You are on page 1of 14

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

4.1

PENGUJIAN DENGAN MARSHALL TEST 4.1.1 PENDAHULUAN Ketahanan (stabilitas) adalah kemampuan suatu campuran beton aspal untuk menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis yang dinyatakan dalam kilogram atau pound. Kelelehan plastis ialah keadaan perubahan bentuk suatu campuran beton aspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas runtuh yang dinyatakan dalam mm atau 0,01.
4.1.2

MAKSUD DAN TUJUAN Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan ketahanan (stabilitas) terhadap kelelehan plastis (flow) dari campuran beton aspal. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah untuk mengetahui kadar semen aspal optimum dari campuran beton aspal. 4.1.3 PERALATAN
a.

Cetakan benda uji 5 buah, diameter 10 cm (4) dan tinggi 7,5 cm (3) lengkap dengan pelat atas dan leher sambung.

b. Alat pengeluar benda uji. Untuk benda uji yang sudah

dipadatkan dari dalam cetakan benda uji dipakai sebuah ejector.


c.

Penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata berbentuk silinder dengan berat 4,536 kg (10 pound) dan tinggi jatuh bebas 45,7cm (18).

d. Landasan pemadat terdiri dari sebuah balok kayu (jati atau

sejenis) berukuran 20 x 20 x 45 (8 x 8 x 18) yang dilapisi dengan sebuah plat baja berukuran 30 x 30 x 35 (12 x 12 x 1) yang diikatkan pada lantai beton dengan 4 bagian siku. e. Mesin tekan lengkap dengan :
1. 2.

Kepala penekan berbentuk lengkung (Breaking Head). Silinder cetak yang berkapasitas 2500 kg (5000 pound) dengan ketelitian 12,5 kg (25 pound) dilengkapi arloji tekan dengan ketelitian 0,0025 (0,0001).

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-1

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

3.

Arloji kelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,01) dengan perlengkapannya. Oven yang dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai (200) C.

f.

Bak perendam (water bath) yang dilengkapi dengan pengatur suhu minimum 20 C. Perlengkapan lain :
1.

g.

Wajan untuk memanaskan agregat, semen aspal, dan campuran beton aspal. Pengukur kapasitas. suhu dari logam (metal thermometer)

2.

berkapasitas 250C dengan ketelitian 0,5 atau 1% dari 3. Timbangan yang dilengkapi penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan ketelitian 0,1 gr dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gr. 4. 5.
4.1.3

Kompor. Sendok pengaduk dan perlengkapan lainnya.

PROSEDUR PENYIAPAN BENDA UJI a. Persiapan benda uji Agregat dipisahkan dengan cara penyaringan kering ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki. Kemudian agregat dikeringkan, sampai beratnya tetap pada suhu (105)oC. Agregat yang dipergunakan antara lain:

Ukuran saringan maksimum 3/4 Ukuran saringan maksimum 1/2 Ukuran saringan maksimum No.4 (abu batu) Ukuran saringan maksimum No.4 (pasir)

b.

Penentuan suhu pencampuran dan pemadatan Suhu pencampuran dan pemadatan ditentukan sehingga bahan pengikat yang dipakai menghasilkan viskositas seperti Daftar No.1

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-2

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

Tabel 4.1 Bahan

Viskositas Penentu Suhu Pemadatan Engler Kinematik Saybolt Furrol C.St 280 30 Det.S F 140 15 Engler

Campuran

Pengikat Kinematik Saybolt Furrol C.St Semen aspal panas Semen aspal dingin Ter c. Persiapan campuran 170 20 85 10 170 20 Det.S F 85 10

280 30

140 15

25 3

40 5

Untuk tiap benda uji diperlukan agregat sebanyak 1200 gr,

sehingga akan menghasilkan tinggi benda uji 6,25 cm (2,5). Wajan pencampur beserta agregat dipanaskan 28C di atas suhu semen aspal dingin pemanasan sampai 14C di atas suhu pencampuran. Contoh perhitungan : Kadar aspal 4,5 % Volume cetakan 45 % x 1200 1200 gram 54 gram Agregat 3/4 = 1200 gram = 54 gram = 1146 gram = 35 % = 35% x 1146 = 401,1 gram LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-3

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

Agregat

= 35% = 35% x 1146 gr = 401,1 gr

Pasir = 15% = 15% x 1146 gr = 171,9 gr Abu batu = 15% = 15% x 1146 = 171,9 gr Sementara itu semen aspal dipanaskan sampai suhu pencampuran. Semen aspal dituangkan sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan tersebut. Kemudian diaduk dengan cepat pada suhu sesuai 3.b. sampai agregat terlapis merata. d. Pemadatan Benda Uji Perlengkapan cetakan benda uji dibersihkan beserta bagian muka penumbuk dengan seksama dan panaskan. Selembar kertas saring atau kertas penghisap yang sudah digunting menurut ukuran cetakan diletakkan ke dalam dasar cetakan, kemudian seluruh campuran dimasukkan ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran keras-keras dengan spatula yang dipanaskan atau diaduk dengan sendok semen 15 x keliling pinggirnya dan 10 x dalamnya. Permukaan campuran diratakan dengan mempergunakan sendok semen menjadi bentuk sedikit cembung. Waktu akan dipadatkan suhu campuran dalam batas-batas suhu pemadatan seperti yang disebutkan pada 3b.Cetakan diletakkan LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-4

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

di atas landasan pemadat, dalam pemegang cetakan. Pemadatan dengan alat penumbuk dilakukan sebanyak 75 kali tumbukan sesuai kebutuhan dengan tinggi jatuh 45 cm pada alas cetakan.
Keping atas dilepas dari lehernya, balikkan alat cetak berisi

(18), selama

pemadatan, sumbu palu pemadat ditahan agar selalu tegak lurus

benda uji dan dipasang kembali perlengkapannya. Permukaan benda uji yang sudah dibalik ini ditumbuk dengan jumlah tumbukan yang sama. Sesudah pemadatan, keping alas dilepaskan, ditunggu hingga benda uji dingin dan mengeras, kemudian alat pengeluar benda uji dipasang pada permukaan benda uji ini. Dengan hati-hati benda uji dikeluarkan dan diletakkan di atas permukaan rata yang halus. 4.1.4 PROSEDUR PENGUJIAN
a.

Benda uji dibersihkan dari kotoran-kotoran yang menempel.

b. Tanda pengenal diberikan pada masing-masing benda uji. c.

Tinggi benda uji diukur dengan ketelitian 0,1 mm.

d. Benda uji ditimbang. e. f.

Direndam dalam air selama 24 jam pada suhu ruang. Benda uji ditimbang dalam air untuk mendapatkan isi. Benda uji ditimbang dalam keadaan kering-permukaan jenuh.

g.

h. Benda uji beton aspal panas direndam dalam bak perendam (water

bath) selama 30 menit.


i.

Sebelum

mengadakan

pengujian,

batang

(guide

rod)

dan

permukaan dari kepala penekan (test head) dibersihkan.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-5

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

j.

Benda uji dikeluarkan dari bak perendam. Segmen atas dipasang di atas benda uji dan letakkan kesemuanya dalam mesin penguji.

k.

Arloji kelelehan (flow meter) dipasang pada kedudukan di atas salah satu batang penuntun dan diatur kedudukan jarum penunjuk angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh terhadap segmen kepala atas penekan (breaking $head).

l.

Selubung tangkai arloji kelelehan tersebut ditekan pada segmen atas dari kepala penekan selama pembebanan berlangsung.

m. Sebelum pembebanan dilakukan, kepala penekan beserta benda

ujinya dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji. n.


o.

Aturlah kedudukan jarum arloji tekan pada angka nol .Berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap 50 mm/menit sampai pembebanan maksimum tercapai, atau pembebanan menurun seperti yang dicapai. Selubung tangkai arloji kelelehan (sleeve) dilepaskan pada saat pembebanan mencapai maksimum dan nilai kelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji kelelehan dicatat.

p. Waktu yang diperlukan dan saat

diangkatnya benda uji dari

rendaman air sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh melebihi 30 detik. 4.1.5 PERHITUNGAN a. Perkiraan Kadar Semen Aspal Rumus Asphalt Institute P = 0,035 a + 0,045 b + F Dimana : P a b = % kadar semen aspal minimum = % agregat tertahan No.8 (% CA) = 66,655% = % agregat lolos No.8 tertahan No.200 (% FA) = 30,894 % IV-6

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

= 0,15 C untuk lolos No.200 (11-15 %) = 0,18 C untuk lolos No.200 (6-10 % ) = 0,20 C untuk lolos No.200 (<5 % )

C P

= % agregat lolos No.200 = 2,451 % = 0,035 x 66,655 + 0,045 x 30,894 + 0.2 x 2,451 = 4,213 % = (%A x abs A + %B x abs B + %C x abs C + %D x abs D)x 0,5 = ( 35% x 1,5 + 35% x 1,6 + 15% x 1,73+ 15% x 1,79)x0,5 = 1,483%

Abs Aspal

abs A

= absorpsi penyerapan agregat A (agregat kasar


3 4

= 1,5 abs B = absorpsi penyerapan agregat B ( agregat kasar


1 2

= 1,6 abs C =absorpsi penyerapan agregat C ( agregat halus pasir) = 1,73 Abs D =absorpsi penyerapan agregat D ( agregat halus abu batu) = 1,79 Kadar semen aspal optimum = 5,696 % Sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan yaitu campuran yang akan digunakan sebagai lapis permukaan, maka kadar semen aspal normal yang akan digunakan berkisar antara ( 4 -7 ) %, sedangkan hasil perhitungan perkiraan kadar semen aspal menurut Asphalt LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-7 = P + Abs Aspal = 4,213 + 1,483

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

Institute diperoleh kadar semen aspal minimum 4,644 % dan kadar semen aspal optimum 5,77825 %. Dibulatkan menjadi 6,0 %. Prosentase ini digunakan untuk menentukan interval prosentase kadar semen aspal rencana ( 0,5 % dan 1 % dari 5,0 %). Dari prosentase tersebut digunakan untuk membuat sample / briket, sehingga dalam rancangan rencana AC ini digunakan kadar semen aspal mulai dari 4,5 % ; 5 % ; 5,5 % ; 6 % ; 6,5 %. b. Perhitungan Berat Jenis Agregat

Gsb =

100 % BP 3 8 + % ABU BATU + % PASIR 4 + BJ BULK BJ BULK BJ BULK BJ BULK % BP 3 100 35 35 15 15 + + + 2,712 2,682 2,68 2,75 100 % BP 3 % BP 3 8 + % ABU BATU + % PASIR 4+ BJ APP BJ APP BJ APP BJ APP

Gsb

2,7

Gsb =

Gsa

100 35 35 15 15 + + + 2,823 2,806 2,74 2,81 Gsb + Gsa 2 2,7 + 2,8 2


2,75

2,8

Gse

Gse

c. Perhitungan Semen Aspal:

Bj bulk campuran =

Berat di udara SSD Berat dalam air

Persen rongga udara (%)

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-8

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

% Rongga udara Rongga terisi aspal (%)

BJ max camp BJ Bulk camp x100 BJ Max camp

% Rongga terisi aspal

Kadar Aspal BJ Bulk Camp Berat Jenis Aspal 100 Kadar Aspal BJ Bulk Camp Berat Jenis Aspal + Rongga Udara

Hasil bagi marshall (KN/mm) Hasil bagi marshall =


Stabilitas 102 flow strip 0,01

Perhitungan pada kadar semen aspal 5% : BJ Bulk Campuran


1173 1292 - 682,4

= 2,339

% Rongga Udara

2,484 2,339 100% = 5,837% 2,484

% Rongga terisi aspal

5 2,339 1,0235 = 100% = 66,188% 5 2,339 + 8,490 1,0235 =


864 1,02 85 0,01

Hasil bagi marshall

= 342,85

Untuk percobaan 2 sampai dengan 5, cara perhitungannya sama dengan langkah di atas. Dan hasil perhitungannya dapat dilihat pada tabel data. Dari berikut. Tabel 4.2 Data Hasil Uji Coba Marshall perhitungan tersebut maka didapat hasil percobaan sebagai

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-9

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

Memenuhi/ Uraian Kadar rongga udara Stabilitas Marshall Kelelahan Berat isi (Bj Bulk) Ruang terisi aspal Spesifikasi Tidak Memenuhi 35% Min. 750 kg 2 4 mm Max. 2,5 T/m3 75 82 % Memenuhi Memenuhi Memenuhi Memenuhi

Memenuhi Pada Kadar Aspal 5,15 % - 5,55 % 4,5 % - 6,5 % 4,5 % - 6,5 % 4,5 % - 6,5 %

Tidak Memenuhi

5,2 % - 5,8%

Dari tabel di atas ,diplotkan pada Grafik Hubungan Parameter Campuran Aspal Metode Marshall diperoleh kadar aspal optimum 5,16%. Parameter Marshall kadar optimum 5,16%
4.1.6 -

BJ Bulk Rongga udara Rongga terisi aspal Stabilitas Kelelehan

= 2,365 = 4,9% = 76% = 1180 kg = 2,55 mm

KESIMPULAN: Dari Grafik Metode Marshall diperoleh kadar aspal optimum yaitu 5,16 % Secara analitis didapat kadar aspal optimum sebesar 5,696 %

Dari hasil diatas terdapat selisih hasil kadar aspal optimum hal ini dikarenakan pada saat analisa dengan metode grafik ketelitian LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-10

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

pembuatan garis kurang teliti sehingga terdapat selisih diantara keduanya. Hasil di atas didapat dari campuran aspal :

Kadar Aspal Rancangan Batu Pecah Maks. Batu Pecah Maks. Pasir Abu Batu
3 4

= 5,16 % = 35 % = 35 % = 15 % = 15 %

Jika dibandingkan dengan Spesifikasi Sifat-sifat Campuran, maka beton aspal yang digunakan dalam praktikum termasuk dalam tipe ACWC dan AC-BC.

4.1.7

SARAN Pada waktu pencampuran agregat dan aspal, perlu dijaga suhunya karena jika suhu aspal turun, lebih kental, rongga-rongga yang ada akan sulit terisi
-

Spesifikasi agregat harus diperhatikan untuk mengontrol rongga udara campuran.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-11

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

4.2 PENGUJIAN KADAR SEMEN ASPAL DENGAN CARA EKSTRAKSI

4.2.1

PENDAHULUAN Tesr kadar semen aspal mempunyai kegunaan dan manfaat berkaitan dengan kadar aspal dalam pelaksanaan campuran

4.2.2

MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dari pengujian ini untuk menentukan kadar semen aspal dalam beton aspal dengan jalan melarutkan bagian-bagian yang terlarut. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui kadar mineral ( tak larut ) yang terdapat pada beton aspal tersebut.

4.2.3

BAHAN DAN PERALATAN Bahan: Campuran beton aspal sebanyak 500 gram Peralatan:

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-12

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

a. Alat ekstraksi berkapasitas 1000 ml yang dilengkapi dengan

ekstraktor 500 ml.


b. Kertas saring (Whatmen No. 1)

c. Timbangan
d. Oven dengan temperatur (100) C

e. Bensin sebagai pelarut 4.2.4 PENYIAPAN BENDA UJI Beton aspal dengan kadar semen aspal 4,5 % ditumbuk, dilakukan quatering sebanyak 500 gram sebagai benda uji. 4.2.5 PROSEDUR PENGUJIAN a. Kertas saring ditimbang.
b. Benda

uji

dimasukkan

ke

dalam

tabung.

Pelarut

bensin

ditambahkan, kemudian benda uji + pelarut ditempatkan pada alat ekstraksi.


c. Centrifuge dilakukan dengan pelan-pelan semakin lama kecepatan

bertambah sampai 3600 rpm atau sampai pelarut mengalir kemudian dihentikan.
d. 200 ml bensin ditambahkan dan pekerjaan (b) diulangi sampai

pelarut menjadi jernih. e. Kertas saring yang berisi mineral dipanaskan di oven pada temperatur (110)C sampai kering dan ditimbang lagi hingga berat tetap. 4.2.6 PERHITUNGAN Berat sampel Berat sampel + Cawan + filter sesudah diekstrak (kering oven) Berat kertas saring ( filter paper ) Berat Cawan Berat mineral agregat Berat semen aspal Kadar semen aspal KELOMPOK V REGULER I E =BCD F =AE G = ( F/A ) x 100% B 563,35 gram C 18 gram gram D 69 A 500 gram

E 476,35 gram F 23,65 gram G 4,73 % IV-13

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN

BAB IV PENGUJIAN BAHAN CAMPURAN

4.2.7

ANALISA DATA Toleransi selisih antara kadar semen aspal setelah ekstraksi dengan kadar semen aspal awal yaitu 0,3 %. = 0,3 % x 469,3 = 1,4079 gr Selisih maksimum antara kadar semen aspal asli dengan kadar semen aspal awal yaitu 0,25 %. = ( 4.73-4.5 ) % = 0,23% (kurang dari 0,25 %)

4.2.8

KESIMPULAN Setelah diadakan ekstraksi diperoleh kadar semen aspal sebesar 4,73%. Kadar semen aspal hasil ekstraksi memenuhi syarat denga batas toleransi 0,3% berat campuran dan selisih kadar semen aspal asli dengan kadar semen aspal awal kurang dari 0,25% yaitu 23%.

4.2.9 SARAN Benda uji yang dipersiapkan harus bersih dari kotoran sehingga tidak mempengaruhi berat penimbangan. Penimbangan dan pengukuran benda uji harus dilakukan dengan baik dan teliti.

LAPORAN PRAKTIKUM PERANCANGAN PERKERASAN JALAN KELOMPOK V REGULER I IV-14

You might also like