You are on page 1of 11

Appendicitis 1.

Etiologi and epidemiologi Classically: karena obstruksi dari saluran apendik Obstruksi bisa disebabkan karena feses yang keras, tumor, infeksi oleh virus atau bakteri

Umumnya Terjadi pada teenagers dewasa muda tetapi dapat terjadi pada semua usia. Lebih banyak pada laki-laki dari pada wanita.

2. Gejala dan tanda Malaise (rasa sakit/tidak enak badan), Takikardi, Konstipasi pada awitan awal, kadangkadang diare, Distensi abdomen, nyeri tekan/lepas, kekakuan, penurunan atau tak ada bising usus, Anoreksia, mual dan muntah Gelaja : Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan terlokalissi pada titil Mc. Burney (setengah jarak antara umbilikus & tulang ileum kanan), meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi atau infark pada apendiks). Keluhan berbagai rasa nyeri/gejala tak jelas (sehubungan dengan lokasi apendiks, contoh retrosekal atau sebelah ureter. Tanda : Prilaku berhati-hati, berbaring kesamping atau telentang dengan lutut ditekuk : meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan/posisi duduk tegak, Nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi Peritoneal. Biasanya demam, Takipnea, pernapasan dangkal Pemeriksaan Diagnostik : Sel darah putih Urinalisis Foto Abdomen (fekalit) ; diatas 12.000/mm3 (lekositosis), neutrofil meningkat sampai 75 % : normal, tetapi eritrosit/leukosist mungkin ada : Dapat menyatakana adanya pengerasan material pada apendiks

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN Sebelum oprasi 1. Nyeri Abdomen b.d Obstruksi dan peradangan apendiks 2. Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah,anoreksia dan diare 3. Kurang pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap informasi 4. Resiko tinggi terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks

Sesudah Oprasi 1. Nyeri b.d Luka oprasi 2. Kerusakan integritas kulit b.d luka oprasi 3. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang perawatan di rumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan. 4. Potesnsial kekurangan cairan dan elektolit b.d demam dan pemasukan cairan yang tidak memadai. 5. Potensial tidak efektifnya pola napas b.d efek anastesi dan mobilisasi

PERENCANAAN dan PELAKSANAAN Sebelum Operasi DIAGNOSA KEPERAWATAN I Nyeri abdomen b.d obstruksi dan peradangan apendiks Apendiksitis Hasil yang diharapkan : Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan Kriteria Evaluasi : Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti meringis, wajah dan posisi tubuh relaks (tidak ada/menurun)

Intervensi Keperawatan 1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk). Waspada tentang karakteristik ketidaknyamanan selama tahap-tahap berikut dari apendisitis : Tahap awal : Nyeri abdomen (baik epigastrsik atau umbilikal) yang mungkin tidak jelas atau menyebar: mual dan muntah : demam: sensitifitas diatas area apendiks Tahap intemediet (akut) : Nyeri berpindah dari epigastrium ke kuadran kanan bawah pada titik Mc Burney dan meningkat dengan berjalan atau batuk. Nyeri dapat disertai dengan sensasi konstipasi. Anoreksia, malaise, kadang-kadang diare, penurunan peristaltik usus juga terjadi. Apendisitis akut dengan perforasi : peningkatan nyeri umum: berulangnya muntah, peningkatan kekakuan abdomen. 2. Jelaskan penyebab rasa sakit, cara menguranginya 3. Kolaborasi therapi dengan pemberian antiemetik, sedatif, dan analgesik sesuai program. 4. Pertahankan pasien puasa sebelum pembedahan untuk memberikan kenyaman pada peristaltik usus : setelah pembedahan, mual muntah biasanya hilang 5. Ajarkan teknik untuk pernapasan dalam untuk menurunkan stress dan membantu relaks otot yang tegang. 6. Bantu posisi pasien untuk kenyaman optimal. Beberapa pasien menemukan kenyamanan pada posisi miring dengan lutut ditekuk, sedangkan yang lain merasa nyerinya hilang apabila telentang dengan bantal dibawah lutut. 7. Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri 8. Ciptakan lingkungan yang tenang

DIAGNOSA KEPERAWATAN II Potensial kekurangan volume cairan b.d mual, muntah, anoreksia dan diare.

Hasil yang diharapkan : Pasien akan mempertahan keseimbangan cairan dan elektrolit yang normal selama perawatan Kriteria Evaluasi Dalam jangka 1-2 jam intervensi diberikan dapat lihat tanda sebagai berikut : bibir tidak

kering, mukosa membran lembab, turgor kulit baik, tidak kering. Intervensi Keperawatan 1 Kontrol TV terhadap peningkatan suhu, peningkatan frekwensi nadi, hipotensi tiap 4 jam 2 Puasa makan dan minum

3 Pasang infus dan pipa lambung sesuai program medik

4 Kontrol cairan keluar dan masuk bila urin < 30/jam, laporkan Dokter

Jauhka makan-makanan/bau-bauan yang merangsang mual muntah.

DIAGNOSA KEPERAWATAN III Kurang pengetahuan tentang prosedur preop dan post op b.d kurang terpapar terhadap informasi

Hasil yang diharapkan : Pasien akan meningkatkan pengetahuanya

Kriteria Evaluasi :

Pasien mengungkapkan pengetahuan tentang prosedur pembedahan termasuk persiapan preoprasi dan sensasi dan perawatan operasi dan sensasi, dan mendemostrasikan latihan

pascaoprasi dan menggunakan alat selama periode pascaoperasi segera.

sebelum preosedur pembedahan atau pada kedaruratan

Intervensi keperawatan

1. Kaji pemahaman pasien tentang diagnosis,prosedur bedah,rutinitas praoperasi dan program pasca operasi. Evaluasi tentang hasrat pasien terhadap informasi tentang diagnosis dan prosedur. 2. Jelaskan tentang diagnosis dan prosedur pembedahan sesuai kebutuhan. 3. Jelaskan tentang peristiwa preoperasi : Dimana pasien akan berada sebelum, selama, dan segera setelah operasi. Obat-obatan preoperasi dan waktu pembedahan. Penatalksanaan nyeri, termasuk sensasi yang akan dirasakan Pemasangan kateter, selang, dan alat pemberian oksigen. Perubahan diet,termasuk puasa. Pembatasan aktifitas dan posisi Perlunya menghindari merokok selama periode perioperasi. Jam kunjungan dan lokasi ruang tunggu.

4. Jelaskan aktifitas, latihan, dan kewaspadaan pascaoperasi. Izinkan pasien kembali mendemonstrasikan alat dan latihan berikut dengan cepat : Napas dalam dan latihan batuk

- Penggunaan alat infus PCA - Gerakan naik turun dari tempat tidur 5. Sebelum pasien pulang, ajarkan tentang aktifitas yang yang dilakukan : Meningkatkan aktifitas secara bertahap, menghindari secara bertahap sesuai toleransi, menghindari mengangkat beban ( > 5 kg ), menghindari mengemudi mobil ( sering selama 4 -6 mgg ) 6. Berikan waktu pada pasien untuk mengajukan pertanyaan dan mengekspresikan perasaan ansietas : bersikap menenangkan dan mendukung.

DIAGNOSA KEPERAWATAN IV Potensial terjadi komplikasi peritonitis b.d perforasi/ruptur apendiks Hasil yang diharapkan : Pasien akan bebas dari infeksi (komplikasi)

Kriteria Evaluasi : Nyeri abdomen tidak bertambah hebat, tanda vital normal, tidak ada tanda- tanda gelisah, dehidrasi dan akral tidak dingin. Intervensi keperawatan 1. Observasi tanda-tanda vital 2. Kontrol secara teratur tanda-tanda peritonitis dan laporkan segera bila perlu 3. Beri makanan dan cairan batasan sesuai program 4. Kalau perlu pasang pipa lambung, infus sesuai program medik 5. Jangan berikan huknah, klisma atau obat pencahar 6. Bila tanda dan gejala peritonitis muncul, maka : - Puasakan - Beri posisi setengah duduk dan tirai baring - Pantau efek pembelian obat - Beri dukungan pada pasien - Beri antibiotik sesuai program medik

Sesudah Operasi

Nyeri b.d Luka pembedahan Hasil yang diharapkan : Pasien akan mempertahankan kenyamananya selama perawatan

Kriteria Evaluasi :

Dalam 1-2 jam intervensi penghilangan nyeri, persepsi subjektif pasien tentang nyeri menurun, dibuktikan dengan skala nyeri, indikator-indikator obyektif, seperti tidak meringis, wajah dan posisi tubuh relaks, luka operasi, tidak ada tandatanda infeksi

Intervensi Keperawatan

1 Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Gunakan skala nyeri dengan pasien dari 0 (tidak ada nyeri_ - 10 (nyeri paling buruk). Beri 2 Beri posisi tidur nyaman 3 Kolaborasi therapi analgesik sesuai program. 4 Ajarkan cara menanggulangi nyeri : - Napas dalam dan batuk efektif - Tidur terlentang, kedua telapak tangan menekan daerah luka operasi dengan bantal kecil - Relaksasi 5 Mobilisasi bertahap 6 Lakukan program medik 7 Kompres es pada daerah yang sakit untuk mengurangi nyeri 8 Ciptakan lingkungan yang tenang

DIAGNOSA KEPERAWATAN II

Kerusakan integritas kulit b.d luka pembedahan Hasil yang diharapkan : Pasien akan mempertahankan integritas kulit yang normal selama perawatan Kriteria Evaluasi Luka insisi sembuh tanpa ada tanda-tanda infeksi

Intervensi Keperawatan

1 Pantau luka pembedahan dari tanda -tanda peradangan : demam, kemerahan, bengkak, dan cairan yang keluar terhadap warna, jumlah dan karakteristik 2 Rawat luka secara steril 3 Beri makanan berkualitas atau dukung pasien mempercepat proses penyembuhan 4 Beri atibiotik sesuai program medik untuk makan yang bergizi untuk

DIAGNOSA KEPERAWATAN III Kurang pengetahuan tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan b.d kurang terpapar terhadap informasi Hasil yang diharapkan :

Pasien akan meningkatkan pengetahuanya tentang perawatan dirumah dan tindak lanjut yang dibutuhkan. Kriteria Evaluasi :

Pasien mengungkapkan pengertianya tentang perawatan di rumah dan tindak lanjutnya..

Intervensi keperawatan

1 Ajarkan perawatan luka secara bersih dan kering 2 Diskusikan tanda gejala infeksi luka, laporkan pada dokter bila terjadi 3 Diskusikan tentang diit yang tidak merangsang peristaltik usus dan anjurkan nutrisi yang memadai 4 Jelaskan kebutuhan latihan dan istirahat yang seimbang 5 Berutahukan pasien untuk menghindari latihan fisik yang berat untuk beberapa minggu. 5 Kontrol kembali ke dokter sesuai tanggal yang ditentukan.

DIAGNOSA KEPERAWATAN IV Potensial kekurangan cairan dan elektrolit b.d demam dan pemasukan cairan yang tidak memadai Hasil yang diharapkan :

Pasien akan mempertahankan cairan dan elektrolit yang seimbang selama perawatan Kriteria Evaluasi :

Tidak ada tanda-tanda dehidrasi (bibir tidak kering, mukosa membran lembab, tidak sering kehausan, pemasukan cairan mencukupi.

Intervensi keperawatan

1 Kaji keadaan turgor kulit dan selaput lendir 2 Observasi tanda-tanda vital 3 Catat cairan masuk dan keluar 4 Beri cairan infus sesuai prgram medik 5 Beri diit sesuai program medik dan tingkatkan secara bertahap 6 Jaga pipa lambung yang ada, perhatikan warna cairan, jumlah dan karasteriktik

7 Laksanakan program medik.

DIAGNOSA KEPERAWATAN V Potensial kurang efektifnya pola napas sehubungan dengan pengaruh anastesi dan mobilisasi Hasil yang diharapkan : Pasien akan mempertahankan pola napas yang normal selama perawatan Kriteria Evaluasi : Bunyi di kedua paru bersih, tidak ada lendir, pernapasan 18 x/menit. Intervensi keperawatan 1 Kaji pola, suara, frekuensi pernafasan 2 Bantu pasien dan ajarkan untuk tirah baring, batuk dan napas dalam 3 Beri posisi setengah duduk 4 Mobilisasi dini

D. EVALUASI Untuk semua diagnosa sebagai standar evaluasinya adalah dengan berpatokan pada kriteria evaluasi masing-masing diagnosa dengan menggunakan ; S O A P /S O A P I E R E. PENDIDIKAN PASIEN-KELUARGA DAN RENCANA PENULANGAN Berikan pasien dan orang terdekat informasi verbal dan tertulis mengenai hal berikut : 1. Obat-obatan, termasuk nama obat, tujuan, dosis, jadwal, kewaspadaan, interaksi obat-obatan dan makanan/obat dan potensial efek samping 2. Perawatan insisi, termasuk penggantian balutan dan pembatasan mandi bila tepat 3. Indikator-indikator infeksi : demam, mengigil, nyeri insisi, kemerahan, bengkak dan keluar drainase purulent

4. Kewaspadaan pasca bedah : menghindari mengangkat objek berat (.>4,5 kg) selama 6 minggu pertama. 5. Menghindari enema untuk beberapa minggu pascaoprasi.

You might also like