You are on page 1of 8

RIBA & BUNGA BANK

BUNGA UANG
Bunga uang= rente=interest
Bunga uamg timbul dari sejumlah uang pokoknya/kapital/modal.

Dalam ilmu ekonomi :


Bunga dapat dipandang sebagai harga; harga yang dibayar untuk
penggunaan modal uang.
Juga dapat dianggap sebagai perbedaan nilai yaitu perbedaan nilai sejumlah
uang sekarang dengan jumlah uang yang akan diperoleh di kemudian hari
Fatwa MUI 16 des 2003 hasil rakernas MUI 14-16 des 2003 di HI tentang
bunga sbb;
Bunga ; tambahan yang dikenakan untuk transaksi pinjaman uang yang
diperhitungkan dari pokok pinjaman tanpa mempertimbangkan
pemanfaatan/hasil pokok tersebut, berdasarkan tempo waktu, dan
diperhitungkan secara pasti dimuka berdasarkan persentase.
Riba; tambahan/ziyadah /imbalan yang terjadi karena penangguhan dalam
pembayaran yang dijanjikan sebelumnya. Inilah yang disebut dengan riba
nasi’ah
Betulkah bunga itu mendekati riba? Atau
?sama dengan riba

 Riba itu haram sudah jelas.


 Yang belum jelas adalah apakah bunga bank = riba ?
 Ini yang menjadi perdebatan diantara para ulama.
 Namun jika diurut sejak th 1965 s.d sekarang,
mayoritas/paling banyak dan terkenal adalah ijma’
yang mengatakan bahwa bunga bank=riba. Antara
lain dikeluarkan oleh tiga lembaga ilmiah internasional
( yang terkenal dan dapat dijadikan standar daripada
pendapat satu atau dua ulama atau bahkan para
pakar ekonomi yang diwawancarai oleh media massa
atau karena diminta pendapatnya oleh pemerintah).
Lembaga-lembaga tersebut adalah ;
lanjutan

 pusat riset islam (institute of islamic research/ majma’ al buhuts Al


Ilamiyah) Al Azhar Mesir menyelenggarakan muktamar ulama2 Islam sedunia
pada bulan muharam 1385 H/Mei 1965 M (43 th yang lalu) yang dihadiri
utusan 35 negara membuahkan hasil keputusan :
 bunga dari berbagai jenis pinjaman adalah ribayang diharamkan, baik pinjaman
konsumtif maupun produktif
 banyak dan sedikitnya riba adalah haram sebagaimana QS ali Imron ; 130 ;
 meminjamkan sesuatu dengan bunga hukumnya haram dan tidak diperbolehkan
walaupun karena darurat atau keperluan. Bahkan meminjam dengan bunga
diharamkan juga
 lembaga fiqh (al majma’ al fiqhi) Rabithah Al Alam Islami Mekah ;
 konferensi ini dihadiri 300 pakar dan ahli di bidang fiqh, ekonomi dan keuangan dari
berbagai penjuru dunia, pada bulan rajab 1406 H/1985 M (23 th yang lalu)
memutuskan; bahwa bunga bank yang berlaku dalam perbankan konvensional adalah
riba yang diharamkan. Konferensi ini juga menggariskan pentingnya perencanaan bagi
terwujudnya bank tanpa bunga.
 sidang ke 9 keputusan yang no 6 dengan fatwa ;
 wajib bagi setiap muslim agar terhindar dari laknat Allah SWT untuk menjauhi setiap
transaksi riba, baik memberi, menerima atau membantu terlaksananya praktek riba
 lembaga ini puas dengan berdirinya lembaga keuangan islami sebagai alternatif dari
lembaga keuangan riba
Lanjutan

 Lembaga Fiqh Islam, Organisasi Konferensi Islam (OKI) Jeddah Arab Saudi,
22-28 des 1985
 Memutuskan ; setiap tambahan atas hutang yang telah jatuh tempo dan orang yang
berhutang tidak mampu membayarnya dan sebagai imbalan atas penundaannya itu,
juga tambahaan atas pinjaman yang ditetapkan di awal perjanjian maka kedua ini
adalah riba yang diharamkan dalam syariah.

 sidang OKI ke-2 di Karachi Pakistan Des 1970 menyepakati 2 hal ;


 praktek bank dengan sistem bunga adalah tidak sesuai dengan syariah islam
 perlu segera didirikan bank-bank alternatif yang menjalankan operasinya sesuai
dengan sariah
 Perkumpulan Ulama Saudi, pimpinan pusat da’wah, penyuluhan, kajian islam dan
fatwa Kerajaan Saudi Arabia mengeluarkan fatwa;
 Bahwa ” menghalalkan setiap bunga bank adalah kebohongan terhadap islam”
dasarnya QS al baqarah ; 79
 Lajnah Tarjih Sidoarjo tahun 1968
 - Riba hukumnya haram dengan nash sharih AlQuran dan al Sunnah
 Bank dengan sistem riba hukumnya haram dan bank tanpa riba hukumnya halal
 - Bunga yang diberikan kepada bank milik negara kepada para nasabahnya atau
sebaliknya yang selama ini berlaku, termasuk perkara musytabihat (meragukan)
 - Menyarankan kepada PP Muhammadiyah untuk mengusahakn terwujudnya sistem
perekonomian khususnya perbankan Islam
lanjutan
 Majlis Tarjih Wiradesa Pekalongan memutuskan ;
 Mengamanatkan kepada PP Muhammadiyah untuk segera dapat
memenuhi keputusan Sidoarjo tentang terwujudnya konsepsi
perekonomian khususnya lembaga perbankan yang sesuai kaidah
islam
 - Mendesak majlis tarjih Muhammadiyah untuk dapat mengajukan
konsepsi tersebut dalam muktamar yang akan datang
 Majlis Tarjih Garut 1976
 Memutuskan dan membahas hal-hal yang menyangkut pengertian
uang, atau harta, hak milik dan kewajiban pemilik uang menurut
islam
 Majlis Tarjih Malang 1989
 Memutuskan bahwa kospin hukumnya mubah karena tambahan
pembayaran pada kospin bukanlah riba tetapi dalam
pelaksanaannya perlu mengikuti beberapa hal, diantaranya;
hendaknya tambahan pembayaran /jasa tidak melampaui laju
inflasi
lanjutan

 Lajnah Bahsul Masail NU


 - Bunga bank termasuk haram karena = rente
 - Halal karena tidak ada syarat pada waktu akad, sedangkan adat yang berllaku tidak
dapat begitu saja dijadikan syarat
 - syubhat karena ahli hukum berselisih pendapat
 Tetapi demi prinsip kehati-hatian lajnah memutuskan bahwa yang lebih berhati-hati
untuk pilihan bunga adalah haram.
 Tahun 1982 diputuskan secara lengkap di sidang bandar lampung yang memutuskan;
merekomendasikan agar PBNU mendirikan bank islam NU dengan sistem tanpa bunga
 Lokakarya MUI di Cisarua, 18-20 Agustus 1990 (tahap 1 ttg bunga haram)
 Menyimpulkan 3 pendpat;
 haram karena riba
 syubhat dan halal (bukan riba)
 karena itu lokakarya meminta MUI agar mmbuat bank syariah karena yang
berpendapat haram dan syubhat jumlahnya lebih besar, skhirnya berdirilah bank
muamalat
 Dewan Syariah Nsional (DSN) th 2000 memfatwakan ; bunga bank tidak sesuai
dengan syariah ( tahap 2) penguatan tahap 1
 Fatwa MUI 16 Des 2003( tahap 3) penegasan kembali
 fatwa MUI
Fatwa MUI bahwa ”bunga itu
”haram
Riba di Zaman Nabi Muhammad SAW

You might also like