You are on page 1of 7

PEMBUATAN KRISTAL TEMBAGA (II) SULFAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan : Membuat dan mengenal sifat kristal tembaga (II) sulfat Memahami proses pembentukan kristal : :

2. Hari, Tanggal 3. Tempat

Selasa, 17 November 2009. Laboratorium Kimia, Fakultas MIPA Universitas Mataram. B. LANDASAN TEORI 1. Hidrat Padatan yang mengandung molekul-molekul senyawaan bersama-sama dengan molekul air disebut hidrat. Sebagian besar terdiri atas molekul-molekul air diskret baik terikat pada kation melalui atom oksigen, atau terikat kepada anion atau atom yang kaya elektron melalui hidrogen atau keduanya. Pada banyak kasus bila hidrat dipanaskan di atas 100C, air dapat dikeluarkan dan meninggalkan senyawaan anhidridanya. Namun pada beberapa kasus bukanlah air melainkan zat lain yang dikeluarkan (Cotton, 2007: 246-247). 2. Tembaga Tembaga adalah logam berdaya hantar listrik tinggi, maka dipakai sebagai kabel listrik. Tembaga tidak larut dalam asam yang bukan pengoksidasi tetapi tembaga teroksidasi oleh HNO3 sehingga tembaga larut dalam HNO3 (Syukri, 1999: 626). 3Cu(s) + 8H+9aq) + 2NO3(aq) 3Cu2+9aq) + 2NO(g) + 4H2O Tembaga tidak melimpah (55 ppm) namun terdistribusi secara luas sebagai logam, dalam sulfida, arsenida, klorida, dan karbonat. Mineral yang paling umum adalah Chalcopyrite CuFeS2. Tembaga diekstraksi dengan pemanggangan dan peleburan oksidatif, atau dengan pencucian dengan bantuan mikroba, yang diikuti oleh elektrodeposisi dari larutan sulfat (Cotton, 2007; 477). Tembaga murni merupakan penghantar panas tertinggi di antara semua logam, dan konduktor listrik kedua setelah perak. Tembaga adalah logam yang relatif lunak dan

sering digunakan sebagai logam paduan, misalnya kuningan dan perunggu (Sugiyarto, 2003: 5.68). Pelarutan tembaga, hidroksida, karbonat, dan sebagainya dalam asam menghasilkan ion akuo hijau kebiruan yang dapat ditulis [Cu(H2O)6]2+. Dua dari molekul-molekul H2O berada lebih jauh daripada empat yang lainnya. Di antara berbagai kristal hidrat lainnya, sulfat biru, CuSO4.5H2O yang paling dikenal. Ia dapat terhidrasi menjadi zat anhidrat yang benar-benar putih (Cotton, 2007: 481). 3. Asam Sulfat Asam sulfat murni berupa cairan yang kental, tidak berwarna, dan mudah terurai menjadi SO3 dan H2O bila dipanaskan. Asam sulfat disimpan dalam botol, biasanya berupa larutan pekat dengan konsentrasi 96% massa (18M). Daya tarik H2SO4 terhadap air sangat kuat, maka dapat dipakai sebagai desikan (Syukri, 1999: 596). 4. Asam Nitrat Asam pekat yang biasanya tersedia adalah larutan HNO3 dalam air dengan bobot persen 70%. Bila murni larutan itu tidak berwarna tetapi sering berwarna kuning akibat penguraian secara fotokimia menghasilkan NO2. 5. Pembuatan CuSO4 Tembaga sulfat biasanya dibuat secara komersial dengan cara tembaga dioksidasi dalam larutan yang mengandung H2SO4: 2Cu + 2H2SO4 + O2 2CuS + 2O2 CuSO4 2CuSO4 + 2H2O Yang kedua tembaga (II) sulfida dioksidasi dalam udara: Tembaga sulfat pentahidrat sering disebut biru vitnol (Purwoko, 2008: 18). C. ALAT DAN BAHAN 1. Alat-alat praktikum Neraca analitis Gelas kimia 200 mL Pengaduk Pipet tetes Pipet volum Pemanas Corong Kertas saring

Gelas ukur 100 mL 2. Bahan-bahan praktikum Keping tembaga H2SO4(aq) Larutan HNO3 Aquades D. CARA KERJA 50 mL aquades
Masukkan dalam gelas kimia + 8,5 mL H2SO4 pekat + 5,12 gr Cu + 12,5 mL HNO3 pekat Aduk (hingga uap coklat tidak ada) Panaskan Larutan disaring Cuci dengan air Keringkan lagi

Hasil

Hasil E. HASIL PENGAMATAN NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. PERLAKUAN Masukkan air dalam gelas kimia Ditambahkan 8,5 mL H2SO4 Ditambah 5,12 gram Cu Ditambah 12,5 mL Hno3 pekat HASIL PENGAMATAN V = 50 mL Larutan bening Larutan bening dan tembaga tidak larut Warna larutan biru keruh, Cu melarut sebagian, terdapat uap berwarna coklat Diaduk terus hingga uap coklat tidak Lrutan biru pekat/ biru tua ada Dipanaskan Larutan disaring Cuci dengan air Berat CuSO4 Tembaga melarut semua, terdapat uap berwarna putih Filtrat berwarna biru Kristal CuSO4 berwarna biru 8,33 gram

10. 11. 12.

Berat Cu yang tidak larut Berat Cu yang larut Berat kertas saring

0,013 gram 5,107 gram 0,28 gram

F. ANALISIS DATA 1. Reaksi H2SO4 (pekat) + H2O(l) 3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3(aq) 2NO(g) + O2(g) 2Cu + 2H2SO4 + O2(g) 2. Perhitungan Cu + H2SO4 + HNO3 Dik Dit Jawab : gram CuSO4 = 8,33 gram : % rendemen....? : CuSO4.5H2O + NO2 Mol Cu Mol Cu = Mol CuSO4.5H2O = Cu + H2SO4 + HNO3 CuSO4.5H2O + NO2 2NO(g) 2CuSO4 + 2H2O(l) H3O+(aq) + HSO4(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O

Mol Cu = mol CuSO4.5H2O = 0,08 mol Massa CuSO4.5H2O = mol CuSO4.5H2O X Mr CuSO4.5H2O = 0,08 mol X 250 gr/mol = 20 gram

G. PEMBAHASAN Pada percobaan kali ini untuk membuat Cu dimana pertama-tama mereaksikan H2SO4 pekat karena pengenceran asam sulfat pekat dengan air menghasilkan panas (eksotermis) karena terjadi reaksi: H2SO4 (pekat) + H2O(l) H3O+(aq) + HSO4(aq) Dengan begitu bukan air yang ditambahkan ke H2SO4 pekat, tetapi H2SO4 yang ditambahkan ke dalam air. Karena daya tarik H2SO4 terhadap air sangat kuat, maka dapat dipakai sebagai desikan. Dan penambahan keping tembaga pada larutan tersebut tidak akan membuat keping tembaga tersebut menjadi larut. Maka untuk melarutkan tembaga ditambahkan HNO3 pekat. Karena tembaga dapat teroksidasi oleh HNO3 pekat dan larut dengan reaksi: 3Cu(s) + 8H+(aq) + 2NO3(aq) 3Cu2+(aq) + 2NO(g) + 4H2O Gas yang dikeluarkan pada dasarnya adalah gas NO yang tidak berwarna, namun pada percobaan ini gas yang dihasilkan berwarna coklat, karena gas NO sangat reaktif terhadap oksigen membentuk gas NO2 yang berwarna coklat menurut persamaan reaksi: 2NO(g) + O2(g) 2NO2(g) Selanjutnya pemansan dilakukan untuk menghilangkan molekul-molekul air dan gas-gas yang masih tersisa. Pada dasarnya padatan yang mengandung molekul-molekul senyawaan bersama-sama dengan molekul air disebut hidrat (Cotton, 2007: 246-247). Dimana sebagian besar terdiri atas molekul-molekul air diskret baik terikat pada kation melalui atom oksigen, atau terikat oada anion atau atom yang kaya elektron melalui hidrogen atau keduanya. Hidrat dipanaskan agar air dapat dikeluarkan dan meninggalkan senyawaan anhidridanya dengan reaksi: 2Cu9s) + 2H2SO4(aq) + O2(g) yang dihasilkan sebesar 41,65%. 2CuSO4 + 2H2O(l) Kristalisasi digunakan untuk mendapatkan CuSO4 yang murni. Dengan begitu 5 rendemen

H. KESIMPULAN Berdasarkan percobaan yang dilakukan maka kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. HNO3 pekat digunakan untuk melarutkan tembaga. 2. HNO3 dapat mengoksidasi tembaga. 3. Gas NO yang dihasilkan akan berubah menjadi NO2 yang berwarna coklat. 4. Hidrat dipanaskan agar air dapat dikeluarkan dan meninggalkan senyawa anhidridanya. 5. Gram CuSO4 yang diperoleh 8,33 gram. 6. % rendemen yang dihasilkan 41,65%

DAFTAR PUSTAKA Cotto dan Witkinson. 2007. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta: UI-Press. Purwoko, Agus Abhi. 2008. Petunjuk Praktikum Anorganik II. Mataram: Unram-Press. Sugiyarto, H. Kristian. 2003. Dasar Dasar Kimia Anorganik. Yogyakarta: UNY-Press. Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. Bandung: ITB-Press.

You might also like