Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepad Allah SWT, karena kami dapat menyelesaikan makalah tentang Bilangan Kompleks. Adapun makalh ini kami buat dalam memenuhi tugas Teori Bilangan dan juga untuk menambah ilmu pengetahuan dan pemahaman kita pada dunia pendidikan. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Serta tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Teori Bilangan Nurul Hikmah, S.Si atas bimbingannya. Kami mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan kata-kata dalam makalah kami, seperti kata pepatah tak ada gading yang tak retak. Semoga makalah ini bermanfaat bagi para pembaca. Wassalamualaikum Wr. Wb
Hormat kami,
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .... 3 1.2 Perumusan Masalah ..... 3 1.3 Tujuan Penulisan . 3
DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Bilangan kompleks adalah bilangan yang terdiri dari bilangan riil dan imajiner. Bilangan kompleks mempunyai bilangan konjugat yang digunakan pada operasi arimatik pembagian. Dalam matematika, bilangan kompleks adalah bilangan yang berbentuk
dimana a dan b adalah bilangan riil, dan i adalah bilangan imajiner tertentu yang mempunyai sifat i 2 = 1. Bilangan riil a disebut juga bagian riil dari bilangan kompleks, dan bilangan real b disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan kompleks, nilai b adalah 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama dengan bilangan real a.
1.2
1.3
Tujuan Penulisan Tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Teori Bilangan dan selain itu juga untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pembaca.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Bilangan Sejarah bilangan dapat kita telusuri dengan berbagai pendekatan. Kita dapat menyusun ulang sejarah bilangan berdasarkan solusi persamaan, yaitu persamaan linear dan persamaan kuadrat. Dengan modal bilangan asli dan persamaan linear kita akan sampai pada kesimpulan bahwa harus ada bilangan nol, sistem bilangan bulat, dan sistem bilangan rasional. Kemudian, dengan persamaan kuadrat kita akan sampai pada kesimpulan bahwa harus ada bilangan real dan bilangan kompleks. Secara sederhana, sejarah bilangan dapat kita mulai dengan bilangan Asli. Bilangan Asli merupakan bilangan yang pertama kali dikenal manusia. Bilangan asli yang sudah dikenal tentu harus dilengkapi dengan suatu aturan untuk mengoperasikan bilangan tersebut. Operasi tersebut adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Sebagai contoh, 5 5 = 0. Jelas bahwa bukan anggota bilangan asli. Oleh karena itu, sistem bilangan asli harus diperluas dengan menyertakan 0 sebagai anggota. Perluasan ini kemudian dikenal sebagai bilangan Cacah. Bilangan nol merupakan salah satu penemuan yang sangat penting. Sebelum ada bilangan nol, menuliskan bilangan-bilangan yang besar sangat sulit. Dengan adanya bilangan nol, penulisan bilangan-bilangan yang besar pun menjadi mudah. Bilangan nol pertama kali digunakan di China dan India, tetapi kemudian dipopulerkan oleh Bangsa Arab pada era keemasan Islam. Perkembangan selanjutnya, bilangan Cacah pun ternyata tidak dapat sepenuhnya merepresentasikan objek dalam dunia nyata. Keadaan pertama dapat kita tulis dengan bilangan asli, sedangkan keadaan kedua bisa kita tulis dengan bilangan 0. Bagaimana dengan keadan yang ketiga jika yang menjadi kerangka acuan adalah keberadaan uang. Hal ini akan membawa kita pada perluasan sistem bilangan cacah menjadi menjadi bilangan bulat. Perluasan bilangan bulat dapat juga dijelaskan dengan operasi pada dua bilangan cacah. Dengan operasi pengurangan, ternyata diketahui bahwa jika dua bilangan cacah dikurangkan maka hasilnya belum tentu bilangan cacah. Sebagai contoh, 6 4 = 2 dan 2
masih merupakan bilangan cacah, tetapi 4 6 tidak ada interpretasinya dalam bilangan cacah. Selanjutnya gabungan bilangan cacah dengan bilangan negatif ini yang kemudian membentuk bilangan bulat. Notasi himpunan bilangan bulat adalah , dan anggota bilangan bulat adalah Z={,-3,-2,-1,0,1,2,3,}. Terhadap penjumlahan bilangan bulat bersifat tertutup, asosiatif, memiliki unsur identitas, memiliki invers (lawan) dan komutatif,. Terhadap perkalian, bilangan bulat memiliki sifat, tertutup, komutatif, asosiatif, dan mempunyai unsur identitas. Perluasan dari sistem bilangan bulat tersebut adalah sistem bilangan rasional. Bilangan rasional didefinisikan sebagai bilangan yang dapat ditulis sebagai dan n bilangan bulat dan n0. Miringnya (hypotenusa) adalah . Namun, dengan m tidak dapat
dinyatakan dalam bentuk m/n dengan m dan n bilangan bulat dan n0 berarti ada bilangan lain di luar bilangan rasional. Bilangan tersebut dikenal sebagai bilangan irasional. Gabungan bilangan rasional dan bilangan irasional membentuk sistem bilangan real. Bilangan real dapat didefinisikan sebagai bilangan yang dapat digunakan untuk mengukur. Sistem bilangan real membentuk lapangan terurut dan lengkap. Perluasan himpunan bilangan real adalah himpunan bilangan kompleks. Kemunculan bilangan kompleks dapat diilustrasikan oleh usaha mencari solusi persamaan kuadrat Bilangan yang memenuhi persamaan kuadrat itu adalah bilangan yang kuadratnya adalah -1. Tidak ada bilangan real yang memenuhi sifat demikian. Oleh karena itu, muncul himpunan bilangan kompleks. Himpunan bilangan kompleks dinotasikan dengan dan $latex i= \sqrt{-1}} $.
Lalu, gabungan antara himpunan REAL dan IMAJINER adalah himpunan BILANGAN KOMPLEKS.
Lingkaran yang paling besar itu menunjukkan himpunan bilangan kompleks, memperlihatkan betapa luasnya himpunan bilangan kompleks.
Notasi di atas menunjukkan bahwa x adalah bagian REAL, sedangkan y adalah bagian imajiner murni. Bilangan x dan y, keduanya adalah bilangan REAL. Himpunan bilangan kompleks digambarkan pada bidang kompleks, dan suatu bilangan kompleks digambarkan dengan sebuah titik pada bidang kompleks. (Lebih mudahnya, ini seperti menggambar titik pada koordinat x dan y, di mana x merupakan bagian REAL, sedangkan y adalah bagian IMAJINER.) Contoh Soal 1: Ada 4 bilangan kompleks yang disimbolkan z1, z2, z3, dan z4. z1 = 3 + 6 .
z2 = -3+2 . z3 = -2-2 . z4 = 4 - 3 . Gambarkan titik-titik z1, z2, z3, dan z4 di bidang kompleks! Jawab: Kita buat koordinat x dan y, di mana z=x + y . 4 titik itu digambar sebagai berikut.
Contoh Soal 2: Suatu bilangan kompleks z dinotasikan sebagai z = (x + y ). Jika ( , tentukan x dan y. Lalu, gambarkan z dalam bidang kompleks! Jawab: Bentuk z diubah dulu atau disederhanakan.. ( ( ( ) Nah, di sini didapat bahwa x=5 dan y = ( Ini adalah lokasi titik z di bidang kompleks ). )
Titik yang berwarna merah adalah titik yang dimaksud. Contoh Soal 3 (pemahaman): Bisakah kamu memberi contoh bilangan yang bukan bilangan kompleks? Jawab: Bilangan yang bukan kompleks adalah bilangan yang mengandung bilangan yang tidak imajiner dan tidak real juga.. Misalnya dan masih banyak lagi. Contoh Soal 4 (pemahaman): Suatu bilangan kompleks z dinotasikan sebagai z = (x + y ). Tentukan nilai x dan y dari bilangan: (i) 0 (ii)5 (iii) Jawab: (i) 0 = 0+ o . Jadi, x=0 dan y=0. (ii) 5 = 5+0 . Jadi, x=5 dan y=0. (iii) = 0+ . Jadi, x=0 dan y= Contoh Soal 5: Jika z1 = z2 = z3. z1 = c + a . z2 = b + 2c . z3 = a+2 - d . Tentukan a, b, c, d dan z1, z2, dan z3!
Jawab: Di sini, kita harus tahu bahwa 2 bilangan kompleks p + q dan r+s dikatakan sama jika dan hanya jika p = r DAN q = s. Oleh karena itu, kita tinggal menghubung-hubungkan koefisiennya. z1 = z2 = z3 c + a = b + 2c = a+2 - d . c = b = a+2 ... (i) a = 2c = -d ... (ii) c= a+2 Substitusikan nilai c ke persamaan 2 a = 2(a+2) a = 2a + 4 a = -4 Secara otomatis, kita dapatkan nilai d = 4. c=-2. b = -2. (Substitusi biasa) Kita dapatkan z1 = z2 = z3 = c + a = -2 -4 .
10
Lalu ubah menjadi 1. (3+4 )(2-5 ) = 6 -15 + 8 +20 = 26 -7 . Contoh Soal 9 (pembagian):
= .... Jawab: Lihat bagian penyebut, yaitu 3+4i. Maka, sekawan/konjugatnya adalah 3-4i. Kalikan bilangan konjugat ini di pembilang dan penyebut.. (lihat langkah di bawah).
= = = = = Contoh Soal 10 (pemangkatan Sederhana): Jika z = 3- . Tentukan . Jawab: Hasil dari pemangkatan dapat diselesaikan dengan dalil De Moivre. Namun, karena kita belum belajar hal itu, kita akan mengalikannya secara biasa. = (3- )(3- )(3- ) = (9-6 -1)(3- )=(8-6 )(3- )=24-8 -18 -6=18-27 .
Note: bilangan kompleks jika digunakan di koordinat polar dapat menjadi sangat fleksibel dan *luar biasa*. Di sini, akan muncul "Dalil Moivre" juga. Rumus-rumus euler dapat diturunkan dari definisi bilangan kompleks di koordinat polar.
11
menggambarkannya secara kartesius maupun polar. Lihat gambar di bawah untuk lebih jelasnya:
Jika titik z digambarkan secara kartesius tentunya kita akan mengatakan bahwa titik itu berada di koordinat (x,y). Namun, jika berbicara di koordinat polar, kita akan mengatakan bahwa titik z berada di (r, ), arah dengan panjang r. Di sini, adalah sudut yang dihitung dari sumbu x positif berputar berlawanan dengan arah jarum jam (tentunya ini materi SMA yang sebenarnya tidak perlu dijelaskan lagi). disebut sebagai argumen z, sedangkan r disebut sebagai modulus (panjang) z. Notasi: mod.(z)=r arg.(z) = Kembali lihat gambar di atas.
Oleh karena itu, z_= x+y z_= z_= Disingkat menjadi z= Dapat dikatakan juga:
12
Lihat kembali pada gambar, bilangan kompleks z = x+y secara geometris dapat dinyatakan dengan vektor posisi. Operasi bilangan kompleks secara geometris dalam bentuk vektor dapat dilakukan sebagai berikut (z1 dan z2 diketahui): menggambar z1+z2 (menggunakan metode jajargenjang biasa.)
menggambar z1-z2
menggambar z1.z2 Perkalian ini sedikit tricky. Gunakan metode perbandingan. misalkan z = z1.z2 z1.z2 = z z1.z2 = z.1
13
menggambar z1:z2 Gunakan metode perbandingan (seperti waktu kita mengalikan z1.z2)
Catatan: penggambaran perkalian dan pembagian bilangan kompleks dengan vektor tak ada hubungannya dengan arah vektor... Di sini, yang dikaitkan (digunakan) adalah panjang vektor itu.. (Ingat: pada vektor ada pengertian dot dan cross product).
Lihatlah bagian yang bisa digabung.... Lalu, persamaan itu *secara ajaib* menjadi:
14
Disingkat menjadi:
Dengan sendirinya, Jika , maka kita akan menemukan dalil de Moivre: n bilangan bulat
Note: Bagaimana jika kita melakukan pembagian bilangan kompleks z1 dan z2? Maka, akan menghasilkan rumus: Catatan: Perkalian-perpangkatan/pengambilan akar-pembagian bilangan-bilangan kompleks akan cepat dilakukan dengan menggunakan sistem polar, apabila argumen-argumen bilangan kompleks tersebut merupakan sudut-sudut kelipatan dari Contoh Soal 1: . Hitunglah . Jawab: Seandainya kita tidak mau menggunakan dalil de Moivre pun, kita bisa mengerjakan soal ini secara *tradisional*. Yaitu dengan mengalikannya satu per satu. = = = Nah, bagaimana jika kita ingin mengerjakannnya secara dalil de Moivre? Akan lebih mengerti jika kita menggambar titik z itu. atau .
r=
15
Jawab: Soal di atas dapat dikerjakan dengan mengalikan z sebanyak 7 kali.. Tapi, itu sangat buangbuang waktu.. Jadi, kita akan menggunakan dalil de Moivre.. Langkahnya sama seperti nomor 1. Hitung r dan , lalu tinggal masuk ke rumus.
Jadi,
Contoh Soal 3:
Tentukan nilai z.
16
Jawab: Masih ingatkan notasi ini: Hal ini juga berlaku untuk . , maka persamaan di atas menjadi
z=
=2
17
Bukti ini terlalu banyak, oleh karena itu digunakan banyak singkatan atau permisalan:
Ingat-ingat kembali.. z jika dinotasikan dalam polar adalah sebagai berikut. z = [mod.(z)] . cis[arg(z)] Lalu, ingatlah dalil De Moivre yang bunyinya berikut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa: Kita tulis ulang dalam bentuk x dan y, maka menjadi:
Lanjut : = Kita beri notasi mod. untuk kedua ruas. = Kita dapatkan persamaan berikut: = =
= <----- diambil dari ruas paling kiri dan kanan. Lalu, kita buat n mendekati tak hingga (agar bisa sesuai dengan konsep awal, konsep euler). = = = =
18
Oleh karena itu: = menjadi: <----- diambil dari ruas paling kiri dan kanan. Jika ditulis ulang
Ingat-ingat kembali.. z jika dinotasikan dalam polar adalah sebagai berikut. z = [mod.(z)] . cis[arg(z)] Lalu, ingatlah dalil De Moivre yang bunyinya berikut. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa: Kita tulis ulang dalam bentuk x dan y, maka menjadi:
Nah, kita kembali ke persamaan awal, yaitu persamaan di bawah: = Kita beri notasi arg. untuk kedua ruas. = Kita dapatkan persamaan berikut: = =
hingga tak terhingga (agar sesuai dengan konsep awal, konsep euler). = Oleh karena itu: = <----- diambil ruas yang paling kiri dan kanan. Jika ditulis ulang menjadi: =
19
dan
Substitusikan
dan
, maka menjadi:
Terbukti
KEADAAN KHUSUS
Jika x=0, maka persamaan eulernya menjadi:
Lalu, kita lakukan operasi penjumlahan atau pengurangan pada kedua persamaan:
20
BAGIAN I REVIEW QUESTION 1. Diketahui . Tuliskan kembali dalam bentuk cartesius dan bentuk polar. Gambarkan dalam diagram Argand.
Jawab: = = =
Bentuk cartesius: = = +
Bentuk polar: = =
= =
= . (tidak dapat disederhanakan lagi.) , sedangkan adalah simbol lain dari .. Yang di
Note:
atas maksudnya hanya sebagai informasi saja. Jadi, jangan kaget apabila simbol yang sering dipakai di sini adalah ataupun . Dipakai begitu karena penulisannya lebih singkat.
21
Jawab: .
= Kita bisa saja mencari nilai menjadi bentuk = dengan mengubah terlebih dahulu bentuk pembagian tersebut
waktu sedikit lebih lama ketimbang jika kita menyelesaikannya dengan langsung. Ingat bahwa ada rumus: Jadi, .
= ...
Dengan konsep yang sama seperti di atas, kita akan mencari = __=
(atau )
22
__= __= __= (di sini, kita bisa memanipulasi sudut, karena dalam konsep polar.)
Jadi, 3. Diketahui
= .
Berapakah banyak akar kompleks dari persamaan tersebut? Tentukanlah hasil perkalian dari semua akar kompleks tersebut.
Jawab: Banyak akarnya sesuai dengan pangkat tertinggi dari . Karena pangkat tertingginya 4, maka banyaknya akar kompleks juga 4. Note: ini hanya berlaku dalam konsep bilangan kompleks.
Untuk mencari hasil kali akar-akarnya, kita tidak perlu mencari satu per satu nilai dari , dan . Kita cukup memakai cara cerdik.
Jawab:
23
Berhati-hatilah menjawab soal ini. Bilangan kompleks dapat dioperasikan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan pemangkatan. Namun, untuk pengakaran bilangan kompleks, hal ini masih belum dapat dipastikan, karena bentuk akarnya sulit disederhanakan atau bahkan tidak bisa disederhanakan, karena sudah menuju dimensi non-kompleks misalnya akar dari bukan lagi bilangan kompleks karena akar pangkatnya 4...
Dengan demikian, jawaban dari soal di atas adalah: . SELESAI 5. Diketahui Tentukanlah . .
Jawab: Penjelasan: bentuk soal di atas merupakan perbaikan dari soal sebelumnya. Dengan demikian, di sini kita diminta menemukan semua akar kompleks dari yang banyak akarnya ada 4.
Kita kerjakan soal ini seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya, namun lebih cepat. ^^
Ruas kiri kita gunakan dalil de moivre.. Ruas kanan kita ubah menjadi polar.
Lalu, kita hubung-hubungkan ruas kiri dengan ruas kanan... ____ ____ (berlaku untuk n bilangan bulat...)
24
SELESAI. 6. Diketahui .
Jawab: Cukup mengingat persamaan euler, maka: (bentuk polar) (bentuk cartesius) SELESAI
BAGIAN II APA YANG SALAH?? 1. Dari persamaan euler , kita tahu bahwa:
Namun, jika kita gunakan persamaan euler untuk menyelesaikan ruas kiri, maka hasilnya adalah -1, sehingga: -1 = 1 Mana yang salah dari proses di atas?
Jawab: Bentuk soal di atas mirip bentuk ini: Jika , maka: . Ketika kedua ruas
25
Kesalahannya adalah: operasi pengakaran pada suatu variabel atau bilangan yang nilainya belum pasti, ataupun bilangan yang tanda positif negatinya belum diketahui, maka operasi pengakaran kedua ruas itu dilarang..
Artinya, kita harus selalu menghindari operasi pengakaran ini, untuk menghindari kesalahan... 2. Dari persamaan euler ... (i) ... (ii) Dengan menggabungkan pers (i) dan (ii), kita dapatkan: , kita tahu bahwa:
Jawab: Jawabannya mudah. Bentuk di atas mirip seperti fungsi sinus maupun cosinus.. Meskipun , namun kita tidak boleh menganggap kalau , bukan??
merupakan fungsi PERIODIK, sama halnya seperti fungsi dapat dilihat dari adanya elemen sinus dan cosinus di
ke
dianggap benar kalau kita menganggap persamaan akhirnya dilihat dalam sudut pandang polar..
Jadi,
26
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
http://suksmono.wordpress.com/2010/06/02/sinyal-kompleks-dan-penginderaan-kompresif/ http://ilmumatematika.com/bilangan-kompleks/ http://hendrydext.blogspot.com/2008/12/mengenal-bilangan-kompleks.html http://hendrydext.blogspot.com/2008/12/bilangan-kompleks-ii-dalil-de-moivre.html http://hendrydext.blogspot.com/2008/12/bukti-persamaan-euler.html http://hendrydext.blogspot.com/2009/03/variabel-kompleks-iv-review.html www.ariaturns.wordpress.com Gazali, Wikaria. Kalkulus I. Graha Ilmu, Schaum Outline:Matematika Universitas.
28