You are on page 1of 8

KONSEP DASAR AKHLAK DAN TASAWUF

A. Pendahuluan Di dalam islam akhlak da tasawuf banyak dibicarakan dan dimuat pada Al-Quran dan Hadis, sumber tersebut merupakan batasan dalam tindakan kita sehari-hari, sehingga dalam jiwa ini benar-benar menggunakan akhlak dan tasawuf untuk mempermudah kita melakukan suatu ibadah. Akhlak dan tasawuf ini akan mengarahkan kita ke jalan yang benar yaitu jalan untuk menyucikan jiwa. Akhlak dan tasawuf itu juga dapat digunakan untuk mempermudah kita melakukan suatu ibadah. Tetapi pada zaman sekarang ini sudah banyak manusia yang tidak menggunakan akhlaknya terutama pada golongan orang-orang muda. Untuk itu marilah kita mengupas tentang akhlak dan tasawuf. B. Pengertian Akhlak Dan Tasawuf 1. Pengertian akhlak Secara bahasa akhlak berasal dari kata - artinya kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq.[1] Menurut Ibnu Maskawaih akhlak adalah:

Artinya: Keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran (lebih dahulu). Menurut imam Ghazali akhlak adalah:

Artinya: Suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah, dengan tidak memerlukan pertimbangan pikiran (lebih dahulu).[2] Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni keadaan jiwa yang telah terlatih, sehingga dalam jiwa tersebut benar-benar telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan dan diangan-angankan lagi.[3] 2. Pengertian tasawuf Secara bahasa Tasawuf berasal dari kata = saf (baris), sufi (suci), sophos (Yunani, hikmah),suf (kain wol) atau sikap mental yang selalu memelihara kesucian diri, beribadah, hidup sederhana, rela berkorban untuk kebaikan dan bersikap bijaksana.[4] Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy mengatakan:[5]

Artinya: Tashawuf adalah suatu ilmu yang dengannya dapat diketahui hal ihwal kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkan diri yang buruk dan mengisinya dengan yang terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridhaan Allah dan meninggalkan (larangan-Nya) menuju kepada (perintah-Nya).

Menurut As-Suhrawardy mengemukakah pendapat Maruf Al-Karakhy, Tasawuf adalah mencari hakikat dan meninggalkan sesuatu yang ada di tangan makhluk (kesenangan duniawi).[6] Jadi dapat disimpulkan bahwa tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat yang tinggi, berada dekat atau sedekat mungkin dengan Allah dengan jalan menyucikan jiwanya, dengan melepaskan jiwanya dari noda-noda sifat dan perbuatan tercela. 3. a. b. c. d. Tujuan Tasawuf Menurut Asy-Syekh Muhammad Amin Al-Kurdy tujuan tasawuf meliputi: Ilmu Syariah Ilmu Thariqah Ilmu Haqiqah Ilmu Marifah Menurut Maruf Al-Karakhy tujuan tasawuf adalah mencari kebenaran yang hakiki dengan cara meninggalkan kesenangan duniawi. Ciri Perbuatan Akhlak Tertanam kuat dalam jiwa seseorang sehingga telah menjadi kepribadiannya. Dilakukan dengan mudah tanpa pemikiran Timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar Dilakukan dengan sungguh-sungguh Dilakukan dengan ikhlas Tingkatan keburukan akhlak tasawuf menurut Imam Al-Ghazali meliputi:[7] Keburukan akhlak yang timbul karena ketidaksanggupan seseorang mengendalikan nafsunya Perbuatan yang diketahui keburukannya, tetapi ia tidak bisa meninggalkannya karena nafsunya telah menguasai dirinya Keburukan akhlak yang dilakukan oleh seseorang karena pengertian baik baginya sudah kabur, sehingga perbuatan buruklah yang dianggap baik Perbuatan buruk yang sangat berbahaya terhadap masyarakat pada umumnya sedangkan tidak terdapat tanda-tanda kesadaran bagi pelakunya, kecuali hanya kekhawatiran akan menimbulkan pengorbanan yang lebih hebat lagi.

4. a. b. c. d. e. 1. 2. 3. 4.

C. Hubungan Akhlak dengan Tasawuf Akhlak dan tasawuf saling berkaitan. Akhlak dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal sesama manusia. Sedangkan tasawuf mengatur jalannya komunikasi vertikal antara manusia dan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak.[8]

D. Sumber Ajaran Tasawuf[9] 1. Unsur islam Al-Quran mengajarkan manusia untuk mencintai Tuhan, bertaubat dan menyucikan diri, Tuhan memberi cahaya kepada hambanya Hadis Nabi seperti rahasia penciptaan alam adalah agar manusia mengenal penciptanya Praktek para sahabat seperti Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Hasan Basri, dll 2. Unsur Non islam Nasrani: cara kependetaan dalam hal latihan jiwa dan ibadah Yunani: unsur filsafat tentang masalah ketuhanan Hindu/Budha: mujahadah, perpindahan roh dari satu badan ke badan yang lain E. Hubungan Akhlak dengan Ilmu-Ilmu Lain[10] 1. Hubungan antara akhlak dengan psikologi Hubungan antara akhlak dengan psikologi mempunyai pertalian yang erat dan kuat. Adapun akhlak memerlukan apa yang dipersoalkan oleh jiwa tersebut. Dapat dikatakan bahwa ilmu jiwa (psikologi) adalah sebagai pendahuluan dalam ilmu akhlak. 2. Hubungan akhlak dengan sosiologi Dalam ilmu akhlak mempelajari dan mengupas masalah prilaku-prilaku, perbuatan manusia yang timbul dari kehendak ilmu sosiologi mempersoalkan tentang kehidupan masyarakat. Manusia tidak dapat hidup tanpa masyarakat. Dapat disimpulkan pula bahwa sosiologi mempelajari masyarakat, manusia yang bagaimana supaya meningkat ke atas, bagaimana menyelidiki tentang bahasa, agama dan keluarga, dan bagaimana membentuk undang-undang dan pemerintahan dan sebagainya. 3. Hubungan akhlak dengan ilmu hukum Akhlak memerintahkan berbuat apa yang berguna dan melarang berbuat segala apa yang mudarat. Sedang ilmu hukum tidak, karena banyak perbuatan yang baik dan berguna tidak diperintahkan oleh ilmu hukum. Seperti berbuat baik kepada fakir miskin da perlakuan baik antara suami istri. 4. Hubungan akhlak dengan iman Iman menurut bahasa berarti: membenarkan. Sedangkan menurut syara adalah membenarkan dengan hati. Dapat diketahui bahwa hubungan antara akhlak dengan ilmu sangat erat. Hal tersebut disebabkan keduanya mempunyai titik pangkal yang sama yaitu hati nurani. Jadi keduanya adalah merupakan gambaran jiwa/hati sanubari yang bersifat kejiwaan dan abstrak. Akhlak adalah merupakan sikap jiwa yang telah tertanam dengan kuat yang mendorong pemiliknya untuk melakukan perbuatan. Demikian juga iman/kepercayaan adalah bertempat dalam hati yang mempunyai daya dorong terhadap tingkah laku perbuatan seseorang. Rasulullah pernah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah: Artinya: orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang terbaik budi pekertinya.

Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak Salah satu ciri khas ilmu adalah bersifat pragmatis. Orang yang berakhlak karena kelakuan terhadap Tuhan semata-mata, maka dapat menghasilkan kebahagiaan antara lain: a. Mendapatkan tempat yang baik di dalam masyarakat b. Akan disenangi orang dalam pergaulan c. Akan dapat terpelihara dari hukum yang bersifatnya manusiawi dan sebagai makhluk yang diciptakan Tuhan d. Orang yang bertakwa dan berakhlak akan mendapat pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan dan sebutan yang baik e. Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala penderitaan dan kesukaran Dalam islam kedua jalur hubungan tersebut diatur apa yang dinamakan dengan amal saleh atau lebih tegasnya disebut dengan akhlak. Oleh karena itu, maka akhlak adalah sangat penting bagi manusia dan juga merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia.[11] Akhlak juga merupakan mutiara hidup yang membedakan makhluk manusia dengan makhluk lainnya. Setiap orang tidak lagi peduli soal baik atau buruk, soal halal dan haram. Karena yang berperan dan berfungsi pada diri masing-masing manusia adalah elemen syahwat (nafsu) nya yang telah dapat mengalahkan elemen akal pikiran, oleh karena itu Imam AlGhazali dalam kitabnyaMukasyafatul Qulub menyebutkan bahwa Allah menciptakan manusia (anak Adam) lengkap dengan elemen akal syahwat (nafsu). Maka barang siapa yang nafsunya mengalahkan akalnya, hewan melata lebih baik dari pada manusia itu. Sebaliknya bila manusia dengan akalnya dapat mengalahkan nafsunya, maka dia derajatnya di atas malaikat. Menurut Dr. Hamzah Yacub hikmah dari akhlak adalah: 1. Meningkatkan derajat manusia 2. Menuntun kepada kebaikan 3. Manifestasi kesempurnaan iman 4. Keutamaan di hari kiamat 5. Kebutuhan pokok dalam keluarga 6. Membina kerukunan antar tetangga 7. Untuk menyukseskan pembangunan bangsa dan negara 8. Dunia betul-betul membutuhkan akhlak karimah F. Sejarah Perkembangan Akhlak dan Tasawuf 1. Sejarah perkembangan akhlak[12] a. Akhlak pada bangsa Yunani Ditandai dengan munculnya Sophisticians (orang-orang yang bijaksana) b. Akhlak pada agama Nasrani Dasarnya adalah Teocentris (Tuhan adalah sumber akhlak) c. Akhlak pada bangsa Romawi d. Akhlak pada agama islam Titik pangkal pada wahyu Tuhan dan akal manusia 2. Sejarah perkembangan tasawuf[13]

a. Masa Tabiin: ada istilah Nussak, yaitu orang-orang yang menyediakan dirinya untuk beribadah kepada Allah. Tokohnya Hasan Basri yang benar-benar mempraktekkan tasawuf. b. Istilah tasawuf muncul pada abad ke-2 H yang digunakan oleh Abu Hasyim c. Abad ke-3 H muncul tasawuf yang menonjolkan pemikiran eksklusif seperti Al-Jaliaj d. Pada abad ke-5 H muncul Al-Ghazali yang mendasarkan tasawuf pada Al-Quran dan Hadis e. Abad ke-6 H berkembang tarekat-tarekat untuk melatih dan mendidik para murid seperti yang dilakukan oleh Sayid Ahmad Rifai dan Sayid Abdul Qadir Jaelani. PENUTUP Kesimpulan Dari penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan akhlak dan tasawuf itu mempunyai hubungan yang sangat erat, begitu pula akhlak dengan lmu-ilmu lainnya contohnya ilmu hukum, sosiologi dll. Akhlak adalah tabiat seseorang yakni jiwa yang telah terlatih sehingga dalam jiwa tersebut telah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa dipikirkan. Sedang tasawuf adalah suatu kehidupan rohani yang merupakan fitrah manusia dengan tujuan untuk mencapai hakikat tinggi. Sejarah perkembangan tasawuf yaitu mulai dari abad pertama hijriyah sampai pada abad keenam hijriyah. Sedangkan sejarah perkembangan akhlak yaitu periode Yunani, periode abad pertengahan, periode bangsa Arab dan periode abad modern. DAFTAR PUSTAKA

A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka setia) http://sugiartoagribisnis.wordprees.com/ http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html/2009 Nata, Abuddin, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997) Nasution, Harun, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1983).

[1] A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka setia), hal. 12 [2] Ibid. [3] Ibid., 15 [4] Harun Nasution, Filsafat dan Mistisisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan bintang, 1985), hal.

56-57 [5] Mustofa, Akhlak Tasawuf, 202 [6] Ibid., 204 [7] Mustofa, Akhlak Tasawuf, 18 [8] http.//www.aminazizcenter.com/artikel-61-kuliah-akhlak-tasawuf.html/2009 [9] Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), hal. 181-185

[10] Mustofa, Akhlak Tasawuf, 21 [11] Mustofa, Akhlak Tasawuf, hal. 20 [12] http://sugiartoagribisnis.wordprees.com/ [13] Mustofa, Akhlak Tasawuf. 209

Definisi

Kata akhlak diartikan sebagai suatu tingkah laku, tetapi tingkah laku tersebut harus dilakukan secara berulang-ulang tidak cukup hanya sekali melakukan perbuatan baik, atau hanya sewaktu-waktu saja.[4] Seseorang dapat dikatakan berakhlak jika timbul dengan sendirinya didorong oleh motivasi dari dalam diri dan dilakukan tanpa banyak pertimbangan pemikiran apalagi pertimbangan yang sering diulang-ulang, sehingga terkesan sebagai keterpaksaan untuk berbuat.[2] Apabila perbuatan tersebut dilakukan dengan terpaksa bukanlah pencerminan dari akhlak.[2] Dalam Encyclopedia Brittanica[5], akhlak disebut sebagai ilmu akhlak yang mempunyai arti sebagai studi yang sistematik tentang tabiat dari pengertian nilai baik, buruk, seharusnya benar, salah dan sebaginya tentang prinsipumum dan dapat diterapkan terhadap sesuatu, selanjutnya dapat disebut juga sebagai filsafat moral.[2]
[sunting] Syarat

Ada empat hal yang harus ada apabila seseorang ingin dikatakan berakhlak.[2] 1. 2. 3. 4. Perbuatan yang baik atau buruk. Kemampuan melakukan perbuatan. Kesadaran akan perbuatan itu Kondisi jiwa yang membuat cenderung melakukan perbuatan baik atau buruk

[sunting] Sumber

Akhlak bersumber pada agama.[2] Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.[2] Pembentukan peragai ke arah baik atau buruk, ditentukan oleh faktor dari dalam diri sendiri maupun dari luar, yaitu kondisi lingkungannya.[2] Lingkungan yang paling kecil adalah keluarga, melalui keluargalah kepribadian seseorang dapat terbentuk. Secara terminologi akhlak berarti tingkah lakuseseorang yang didorong oleh suatu keinginan secara sadar untuk melakukan suatu perbuatan yang baik.[2] Para ahli seperti Al Gazali menyatakan bahwa akhlak adalah perangai yang melekat pada diri seseorang yang dapat memunculkan perbuatan baik tanpa mempertimbangkan pikiran terlebih dahulu. Peragai sendiri mengandung pengertian sebagai suatu sifat dan watak yang merupakan bawaan seseorang.[2]

Musuh - musuh dari ajaran/paham ini terdiri dari kaum kafir Zindiq di dalam suatu peperangan salib, dan hingga sekarang masih saja ada yang menentang daripada ajaran islam melalui Thariqat ini, mereka hanya memperturutkan hawa nafsu dan ingin menang sendiri dalam hal beribadah kepada Allah Swt, dan selalu berusaha meruntuhkan berbagai ajaran/paham sufiyah dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Swt, selalu saja mereka menebarkan sifat permusuhan dan saling fitnah satu sama lain agar persatuan dalam Islam hancur dan morat marit dalam berpendapat. Ilmu Tasawuf dalam Islam menurut pandangan mereka adalah ajaran yang telah menyimpang dan sesat, seperti tentang permasalahan Hulul, Ittihad dan Wihdhatul Wujud, di satu sisi mereka adalah tokoh - tokoh dalam ajaran Islam, tapi malah pandangan mereka menikam Islam dari belakang, Tasawuf bagi mereka tidak dibenarkan menurut akal sehat, ini merupakan keingkaran yang besar dalam agama Islam dan kemunafikan yang besar atas mereka. Pandangan mereka sungguh bodoh akan ajaran Tasawuf Islam, mereka tidak tidak mencoba untuk mengamalkannya secara ikhlas, mereka hanya menganalisa tentang tasawwuf dari luar (akal) yang menyebabkan terjadinya penyimpangan dan penjelasan yang nyata dari ajaran Rasulullah Saw dan para sahabat - sahabat beliau, Segala sesuatu rahasia yang tersembunyi dalam ajaran - ajaran Tasawwuf ditafsirkan oleh mereka dengan sesuatu yang syirik tanpa adanya usaha untuk mendalami apa yang dikerjakan oleh para sufiyah, mereka hanya menuduhkan para kaum Tasawwuf menjalankan ibadah kepada Allah Swt melanggar syari'at agama, alangkah baiknya jika mereka terlebih dahulu mengikuti dan menyelami apa itu yang terkandung dalam ajaran beribadah dengan cara tasawwuf, di ikuti hendaknya dengan ikhlas dan sabar barulah bisa mengeluarkan fatwa / komentar.

You might also like