You are on page 1of 7

Makalah Perpetaan Keterkaitan Pemetaan dalam Perencanaan Jalan

Disusun oleh : Nama NIM Prodi : Lisa Agustina : 1009015009 : Teknik Sipil

Fakultas Teknik Universitas Mulawarman 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Yang dimaksud pengukuran dan pemetaan adalah mempelajari cara-cara pengukuran permukaan bumi untuk keperluan pemetaan pada daerah yang relatif sempit sehingga unsur kelengkungan bumi dapat diabaikan. Peta merupakan proyeksi yang memberikan hubungan antara posisi titik-titik di permukaan bumi dan diatas peta. Posisi titik pada permukaan bumi berupa bidang lengkung dan biasanya dinyatakan dengan lintang dan bujur. Posisi titik pada peta yang berupa bidang datar dinyatakan dengan koordinat kartesian (X,Y). Dalam pengertian yang lebih umum pengukuruan tanah dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua metoda untuk menghimpun dan melalukan proses informasi dan data tentang bumi dan lingkungan fisis. Dengan perkembangan teknologi saat ini metode terestris konvensional telah dilengkapi dengan metode pemetaan udara dan satelit yang berkembang melalui program-program pertanahan dan ruang angkasa. Dibidang teknik sipil para insinyur sangat memerlukan data yang akurat untuk pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi, lapangan udara, pehubungan cepat, sistem penyediaan air bersih pengkaplingan tanah perkotaan, jalur pipa, penambngan, terowongan. Semua itu diperlukan pengukuran tanah yang hasilnya berupa peta untuk perencanaan.

1.2 Tujuan Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemetaan dengan perencanaan jalan.

BAB 2 DASAR TEORI

Pengenalan Pemetaan Tofografi Peta topografi adalah peta yang menggambarkan keadaan topografi permukaan bumi, baik mengenai unsur alami maupun unsur buatan manusia. Penyajian data tersebut sangat tergantung pada skala peta, semakin besar skala peta tersebut akan semakin rinci data yang dapat di sajikan, dan sebaliknya semakin kecil skala peta yang dibuat maka semakin kurang rinci pula data yang disajikannya. Secara garis besar metode pemetaan topografi dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu metode teresteris, metode fotogrametris dan foto udara. Metode teresteris Pada dasamya pemetaan topografi ini terbagi atas tiga macam pekerjaan, yaitu pengukuran topografi, pengolahan data ukuran dan pencetakan peta. Dalam metode teritris ini, semua pekerjaan pegukuran topografi dilakukan dilapangan dengan menggunakan peralatan ukur seperti : Theodolit; waterpas; alat ukur jarak; serta peralatan modem lainnya (GPS, total station dan lainya). Pengukuran topografi adalah pengukuran posisi dan ketinggian titik-titik kerangka pemetaan serta pengukuran detail topografi, sehingga dapat digambarkan diatas bidang datar dalam skala tertentu. Yang dimaksud dengan kerangka pemetaan adalah jaringan titik kontrol (X, Y) dan (h) yang akan digunakan sebagai referensi pengukuran dan titik kontrol pengukuran. (Subagio. 2000) Metode fotogrametris Pengukuran detail topografi (pengukuran situasi) selain dapat dilakukan langsung dilapangan dapat pula dilakukan dengan teknik pemotretan dari udara sehingga dalam waktu yang singkat dapat terukur atau terpotret daerah yang seluas mungkin. Dalam metode fotogametri ini, pengukuran dilapangan masih diperlukan khususnya untuk menentukan titik kontrol tanah yang diperlukan dalam proses fotogametris selanjutnya. Pada dasarnya metode fotogametris ini mencakup fotogametris metrik dan interprestasi citra. Fotogametris metrik merupakan ilmu dan teknik pengukuran citra, sedangkan interprestasi citra merupakan pengenalan serta identifikasi suatu objek pada foto. Dengan metode fotogametris ini, pengukuran tidak perlu dilakukan lansung

dilapangan tetapi cukup dilaksanakan di laboratorium melalui pengukuran pada citra foto. Untuk dapat melaksanakan pengukuran tersebut, diperlukan bebrapa titik kontrol pada setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat dihasilkan dari proses fotogametris selanjutnya yaitu proses triangulasi udara yang bertujuan memperbanyak titik kontrol foto (titik kontrol minor) beradasarkan titik kontrol tanah yang ada. (Subagio. 2000) Metode foto udara Foto udara merupakan hasil pemotretan sebagian kecil permukaan bumi menggunakan kamera udara yang dipasang di atas pesawat terbang. Dalam setiap kali pemotretan luas daerah yang tercakup sangat sempit dibandingkan dengan luas daerah yang akan dipotret. Agar seluruh daerah tertutupi dengan foto maka pemotretan hams dilakukan secara periodik dan terencana. Untuk itu harus dibuat rencana jalur pesawat terbang sedemikan rupa sehingga semua daerah dapat terfoto. (Subagio. 2000) Tahap perencanaan jalan meliputi penentuan trase jalan, analisis lalu lintas, penentuan kecepatan rencana, perencanaan geometerik (horizontal & vertikal), Perhitungan kuantitas pekerjaan tanah, perencanaan perkerasan jalan, perhitungan anggaran biaya, keamanan lalu lintas, dan analisis keuangan dan ekonomi.

BAB 3 PEMBAHASAN
Tahap perencanaan jalan meliputi penentuan trase jalan, analisis lalu lintas, penentuan kecepatan rencana, perencanaan geometerik (horizontal & vertikal), Perhitungan kuantitas pekerjaan tanah, perencanaan perkerasan jalan, perhitungan anggaran biaya, keamanan lalu lintas, dan analisis keuangan dan ekonomi. Pada tahap penentuan trase jalan menggunakan dua metode yaitu metode konvensional (metode lama) dan metode modern dengan teknik fotogrametri. Metode fotogrametris Pengukuran detail topografi (pengukuran situasi) selain dapat dilakukan langsung dilapangan dapat pula dilakukan dengan teknik pemotretan dari udara sehingga dalam waktu yang singkat dapat terukur atau terpotret daerah yang seluas mungkin. Dalam metode fotogametri ini, pengukuran dilapangan masih diperlukan khususnya untuk menentukan titik kontrol tanah yang diperlukan dalam proses fotogametris selanjutnya. Pada dasarnya metode fotogametris ini mencakup fotogametris metrik dan interprestasi citra. Fotogametris metrik merupakan ilmu dan teknik pengukuran citra, sedangkan interprestasi citra merupakan pengenalan serta identifikasi suatu objek pada foto. Dengan metode fotogametris ini, pengukuran tidak perlu dilakukan lansung dilapangan tetapi cukup dilaksanakan di laboratorium melalui pengukuran pada citra foto. Untuk dapat melaksanakan pengukuran tersebut, diperlukan bebrapa titik kontrol pada setiap foto udara. Titik kontrol ini dapat dihasilkan dari proses fotogametris selanjutnya yaitu proses triangulasi udara yang bertujuan memperbanyak titik kontrol foto (titik kontrol minor) beradasarkan titik kontrol tanah yang ada.

BAB 4 KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN Fungsi pemetaan dengan perencanaan jalan adalah pada tahap perencanaan trase jalan menggunakan dua metode yaitu metode konvensional (metode pemetaan di lapangan) dan perencanaan jalan menggunakan peta skala besar dengan metode fotogrametris karena pekerjaan terebut memerlukan detail-detail yang rinci.

4.2 SARAN Pada pemetaan dengan metode konvensional sebaiknya memperhatikan aspek galian dan timbunan yang diusahakan supaya seimbang dan pemakaian alat ukur tanah yang tidak boros waktu, sehingga tidak memakan biaya ekstra.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.ilmutekniksipil.com/ilmu-ukur-tanah/pengukuran-dan-pemetaan http://repository.upi.edu/operator/upload/ta_b553_0802372_chapter2.pdf http://tugasakhirteknik.com/3-teknik-pengukuran-pemetaan-tofografi/

You might also like