari lurus 5-10 meter- pergi pulang Lari Lurus 5-10 meter, tempatkan dan ambil kotak 1.5-2 menit lapangan terbuka cone/pembatas

3-5 kali

cone/pembatas bola kecil/kotak kecil

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

58

NO

ASPEK FISIK

SASARAN

AKTIVITAS MOTORIK/FISIK target tetap

VOLUME/Frekuensi

ALAT gawang kecil; bola besar dan bola kecil, cones

otot lengan

melempar bola tenis ke arah pin (botol aqua)

otot tungkai

Menendang bola besar ke gawang kecil

Catatan: Sebelum aktivitas motorik kasar dilakukan, diperlukan pemanasan dan diakhir kegiatan ditutup dengan penenanganAnak diminta melakukan beberapa kali pada gerakan aktivitas gerak, agar sasaran pengembangan kualitas motorik kasar tercapai

PengembanganKemampuan Motorik Kasar di TK Direktorat Pembinaan TK dan SD, Ditjen MPDM, Depdiknas

59

You might also like