You are on page 1of 3

Kelainan saat persalinan 1.

Kelainan His Kelainan his adalah salah satu yang menyebabkan factor persalinan yang sulit.his yang tidak normal dalam kekuatannya menyebabkan hambatan pada jalan lahir. Yang lazim terdapat dalam persalinan dan jika tidak diatasi maka persalinan akan mengalami hambatan. a. Inersia uteri Inersia uteri merupakan kelainan yang terletak dalam kontraksi uterus yang lebih lemah, singkat dan jarang dari biasanya. Kelemhan his yang timbul sejak awal permulaan persalinan disebut inersia uteri primer atau hypotonic uterine contraction. Apabila his timbul setelah berlangsung his yang kuat dalam waktu yang lama atau his yang timbul setelah adanya his yang normal disebut inersia uteri sekunder. Dalam buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal didiagnosis inersia uteri apabila ditemukan kurang dari 3 his per 10 menit dan lamanyan his kurang dari 40 detik. Inersia uteri terjadi karena proses penuaan pada jaringan reproduksi dan jalan lahir. Penyebab lain adalah infeksi intrauterine dan kelelahan pada ibu. b. Hypertonic Uterine contraction ( Coordinated hypertonic uterine contraction) Hypertonic uterine contraction disebut juga tetani uteri. Pada keadaan ini his yang ditimbulkan terlampau kuat menyebabkan partus kurang presipatus yaitu persalinan persalinan selesai dalam waktu kurang dari 3 jam. Pasien merasa sakit yang terus menerus dan gelisah, jka tidak diberi pengobatan regangan segmen bawah uterus melampaui kekuatan jaringan maka akan terjadi rupture uteri. c. Incoordinated uterine action (Incoordinated hypertonic uterine contraction) Incoordinated uterine action adalah sifat his yang selalu berubah. Pada keadaan ini tonus otot meningkat diluar his dan kontraksi berlangsung seperti biasa karena tidak ada koordinasi kontraksi antara bagian-bagian uteri akibatnya tidak efisien untuk mengadakan pembukaan. Ada kalanya persalinan tidak mengalami kemajuan karena kelainan pada serfik yang dinamakan distosia servikalis. 2. Persalian Lama Menurut buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal persalinan lama adalah persalinan yang telah berlangsung selama 12 jam atau lebih tanpa kelahiran bayi dan fase laten melebihi 8 jam. Faktoe etiologinya yaitu kelainan letak janin, kelainan panggul, kelainan his, pimpinan partus yang salah, janin besar, primitua dan ketuban pecah dini. Gejala klinik ibu merasa gelisah, lesu, suhu tubuih badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, dan pernapasan cepat. Sedangkan pada janin yaitu denyut jantung janin tidak teratur, air ketuban terdapat mekonium kental kehijauan, berbau, kematian janin dalam kandungan dan kematian janin intrapartum. 3. Perdarahan Pasca Persalinan (Post Partum) Perdarahan pasca persalinan (post partum) adalah perdarahan pervaginam yang melebihi 500 ml setelah persalinan. Perdarahan pasca persalinan yang terjadi selama 24 jam pertama disebut perdarahan postpartum primer. Jika perdarahan post partum berlanjut lebih dari 24 jam disebut perdarahan post partum sekunder.Sebab-sebab perdarahan post partum primer atonia uteri, perlukaan jalan lahir, terlepasnya sebagian

plasenta dari uterus, retensio plasenta, trauma persalinan (rupture uteri) dan gangguan pembekuan darah. Sebab-sebab perdarahan post partum sekunder adalah masih tersisanya plasenta, infeksi yang menimbulkan subinvolunsi bekas implantasi plasenta, trauma persalinan bekas SC dan pemb uluh darah yang terbuka. 4. Ruptur Uteri Rupture uteri merupakan robekan pada uterus yang ditemukan pada sebagian bagian bawah uterus. Robekan dapat diakibatkan adanya riwayat SC, janin terlalu besar, dan kehamilan dengan peregangan rahim yang berlebihan. 5. Malpresentasi Dan Malposisi Pada keadaan ini janin tidak berada pada presentasi dan posisi yan normal yang memungkinkan terjadinya partus lama. 6. Ketuban Pecah Dini Penyebab ketuban pecah dini belum diketahui secara pasti, tetapi beberapa bukti menunjukan bakteri yang dapat menyebabkan iritasi akan menghancurkan selaput ketuban. Patofisiologinya : Efek kromosom kelainan kolagen serta infeksi (65%). Kolagen terdapat pada lapisan kompakte amnion, fibroblast, jaringan retikuler korion dan tropoblas. Sintesis dan degradasi kolagen jaringan diatur oleh inhibisi interleukin-1 da prostaglandin. Jika terjadi infeksi makan interleukin-1 (IL-1) dan prostaglandin akan meningkat sehingga terjadi kolagenase jaringan yang mengalami depolimerasi kolagen pada selaput amnion mengakibtkan selaputnya menjdi tipis, lemah dan mudah pecah. 7. Emboli Cairan Ketuban Emboli cairan ketuban dapat menyumbat arteri pulmoner ibu. Dapat menyebabkan denyut jantung cepat , irama jantung tidak teratur, kolaps, syok, henti jantung dan kematian. 8. Trauma Perineum Trauma perineum terjadi karena desakan bagian tubuh janin secara tiba-tiba sehingga kulit jaringan perineum robek. Trauma perineum dibagi menjadi 4 tahapan : a. Derajat 1 : Luka pada lapisan kulit dan lapisan mukosa saluran alat kelamin. b. Derajat 2 : Luka sudah mencapai otot. c. Derajat 3 : Daerah yang terkena lebih luas. d. Derajat 4 : Luka sampai ke otot-otot anus. Trauma perineum terjadi pada ukuran janin yang terlalu besar, proses pesalinan lama dan penggunaan alat bantu persalinan. 9. Distosia Bahu Distosia bahu adalah salah satu bahu tertahan dijalan lahir. 10. Retensio Plasnta Retensio plasenta adalah plasenta yang tidak keluar lebih dari 30 menit. Pada keadaan ini dapat terjadi perdarahan pada ibu karena menghambat kontraksi otot uterus.

11. Plasenta Previa Plasenta previa adalah letak plasenta yang abnormal berapa pada segmen bawa uterus sehingga menghalangi jalan lahir. Klasifikasi plasenta previa adalah : a. Plasenta previa letak rendah b. Plasenta previa marginal c. Plasenta previa parsial d. Plasenta previa komplit 12. Eklamsi Dan Preeklamsia Pre eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias : hipertensi, proteinuri, dan edema. Eklampsia adalah kelainan akut pada wanita hamil, dalam persalinan atau nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma. Sumber Saifuddin, Abdul Bari. Hanifa, Gulardi. Waspodo, Joko dkk. 2010. buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Sagung Seto : Jakarta

You might also like