You are on page 1of 8

Kata Pengantar Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.

karena atas limpahan rahmat dan karunianyalah makalah ini diselesaikan sebagaimana mestinya Makalah ini berisi tentang upaya lembaga pendidkan dalam membangun hakekat manusia. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pengantar ilmu pendidikan Dalam penulisan makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan yang luput dari pengamatan kami,baik dari segi penulisan,maupun dari segi isi makalah. Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik maupun saran dari para pembaca. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu penulisan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua

Pontianak,8 November 2011

Penulis

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR.. BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang B.Permasalahan. C.Tujuan BAB.II PEMBAHASAN. A. Hakikat Manusia dan Pengembangannya..
1. Pengertian Sifat Hakikat Manusia. 2. Wujud Sifat Hakikat Manusia. B. Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia.. BAB III PENUTUP.. Kesimpulan.. Saran-saran.. DAFTAR ISI..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagian besar masyarakat modern memandang lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang diperlukan sceara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa, untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan seperti rasa hormat kepada orang tua, kepada pemimpin kewajiban untuk mematuhi hukum-hukum dan norma-norma yang berlaku, jiwa patriotisme dan sebagainya. Pendidikan juga diharapkan untuk memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, sosial dan pertahanan keamanan. Pendek kata pendidikan dapat diharapkan untuk mengembangkan wawasan anak terhadap ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan secara tepat dan benar, sehingga membawa kemajuan pada individu masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan pembangunan nasional.

B.Permasalahan

1.Bagaimana hakikat dan pengembangannya dalam kehidupan

2.Apa yang menjadi problematika lembaga pendidika dalam pembangunan wujud hakikat Manusia?

C.Tujuan

1.Untuk memahami lebih dalam tentang upaya lembaga pendidikan dalam membangun wujud hakikat manusia 2.Untuk mengetahui problematika lembaga pendidikan dalam pembangunan wujud hakikat manusia

BAB.II PEMBAHASAN

A. Hakikat Manusia dan Pengembangannya


Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu peserta didik untuk menumbuh kembangkan potensi-potensi yang dimilikinya. Potensi Kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia. Ibarat biji mangga bagaimana pun wujudnya jika ditanam dengan baik, pasti menjadi pohon mangga dan bukannya menjadi pohon jambu. Tugas mendidik hanya mungkin dilakukan dengan benar dan tepat tujuan, jika pendidik memiliki gambaran yang jelas tentang siapa manusia itu sebenarnya. Manusia memiliki ciri khas yang secara prinsip berbeda dari hewan. Ciri khas manusia yang membedakannya dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu (integrated) dari apa yang disebut sifat hakikat manusia. Disebut sifat hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki oleh manusia akan membentuk peta tentang karakter manusia. Peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi, metode, dan teknik, serta memilih pendekatan dan orientasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi transaksi di dalam interaksi edukatif. Dengan kata lain ,dengan menggunakan peta tersebut sebagai acuan seorang pendidik tidak mudah terkecoh ke dalam bentuk bentuk transaksi yang patologi dan berakibat merugikan subjek terdidik. Alasan kedua mengapa gambaran yang benar dan jelas tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah karena adanya perkembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini, lebih-lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, di sisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif, yang terkadang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mungkin mengancam keutuhan eksistensi manusia, seperti ditemukannya bom kimia dan bakteri, video, dan DBS (Direct Broad-casting System) rekayasa genetika dan lain-lain yang digunakan secara tidak bertanggung jawab. Oleh karena itu, adalah sangat strategis jika pembahasan tentang hakikat manusia ditempatkan pada bagian pertama dari seluruh pengkajian tentang pendidikan, dengan harapan menjadi titik tolak bagi paparan selanjutnya.Dengan mengaji materi tersebut secara saksama, maka lebih khusus dan rinci Anda akan dapat : 1. Menuliskan sifat- sifat hakikat manusia yang membedakannya dari hewan. 2. Menjelaskan arti masing-masing sifat hakikat manusia tersebut. 3. Menjelaskan hubungan antara sifat hakikat manusia dengan kebutuhan akan pendidikan. 4. Menuliskan empat macam dimensi hakikat manusia. 5. Mendeskripsikan ciri utama dari masing-masing dimensi hakikat manusia. 6. Menjelaskan implikasi pendidikan dari masingmasing dimensi hakikat manusia. 7. Membuat deskripsi tentang sosok manusia Indonesia se-utuh nya menurut GBHN.

Untuk mencapai tujuan tersebut di bawah ini akan dikemukakan materi yang meliputi : arti dari wujud sifat hakikat manusia, dimensi-dimensi-nya, pengembangan dimensi tersebut, dan sosok manusia Indonesia se-utuh nya. 1.Pengertian Sifat Hakikat Manusia Sifat hakikat manusia diartikan sebagai ciri-ciri karakter, yang secara prinsip (jadi bukan hanya gradual) membedakan manusia dari hewan. Meski pun antara manusia dengan hewan banyak kemiripan terutama jika dilihat dari segi biologis nya. Bentuknya (misalnya orang hutan), bertulang belakang seperti manusia, berjalan tegak dengan menggunakan kedua kakinya, melahirkan dan menyusui anaknya, pemakan segala, dan adanya persamaan metabolisma dengan manusia.

2. Wujud Sifat Hakikat Manusia

Pada bagian ini akan dipaparkan wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan) yang dikemukakan oleh paham eksistensialisme, dengan maksud menjadi masukan dalam membenahi konsep pendidikan yaitu :

Kemampuan menyadari diri; Kemampuan bereksistensi; Pemilikan kata hati; Moral; Kemampuan bertanggung jawab; Rasa kebebasan (kemerdekaan); Kesediaan melaksanakan kewajiban dan menyadari hak; Kemampuan menghayati kebahagiaan.

B . Pengembangan Dimensi Hakikat Manusia

Manusia lahir telah dikaruniai dimensi hakikat manusia tetapi masih dalam wujud potensi, belum teraktualisasi menjadi wujud kenyataan atau aktualisasi. Dari kondisi potensi menjadi wujud aktualisasi terdapat rentang proses yang mengundang pendidikan untuk berperan dalam memberikan jasanya. Seseorang yang dilahirkan dengan bakat seni misalnya, memerlukan pendidikan untuk diproses menjadi seniman terkenal. Setiap manusia lahir dikaruniai naluri yaitu dorongan-dorongan yang alami (dorongan makan, seks, mempertahankan diri, dan lain-lain). Jika seandainya manusia dapat hidup hanya dengan naluri maka tidak bedanya ia dengan hewan. Hanya melalui pendidikan status hewani itu dapat diubah ke arah status manusiawi. Meski pun pendidikan itu pada dasarnya baik tetapi dalam pelaksanaannya mungkin saja bisa terjadi kesalahan kesalahan yang lazimnya

disebut salah didik. Hal demikian bisa terjadi karena pendidik itu adalah manusia biasa, yang tidak luput dari kelemahan-kelemahan. Sehubungan dengan itu ada dua kemungkinan yang bisa terjadi, yaitu : 1. Pengembangan yang utuh, dan 2. Pengembangan yang tidak utuh

1. Pengembangan yang Utuh Tingkat keutuhan perkembangan dimensi hakikat manusia ditentukan oleh dua faktor, yaitu kualitas dimensi hakikat manusia itu sendiri secara potensial dan kualitas pendidikan yang disediakan untuk memberikan pelayanan atas perkembangannya.

2. Pengembangan yang Tidak Utuh Pengembangan yang tidak utuh terhadap dimensi hakikat manusia akan terjadi di dalam proses pengembangan ada unsur dimensi hakikat manusia yang terabaikan untuk ditangani, misalnya dimensi kesusilaan didominasi oleh pengembangan dimensi individualis atau pun domain afektif didominasi oleh pengembangan domain kognitif. Demikian pula secara vertikal ada domain tingkah laku yang terabaikan penanganan nya.

BAB III PENUTUP Kesimpulan Pendidikan seperti sifat sasarannya yaitu manusia, mengandung banyak aspek dan sifatnya sangat kompleks. Karena sifatnya yang kompleks itu, maka tidak sebuah batasan pun yang cukup memadai untuk menjelaskan arti pendidikan secara lengkap.

Saran-saran

Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan penulisan makalah di kesempatan kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya

DAFTAR ISI www.perpustakanonline.com www.wikipedia.com Depdiknas ,Balitbang,Pusat Kurikulum.Model pembelajaran Pengantar Pendidikan

You might also like