You are on page 1of 14

TUGAS INSTRUMEN ANALITIK

Oleh:

Nama : Arya Josua S NIM : 110405129

Universitas Sumatera Utara Fakultas Teknik Departemen Teknik Kimia 2012

1. REFRAKTOMETER

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur kadar/konsentrasi bahan terlarut, seperti gula, garam, protein, dll. Prinsip kerja dari refraktometer sesuai dengan namanya adalah memanfaatkan refraksi cahaya. 2. BURET Buret adalah alat gelas berbentuk silinder yang memiliki garis ukur dan sumbat keran pada bagian bawahnya. Alat ini digunakan untuk meneteskan sejumlah reagen cair dalam eksperimen titrasi. Buret sangatlah akurat, buret kelas A memiliki akurasi sampai dengan 0,05 cm3. Oleh karena presisi buret yang tinggi, pengukuran volume dengan buret harus hati-hati guna menghindari galat sistematik. Ketika membaca buret, mata harus tegak lurus dengan permukaan cairan untuk menghindari galat paralaks. Bahkan ketebalan garis ukur juga memengaruhi, bagian bawah meniskus cairan harus menyentuh bagian atas garis. Kaidah yang umumnya digunakan adalah dengan menambahkan 0,02 mL jika bagian bawah meniskus menyentuh bagian bawah garis ukur. Oleh karena presisinya yang tinggi, satu tetes cairan yang menggantung pada ujung buret harus ditransfer ke labu penerima, biasanya dengan menyentuh tetasan itu ke sisi labu dan membilasnya ke dalam larutan dengan pelarut.

3. DO-METER

DO-Meter adalah Alat pengukur kadar oksigen terlarut dalam air. Alat ini digunakan untuk menguji kualitas air, yaitu nilai COD (Chemical Oxygen Demand) dan BOD (Biochemical Oxygen Demand). Alat ini sangat mudah digunakan dan praktis. DO-Meter banyak dipakai di-pertambakan/akuakultur untuk memonitor kadar oksigen terlarut air yang sangat vital di budidaya ikan dan udang. Di bidang industry, DO-Meter digunakan untuk pengecekan kualitas keluar dan masuk air di tempat penjernihan.. 4. DESIKATOR Desikator atau Eksikator yaitu sebuah alat yang terbuat dari kaca berbentuk panci bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering seperti silika gel sehingga pengaruh uap air selama pengeringan dapat diserap oleh silika gel tersebut. Karena terbuat dari kaca yang tebal, maka Desikator tergolong peralatan laboratorium yang berbobot. Terutama karena penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi vaseline. Desikator atau Eksikator berfungsi sebagai tempat menyimpan sampel yang harus bebas air, mengeringkan dan mendinginkan sample yang akan di gunakan untuk uji kadar air

Desikator/eksikator ada 2 macam, yaitu Desikator biasa dan Desikator vakum (Vacum) Cara menggunakan Desikator/eksikator : Cara membuka tutup desikator adalah dengan menggesernya ke samping. Letakkan sampel yang baru keluar dari oven atau yang akan di keringkan dan didinginkan Lalu tutup kembali dengan cara yang sama dengan cara membukanya tadi yaitu di geser kesamping. Perhatikan Silika gel yang berfungsi sebagai penyerap uang air. Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru; jika silika gel sudah berubah menjadi merah muda maka perlu dipanaskan dalam oven bersuhu 105 oC sampai warnanya kembali biru. 5. TURBIDIMETER

Turbidimeter merupakan alat yang digunakan untuk menguji kekeruhan. Satuan kekeruhan dari nephelometer dikalibrasi disebut Nephelometric Kekeruhan Unit (NTU). Metode pengukuran turbiditas dapat dikelompokkan dalam tiga golongan, yaitu : a. Pengukuran perbandingan intensitas cahaya yang dihamburkan terhadap intensitas cahaya yang datang; b. Pengukuran efek ekstingsi, yaitu kedalaman dimana cahaya mulai tidak tampak di dalam lapisan medium yang keruh; c. Instrumen pengukur perbandingan Tyndall disebut sebagai Tyndall meter. Dalam instrumen ini intensitas diukur secara langsung. Sedang pada nefelometer, intensitas cahaya diukur dengan larutan standar. Turbidimeter meliputi pengukuran cahaya yang diteruskan. Turbiditas berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan, tetapi turbiditas tergantung. juga pada warna. Untuk partikel yang lebih kecil, rasio Tyndall sebanding dengan pangkat tiga dari ukuran partikel dan berbanding terbalik terhadap pangkat empat panjang gelombangnya.

6. VISKOSIMETER Viskosimeter adalah alat ukur kekentalan yang memberikan peneliti suatu instrumen yang canggih untuk menentukan secara rutin viskositas absolut cairan dalam volume sampel kecil. Ada beberapa hal yang mempengaruhi akurasi dari alat ini, misalnya: a) Dipakai pada cone dan plate b) Ukuran sample c) Waktu yang dibutuhkan untuk memungkinkan sampel untuk menstabilkan pada pelat sebelum terbaca d) Kebersihan kerucut dan plat e) Jenis bahan, tinggi atau rendah viskositas, ukuran partikel f) Tipe cone, cone rentang yang lebih rendah memberikan akurasi yang lebih tinggi g) Shear rate ditempatkan untuk sampel Prosedur Kalibrasi untuk Viskosimeter : 1. Atur jarak antara cone spindle dengan plate sesuai dengan Instruction Manual 2. Pilih viscosity standard yang akan memberikan nilai pembacaan antara 10% hingga 100% dari Full Scale Range (FSR). Sebaiknya pilih standard dengan nilai mendekati 100% FSR. 3. Masukkan sample ke dalam cup dan biarkan selama 15 menit untuk mencapai suhu setting 4. Lakukan pengukuran dan catat hasilnya baik % Torque dan cP. Catatan : a. Spindle harus berputar minimum 5 putaran sebelum pengukuran diambil. b. Penggunaan standard pada rentang 5 cP s.d 5.000 cP dianjurkan untuk instrument cone/plate. Jangan gunakan viscsity standard diatas 5.000 cP. Toleransi dari viscometer Brookfield adalah 1% dari Full Scale Range (FSR). FSR adalah nilai maksium yang mampu diukur oleh alat dengan kombinasi setting Spindle dan Kecepatan putar spindle yang kita tetapkan. Sedangkan toleransi dari cairan standard adalah 1% dari nilai viscosity cairan yang bersangkutan

7. SPEKTROFOTOMETER

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan cara melewatkan cahaya dengan panjang gelombang tertentu pada suatu obyek kaca atau kuarsa yang disebut kuvet. Sebagian dari cahaya tersebut akan diserap dan sisanya akan dilewatkan. Nilai absorbansi dari cahaya yang dilewatkan akan sebanding dengan konsentrasi larutan di dalam kuvet. Spektrofotometer dibagi menjadi dua jenis yaitu spektrofotometer single-beam dan spektrofotometer double-beam. Perbedaan kedua jenis spektrofotometer tersebut hanya pada pemberian cahaya, dimana pada single-beam, cahaya hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi dari larutan yang dimasukan. Berbeda dengan single-beam, pada spektrofotometer double-beam, nilai blanko dapat langsung diukur bersamaan dengan larutan yang diinginkan dalam satu kali proses yang sama. Prinsipnya adalah dengan adanya chopper yang akan membagi sinar menjadi dua, dimana salah satu melewati blanko (disebut juga reference beam) dan yang lainnya melewati larutan (disebut juga sample beam). Dari kedua jenis spektrofotometer tersebut, spektrofotometer doublebeam memiliki keunggulan lebih dibanding single-beam, karena nilai absorbansi larutannya telah mengalami pengurangan terhadap nilai absorbansi blanko. Selain itu, pada single-beam, ditemukan juga beberapa kelemahan seperti perubahan intensitas cahaya akibat fluktuasi voltase. Spektrofotometri merupakan suatu metoda analisa yang didasarkan pada pengukuran serapan sinar monokromatis oleh suatu lajur larutan berwarna pada panjang gelombamg spesifik dengan menggunakan monokromator prisma atau kisi difraksi dengan detektor fototube. Alat ini sering digunakan dalam metoda tersebut.

8. KALORIMETER

Kalorimeter adalah alat untuk menentukan kalor jenis tipis yang dimasukkan dalam bejana tembaga yang lebih besar. Pada alasanya diberi ganjalan beberapa potong gabus. Pada prinsipnya, antara bejana kecil (dinding dalam) dengan bejana besar (dinding luar) dibatasi oleh bahan yang tidak dapat dialiri kalor (adiabatic). Kemudian, diberi tutup yang mempunyai dua lubang untuk memasukkan / tempat thermometer dan pengaduk. Pengukuran kalor jenis dengan kalorimeter didasarkan pada asas Black, yaitu kalor yang diterima oleh kalorimeter sama dengan kalor yang diberikan oleh zat yang dicari kalor jenisnya. Hal ini mengandung pengertian jika dua benda yang berbeda suhunya saling bersentuhan, maka akan menuju kesetimbangan termodinamika. Suhu akhir kedua benda akan sama. 9. KONDUKTOMETER

Konduktometer adalah alat yang digunakan untuk menentukan daya hantar suatu larutan dan mengukur derajat ionisasi suatu larutan elektrolit dalam air dengan cara menetapkan

hambatan suatu kolom cairan. Konduktometer juga memiliki kegunaan yang lain yaitu mengukur daya hantar listrik yang diakibatkan oleh gerakan partikel di dalam sebuah larutan. Prinsip kerja konduktometer adalah bagian konduktor atau yang di celupkan dalam larutan akan menerima rangsang dari suatu ion-ion yang menyentuh permukaan konduktor, lalu hasilnya akan diproses dan dilanjutkan pada outputnya yakni berupa angka. Semakin banyak konsentrasi suatu misel dalam larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya karena semakin banyak ion-ion dari larutan yang menyentuh konduktor dan semakin tinggi suhu suatu larutan maka semakin besar nilai daya hantarnya, hal ini karena saat suatu partikel berada pada lingkungan yang suhunya semakin bertambah maka pertikel tersebut secara tidak lansung akan mendapat tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel semakin tinggi (gerakan molekil semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan. 10. pH-METER

pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai pH / tingkat keasaman suatu zat. Sebelum digunakan, pH meter dikalibarasi terlebih dahulu menggunakan larutan buffer.

11. ROTAVAPOR

Rotavapor adalah alat yang digunakan untuk memisahkan zat-zat dari suatu campuran. Misalnya untuk memisahkan pelarut n-heksana yang digunakan untuk megektraksi minyak dari suatu bahan.

12. NERACA OHAUSS

Neraca digunakan untuk mengukur massa benda. Neraca Ohauss ini berguna untuk mengukur massa benda atau logam dalam praktek laboratorium. Kapasitas beban yang

ditimbang dengan menggunakan neraca ini adalah 311 gram. Tingkat ketelitian alat ini lebih baik daripada neraca pasar yang sering dijumpai di toko-toko atau di warung. Neraca Ohaus adalah alat ukur massa benda dengan ketelitian 0.01 gram. Prinsip kerja neraca ini adalah sekedar membanding massa benda yang akan dikur dengan anak timbangan. Anak timbangan neraca Ohaus berada pada neraca itu sendiri. Kemampuan pengukuran neraca ini dapat diubah dengan menggeser posisi anak timbangan sepanjang lengan. Anak timbangan dapat digeser menjauh atau mendekati poros neraca . Massa benda dapat diketahui dari penjumlahan masing-masing posisi anak timbangan sepanjang lengan setelah neraca dalam keadaan setimbang. Ada juga yang mengatakan prinsip kerja massa seperti prinsip kerja tuas. Banyaknya skala dalam neraca bergantung pada neraca lengan yang digunakan. Setiap neraca mempunyai skala yang berbeda-beda, tergantung dengan lengan yang digunakannya. Ketelitian neraca merupakan skala terkecil yang terdapat dalam neraca yang digunakan disaat pengukuran.

13. NERACA DIGITAL/ELEKTRONIK

Fungsi dari neraca elektrik maupun bukan elektrik secara umum adalah sebagai alat pengukur massa. Kegunaan neraca ini tergantung dari skala dari neraca tersebut misal neraca/timbangan elektrik yang ada di pasar swalayan dengan yang di laboratorium tentu sensitivitas dan skala neracanya jauh berbeda. Secara umum proses meninbang dengan neraca elektronik/digital adalah: 1. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.

Pastikan timbangan menunjukkan angka nol( jika tidak perlu di koreksi). Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan tersebut. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan/Neraca elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif, hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka nol harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol, dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek. Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus diperbaiki oleh suatu agen (supplier). Kebersihan timbangan harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas (tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak timbangan. 2. 3. 4. 5. 14. NERACA DENGAN KETELITIAN SEDANG Alat ini digunakan untuk menimbang bahan dengan ketelitian alat sedang (0.01-0.001 gram). Selain itu digunakan pula untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan, akan tetapi bukan yang digunakan untuk standarisasi

15. NERACA DENGAN KETELITIAN TINGGI : SARTORIUS Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan dengan ketelitian tinggi (0.0001 gram). Serta digunakan untuk menimbang bahan kimia dalam proses pembuatan larutan untuk uji kuantitatif dan proses standarisasi. Selain itu berfungsi untuk menimbang sampel / bahan dalam analisis kuantitatif. Neraca analitik jenis ini yang sering digunakan di laboratorium kimia.

16. TIMBANGAN PENGHITUNG SATUAN (Counting Scale) Timbangan ini berfungsi untuk menghitung barang barang kecil yang bila dilakukan akan memakan waktu. Semisal Baut dan Mur, Kancing, Tablet obat dll. Kerja timbangan ini adalah dengan menimbangkan sample dulu ketimbangan. Misalnya 10 biji kancing. Selanjutnya berat kancing itu akan disimpan didalam memori timbangan itu untuk jumlah 10 kancing. Setelah itu berapapun kancing yang dimasukan kedalam timbangan akan bisa dihitung berat dan jumlahnya oleh timbangan tersebut.

17. TIMBANGAN KADAR AIR (Moisture Balance) Timbangan tersebut sangatlah unik yaitu bisa mengeluarkan panas. Jadi kegunaan timbangan tersebut adalah untuk mengetahui seberapa banyak kadar air yang tersembunyi dalam setiap barang yang ditest. Cara kerja timbangan tersebut adalah sebagai berikut : Barang yang akan ditest kadar airnya ditimbang terlebih dahulu. Setelah didapat beratnya kemudian barang tersebut dipanaskan oleh system pemanas dari timbangan. Setelah dipanasi kemudian barang tersebut ditimbang lagi. Perbandingan antara berat barang yang basah / belum dipanasi dengan barang yang sudah kering setelah dipanasi itulah yang menjdi pengukuran kadar airnya.

18. HYGROMETER Hygrometer digunakan untuk mengukur kelembaban udara relative (RH). Hygrometer mempunyai prinsip kerja yaitu dengan menggunakan dua thermometer. Thermometer pertama dipergunakan untuk mengukur suhu udara biasa dan yang kedua untuk mengukur suhu udara jenuh/lembab (bagian bawah thermometer diliputi kain/kapas yang basah). Thermometer Bola

Kering: tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya. Thermometer Bola Basah: tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi. Hal-hal yang sangat mempengaruhi ketelitian pengukuran kelembaban dengan mempergunakan Hygrometer ialah : 1. Sifat peka, teliti dan cara membaca thermometer-thermometer 2. Kecepatan udara melalui Thermometer bola basah 3. Ukuran, bentuk, bahan dan cara membasahi kain 4. Letak bola kering atau bola basah 5. Suhu dan murninya air yang dipakai untuk membasahi kain Higrometer terdapat dua skala, yang satu menunjukkan kelembaban yang satu menunjukkan temperatur. Cara penggunaannya dengan meletakkan di tempat yang akan diukur kelembabannya, kemudian tunggu dan bacalah skalanya. skala kelembaban biasanya ditandai dengan huruf h dan kalau suhu dengan derajat celcius. Ada bentuk higrometer lama yakni berbentuk bundar atau berupa termometer yang dipasang didinding. Cara membacanya juga sama, bisa dilihat pada raksanya di termometer satu yang untuk mengukur kelembaban dan satu lagi yang mengukur suhu. yang bundar ya dibaca skalanya. Perlu diperhatikan pada saat pengukuran dengan hygrometer selama pembacaan haruslah diberi aliran udara yang berhembus kearah alat tersebut, ini dapat dilakukan dengan mengipasi alat tersebut dengan secarik kertas atau kipas. Sedangkan pada slink, alatnya harus diputar. Sebuah sistem kalibrasi higrometer telah dirancang dan dibuat dalam rangka peningkatan kemampuan kalibrasi higrometer untuk menghasilkan sebuah sistem kalibrasi yang dapat memberikan kemampuan ukur terbaik di bawah 2,5%. Sistem yang dibangun memanfaatkan prinsip kerja divided flow atau aliran terbagi. Pengujian dilakukan terhadap sistem tersebut pada rentang kelembaban relative yang biasa dipakai untuk melakukan kalibrasi, yaitu dari 10% hingga 95%. Pengukuran ketidakseragaman test chamber telah dilakukan pada rentang kelembaban tersebut dengan menggunakan dua buah sensor. Hasil akhir pengujian menunjukkan sistem yang dibangun mampu memberikan kemampuan ukur terbaik masing-masing adalah 0,62% pada RH 10% dan 0,51% pada RH 60% dan 95%.

19. DENSITOMETER

Densitometer adalah alat yang dipakai untuk mengukur Density suatu benda yang memantulkan cahaya (reflection densitometer) atau yang meneruskan cahaya (transmission densitometer); di dalam industri grafika densitometer digunakan antara lain: Mengukur kepekatan film separasi (standard density: >= D3.7)

Mengukur kepekatan tinta cetakan, nilai density ini memiliki korelasi dengan ketebalan tinta tetapi tidak sepenuhnya porposional (Status T, nilai-nilai dibawah ini merupakan contoh anjuran salah satu pabrik tinta) Densitometer tidak dapat dipakai untuk mengukur warna, karena nilai yang dipresentasikan berdasarkan panjang gelombang cahaya tertentu (lihat fungsi diagram kepekatan); Sekarang ini pengukuran kepekatan warna (density) digunakan alat pengukur warna seperti Spectrophotometer yang mengukur data spektral warna, nilai density merupakan hasil perhitungan dari data spektral tersebut.

You might also like