You are on page 1of 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA JURUSAN GIZI NILAI NAMA : BETY HASWANTI

NO. MAHASISWA : P07131111055 SEMESTER : 3 (TIGA)

TANDA TANGAN :

I. Acara Praktikum

: Teknik Isolasi Bakteri

II. Sub Acara Praktikum A. Teknik Goresan B. Teknik Taburan C. Teknik Usap D. Bakteri Udara

III. Tujuan Praktikum

A. Mengetahui teknik isolasi bakteri. B. Mempelajari morfologi koloni yang tumbuh dalam kultur murni hasil isolasi.

IV. Hari, Tanggal A. Sterilisasi alat B. Isolasi bakteri

: : Selasa, 9 Oktober 2012 : Kamis, 11 Oktober 2012 : Senin, 15 Oktober 2012

C. Pengamatan koloni bakteri

V. Dasar Teori

Dalam mempelajari mikrobia tidak bisa dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disana masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam-macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan

terlepas dari spesies yang lain. Mikrobia lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikrobia yang lain(Seiler, 2000). Oleh karena itu, dalam mempelajarinya, bakteri harus diambil dari alam lalu diisolasikan dalam suatu biakan murni. Biakan murni adalah biakan yang hanya berisi 1 jenis bakteri(Pelczar et al.,1988). Untuk mempelajari sifat karakteristik mikrobia, baik morfologi, pertumbuhan maupun fisiologinya, maka masing-masing jenis mikrobia harus dipisahkan satu dengan lainnya dalam suatu kultur yang disebut kultur murni, yaitu suatu biakan yang terdiri dari sel-sel yang terdiri dari satu spesies atau satu galur mikrobia. Sehingga untuk tujuan ini maka media yang digunakan untuk penanaman harus steril, dan tidak terkontaminasi oleh jenis-jenis mikrobia lain tumbuh di dalamnya. Dalam kegiatan ini langkah demi langkah cara memindahkan biakan murni harus dengan teknik aseptis. A. Teknik Aseptis dalam Inokulasi Untuk memindahkan sel-sel mikrobia dari satu medium ke medium yang lain, baik bertujuan untuk peremjaan mikrobia(subculturing), maupun

memisahkan jenis tertentu dari jenis yang lain (isolasi), digunakan ose yang sebelumnya harus dipijarkan agar ujung dari ose untuk sementara steril karena mikrobia akan mati dengan pemijaran. Dalam pemindahan kultur, kedua tabung(suspensi biakan murni dan tabung media baru) dipegang dengan tangan kiri, kemudian tangan kanan sambil memegang ose yang sudah dipijarkan(sementara menjadi dingin), membuka tutup kapas dengan menjepit diantara jari-jari. Jangan meletakkan tutup kapas diatas meja, hal ini akan menyebabkan kontaminasi pada medium. Dalam beberapa detik dengan didekatkan (10 cm) pijaran api, pindahkan ose yang sudah dicelupkan pada suspensi biakan murni ke tabung media penanaman yang baru. Setelah selesai dekatkan kedua mulut tabung diatas pijaran api dan segera tutup kembali kedua tabung. Demikian teknik aseptis selalu lakukan untuk teknik penanaman yang lain seperti goresan dan taburan di dalam plate. B. Teknik Isolasi Isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Ada beberapa cara inokulasi yang bertujuan untuk mengetahui sifat-sifat dari mikrobia, antara lain :

1. Tusukan(Stab), yaitu untuk melihat sifat aerob dan anaerob mikrobia (pada media tabung tegak). 2. Gores (Streak), yaitu untuk melihat sifat pertumbuhan dan morfologi koloni mikrobia, teknik ini ada beberapa cara, antara lain : a. Streak pada tabung miring b. Streak plate, yaitu goresan pada medium plate 3. Tuang (Pour plate), yaitu untu mengetahui morfologi dan jumlah koloni pada perhitungan jumlah bakteri dengan metode pengenceran. 4. Tabur (Spread plate), yaitu untuk mengetahui morfologi koloni bakteri. 5. Bakteri udara Metode pemaparan pada udara terbuka adalah metode untuk mengisolasi bakteri udara. Metode ini sangat simpel, yaitu dengan memaparkan medium pada udara terbuka, dengan harapan ada bakteri yang menempel dan kemudian akan tumbuh menjadi koloni.

VI. Alat dan Bahan A. Alat : 1. Petridish 2. Tabung reaksi 3. Jarum ose 4. Bunsen 5. Oven 6. Autoklaf

: B. Bahan : 1. Nutrien Agar 2. Suspensi bakteri E.coli 3. Suspensi bakteri Bacilus sp 4. Rambut yang dikeramas dan tidak dikeramas 5. Kuku 6. Kapas 7. Aquades steril

7. Kertas payung (coklat)

VII.

Cara Kerja A. Persiapan

1. Sterilisasi Petridish a. Menyiapkan petridish yang akan disterilkan b. Membungkus peridish dengan kertas coklat(payung) c. Memasukkan petridish yang telah dibungkus dalam oven pada suhu 180 C selama 120 menit 2. Pembuatan Media (Nutrien Agar/NA) a. Menimbang NA bubuk lalu mencampurnya dengan aquades b. Memanaskan larutan NA sampai medidih c. Menuangkan larutan NA kedalam tabung reaksi dan ditutup dengan kapas d. Mensterilkan tabung reaksi yang sudah berisi media dalam autoklaf pada suhu 121C, tekanan 1 atm selama 15 menit B. Teknik Isolasi 1. Teknik Goresan a. Mencairkan NA pada penangas air b. Menuangkan NA yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish secara aseptis c. Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak rusak/bergerak) d. Mengambil 1 ose bakteri secara aseptis kemudian menggoreskan pada permukaan agar secara goresan lurus dan goresan zig-zag e. Memberi label pada petridish agar tidak tertukar f. Membuat kontrol terhadap media yang digunakan g. Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat) h. Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari i. Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media 2. Teknik taburan a. Teknik Tabur 1 1) Mencairkan NA pada penangas air 2) Mengambil 1 ose suspensi bakteri lalu mencelupkan pada media agar yang masih cair suam-suam kuku secara aseptis 3) Menuangkan media kedalam petridish secara aseptis

4) Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak rusak/bergerak) 5) Memberi label pada petridish agar tidak tertukar 6) Membuat kontrol terhadap media yang digunakan 7) Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat) 8) Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari 9) Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media b. Teknik tabur 2 1) Mencairkan NA pada penangas air 2) Mengambil 1 ose suspensi bakteri lalu dimasukkan ke dalam petridish secara aseptis 3) Menuangkan media yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish secara aseptis 4) Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak rusak/bergerak) 5) Memberi label pada petridish agar tidak tertukar 6) Membuat kontrol terhadap media yang digunakan 7) Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat) 8) Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari 9) Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media 3. Teknik usap a. Mencairkan NA pada penangas air b. Menyiapkan sampel kuku, rambut yang dikeramas dan rambut yang tidak dikeramas c. Memasukkan sampel tersebut (kuku atau rambut yang dikeramas atau rambut yang tidak dikeramas) ke dalam aquades yang steril d. Menuangkan media yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish secara aseptis e. Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak rusak/bergerak) f. Mengusapkan hasil rendaman sampel tersebut (kuku atau rambut yang dicuci atau rambut yang tidak dicuci) pada permukaan media agar dengan ose secara aseptis g. Memberi label pada petridish agar tidak tertukar

h. Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat) i. Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari j. Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media C. Bakteri udara 1. Mencairkan NA pada penangas air 2. Menuangkan NA yang masih cair suam-suam kuku kedalam petridish secara aseptis 3. Membiarkan media sampai dingin dan padat/mengeras (dibalik tidak rusak/bergerak) 4. Memberi label pada petridish agar tidak tertukar 5. Memaparkan media pada udara bebas selama 5 menit dan 10 menit di lima tempat berbeda yaitu kelas, kantin, jalan, tempat parkir dan perpustakaan 6. Menutup kembali petridish setelah selesai pemaparan selama 5 menit dan 10 menit 7. Membalik lalu membungkus petridish dengan kertas payung(coklat) 8. Membiarkan petridish dalam suhu ruang selama 4 hari 9. Mengamati pertumbuhan koloni pada permukaan media

VIII. Hasil Praktikum dan Pembahasan A. Hasil praktikum


No urut 1 Perlakuaa n Goresan lurus Mikro E. coli Gambar Pengmatan Sepanjang goresan Ket Media rata,media terluka terdapan kontaminan

26

Goresan lurus

E. coli

-Sepanjang goresan -ada titik di luar goresan

Ada kontaminan bakteri media terluka media rata

Goresan lurus

B.subtilis

-sepanjang goresan -ada goresan yang patah -ada titik di luar garisan

-media rata -ada satu goresan yang luka,ada kontaminan jamur dan bakteri

27

Goresan lurus

B.subtilis

-di luar goresan -menyebar -ada titik di luar goresan

-media rata -media terluka -ada kontaminana bakteri

Goresan lurus

Kontrol

Terdapat kontaminan

-Bakteri (kuning) warna hitam putih -tidak terluka,tidak rata Terdapat jamur putih. -rata dan tdk terluka

28

Goresan lurus

Kontrol

Kontaminan

Goresan zigzag

E.coli

Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana

-Terkontaminasi bakteri orange -media rata,tidak ada luka

29

Goresan zigzag

E.coli

Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana

-Terkontaminasi bakteri krem -media rusak,ada luka

Goresan zigzag

B.subtilis

Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana

-Terkontaminasi bakteri krem -media rata,tdk ada luka

30

Goresan zigzag

B.subtilis

Sepanjang goresan,di luar dan terkotaminana

-Terkontaminasi bakteri krem -media rata,tdk ada luka -goresan tidak berbentuk zigzag

Goresan zigzag

Kontrol

terkotaminana

-Kontaminasi jamur(krem) -media rata

31

Goresan zigzag

Kontrol

terkotaminana

-Kontaminasi jamur(krem) -media rata

Taburan cara 1

E.coli

-Tdk terkontaminan -pertumbuhan media rata

Ada kontaminan warna kuning

32

Taburan cara 1

E.coli

Pertumbuhan merata

Ada kontaminan warna kuning

Taburan cara 1

B.subtilis

-Pertumbuhan merata -tdk ada kontaminan

Media rata

33

Taburan cara 1

B.subtilis

-Pertumbuhan merata -tdk ada kontaminan

Media rata

Taburan cara 1 Taburan cara 1 Taburan cara 2

Kontrol

-tdk ada pertumbuhan -tdk ada pertumbuhan -seluruh permukaan

Media rata

34

Kontrol

Media rata

10

E.coli

-terkontaminan

35

Taburan cara 2

E.coli

-kontaminan

-1 titik koloni berwarna krem

11

Taburan cara 2

B.subtilis

-Koloni menyebar tdak rata

Tdk ada kontaminan

36

Taburan cara 2

B.subtilis

-Koloni menyebar tdak rata

Tdk ada kontaminan

12

Taburan cara 2

Kontrol

Tidak ada

Tidak ada kontaminan

37

Taburan cara 2

Kontrol

Tidak ada

Tidak ada kontaminan

13

Teknik usap

Rambut habis di cuci

Tumbuh jamur dan bakteri

Jamur berwarna hijau,bakteri berwarna putih

50

Teknik usap

Rambut habis dicuci

14

Teknik usap

Rambut tdk di keramas

Tdk terkontaminasi

Bersih dan tidak ada mikroba

39

Teknik usap

Rambut tdk di keramas

Tdk terkontaminasi

Bersih dan tidak ada mikroba

15

Teknik usap

Kuku

Tumbuh beberapa bakteri

Bakteri merah lebih besar drpda yg putih

40

Teknik usap

Kuku

Tumbuh beberapa bakteri

Bakteri wrna putih,bntuk blat agak besar,ada yg kecil dan tdk ada jamur

16

Teknik udara dikls(R.lebi h sepi) Teknik udara dikls (R.lebih sepi) Teknik udara dikls (R.lebih sepi) Teknik udara dikls (R.lebih sepi)

Ditemukan jamur dan bakteri

-Tdk terlalu banyak terbntuk bulat,lonjong -Media rata -Tdk terlalu banyak terbntuk bulat,lonjong

41

Ditemukan jamur dan bakteri

17

Ditemukan jamur dan bakteri

42

Ditemukan jamur dan bakteri

-Bakteri lebih banyak dibandingkn dgn jamur bntuk bulat dan tdak beraturan -media rata -Bakteri lebih banyak dibandingkn dgn jamur bntuk bulat dan tdak beraturan -media rata Terkontaminasi bakteri

18

Bakteri udara di kantin 5

Bakteri udara

43

Bakteri udara di kantin 5

Bakteri udara

19

Kantin 10

Bakeri Udara

Terdapat bermacam2 bakteri ada hitam,kuning,or ange,putih dan ada bercak2 putih,melebar hampir petridish Terdapat macam2 bakteri dan jamur -ada 3 jenis jamur hitam,hitam bintik2,putih,sed angkan bakterinya ada yg hitam,putih,kek uningan Terkontaminasi

Terkontaminasi bakteri dan jamur

-Terdapat jamur hitam,putih,hijau, -bakteri krem,kuning putih

44

Kantin 10

Bakteri Udara

Terkontaminasi

-Terdapat jamur putih,hitam -bakteri krem,putih,kuning.

20

Jalan 5

Bakteri Udara

Jamur dan bakteri tumbuh tidak sebanyan pd perlakuan 10

-Terdapat koloni yg berwarna orange dan putih bentuk bulat kecil -jamur berwarna krem

45

Jalan 5

Bakteri Udara

Jamur dan bakteri tumbuh tidak sebanyak pd perlakuan 10

-Terdapat koloni yg berwarna orange dan putih bentuk bulat kecil

21

Jalan 10

Bakteri Udara

Banyak tumbuh jamur dan bakteri

46

Jalan 10

Bakteri Udara

Banyak tumbuh jamur dan bakteri

22

Parkiran 5

Bakteri udara

-penyebaran tdk merata -terdapat pertumbuhan bakteri berwarna orange,kuning,p utih dan jamur

-terdapat bermacam2 bakteri -terdapat bakteri berwarna orange dan kuning dgn bentuk bulat kecil -bakteri warna putih dan bentuk bulat kecil terdapat bermacam2 bakteri -terdapat bakteri berwarna orange,merah dan kuning dgn bentuk bulat kecil -bakteri warna putih dan bentuk bulat kecil -media yg digunakan rata -terdapat kontaminan jamur dan bakteri

47

Parkiran 5

Bakteri udara

23

Parkiran 10

Bakteri udara

48

Parkiran 10

Bakteri udara

24

Bakteri udara perpus 5

Bakteri udara

berwarna putih -penyebaran tdk merata -terdapat pertumbuhan bakteri berwarna orange,kuning,p utih dan jamur berwarna putih -Penyebaran tdk rata -ada yg di pinggir dan di tengah -Penyebaran tdk rata -ada yg di pinggir dan di tengah -bakteri ada 2 warna orange dan kuningada yg sudah tumbu banyak dan ada yg baru sedikit

-media yg digunakan rata -terdapat kontaminan jamur dan bakteri

-media yg digunakan rata -terdapat kontaminan jamur dan bakteri -media yg digunakan rata -terdapat kontaminan jamur dan bakteri Tdk ada jamur

49

Bakteri udara perpus 5

Bakteri udara

bakteri ada 2 warna orange dan putih ,ada yg putih di tengah hitam

Tdk ada jamur

25

Bakteri udara perpus 10

Bakteri udara

Ada pertumbuhan jamur

Ada 2 koloni jamur berwarna hitam berserabut bentuknya ada yg besar dan kecil

50

Bakteri udara perpus 10

Bakteri udara

Ada pertumbuhan bakteri

Ada 1 koloni bakteri berwarna orange, Ada 2 koloni bakteri berwarna krem dan orange

B. Pembahasan
Laporan praktikum mikrobiologi kali ini yang berjudul teknik isolasi bakteri bertujuan untuk mengetahui teknik isolasi bakteri dan mempelajari morfologi koloni

yang tumbuh dalam kultur murni hasil isolasi. Adapun teknik isolasi yang dilakukan pada praktikum kali ini antara lain teknik goresan, teknik taburan, teknik usap dan pemaparan bakteri udara. Sebelum melakukan tahap isolasi bakteri, saya melakukan tahap persiapan. Antara lain penyeterilan alat dan pembuatan Nutrien Agar. Penyeterilan alat, penyeterilan petridish dengan menggunakan oven bersuhu 180 C selama 120 menit yang sebelumnya petridish dibungkus terlebih dahulu dengan kertas payung (coklat). Selanjutnya pembuatan nutrien agar yaitu pembuatan media untuk penanaman bakteri atau jamur. Adapun langkah yang ditempuh sebagai berikut , yang pertama saya lakukan yaitu menimbang NA bubuk lalu mencampurnya dengan aquades, selanjutnya memanaskan larutan NA sampai medidih lalu menuangkannya kedalam tabung reaksi dan ditutup kapas dan yang terakhir disterilkan dengan autoklaf. Teknik isolasi bakteri adalah proses mengambil bakteri dari medium atau lingkungan asalnya dan menumbuhkannya di medium buatan sehingga diperoleh biakan yang murni. Teknik isolasi yang dipraktikan dalam praktikum kali ini antara lain teknik goresan, teknik taburan, teknik usap dan pemaparan bakteri udara. Teknik goresan menggunakan jarum ose dan menggoreskannya ke permukaan medium agar dengan pola lurus dan zig-zag dengan harapan pada ujung goresan, hanya sel-sel bakteri tunggal yang terlepas dari ose dan menempel ke medium. Teknik goresan menggunakan dua suspensi bakteri yaitu E.coli dan B.subtilis. Dari hasil praktikum teknik goresan pola lurus dengan bakteri E.coli dengan hasil praktikum terdapat sel-sel bakteri terdapat di sepanjang goresan dan ada titik di salah satu hasil paktikum seorang praktikan tetapi keadaan media kedua hasil sama-sama medianya tidak rata dan ada juga yang rusak, serta terdapat kontaminan. Hal ini mungkin dikarenakan ketika menggoreskan suspensi bakteri dengan ose tidak hatihati sehingga membuat luka pada media, terdapat kontaminan mungkin dikarenakan saat memindahkan suspensi bakteri kuang aseptis sehingga terdapat mikrobia yang masuk mengkontaminasi media. Sedangkan untuk teknik goresan lurus dengan suspensi bakteri B.subtilis, dengan hasil praktikan yang pertama yaitu terdapat sel-sel bakteri di sepanjang goresan tetapi ada goresan yang patah dan ada titik dilluar goresan. Dan keadaan medianya rata terdapat

luka dan terdapat kontaminan seperti jamur. Sedangkan hasil praktikan yang satu selsel bakterinya menyebar tidak sesuai pola lurus, terdapat kontaminan dan medianya juga ada yang rusak. Hal ini dikarenakan pada saat pemindahan suspensi bakteri kurang hati-hati sehingga melukai media. Sedangkan untuk hasil kontrolnya, terdapat kontaminan dan medianya rusak. Hal ini mungkin dikarenakan proses pembuatan media atau penuangan agar kurang aseptis sehingga dapat terkontaminasi dari lingkungan. Selanjutnya teknik goresan zig-zag dengan suspensi bakteri E.coli terdapat kontaminasi medianya pun ada yang rusak dan tidak rata. Untuk teknik goresan zigzag dengan suspensi bakteri B.subtilis juga sama terdapat kontaminan dan medianya ada yang rusak dan tidak rata. Dan untuk kontrolnya semua terkontaminasi oleh jamur berwarna krem. Teknik tabur bertujuan untuk mengamati morfologi bakteri. Masih menggunakan suspensi bakteri E.coli dan B.subtilis. Dalam pratikum ini terdapat 2 macam teknik taburan. Teknik tabur 1 yaitu dengan cara memasukkan suspensi bakteri kke dalam medi agar, selanjutnya media dituang ke petridish. Hasilnya keseluruhan dengan suspensi E.coli da B.subtilis pertumbhannya merata dan media masih rata. Dan bagian dengan suspensi E.coli terdapat kontaminan. Untuk kontrol tabuan 1 hasilnya tidak ada pertumbuhan dan media rata. Sedangkan teknik tabur 2 dengan cara mengusapkan bakteri E.coli atau B.subtilis terlebih dahulu kedalam petridish kemudian menuangkan media. Dengan cara ini didapatkan hasil pada E.coli terdapat kontaminan, mungkin dikarenakan pada saat pemindahan suspensi bakteri kurang aseptis, sehingga dengan mudah terkontaminasi. Untuk hasil dengan suspensi bakteri B.subtilis, semua koloni tersebar merata dan tidak terdapat kontaminan. Dan pada kontrolnya sudah bagus, tidak ada pertumbuhan dan tidak ada kontaminan, sudah sesuai teori. Teknik usap adalah teknik dengan cara megusapkan suspensi rendaman sampel yang diamati kedalam media agar. Adapun alat yang digunakan untuk teknik usap adalah jarum ose, lampu spirtus, petridish, tabung reaksi. Yang pertama kali saya lakukan adalah mengambil sampel (saat itu saya rambut tidak keramas) kemudian memasukkan secara aseptis kedalam aquades steril. Sambil menunggu saya membuat media, dengan cara menuangkan agar kedalam petridish secara aseptis. Kemudian saya menunggu sampai media tersebut benar-benar padat/mengeras, sehingga ketika dibalik tidak berubah tempat. Selanjutnya saya mengusapkan 1 ose suspensi

rendaman sampel di atas permukaan media secara aseptis. Dan setelah itu saya mebalik dan membungkusnya kembali untuk disimpan dalam suhu ruang selama 4 hari. Tujuan dari membalikkan petridish sebelum akhirnya dibungkus adalah untuk mencegah terjadinya tetesan air pada permukaan agar dari hasil kondensasi uap air. Hasil yang saya peroleh tidak terjadi pertumbuhan apapun pada sampel rambut tidak keramas, sedangkan pada smpel rambut keramas justru ditemukan jamuuuur berwarna hijau dan bakteri berwarna putih. Hal ini mungki disebabkan pada saat pemindahan sampel kurang aseptis, sehingga media terkontaminasi. Untuk sampel dengan kuku hasilnya tumbuh beberapa bakteri ada yang merah dan putih. Bakteri udara, teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan media pada tempat tertentu dengan waktu tertentu. Pada praktikum kali ini digunakan lima tempat, kelas, kantin, jalan, parkian dan perpustakaan. Dengan waktu masing-masing 5 dan 10 menit. Dari keseluruhan yang terdapat bakteri paling banyak adalah di jalan dan kantin, hal ini disebabkan karena di tempat seperti itu lebih banyak aktivitas orang-orang, pada kurun waktu 10 menit terdapat bakteri lebih banyak dibandingkan waktu 5 menit. Sedangkan bakteri yang paling sedikit di kelas, dikarenakan pada saat praktikum di kelas dalam keadaan sepi, tidak banyak aktivitas orang.

IX. Kesimpulan

Dari hasil praktikum Mikrobiologi Teknik Isolasi dapat disimpulkan : A. Ada beberapa teknik isolasi bakteri antara lain teknik goresan, teknik taburan, teknik usap dan bakteri udara. B. Faktor-faktor yang mempengaruhi teknik isolasi bakteri diantaranya kesterilan alat, pemindahan suspensi aseptis atau tidak, sikap praktikan (berbicara saat praktikum). C. Kesterilan alat sangat berpengaruh terhadap hasil isolasi.

DAFTAR PUSTAKA

Ismail, Elza dkk.2005.Paduan Praktikum Mikrobiologi Pangan.Yogyakarta: Departemen Kesehataan RI Politeknik Kesehatan Yogyakarta Jurusan Gizi

http://diago46owner.blogspot.com/2011/11/isolasi-bakteri.html diunduh tanggal 16 Oktober 2012

http://monruw.wordpress.com/2011/06/18/isolasi-bakteri/ diunduh tanggal 16 Oktober 2012

http://ekmon-saurus.blogspot.com/2008/11/bab-4-isolasi-mikroorganisme.html diunduh tanggal 16 Oktober 2012

http://repository.ui.ac.id/contents/koleksi/2/44b8fb36fde927ccf11ad2f96896a4787852c62f.pd f diunduh tanggal 16 Oktober 2012

http://deethebiokidz.blogspot.com/2010/12/teknik-isolasi-bakteri.html diunduh tanggal 16 Oktober 2012

Yogyakarta, Oktober 2012 Dosen pengampu Praktikan

(Bety Haswanti)

You might also like