You are on page 1of 14

Ragam Bahasa Filosof dan Ragam Bahasa Jurnalistik

Kel 06 Absen 26, 27, 28, 29, 30

ragam bahasa
Menurut Kamus Linguistik, ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara, dan orang yang dibicarakan, dan menurut medium pembicaraan (2001: 184)

Filosofis
Filosofis, berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kata philein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinya kebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran. Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatu pengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatu untuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan. Untuk mencapai dan menemukan kebenaran tersebut, masing-masing filosof memiliki karakteristik yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Demikian pula kajian yang dijadikan obyek telaahan akan berbeda selaras dengan cara pandang terhadap hakikat segala sesuatu.

Next....
Bahasa Indonesia termasuk bahasa aglutinatif, yaitu bahasa yang kosakatanya dapat ditempeli bentuk lain berupa imbuhan atau afiks. Imbuhan atau afiks mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu.

Oleh karena dimilikinya sifat ini maka imbuhan atau afiks memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata bahasa Indonesia. (Nero, 2007: 19).

Next....
Dalam bahasa Indonesia imbuhan terdiri atas awalan, sisipan, akhiran, dan gabungan awalan dan akhiran atau konfiks. Contoh awalan di dalam bahasa Indonesia adalah; me(N)-, be(R)-, di-, te(R), pe(N)-, pe(R)-, dan ke-; contoh sisipan adalah -el-,dan-em; contoh akhiran adalah kan dan -i; contoh gabungan awalan dan akhiran adalah kean. (Nero, 2007: 19).

Next....
Pada umumnya, filsuf dari berbagai negeri menuliskan ide dan pemikirannya dalam bahasa ibu seperti Jerman, Perancis, Belanda, Inggris dan Amerika. Pemikiran para filsuf itu banyak diterjemahkan ke dalam bahasa lain, terutama Inggris. Namun, tidak semua istilah dalam bahasa aslinya ada padanannya dalam bahasa sasaran (bahasa target). Beberapa penyebab adalah: a. Bahasa tertentu memiliki karakteristik atau ciri tertentu yang membedakannya dari bahasa lain. b. Ide atau gagasan filsuf cukup canggih dan mengandung muatan yang tidak sederhana sehingga perlu istilah atau kata khas untuk mendukung penyampaian gagasan itu secara memadai bagi pembaca.

Bahasa jurnalistik
Bahasa jurnalistik atau biasa disebut dengan bahasa pers, merupakan salah satu ragam bahasa kreatif bahasa Indonesia di samping terdapat juga ragam bahasa akademik (ilmiah, ragam bahasa usaha (bisnis), ragam bahasa filosofik, dan ragam bahasa literer (Sudaryanto, 1995). Dengan demikian bahasa jurnalistik memiliki kaidah-kaidah tersendiri yang membedakannya dengan ragam bahasa yang lain.

Next....
Bahasa jurnalistik merupakan bahasa yang digunakan oleh wartawan (jurnalis dalam menulis karya-karya jurnalistik di media massa). (Anwar, 1991). Dengan demikian, bahasa Indonesia pada karya-karya jurnalistiklah yang bisa dikategorikan sebagai bahasa jurnalistik atau bahasa pers. Bukan karya-karya opini (artikel dan esai).

Next....
Di dalam bahasa Jurnalistik itu sendiri juga memiliki karakter yang berbeda-beda berdasarkan jenis tulisan apa yang akan terberitakan. Bahasa jurnalistik yang digunakan untuk menulisan reportase investigasi tentu lebih cermat bila dibandingkan dengan bahasa jurnalistik yang digunakan dalam penulisan features. Bahkan bahasa jurnalistik pun sekarang sudah memiliki kaidah-kaidah khas seperti dalam penulisan jurnalisme publik dan perdamaian (McGoldrick dan Lynch, 2000)

Prinsip Dasar Bahasa Jurnalistik


Bahasa jurnalistik merupakan bahasa komunikasi massa sebagai tampak dalam harian-harian surat kabar dn majalah. Dengan fungsi yang demikian itu bahasa jurnalistik itu harus jelas dan mudah dibaca dengan tingkat ukuran inteletual minimal. Menurut JS Badudu (1988)

Next....
Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas yaitu diantaranya: 1. Singkat, artinya bahasa jurnalistik harus menghindari penjelasan yang panjang dan bertele-tele. 2. Padat, artinya bahasa jurnalistik yang singkat itu sudah mampu menyampaikan informasi yang lengkap. Semua yang diperlukan pembaca sudah tertampung didalamnya. Menerapkan prinsip 5 w 1h. 3. Sederhana, artinya bahasa pers sedapat-dapatnya memilih kalimat tunggal dan sederhana, bukan kalimat majemuk yang panjang, rumit, dan kompleks. Kalimat yang efektif, praktis, sederhana pemakaian kalimatnya, tidak berlebihan pengungkapannya (bombastis)

Next....
4. Lugas, artinya bahasa jurnalistik mampu menyampaikan pengertian atau makna informsi secara langsung dengan menghindari bahasa yang berbungabunga . 5. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati.

Next....
6. Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khlayak umum (pembaca). Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan/pengertian makna yang berbeda, menghindari ugkapan bersayap atau bermakna ganda (ambigu). gas, menarik, lancar, dan jelas. 7. Menarik, artinya dengan menggunakan pilihan kata yang masih hidup, tumbuh, dan berkembang. Menghindari kata-kata yang sudah mati. 8.Jelas, artinya informasi yang disampaikan jurnalis dengan mudah dapat dipahami oleh khlayak umum (pembaca)..

You might also like